Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tahunan Upaya Kesehatan KIA KB ini disusun sebagai gambaran umum pelaksanaan

Program KIA KB selama Tahun 2017 di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Morokrembangan Surabaya.

Surabaya, 2 Januari 2018

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Morokrembangan

dr. Fitriah Wahyuningsih

Pembina

NIP. 19731025 200604 2 014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang paling dasar dan terdepan
dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Melalui program
pelayanan puskesmas, diharapkan akan tercapai masyarakat yang mandiri menuju sehat sesuai
dengan visi Departemen Kesehatan. Program puskesmas terdiri dari program kesehatan dasar
yaitu Program Promosi Kesehatan, Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga
Berencana, Program Pemberantasan Penyakit Menular, Program Peningkatan Gizi, Program
Kesehatan Lingkungan, Program Pengobatan dan Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(Mubarak, 2009).
Salah satu program pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yaitu program pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang di tujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur)
untuk berpartisipasi sebagai peserta KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita (Konas, 2003; WHO, 2002).
Tingginya angka kematian dan kesakitan ibu serta kematian bayi di Indonesia menjadi
perhatian pemerintah dan WHO. Laporan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 mencatat AKI di Indonesia telah berhasil di turunkan dari 307/100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI), 2007). Angka
Kematian Bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan kematian
balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari
tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan
mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus.
Dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia, sistem pencatatan
dan pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat untuk memantau
kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, bayi dan balita juga untuk menilai sejauh mana kebarhasilan
program serta sebagai bahan untuk membuat perencanaan di tahun berikutnya.
Namun demikian masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMN 2010 –
2014 yaitu 118/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 dan target Milleneum Development
Goals (MDGs) yaitu 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Sistem pencatatan dan pelaporan dimulai dengan mencatat seluruh ibu hamil, bayi baru
lahir, bayi dan balita. Serta berjenjang hasil pencatatan tersebut dilaporkan oleh Bidan
Puskesmas ke Dinkes Kota, Dinkes Kota ke Dinkes Pemprov, Dinkes Pemprov ke Depkes. Pada
tingkat Puskesmas analisa yang dilakukan adalah menilai hasil cakupan kunjungan ibu hamil,
persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan nifas, penanganan komplikasi obstetrik dan
neonatal, cakupan pelayanan KB, kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan kunjungan balita.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi dimasyarakat khususnya ibu dan
anak, maka pelayanan di fasilitas kesehatan perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu
, mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif. Dan setiap kegiatan
pelayanan memerlukan pedoman dalam melakukan kegiatannya yang dipakai sebagai acuan
untuk berkegiatan. Pedoman disini berupa panduan umum yang bisa dijadikan acuan. Upaya
kesehatan perorangan khususnya poli Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana meliputi
kegiatan didalam gedung baik pengobatan maupun penyuluhan yang terintegrasi dengan poli /
unit lainnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hasil pencapaian program baik yang bersifat wajib maupun

pengembangan selama Tahun 2017, sehingga dapat dilakukan analisa masalah apa

saja yang menjadi faktor penghambat atau pendorong keberhasilan suatu program

dan dicari berbagai upaya untuk meminimalisir permasalahan tersebut.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai dengan

perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul sehingga menjadi

penghambat terhadap keberhasilan program.

b. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program

satu tahun berikutnya.

c. Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas UPTD

Puskesmas Morokrembangan
BAB II

LAPORAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pengkajian PHBS Rumah Tangga

A. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Kegiatan ketepatan ibu hamil resti untuk control dilaksanakan oleh semua bidan

yang ada didalam unit KIA KB. Kegiatan tersebut berfungsi untuk mengetahui berapa

banyak jumlah ibu hamil resti yang control kehamilan dengan tepat waktu di

Puskesmas Morokrembangan. Sehingga semua ibu hamil resti dapat terpantau di

wilayah kerja Puskesmas Morokrembangan.

B. Resume Kegiatan (memuat 5W + 1H) = SOP

Pengkajian Ketepatan Bumil Resti untuk Rutin Kontrol dilakukan dengan tahapan :

1. Pengumpulan data bumil resti yang diambil dari seluruh Posyandu di wilayah

kerja Puskemas Morokrembangan.

2. Metode pengambilan data dengan menyebar laporan yang sudah disederhanakan

oleh penanggung jawab KIA dan berkolaborasi dengan Bikel, dan dilaksanakan

oleh semua kader posyandu.

3. Pendataan tersebut dilakukan setiap bulan Januari – Desember 2017.

4. Setelah data terkumpul, petugas akan memasukkan di kohort KIA dan mulai

menghitung jumlah ibu hamil resti setiap bulan dan mencocokan dengan bumil

resti yang berkunjung ke Puskesmas atau BPM.

C. Inovasi dan Pemanfaatan Sumber Daya (SDM, Metode, Sarana, Keuangan,

Lingkungan)

Pengkajian Ketepatan Bumil Resti untuk Rutin Kontrol dilakukan dengan

tahapan:

1. SDM / Pelaksana :

PJ KIA/KB dengan dibantu Bidan Kelurahan dan Kader Posyandu


2. Metode :

Dilakukan melalui kegiatan pendataan di posyandu.

3. Sarana :

Form pendataan ibu hamil resti disebar setiap bulan di kader posyandu melalui

pertemuan rutin kader posyandu balita, disesuaikan dengan jumlah posyandu yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Morokrembangan.

4. Keuangan :

Tidak ada dana dalam kegiatan ini.

D. Target dan Pencapaian Kinerja

Berdasarkan buku Penilaian Kinerja Pusksmas Tahun 2016, target kegiatan

pengkajian PHBS Rumah Tangga sebesar 20%. Dan pencapaian kinerja

Puskesmas Morokrembangan selama Tahun 2017 sebesar 15%. Artinya, kegiatan

tersebut belum mencapai target dan di Tahun 2018 akan dilakukan peningkatan

kinerja agar target terpenuhi.

E. Hasil Kegiatan dan Dokumentasi = Jawaban Poin B

1. Jumlah KK yang disurvey sebanyak 300 KK. Yang diperoleh dari 20%

jumlah KK yang ada di wilayah Kelurahan Morokrembangan (12.000 KK).

2. Dari 300 KK tersebut diperoleh hasil bahwa 15% KK di wilayah Kelurahan

Morokrembangan yang artinya capaian kinerja belum mencapai target. Hal

ini disebabkan karena masyarakat belum memiliki perilaku hidup bersih dan

sehat, dikarenakan :

a. Masih banyak masyarakat yang buang sampah sembarangan,

b. Banyak keluarga yang tidak memeriksakan kehamilannya

c. Masih banyak anggota keluarga yang merokok di dalam rumah

d. Masih banyaknya masyarakat yang tidak membiasakan diri untuk

mencuci tangan yang bersih

3. Rencana intervensi yang akan dilakukan pada Tahun 2018 adalah :

a. Advokasi, Sosialisasi dan FGD dengan lintas sektor (Kelurahan, Toga /

toma, kader kesehatan) dan masyarakat agar ikut serta dalam


menggerakkan masyarakat lainnya untuk mau mengubah perilakunya

menjadi bersih dan sehat sehingga capaian rumah tangga sehat di wilayah

kelurahan morokrembangan meningkat pada tahun berikutnya.

b. Memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam

tatanan rumah tangga setiap bulannya ke warga yang berkunjung di

Posyandu Balita melalui kegiatan penyuluhan PP JKN.

c. Memberikan media informasi kesehatan yang tepat sasaran terkait

perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga, seperti

poster, brosur.

Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai