Loki bersama kelima temannya, Nadia, Axel, Dika, Raras dan Runa sering berkumpul
bersama di rumah Runa yang besar atau berjalan-jalan keluar bersama. Hari ini mereka
sedang berkumpul di kamar Runa yang mewah. Hanya Loki yang belum datang. Biasanya
alasan Loki datang telat adalah shalat Ashar lah, ngaji lah, dan alasan lain seperti ke
perpustakaan dan ketiduran di masjid. Memang hanya Loki yang beragama Islam. Yang
lainnya beragama Kristen Katolik.
“Maaf… Aku telat.” Loki datang membawa buku yang tidak terlalu tebal. Ternyata itu adalah
buku diari. Pemiliknya tidak dikenal karena tidak ada nama pemiliknya. Teman-temannya
mengangguk saja karena sudah biasa. Mereka pun membahas buku diari itu yang isinya
seperti buku cerita. Akhirnya, satu jam kemudian mereka bubar dan buku itu dibawa pulang
oleh Nadia.
Sampai di indekos, Nadia langsung mandi dan tidur tanpa makan malam. Saat ingin tidur,
tiba-tiba Nadia merasa bulu kuduknya merinding. Dan saat itu juga, ia mendengar suara yang
memanggilnya dari arah cermin rias. Bulu kuduknya pun tambah merinding. Saat ia
menghadap belakang, ia melihat sosok menyeramkan. “Ka… Kamu?” tanyanya ketakutan.
“Masih ingat aku?” tanyanya menyeramkan.
“Dalam hitungan ketiga, lampu di atasmu akan jatuh menimpa kepalamu dan saat itu juga
lampu itu akan meledak dan kamu mati. Satu, dua, tiga.”
Sosok menyeramkan itu pun menghilang dan lampu di atasnya pun jatuh menimpa kepalanya
dan lampu itu pun meledak dan menyebabkan cermin rias, kaca jendela, dan plafon di
dekatnya melayang ke arahnya dan menusuk kepalanya hingga tembus. Dan seorang Nadia
pun meninggal saat itu juga. Di malam Jum’at Kliwon.
Listrik di kamar mereka pun mati kecuali televisi mereka hanya menampilkan sosok
menyeramkan dan berubah seperti semut yang banyak.
1
2
3
4
5
Sampai di asrama dekat sekolah, Raras dan Loki berpisah karena asrama perempuan dan
asrama laki-laki dipisah.
“Sampai jumpa besok.” Kata Raras
“Bye.” Ucap Loki mengakhiri pertemuan.
Dan rupanya itu juga terakhir kali Loki bertemu Raras.
Setelah mandi dan makan malam, Raras tidur. Tanpa disadari, mahluk menyeramkan
mendekatinya dan memberikan sugesti hipnotis. “Dalam hitungan ketiga kamu akan
terbangun tapi tidak bisa berteriak. Satu, dua, tiga.”
Terjadi badai di luar. Tetapi tidak ada petir seperti sugesti hipnotis makhluk tadi. Baru saja ia
berpikir akan ada yang menyelamatkannya, petir sangat kencang dan ia baru bisa berteriak.
“AAAAAAA!!!” Lampu di atasnya terjatuh dalam keadaan menyala! Dan lampu itu
mengenai perutnya! Terdengar ledakan yang tidak terlalu besar dari kamar Raras yang
membuat seorang cantik Raras meninggal secara nahas.
Keesokan harinya…
TOK! TOK! TOK!
“Iya, sebentar.” Jawab Loki dengan suara parau. Dibukanya pintu. Terlihatlah wajah bingung
Runa.
“Kau sudah membaca surat kabar hari ini? Apakah kau bingung dengan garis kuning di
kamar pojok sana?”
“Bingung. Sangat bingung. Bukankah di sana kamar Raras?”
“Ya. Raras ditemukan tewas tadi malam. Dan nahasnya lampu di atasnya Raras terjatuh dan
perutnya meledak.”
Runa yang mendengar itu pun air matanya langsung mengalir deras.
