Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MOTOR DC DAYA TINGGI

Nama : Rahmat Fadhila


Kelas : MS 3B
NIM : 4.21.15.1.16

Program Studi
Sarjana Teknik Mesin Produksi dan Perawatan (SST)

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
SEMARANG
TAHUN 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari tahun ke tahun perkembangan teknologi semakin maju. Teknologi berkembang
sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga semakin meningkat. Di era globalisasi kali ini
teknologi dituntut dapat memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, aik itu
pangan,sandang, dan lain sebagainya.
Secara garis besar teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi
alat-alat sederha. Teknologi yang berkembang pada dunia permesinan adalah motor listrik.
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. (Missa Laksani : 2012)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
a. Mengetahui pengertian motor dc
b. Mengetahui rangkaian motor dc daya tinggi
c. Mengetahui kecepatan motor pada arus dan tegangan tertentu

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Motor Listrik DC


Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas. Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
a. Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
b. Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
(E.T.E : 1997)
2.2 Hubungan Tegangan dan Arus
Secara teori tegangan merupakan Perbedaan Nilai Potensial antara dua titik (kutub)
yang berbeda yang berasal dari suatu sumber listrik, dan menggunakan satuan Volt (V).
Tegangan Listrik disebut juga dengan Voltage (V). Sementara arus adalah banyaknya muatan
listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik tertutup dalam satuan waktu, dan
menggunakan satuan Coulomb/detik,atau sama dengan ampere (A). Arus Listrik disebut juga
dengan Intensity (I) (BEE : 2005)

3
Hubungan antara Tegangan, Arus dan Daya, adalah dijelaskan dalam rumus :
P=VxI

• P: Power (Daya Listrik) dalam satuan Watt


• V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
• I: Intensity (Arus Listrik) dalam satuan Ampere

Artinya Semakin Besar Tegangan (Volt), maka semakin Kecil Arus (Ampere).

Jadi Besar Arus Listrik (Ampere) berbanding Terbalik dengan Besar Tegangan listrik (Volt),
dan Besar Arus Listrik (Ampere) berbanding Lurus dengan Besar Daya Listrik (Watt)

2.3 Ampermeter

Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus
listrik yang melewati suatu rangkaian. Biasanya, pada amperemeter akan ditemukan tulisan
amperemeter (A), milliamperemeter (mA), atau mikroamperemeter. Sekarang ini terdapat dua
jenis amperemeter yaitu; amperemeter analog dan amperemeter digital.
(http://www.geocities.ws)

Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:

A = Amperemeter yang digunakan

2.4 Sistem eksitasi

Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan
energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus
eksitasinya.

4
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:

1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)

2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brush less excitation).

1. Sistem Eksitasi dengan sikat

Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari
generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih
dahulu dengan menggunakan rectifier.

Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet
permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan
menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter utama (main exciter).

Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip
ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main
exciter .

2. Sistem Eksitasi tanpa sika t(brush less excitation)

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relatif
kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan
sikat (brush less excitation)

Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga
keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)
tidak terdapat sikat, komutator dan slipring.

5
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena
melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang .

4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup

5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan operasi
dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.

6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau
kabel tidak diperlukan lagi

7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan
pondasi

Gambar2. Sistem Excitacy tanpa sikat (Brush less Escitacy)

6
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Peralatan yang digunakan :

a. Amperemeter
b. Multy meter
c. Motor dc daya besar
d. RPM meter
e. Kabel kabel
f. PSU

Ampere meter
Multy Meter

Motor DC Daya besar


RPM Meter

7
BAB IV
HASI PERCOBAAN

4.1 Gambar Ragkaian

8
4.2 Hasil Percobaan
Dari percobaan didapat hasil sebagai berikut :

No Tegangan DC Arus Oksitasi (MA) Arus Rata" (MA) Kecepatan (Rpm)

