Anda di halaman 1dari 5

Manusia Sukses Versi Al Quran

Setiap orang hidup punya cita-cita, ingin hidup sejahtera dan bahagia. Ada
yang ingin jadi dokter, insinyur, arsitek, notaris, akuntan, pengacara, dan profesional
lainnya. Cita-cita menjadi para profesional yang sukses di bidangnya selalu
dipompakan kepada anak-anak atau diri seseorang dengan harapan bisa mendapatkan
penghasilan materi dan kedudukan yang memuaskan. Kepuasan materi itulah yang
harini diidentikkan dengan kebahagiaan.
Dalam kehidupan yang semakin sekularistik seperti hari ini, orientasi hidup
individu masyarakat –akibat pola pendidikan dan propaganda haya hidup dan iklan
produk di televisi—umumnya adalah mencari uang yang sebesar-besarnya untuk
memenuhi seluruh kebutuhannya. Ukuran sukses seseorang mengerucut pada berapa
rupiah atau berapa dolar penghasilan dia per bulan? Sehingga apapun dilakukan
dalam rangka mengais rupiah. Menari telanjang, menyanyikan lagu-lagu erotis,
berjudi, mencuri, menipu maupun korupsi dilakukan demi uang. Tidak lagi
mempedulikan halal haram.
Benarkah itu makna kebahagiaan seseorang? Benarkah itu ukuran sukses
seseorang? Sebagai muslim, tentunya kita tetap berpegang teguh pada Al Quran dan
As Sunnah, termasuk dalam mengambil pemahaman (mafahim) tentang kebahagiaan
dan kesuksesan hidup. Dan kita tentu bercita-cita untuk hidup bahagia di dunia
maupun di akhirat. Sebagaimana kita diajar Al Quran untuk berdoa:
‫ب اَلبنِاَمر‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬
‫سنِوةة ووقونِاَ وعوذاَ و‬ ‫ووم منِنههمم وممن يونهقوُهل وربَبنونِاَ ءواَتونِاَ فيِ اَلددنُّمنوياَ وح و‬
‫سنِوةة ووفيِ اَملخورة وح و‬
Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
(QS. Al Baqarah 201).

