1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga diartikan ikatan/persekutuan
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah hidup sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga (Friedman 1998).
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang belum mempunyai anak (baru menikah).
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga Asuhan keperawatan keluarga digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
oleh keluarga,maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas permasalahan yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian keluarga?
2. Apa saja tugas tahap perkembangan keluarga demgan pasangan baru
menikah?
3. Bagaiman asuhan keperawatan tahap perkembangan kelurga baru
menikah?
C. Tujuan Penulisan
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian.
Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi:
1. Tujuan Umum
Penyusun dapat menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Pasngan Baru menikah melalui pendekatan proses keperawatan sesuai standar.
2. Tujuan Khusus
Diharapakan penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menjelaskan konsep dasar keluarga meliputi pengertian, tipe keluarga,
tahap keluarga, fungsi keluarga, tugas keluarga di bidang
kesehatan, keluarga sebagai sistem dan peran perawat keluarga.
b. Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga dengan pasangn baru
menikah.
c. Menjelaskan Konsep dasar asuhan keperawatan Keluarga Dengan Pasngan
Baru Menikah.
d. Melakukan pengkajiian pada Keluarga Dengan Pasangan Baru Menikah.
e. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Keluarga Dengan Pasangan Baru
Menikah.
5
D. Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
a. Manfaat Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa mengenai asuhan
keperawatan pada Keluarga Dengan Pasangan Baru Menikah.
b. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini kiranya dapat menambah
pengetahuan bagi peneliti selanjutnya di Akademi Perawat Kesehatan
Nusa Tenggara Barat dan dapat digunakan sebagai literatur,
acuan/pendidikan bagi penelitian selanjutnya khususnya keperawatan
keluarga.
2.Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Lahan Praktik dan Masyarakat
Sebagai bahan masukan dalam penerapan asuhan keperawatan khususnya
pada Keluarga Dengan Pasangan Baru Menikah di Desa dusun dasan tiga,
Kecamatan Sukamulia Lombok Timur.
b. Manfaat Bagi Pasien
6
1.Waktu
Waktu pengambilan kasus direncanakan pada November 2017.
2.Tempat
Tempat pengambilan kasus di Dusun Dasan tiga Kecamatan Sukamulia.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2. Tipe Keluarga
Beberapa bentuk keluarga mernurut (Sudiharto, 2007) adalah sebagai
berikut:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena
kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga Asal (Family of Origin)
Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga Besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga
modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak.
d. Keluarga Berantai (Social Family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga Duda atau Janda.
1
8
3.Struktur Keluarga
Menurut Sudiharto (2007), setiap anggota keluarga mempunyai
struktur peran formal dan informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal
sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah
sebagai panutan dan pelindung keluarga.
Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung
antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
10
5.Fungsi Keluarga
Menurut Sudiharto, (2007), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di
lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti, sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
6.Peran Perawat Keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga
perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan
keluarga.
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.
e. Menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga menurut (Sudiharto, 2007) adalah sebabgai
berikut:
14
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat
anggota keluarga.
b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan.
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan
yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang berkesinambungan
diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).
c. Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan. Dengan demikian anggota keluarga yang sakit dapat
menjadi “entry point” bagi perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan.
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap
keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baikterhadap keluarga
berisiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat
direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagi advokat keluarga untuk melindungi hak-
hak keluarga sebagi klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui
harapan serta memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untuk
memenuhi hak dan kebutuhan keluarga. Pemahaman yang baik oleh
keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien
mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator.
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
15
1.Pengertian
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang belum mempunyai anak (baru menikah).
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya, misalnya : makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga : keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri
Peran Informal :
Laki-laki sebagai ketua kegiatan di masyarakat
Perempuan sebagai anggota organisasi di masyarakat
Fase ini dimulai dari saat perkawinan hingga si istri hamil. Fase ini
merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian tinggi
pada bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan jugA harus
melakukan penyesuaian kepuasan (mutually satisfactory adjustment) sejak awal
perkawinan Keadaan akan makin sulit jika pasangan juga harus melakukan
penyesuaian di luar hubungan dengan suami/isterinya, misal : melanjutkan
19
sekolah, tugas luar kota, mobilitas tinggi, tergantung kpd orangtua (tempat
tinggal, finansial), hubungan dengan keluarga besar.
Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh pasangan pada
fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik, antara lain :
(Duvall, sociological perspective, 1985)
3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa
(pembagian peran & tanggung jawab)
Adapun menurut ahli lain.Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit
Friedman) :
- Peran berubah.
- Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
20
Masalah lain yang banyak terjadi pada keluarga pasangan baru, dan sebaiknya
segera dicarikan jalan keluarnya adalah:
Pernahkah anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu
terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena
sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih
semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai.
Sebaiknya anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama
pasangan. Tak ingin, kan, si dia merasa anda tampil tak segar atau terlihat lebih
tambun dari sebelum menikah.
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah
dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti anda
akan datang berkunjung bersama pasangan, mengunjungi keluarga isteri atau
suami anda secara berkala.
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah anda kenal
bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing
amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi,
bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri anda sejenak.
Pastikan anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan
masalah tadi. Saat emosi, pikiran anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan
hal-hal yang tak anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk
memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3
tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu anda
bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing
memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika anda dalam
keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
Salah satu masalah yang bisa terjadi pada keluarga dengan pasangan baru,
adalah timbul dari tugas keluarga sebagai pasangan baru, dimana pada makalah
ini kelompok mencontohkannya pada tugas mendiskusikan untuk memiliki anak
atau memilih KB. Pada pasangan yang memutuskan untuk memilih Kb, maka
akan dapat memunculkan beberapa permasalahan keperawatan.
hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan
klien dalam menggunakan metoda tersebut.
a. Kontrasepsi oral
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita
perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi
tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari
segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang.
b. Kontrasepsi Hormonal
1).Hormone Implant
25
c. Kontrasepsi Mekanik
1) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada
wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang
menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah
persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum
pernah hamil.
d. Kontrasepsi Mantap
a.Bahaya Fisik
26
- Penyakit
Pada keluarga baru menikah penyakit yang mungkin timbul adalah
penyakit menular seksual
b.Bahaya Psikologis
- Percekcokan dalam rumah tangga
Pada keluarga baru menikah butuh waktu untuk penyesuaian diri, dan
sering menimbulkan percekcokan atau perbedaan pendapat.
- gangguan penyesuaian dengan anggota keluarga pasangan
c.Bahaya Peran seksual
Ketidak mampuan keluarga (suami/istri) memenuhi kebutuhan sek
pada kelurga yang baru dibina
1) Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa, kontrak),
apakah rumah milik sendiri. Gambaran kondisi rumah (interior dan
eksterior). Keadaan dapur, kamar mandi, keberishan sanitasi rumah dan
pengaturan privasi rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas atau desa, tipe tempat
tinggal, sanitasi jalan dan rumah (penanganan sampah), kelas sosial,
karateristiketnik penghuni, fasilitas kesehatan, rekreasi, fasilitas
transportasi
3) Mobilitas geografis keluarga
Lama keluarga tinggal di tempat tersebut atau keluarga punya kebiasaan
berpindah-pindah.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul dan perkumpulan
keluarga.
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga, fasilitas penunjang yang dimiliki keluarga,
sumber dukungan dari anggota keluarga, jaminan pemeliharaan
kesehatan yang dimiliki.
d. Struktur keluarga
1) Struktur peran
Persn formal, informal dan analisis model peran siapa yang menjadi
model dalam menjalankan peran.
2) Nilai dan norma keluarga.
Nilai norma yang dianut keluarga dan kelompok, apakah sesuai dengan
norma atau nilai yang dianut, seberapa penting nilai atau norma yang
dianut.
3) Pola komunikasi keluarga
31
3) Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita DM yang sudah mengalami komplikasi seperti
ganggren, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam
keluarga maupun didalam komunitas sekitas keluarga.
4) Fungsi Reproduksi
Pada penderita diabetes militus perlu dikaji riwayat kehamilannya
untuk mengetahui adanya tanda-tanda diabetes melitus gestasional,
karena diabetes gestasional terjadi pada saat kehamilan. Pada pria juga
perlu dikaji kemungkinan terjadi gangguan reproduksi seperti
disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi pada penderita DM
dengan jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan fungsi ereksi.
5) Fungsi Ekonomi
33
s 2.Diagnosa Keperawatan
Menurut Nursalam (2008) diagnosa keperawatan adalah keputusan
klien mengenai individu, keluarga, masyarakat yang di peroleh melalu suatu
34
proses pengumpulan data dn analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya. Diagnosa keperawatan keluarga, lingkungan keluarga,,
struktur keluarga, fungsi fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersipat
aktual, risiko, maupun sejahtera di mana perawat memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan
keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.