1 30 42 1000 1050

2 60 86 800 1300

3 90 125 790 1600

4 120 175 780 1950

5 180 250 1000 2700

6 200 300 1100 3000

9
BAB V
ANALISA HASIL

Setelah mendapatkan hasil uji coba, didapat perbandingan putaran dengan tegangan sebagai
berikut :

Perbandingan Tegangan dan kecepatan


3500

3000

2500
Kecepatan

2000

1500

1000

500

0
0 50 100 150 200 250
Tegangan

Dan hasil perbandingan Tegangan dengan Arus seagai berikut :

Perbandingan Tegangan dengan arus eksitansi


350

300

250
Arus Eksitansi

200

150

100

50

0
0 50 100 150 200 250
Tegangan

10
Dari hasil percobaan Semakin besar Tegangan yang di berikan semakin besar pula putaran
motor yang dihasilkan namun berbanding terbalik dengan arus . semakin besar tegangan yang
diberikan semakin kecil arus yang terbaca. Hal ini sesuai degan rumus daya (P) = V.I.
Hal ini sejalan dengan teori yang ada pada motor DC dengan persamaan sebagai beriku :
n = (V-Ra.Ra) / C.Ф
dengan: n = Jumlah putaran (rpm)
V = tegangan jepit (V)
Ia = Arus jangkar (A)
Ra = Hambatan Jangkar (Ohm)
C = Konstanta motor
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-13684-Presentation-1122974.pdf),

Sehingga dengan memperhatikan persamaan tersebut, putaran motor akan dipengaruhi


oleh tegangan motor, arus jangkar, tahanan jangkar dan medan magnet. jika tegangan dibuat
variabel dan besaran lainya dibuat tetap maka, besarnya tegangan akan berbanding lurus
dengan kecepatan putaran. Untuk mendapatkan putaran rendah diberi tegangan rendah dan
untuk mendapatkan putaran tinggi tegangan harus tinggi.
Data hasil percobaan yang diperjelas juga dengan grafik tegangan – arus – putaran.
Dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan sejalan dengan teori yang ada

11
BAB IV
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Driver motor DC PWM daya besar (High Current PWM driver) merupakan rangkaian
yang dapat digunakan untuk mengendalikan kecepatan dan arah putaran motor dc dengan daya
besar. Driver motor DC daya besar atau High Current driver ini menerapkan sistem Pulse
Widht Modulation (PWM) untuk mengatur kecepatan motor DC.
Rangkaian percobaan motor dc daya tinggi ini termasuk rangkaian sederhana yang
menggunakan psu sebagai sumbernya lalu amper meter, motor dc dan rpm meter. Sumber arus
didapat dari psu lalu dilewatkan amper meter untuk mengetahui besar arus yang masuk
kedalam motor dc. Motor dc yang berputar lalu di ukur putarannya menggunakan RPM meter.
Hal itu dilakukan sebanyak 6 kali percobaan dengan besar tegangan yang berbeda beda. Dari
haril percobaan didapat besar putaran motor DC berbanding lurus dengan tegangan yang ada.
Hal ini bearti semakin besar tegangan yang diberikan semakin besar juga putaran yang terbaca.

6.2 Penutup
Sekian laporan tentang Motor DC daya tinggi. Laporan ini dibuat berdasarkan uji coba yang
telah dilakukan. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan kali
ini. Penulis berharap mendapat saran dan kritikan yang membangun untuk laporan berikutnya
yang lebih baik lagi.

12
LAMPIRAN

13
14
15
DAFTAR PUSTAKA

1. Bureau of Energy Efficiency (BEE), Ministry of Power, India. Components of an


Electric Motor. 2005.
2. Electricians Toolbox Etc (E.T.E.). Motor Characteristics. 1997. www.electoolbox.
com/motorchar.htm
3. Laksani Missa . 2012. Elektronika lanjut motor listrik. Universitas Gunadarma. Depok
4. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-13684-Presentation-1122974.pdf),

16

Anda mungkin juga menyukai