Profil Manusia Sukses

Al Quran dengan tegas menyebutkan bahwa orang-orang mukmin adalah


orang yang benar-benar sukses. Allah SWT berfirman:
‫قومد أوفمنلووح اَلمهممؤممهنِوُون‬
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(QS. AL Mukminun 1).
Dalam tafsir Shafwatut Tafaasiir Juz II/277 Muhammad Al As Shobuni
menafsirkan bahwa Allah menegaskan beruntung dan berbahagianya orang-orang
mukmin, seolah Allah berfirman: Sungguh benar-benar telah terwujud kemenangan
dan kesuksesan mereka disebabkan iman dan amal shalih mereka. Ukuran sukses
yang diperoleh bagi orang-orang beriman dalam Surat Al Mukminun ini ditegaskan
oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
(11َ)‫س ههمم مفيوهاَ وخاَلمهدوون‬ ‫م‬ ‫بم‬ ‫هأولوئم و‬
‫(اَلذيون يومرهثوُون اَلمفمرودمو و‬10َ)‫ك هههم اَلمووُاَمرهثوُون‬
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (ya`ni) yang akan mewarisi surga
Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.(QS. Al Mukminun 10-11).
Ya, surga Firdaus yang dalam suatu hadits rasulullah saw. bersabda:
‫جبمة‬
ِ‫جبمة وو أومعلوى اَلم و ن‬ ‫س فومإنُّبهه أومووس ه‬
ِ‫ط اَلم و ن‬ ‫م‬ ‫م‬
‫فوإوذاَ وسأولمتههم اَلو وفاَمسأولهموُهه اَلمفمرودمو و‬
“Jika engkau meminta kepada Allah, mintalah Al Firdaus, sebab dia surga yang
paling tinggi (tingkat ke 100) dan paling tengah” (HR. Al Bukhari).
Orang-orang mukmin yang sukses itu digambarkan oleh Allah SWT memiliki
setidaknya enam sifat sebagai profil mereka. Pertama, khusyu’ dalam sholat. Allah
SWt berfirman:
‫صولتممهمم وخاَمشهعوُون‬ ‫م‬ ‫م‬
‫اَلبذيون ههمم فيِ و‬
(yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,(QS. AL Mukminun 2).
Menurut Ibnu Abbas, orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya adalah orang-orang
yang takut dan tenang, yakni orang-orang yang takut dan merendahkan diri di dalam
sholat mereka di hadapan kemuliaan dan keagungan Allah SWT untuk menanamkan
kewibawaan-Nya terhadap hati mereka.
Kedua, menjauhkan diri dari perkara yang tiada berguna. Allah SWT
berfirman:
‫وواَلبمذيون ههمم وعمن اَللبغمموُ هممعمر ه‬
‫ضوُون‬
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,(QS. Al Mukminun 3).
Imam Ibnu Katsir mengatakan al laghwu dalam ayat tersebut adalah kebatilan (al
bathil) yang meliputi syirik, kemaksiatan, serta ucapan dan perbuatan yang tiada
berfaedah.
Ketiga, menunaikan zakat. Allah SWT befirman:
‫وواَلبمذيون ههمم مللبزوكاَةم وفاَمعهلوُون‬
dan orang-orang yang menunaikan zakat,(QS. Al Mukminun 4).
As Shabuni (idem) mengatakan orang yang sukses adalah orang yang membayar
zakat dari harta-harta mereka (yang wajib dikeluarkan zakatnya) kepada fakir miskin
dalam rangka memperbaiki hati mereka untuk mendapatkan ridla Allah SWT.
Keempat, memelihara kemaluannya. Allah SWT berfirman:
‫وواَلبمذيون ههمم لمهفهرومجمهمم وحاَفم ه‬
‫ظوُون‬
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,(QS. Al Mukminun 5).
As Shabuni (idem) menerangkan bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang
menjaga kesuciannya dari segala perbuatan yang haram dan memelihara kemaluannya
(farjinya) dari apa saja yang tidak halal baginya, baik itu perbuatan zina (hubungan
seksual dengan selain istrinya), perbuatan liwath (hubungan melalui dubur/anus),
maupun membuka aurat.
Kelima, memelihara amanat dan janji. Allah SWt berfirman:
‫وواَلبمذيون ههمم ملووماَونُّاَتممهمم وووعمهمدمهمم وراَهعوُون‬
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
(QS. AL Mukminun 8).
As Shabuni menerangkan bahwa orang-orang sukses itu tidak berkhianat bila
dipercaya dan tidak memutuskan bila telah membuat perjanjian. Abu Hayyan
mengatakan: memelihara amanat dalam ayat ini bersifat umum, yakni termasuk
memelihara apa saja yang diamanatkan Allah SWT kepada hamba-Nya, baik itu
ucapan, perbuatan, maupun keyakinan; juga apa saja yang diamanatkan oleh manusia,
baik itu titipan maupun berbagai amanat.
Keenam, memelihara sholat. Allah SWT berfirman:
‫صلوووُاَتممهمم يهوحاَفم ه‬
‫ظوُون‬ ‫م‬
‫وواَلبذيون ههمم وعولى و‬
dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.(QS. Al Mukminun 9).
As Shabuni menerangkan bahwa orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang
disiplin sholat lima waktu dengan menunaikannya pada waktu-waktunya.

Jalan Menuju Sukses


Agar kalian sukses! Itulah yang pertama kali dan selalu diserukan oleh
Rasulullah saw. dalam dakwah beliau saw. kepada orang-orang Quraisy.
Diriwayatkan bahwa rasulullah saw. keluar masuk pasar dengan mengatakan:
َ‫ُ قهنموُلهموُاَ لواَملوهو اَملب اَله تهنمفلمهحموُا‬،‫س‬
‫يآاَويدنوهاَ اَلبنِاَ ه‬
“Wahai manusia, katakan Lailalaha illallah, niscaya kalian akan sukses!” (lihat Ibnu
Katsir, Al Bidayah wan Nihayah).
Dari sini jelas bahwa langkah pertama menuju sukses adalah menanamkan
kalimat tauhid dalam diri kita dengan perspektif, bahwa dengan tauhid kita sukses dan
tanpa tauhid kita gagal. Aqidah yang bersih, aqidah yang dapat disaring
kejernihannya oleh akal sehat dari segala noda-noda kekufuran, kemusyrikan, dan
kemunafikan. Aqidah yang menggerakkan pikiran dan jiwa kita sehingga aqidah itu
menjadi mabda, pandangan hidup, dan ideologi kita. Aqidah yang mendorong kita
terus bergerak menuju kesuksesan hidup, di dunia maupun di akhirat. Aqidah yang
telah memberikan keyakinan dan kepercayaan diri bahwa hanya dengan Islam kita
mulia dan unggul. Ya, aqidah produktif yang menghidupkan pikiran dan jiwa kita,
yang merupakan kunci sukses kita.
Kedua, untuk menuju sukses kita harus memformat ulang pikiran kita agar
sesuai dengan dasar aqidah kita yang merupakan landasan berfikir (qaidah fikriyah)
untuk seluruh proses berfikir yang kita lakukan dan tradisi berfikir yang hendak kita
bangun. Dengan cara berfikir Islam ini kita akan senantiasa berfikir dengan format
Islam. Dimasa Nabi Muhammad saw., ketika terjadi gerhana yang bertepatan dengan
kematian putra beliau saw. yang bernama Ibrahim, orang-orang Arab menganggap
bahwa terjadinya gerhana itu lantaran wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah saw.
mengoreksi pendapat orang-orang Arab itu dengan sabda beliau saw.:
‫ت اَووحدد وولو لموحوياَتممه فإذاَ رأيتم ذلك فاَذكرواَ اَل‬
‫ُ لو ينمنِوكمسوفاَمن لمموُ م‬،‫ل‬ ‫شمش و اَلموقمر وأينوتاَمن ممن آياَ م‬
‫ت اَ م‬
‫وم‬ ‫و‬ ‫و و‬ ‫إمبن اَل ب م و و و و و‬
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan
Allah, tidaklah keduanya mengalami gerhana lantaran hidup dan matinya seseorang.
Jika terjadi gerhana maka ingatlah Allah (dengan sholat gerhana, sampai hilang
gerhana itu)”.

Dalam memahami fakta, maka kita harus senantiasa meningkatkan


pengetahuan atas fakta itu sendiri. Sehingga kita memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup terhadap hakikat fakta itu. Dalam membuat penilaian atas
fakta dan kejadian, untuk menentukan hukum atasnya, maka penilaian yang sah
hanyalah dari syariah semata. Maka kita perlu meningkatkan wawasan dan
pengetahuan kita tentang hukum syariah sehingga kita senantiasa berada di jalan yang
benar. Dengan pengetahuan yang mumpuni itu kita akan sukses sebagai orang yang
faham akan kehidupan, faham akan fakta dan permasalahan, dan faham akan solusi
dan hukum dari permasalahan dan fakta yang dihadapi. Kemampuan pemecahan
masalah inilah yang membuat kita bakal sukses dalam menghadapi tantangan
kehidupan.
Ketiga, agar kita sukses dalam kehidupan, aqidah yang produktif yang kita
tanamkan dalam diri kita, senantiasa kita hidupkan untuk menghasilkan amal shalih.
Dorongan-dorongan yang ada dalam diri untuk berbuat, senantiasa kita standarisasi
dengan aqidah Islam itu, agar perbuatan yang kita hasilkan senantiasa sesuai dengan
standar syariah. Untuk itu, disamping pengetahuan syariah dalam diri yang semakin
disempurnakan, kita juga harus senantiasa berlatih untuk semakin menyempurnakan
tingkat pengendalian hawa nafsu kita. Allah SWT berfirman:
‫سوُمء إمبل وماَ ورمحوم ورببَيِ إمبن ورببَيِ غوهفوُةر ورمحيةم‬
‫س ولوبماَورة مبَاَل د‬ ‫مب‬
‫إن اَلنِبنمف و‬
Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.(QS. Yusuf 53).