Klasifikasi diagnosa keperawatan menurut NANDA, 2015 adalah :
a. Diagnosa keperawatan actual
Diagnosis keperawatan aktual mewakili masalah yang telah
divalidasi dengan adanya batasan karakteristik mayor. Jenis diagnosis
keperawatan ini mempunyai empat komponen: label, definisi, batasan
karakteristik, dan faktor yang berhubungan.
b. Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi
Sesuai dengan definisi NANDA, diagnosis keperawatan risiko
adalah “penilaian klinis bahwa suatu individu, keluarga, atau komunitas
lebih rentan mengalami masalah tersebut daripada yang lainnya dalam
situasi yang sama atau hampir sama”. Diagnosis risiko tinggi harus
tetap ada dalam daftar masalah atau catatan perkembangan. Perawat tidak
perlu memasukkan diagnosis risiko ke dalam rencana atau catatan
keperawatan individu.
c. Diagnosa keperawatan kemungkinan
Diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan yang
menjelaskan tentang masalah yang dicurigai muncul, tetapi masih
memerlukan data tambahan. Dengan diagnosis keperawatan kemungkinan,
perawat mempunyai beberapa data untuk mendukung penegasan diagnosis,
tetapi tidak mencukupi.
d. Diagnosa keperawatan sejahtera
Diagnosa keperawatan sejahtera adalah “penilaian klinis tentang
individu, kelompok atau komunitas yang mengalami transisi dari tingkat
sejahtera tertentu menjadi tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
35
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : masalah berat harus ditangani 2
Masalah tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skor
Rumus : X Bobot
Angka Tertinggi
37
Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
1 2 3 4
Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi kehamilan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan,
dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala komplikasi
kehamilan untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
2 Kesiapan Setelah dilakukan Prenatal Care
Meningkatkan Proses tindakan keperawa-
42
1 2 3 4
Kehamilan-Melahirkan tan selama 4 x Monitoring dan
berhubungan dengan pertemuan diharap- manajemen pasien
ketidakmampuan kan perilaku ke- selama kehamilan
merawat anggota sehatan pasien dan untuk mencegah
keluarga yang sakit keluarga tentang komplikasi
prenatal, intranatal kehamilan dan
dan post natal meningkatkan
adekuat dengan kesehatan pada ibu
kriteria : dan janin.
Keluarga Anjurkan pasien
mengungkapkan pentingnya
pemahaman melakukan
tentang pemeriksaan
perawatan, kehamilan secara
fungsi seksual teratur
pada periode Anjurkan suami atau
antenatal, orang terdekat untuk
intranatal dan berpartisipasi dalam
post natal perawatan
kehamilan
Anjurkan ibu untuk
mengikuti kelas
prenatal
Anjurkan pasien
mengkonsumsi
nutrisi selama
kehamilan
43
1 2 3 4
Monitor status
nutrisi
Monitir penambahan
BB selama
kehamilan
Anjurkan pasien
melakukan latihan
fisik yang sesuai dan
istirahat selama
kehamilan
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
BB berdasarkan BB
sebelum hamil
Monitor penyesuai-
an psikososial pada
pasien dan keluarga
Monitor Tekanan
darah
Monitor glukosa dan
protein urin
Monitor kadar Hb
Monitor udem pada
kaki, tangan dan
wajah
Anjurkan pasien
tanda bahaya yang
harus dilaporkan
segera
44
1 2 3 4
Ukur tunggi fundus
dan bandingkan
dengan umur
kehamilan
Konseling pasien
tentang perubahan
seksual dalam
kehamilan
Konseling pasien
untuk menyesuaikan
antara pekerjaan dan
kebutuhan fisik
selama hamil
Berikan bimbingan
tentang perubahan
fisik dan psikologis
selama kehamilan
Bimbing pasien
untuk mengelola
perubahan terkait
kehamilan
Monitor DJJ
Anjurkan pasien
untuk mengatasi
sendiri
ketidaknymanan
selama kehamilan
45
1 2 3 4
3 Hambatan Setelah dilakukan Bantuan
Pemeliharaan Rumah tindakan pemeliharaan rumah
berhubungan dengan keperawatan Beri informasi
ketidakmampuan selama 4 x tentang rawat rehat,
keluarga memodifikasi pertemuan jika perlu
lingkungan rumah yang diharapkan Tawarkan layanan
dapat mempengaruhi kemampuan pemeliharaan
kesehatan dan keluarga rumah, jika perlu
perkembangan pribadi memodifikasi Bantu pasien dan
anggota keluarga lingkungan keluarga/anggota
rumah meningkat keluarga meng-
dengan kriteria : identifikasi kendala
Kriteria hasil : dan bahaya dalam
mengikuti rumah yang
rencana khusus mempengaruhi
untuk peme- pemeliharaan rumah
liharaan rumah Bantu pasien dan
Mengidentifikasi keluarga/anggota
pilihan untuk keluarga meng-
mengatasi identifikasi kekuatan
kesulitan dalam unit keluarga,
keuangan juga sistem
Menyatakan pendukung yang
kesadaran secara akan membantu
verbal tentang pemeliharaan rumah
situasi rumah Libatkan pasien dan
yang sulit keluarga dalam
sehubungan menentukan
dengan ada kebutuhan
pemeliharaan rumah
46
1 2 3 4
anggota keluarga
yang sakit Beri saran perlunya
perubahan struktural
Menyatakan agar penataan rumah
secara verbal lebih mudah
pengetahuan Beri saran layanan
tentang sumber untuk
yang tersedia mengendalikan
Melakukan tugas hewan peliharaan,
pemeliharaan jika perlu
rumah (misalnya, Beri saran layanan
belanja, untuk perbaikan
menyiapkan rumah, jika perlu
makan, mencuci, Diskusikan biaya
berkebun, dan yang dibutuhkan
pekerjaan rumah untuk pemeliharaan
tangga) dan yang tersedia
Mengendarai
mobil (misalnya,
untuk berbelanja)
Menyingkirkan
bahaya
dilingkungan
rumah
Memenuhi
kebutuhan fisik di
dalam rumah
anggota keluarga
yang tidak
mandiri di rumah
47
1 2 3 4
Mengawasi anak-
anak (misalnya,
teman bermain,
dan pengasuh
harian)
5 Gangguan Proses Setelah dilakukan Promosi integritas
Keluaraga tindakan keperawa- keluarga
berhubungan dengan tan selama 4 x Berbagi tanggung
ketidakmampuan pertemuan diharap- jawab untuk tugas-
menggunakan fasilitas kan keluarga peduli tugas keluarga
kesehatan guna terhadap kebutuhan Mengatur perawatan
memelihara kesehatan semua anggota jadwal
keluarga dengan istirahat/respite care
kriteria : Membuat rencana
Kriteria hasil : untuk keadaan
Pasien dan darurat
keluarga Menjaga
memahami keseimbangan
perubahan dalam keuangan
peran keluarga
Mengidentifikasi Melaporkan
pola koping kebutuhan untuk
Berpartisipasi bantuan keluarga
dalam proses Memperoleh
membuat bantuan untuk
keputusan tentang keluarga
perawatan setelah Menggunakan
rawat inap sistem dukungan
48
1 2 3 4
Berfungsi untuk keluarga yang
saling tersedia
memberikan Menggunakan
dukungan kepada sumber daya
setiap anggota masyarakat yang
keluarga tersedia
Mengidentifikasi
cara untuk
berkoping lebih
efektif
4.Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing aders untuk membantu Klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu Klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2008).
2) Dependent
Tindakan dependent berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis.
3) Interdependent
Interdependent tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang
memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya tindakan sosial, ahli gigi, fisioterapi dan dokter.
5.Evaluasi Keperawatan
50
Kedua jenis data tersebut, baik subjektif maupun objektif dinilai dan
dianalisis, apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran. Hasil
analisis dapat menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat
diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang menimbulkan
diagnosa keperawatan baru.
P : Perencanaan
Rencana penanganan Klien dalam hal ini didasarkan pada hasil analisis
di atas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila keadaan atau
masalah belum teratasi dan membuat rencana baru bila rencana tidak
efektif.
I : Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana.
E : Evaluasi
Evaluasi berisi penilaian tentang sejauh mana rencana tindakan dan
evaluasi telah dilaksanakan dan sejauh mana masalah Klien teratasi.
R : Reassesment
Bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi, pengkajian
ulang perlu dilakukan kembali melalui pengumpulan data subjektif, data
objektif, dan proses analisisnya.
2. Dokumentasi Keperawatan
Menurut Nursalam (2008), dokumentasi adalah segala sesuatu yang
tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang, karenanya dokumentasi menjadi hal penting dalam
perawatan kesehatan.
Menurut Nursalam (2008), dokumentasi keperawatan mencangkup
Pengkajian, Identifikasi Masalah, Perencanaan, Tindakan dan Evaluasi.
d. Dokumentasi Evaluasi
Pernyataan evaluasi perlu didokumentasi dalam catatan kemajuan,
direvisi dalam perencanaan perawatan atau dimasukkan pada ringkasan
khusus dan dalam pelaksanaan dalam bentuk perencanaan.
54
DAFTAR PUSTAKA