Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sampah,sebuah kata yang sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga kita. Jika kita
mendengar kata sampah, maka hal yang terlintas dalam pikiran kita adalah segala sesuatu yang
dibuang, sudah tidak dipakai lagi, kotor, berbau tidak sedap serta menjijikan. Selama ini sampah
masih menjadi salah yang dihadapi masyarakat, baik itu masyarakat dipedesaan maupun di
perkotaan. Manusia tidak luput dengan adanya sampah, Menurut definisi undang - undang
pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari -
hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk padat. Manik (2003) mendefinisikan
sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang,
yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Murtadho dan gumbira (1998) membedakan sampah atas
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik meliputi limbah padat semi basah
berupa bahan-bahan organik yang umumnya berasal dari limbah pertanian. Sedangkan sampah
anorganik berupa sampah padat yang cukup kering dan sulit terurai oleh mikro organism karena
memiliki rantai karbon yang panjang dan kompleks seperti kaca, besi, plastik, dan lainnya

Sampah dapat berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga,
pertokoan (kegiatan komersial/perdaganan), penyapuan jalan, taman, atau tempat umum lainnya,
dan kegiatan lain seperti dari industri dengan limbah yang sejenis sampah. Berdasarkan undang -
undang nomor 18 tahun 2008 sampah dibedakan menjadi 3 yaitu Sampah rumah tangga, sampah
sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik

Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap
yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan,
rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi
pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan
kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi
lingkungan sekitarnya. Sampah yang dibuang begitu saja ternyata juga berkontribusi dalam
mempercepat pemanasan global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4). Gas metan itu
sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2. Gas metan
berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar
1,3° Celsius per tahun (Norma Rahmawati, 2012). Selain itu tradisi membuang sampah disungai
dapat mengakibatkan pendangkalan yang demikian cepat sehingga dapat menyebabkan banjir
dan juga mencemari sumber air permukaan karena pembusukan sampah tersebut. Lokasi dan
pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang
seperti lalat, tikus dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit Manik (2003).

Di Desa Tempur, pengelolaan sampah dilakukan dengan cara dibakar dan dibuang ke
sungai. Di Dukuh Karangrejo sendiri, sudah terdapat bak tempat sampah, namun keadaan pintu
bak sampah masih terbuka dan menghadap aliran sungai, sehingga selama ini sampah tersebut
masih bisa dijangkau oleh binatang dan mencemari sungai.
Pada bulan september tahun 2017, terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare. Dilakukan
pengecekan pada air yang digunakan oleh warga setempat, dan ditemukan bakteri E.Coli.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka akan dilakukan upaya pengelolaan sampah di Dukuh
Karangrejo, Desa Tempur, Kabupaten Jepara.

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan sampah pada masyarakat
lingkungan Dukuh Karangrejo Desa Tempur Kabupaten Jepara?

C. TUJUAN
Untuk melakukan upaya peningkatan pengelolaan sampah pada masyarakat
lingkungan Dukuh Karangrejo Desa Tempur Kabupaten Jepara.

D. MANFAAT

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah wawasan serta memberikan landasan ilmiah mengenai upaya peningkatan


pengelolaan sampah.

2. Manfaat Untuk Pelayanan Kesehatan


Memberikan contoh inovasi upaya peningkatan pengelolaan sampah.

3. Manfaat Untuk Penelitian

Sebagai landasan untuk penelitian lebih lanjut.

4. Manfaat Untuk Masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan pada masyarakat mengenai pengelolaan sampah


yang baik.

Anda mungkin juga menyukai