“Kita bicarakan besok. Ada yang ingin kubicarakan.”
Entah mengapa, saat itu air mukanya terlihat serius.
19.40
Di rumah Runa…
Runa tertidur di depan komputer nya yang menyala. Ia sangat capek setelah pulang dari
sekolah SMAN tadi. Tanpa disadari, sosok menyeramkan mendekati nya.
“Dalam hitungan ketiga, kamu akan terbangun dan tidak bisa berteriak melihat sosokku. Satu,
dua, tiga.”
Runa pun terbangun dan terkejut melihat mahluk di sebelahnya. Ia ingin berteriak. Tapi tidak
bisa. Dia hanya bisa berkata…
“Ka… Kamu?” Tanya Runa ketakutan.
“Kamu masih ingat aku rupanya. Dan kamu ingin merasakan apa yang dirasakan temanmu
yang sudah meninggal. Kalau tidak mau, jangan membawa dan membaca buku itu!
BUANGLAH BUKU ITU ATAU KAU AKAN MATI!!!”
Tapi Runa masih penasaran dengan buku itu. Ia hanya mematung.
“Kalau begitu, dalam hitungan ketiga, kamu akan kejatuhan kayu-kayu di atas kakimu dan
tiga detik kemudian, komputer di depanmu meledak. Satu, dua, tiga.” Senyum mahluk itu
mengambang dan seketika makhluk itu menghilang. Tiba-tiba, kayu-kayu berjatuhan
mengenai kaki Runa.
Loki dan Doni sehabis salat isya tidak langsung ke asrama. Melainkan ke rumah Runa karena
mendengar kabar Runa meninggal. Di sana, Loki menangis kencang dan Doni hanya
menenangkannya. Loki berhenti menangis saat menemukan bukti yang kuat. Ia segera
mengambil buku diari itu tanpa diketahui siapapun. Loki langsung pergi ke asrama bersama
Doni.
Sampai di asrama, Loki dan Doni masuk ke kamar mereka. Doni pun berpamitan ingin
membeli makan malam untuk mereka.
Saat Doni pergi membeli makan malam, Loki tertidur dan sosok menyeramkan
mendekatinya. Sosok menyeramkan itu adalah Aqela yang dulu mereka (lima sekawan
karena Loki belum bergabung) bunuh dengan sengaja dengan hipnotis yang membuat kayu di
atas Aqela terjatuh dan mengenai perutnya, kaca jendela yang beterbangan hingga
menusukan tangan dan kaki Aqela dan lampu di atasnya Aqela jatuh menuju kepalanya
sehingga kepalanya meledak. Aqela tidak bermaksud membunuh Loki. Tapi membuatnya
kecelakaan dan lima tahun dan amnesia setelah bangun dari komanya.
“Dalam hitungan ketiga, kamu akan bermimpi melihat Kuchisake-onna yang ingin
menggunting lehermu dan kamu langsung berlari menuju lobi memakai lentera tanpa alas
kaki dan seketika kayu, kaca, dan lampu beterbangan ke arahmu. Dan kamu berlari menuju
jalan dan kamu tertabrak mobil SUV yang melaju kencang ke arahmu. Kamu koma selama
lima tahun dan amnesia setelah bangun dan hanya mengingat lima teman yang meninggal,
keluargamu, dan Doni. Satu, dua, tiga.”
“Dan dalam hitungan ketiga lagi, kamu bangun dan tak bisa melihatku dan apa yang ada di
mimpimu itu terjadi. Satu, dua, tiga.”
Loki terbangun dan melihat Kuchisake-onna ingin menerkamnya dan Loki mengambil lentera
dan berlari menuju lobi asrama dan ia melihat kaca, kayu, dan lampu terbang ke arah Loki. Ia
berlari tanpa alas kaki menuju jalan raya yang sudah sepi. Seketika itu juga ia tertabrak mobil
SUV yang melaju kencang kepadanya. Kejadian… Yang membuat sugesti Aqela itu.
Pembunuh… Yang tidak akan bisa diketahui siapapun.
Selamanya.