Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertanian untuk memenuhi kebutuhan tentu untuk memperoleh hasil dengan mutu yang
setinggi-tingginya dalam usaha tani seekonomis mungkin. Keberhasilan pertanian tanaman mulai
dari proses hidup, tumbuh, berkembang, dan bereproduksi tidak lepas dari kondisi fisik dan
lingkungan (atmosfer) tempat tumbuh tanaman. Dengan lingkungan yang sesuai, maka tujuan
untuk memperoleh hasil yang optimal dapat tercapai. Namun, untuk mengetahui keadaan-keadaan
tersebut kita perlu melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik dan lingkungan (atmosfer). Mulai
dari curah hujan, kecepatan angin, suhu tanah, hingga intensitas penyinaran. Untuk mengetahui itu
semua dibutuhkan alat-alat pengamatan cuaca yang memiliki fungsi dan prinsip-prinsip yang
berbeda satu sama lain dengan ketelitian yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, perlunya kita
mengenal berbagai macam alat pengamatan cuaca agar dapat menentukan pertanianyang cocok
untukkeadaan fisik maupun lingkungan (atmosfer).

B. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam peralatan pengamatan cuaca
2. Mengenal prinsip kerja dan fungsi masing-masing alat-alat meteorologi
3. Mengenal cara penggunaan alat-alat meteorologi

II. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam pengukuran mengenai cuaca dan iklim ini dibagi menjadi dua ilmu, yaitu
meteorologi dan klimatologi. Meteorologi adalah kajian ilmiah mengenai kondisi cuaca di
atmosfer bumi setiap hari dan prediksinya. Biasanya jangka waktunya dari menit sampai jam.
Sedangkan klimatologi adalah kajian mengenai perubahan iklim di atmosfer dalam jangka panjang
di daerah tertentu. Klimatologi ini biasanya mengukur rata-rata temperatur, kelembaban, curah
hujan, angin, tekanan atmosfer, dan curah hujan. Jangka waktu klimatologi biasanya dari hari
sampai ke tahun (Rusbiantoro, 2008).
Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan
teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium
umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain
sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi
disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Budairi, 2010).
Aktifitas pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan secara
eksak dan obyektif dari suatu obyek yang diukur, kegiatan pengukuran dijumpai diberbagai bidang
kehidupan, antara lain dalam pengukuran gejala-gejala alam seperti misalnya angin. Tugas
pengukuran dan pencatatan gejala gejala yang berkaitan dengan cuaca merupakan kegiatan utama
Stasiun Meteorologi Maritim, yang sudah menggunakan komputer namun tidak semua stasiun
menggunakan komputer. Untuk itu dibutuhkan alat pengukur kecepatan dan arah angin yang
murah, handal, dan mampu mengirimkan data ke komputer secara Real Time (Hakim, dkk.,
2009).
Sebaran hujan yang tidak selalu merata baik menurut ruang dan waktu menyebabkan
kondisi ketersediaan air tanah berbeda pada setiap ruang dan waktunya. Faktor iklim yang
berperan dalam ketersediaan air tanaman adalah curah hujan dan evapotranspirasi.
Evapotranspirasi merupakan gabungan evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi tanaman
yang menguap melalui akar tumbuhan ke batang daun menuju atmosfer yang berpengaruh
terhadap ketersediaan air tanah (Pasaribu, dkk., 2012).
Termometer maksimum adalah termometer merkuri dalam kaca yang memiliki
penyempitan (tikungan kecil) tepat di bawah kelulusan rendah. Itu ditempatkan pada platform atas
layar horizontal yang diperuntukkan bagi termometer maksimum. Setelah merkuri dalam
termometer mencapai tingkat maksimum dengan peningkatan suhu udara, merkuri tidak kembali
karena penyempitan ketika suhu udara permukaan mulai jatuh (Prasada Rao, 2008).

III. METODOLOGI
Praktikum Klimatologi Dasar Acara 1 yaitu “Pengenalan Stasiun Meteorologi Pertanian
Khusus Dan Peralatan Pengamatan Cuaca” dilaksanakan pada Hari Kamis , 7 November 2013 di
Laboratorium Agroklimatologi Pertanian, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Pada praktikum ini diperkenalkan alat-alat meteorologi manual dan AWS (Automatic
Weather Station). AWS yang diamati terdiri atas wind speed (anemometer), wind direction, solar
radiation, relative humidity, air temperature, barometer pressure, rain gauge dan soil
temperature. Alat-alat meteorologi manual yang diamati adalah alat pengukur curah hujan
(ombrometer tipe observatorium), alat pengukur kelembaban nisbi udara (psikrometer sangkar,
sling psikrometer, psikrometer assman, hygrometer, dan higrograf), alat pengukur suhu udara
(termomter biasa dan termometer maksimum, termometer minimum, termometer maksimum-
minimum Six Bellani), alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara (termohigrometer dan
termohigrograf), alat pengukur suhu tanah (termometer permukaan tanah, termometer selubung
kayu, termometer bengkok, termometer Simons, stick termometer dan termometer maksimum-
minimum tanah), alat pengukur suhu air (termometer maksimum minimum permukaan air), alat
pengukur panjang penyinaran matahari (solarimeter tipe Jordan dan solarimeter tipe Combell
Stokes), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (aktinograf dwi logam), alat pengukur
kecepatan angin (cup anemometer, hand anemometer, dan anemometer), dan alat pengukur
evaporasi (panci evaporasi kelas A dan Piche evaporation).Alat- alat meteorologi manual yang ada
diamati, kemudian dicatat nama alat, kegunaan, satuan, ketelitian, prinsip kerja, cara kerja, cara
pengamatan, dan cara pemasangan alat sehingga diketahui perbandingan kelebihan dan
kekurangannya terhadap alat-alat meteorologi manual. Pada hasil pengamatan, tertera uraian
singkat mengenai alat-alat meteorologi manual dan AWS(Automatic Weather Station).

Anda mungkin juga menyukai