Rasulullah saw. Bersabda:


‫ليهنمؤممهن اَووحهدهكمم وحبتى يوهكموُون وهووُاَهه تونبَونةعاَ لموماَ مجمئ ه‬
‫ت بَممه‬ ‫و‬
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia menundukkan hawa
nafsunya agar mengikuti apa (Islam) yang kubawa” (HR. An Nawawy).
Caranya adalah dengan memperbanyak ibadah wajib maupun sunnah serta
menjalankan ketaatan-ketaatan lainnya. Shalat wajib berjamaah hendaknya menjadi
tradisi kita, yang dengan itu syetan pun segan kepada kita. Shalat malam, sholat
dluha, dan sholat-sholat sunnah lainnya akan semakin meningkatkan sikap taqwa dan
kedekatan kita kepada Allah SWT. Membaca Al Quran secara rutin, setiap pagi dan
petang, disamping akan mendekatkan diri kita kepada Allah, juga akan semakin
mengingatkan kita kepada apa saja yang diperintahkan Allah maupun larangan-
larangan-Nya. Puasa, yang wajib maupun yang sunnah, akan membentuk ketahanan
dalam diri kita sehingga tidak mudah tergoda oleh berbagai tipuan dunia, disamping
akan membuat kita semakin sabar dan tegar dalam menghadapi berbagai ujian
kehidupan. Kita merasa ringan dengan segala perkara yang kita hadapi di dunia,
dikarenakan kita semakin dekat dengan Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Dalam sebuah hadits qudsy Rasulullah saw. bersabda: Allah SWT berfirman:
“Dan tiada mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih
Kusukai daripada menjalankan apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Dan tida
henti-hentinya seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan melaksanakan
ibadah-ibadah dan amal-amal sunnah, sehingga Aku mencintainya, maka apibal Aku
telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dia mendengar
dengannya dan Aku akan menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya, dan
Aku akan menjadi tangannya dan kakinya yang dia pakai untuk melakukan sesuatu
dan berjalan dengannya. Dan apabila dia memohon kepada-Ku, pasti akan Aku
kabulkan, dan jika dia berlindung kepada-Ku, pasti akan Kulindungi” (HR. Bukhari).

Khatimah

Dengan aqidah Islam yang bersih dan kuat, dengan pemikiran Islam yang
jernih, dan dengan kesucian jiwa Islami, ya dengan itu semua, insyaallah kita akan
sukses dalam mengahdapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, maupun
gangguan dalam meniti jembatan kehidupan dunia ini. Dan kita akan senantiasa
menyajikan yang terbaik untuk kesuksesan hidup kita, di dunia maupun di akhirat.
Marilah kita renungi firman Allah SWT:
‫خينور لووعلبهكمم تهنمفلمهحوُون‬ ‫م‬
‫وياَأويدنوهاَ اَلبذيون ءواَومنِهوُاَ اَمروكعهوُاَ وواَمسهجهدواَ وواَمعبَههدواَ وربَبهكمم وواَفمنوعلهوُاَ اَلم و م‬
Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(QS. AL Hajj 77).

Juga firman-Nya:
‫وياَأويدنوهاَ اَلبمذيون ءواَومنِهوُاَ إموذاَ لومقيتهمم فمئوةة وفاَثمنبَهتهوُاَ وواَمذهكهرواَ اَللبهو وكمثيةراَ لووعلبهكمم تهنمفلمهحوُون‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka
berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung.(QS. Al Anfal 45).

Anda mungkin juga menyukai