Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No.

1, 2009, 1 - 6

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN KUNIRAN (Upeneus spp)


DI PERAIRAN DEMAK
Biological Aspects of Goatfish (Upeneus spp) on Demak Waters
Suradi Wijaya Saputra1, dan Prijadi Soedarsono1, Gabriela Ari Sulistyawati1
1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, SH Semarang

Diserahkan 5 April 2009; Diterima 25 Juli 2009

ABSTRAK

Ikan Kuniran termasuk salah satu sumberdaya perikanan yang menjadi spesies sasaran pada kegiatan
perikanan demersal dengan alat tangkap cantrang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji beberapa
aspek bilogi ikan kuniran, seperti nisbah kelamin, sifat pertumbuhan, TKG, fekunditas, ukuran rata-rata
ikan tertangkap, ukuran pertama kali ikan matang gonad (Lm). Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah survai deskriptif. Metode pengumpulan sampel menggunakan teknik sistematik random
sampling. Pengambilan sampel dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Morodemak, pada bulan
Maret-April 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nisbah kelamin sebesar 1:1, dan sifat
pertumbuhan allometrik negatif. TKG ikan Kuniran didominasi oleh TKG tingkat I, dan fekunditas antara
44.320 butir-2.455.286 butir. Ukuran rata-rata panjang ikan tertangkap untuk ikan jantan adalah 157 mm
dan ikan betina adalah 164 mm. Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) pada ikan jantan adalah 216,44
mm dan Lm ikan betina adalah 219,71 mm.
Kata kunci : Ikan kuniran, aspek biologi, perairan demak

ABSTRACT

Goatfish is one of the fishery resources which become a target species on demersal capturing activity
with cantrang (Danish seine). The objectives of this research were to know biological aspect, i.e. sex
ratio, growth, fecundity, average of length capture, and length of first maturity (L m). The method used in
this reseach was description survey. While collecting sample method by using a systematic random
sampling method. Samples were held in TPI Morodemak, on Maret to April 2006. The result shaw that
sex ratio was 1:1, and growth was negative allometric. Gonad maturities were dominated on level I. Total
of fecundity range from 44.320 to 2.455.286 eggs. Avarage of length capture of male was 157 mm, and
Lc and female was 164 mm. Length of first maturity of male was 216,44 mm, and female was 219,71 mm.
Key words : Goatfish, biological aspects, Demak waters

PENDAHULUAN Pemanfaatan kekayaan laut yang dilakukan


melalui usaha penangkapan ikan terus
Ikan Kuniran termasuk ikan demersal yang meningkat sehingga sehingga dapat
menjadi salah satu spesies sasaran dalam mengakibatkan pemanfaatan yang melebihi
kegiatan perikanan tangkap dengan batas MSY (Maximum Sustainable Yield) atau
menggunakan cantrang. Sifat alat tangkap ini dapat mengakibatkan overfishing. Oleh
menyapu dasar perairan sehingga dapat karenanya, maka diperlukan suatu konsep
menyebabkan ikan yang tangkapan terdiri dari pengelolaan sumberdaya ikan Kuniran dengan
berbagai ukuran sehingga dapat mempengaruhi memperhatikan keterkaitannya dengan aspek-
kelestarian stok yang terdapat di alam. Apabila aspek biologis agar stok ikan yang tersedia di
hasil tangkapan didominasi ikan yang berukuran laut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
terlalu kecil maka akan mengakibatkan growth menambah nilai ekonomis bagi masyarakat
overfishing, sedangkan apabila ikan yang yang bermatapencaharian sebagai nelayan dan
tertangkap sebagian besar merupakan ikan yang nilai ekologis sumberdaya ikan Kuniran tersebut
matang gonad maka akan terjadi recruitment tetap dapat dipertahankan, yaitu sumberdaya
overfishing. yang lestari dan berkelanjutan. Penelitian ini

1
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009, 1 - 6

bertujuan untuk mengkaji aspek biologi ikan Hubungan Panjang Berat


Kuniran yang didasarkan hasil tangkapan
Analisis panjang berat mengikuti
Cantran yang didaratkan di TPI Morodemak
persamaan sebagai berikut :
Demak, terutama nisbah kelamin, sifat
pertumbuhan, Tingkat Kematangan Gonad W=a.Lb
(TKG), fekunditas , ukuran rata-rata tertangkap
serta mengetahui ukuran petama kali matang Keterangan :
gonad (Lm). W = Berat (gram)
L = Panjang total ikan (mm)
a = Konstanta atau intersep
METODE PENELITIAN
b = Eksponen atau sudut tangensial
Metode Sampling
Bentuk linier dengan persamaan tersebut
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
adalah metode survei. Metode pengambilan
sampel menggunakan metode sistematik Log W = log a + b log L
random sampling. Syarat sampel yang diambil Fekunditas
adalah ikan Kuniran yang baik, utuh bagian-
bagian tubuhnya dan tidak mengalami Fekunditas dihitung dengan menggunakan
kerusakan. Penentuan kapal sampel mengikuti G.V.x
persamaan F =
prosedur yang dikemukakan oleh Sadhotomo Q
dan Potier (1991) sebagai berikut :
Keterangan :
a) Jika kapal yang mendarat kurang dari 5 buah,
F = Fekunditas
dipilih satu kapal yaitu kapal nomor satu.
G = Berat gonad (gram)
b) Jika kapal yang datang lebih dari 5 buah,
V = Volume pengenceran (mL)
maka dipilih 2 buah kapal sebagai kapal
x = Jumlah telur dalam 1 mL (butir)
sampel. Kapal sampel pertama adalah kapal
Q = Berat telur contoh (gram)
nomor urut 1 dari daftar nomor urut kapal.
Kapal sampel kedua adalah kapal nomor 2
Ukuran Rata Tertangka
yang daerah penangkapannya berbeda
dengan kapal nomor 1. Jika daerah Ukuran rata-rata ikan tertangkap didapatkan
penangkapannya sama dengan kapal nomor dengan cara memplotkan frekuensi kumulatif
1, maka kapal sampel kedua adalah kapal dengan setiap panjang ikan, sehingga akan
nomor berikutnya dengan daerah diperoleh kurva logistik baku, dimana titik
penangkapan yang berbeda dengan kapal potong antara kurva dengan 50% frekuensi
nomor 1, dan seterusnya jumlah kapal kumulatif adalah panjang saat 50% ikan
sampel mengikuti kelipatan 5. tertangkap (Saputra, 2005).
Data primer dikumpulkan selama bulan
Maret-April 2006. Data primer yang diteliti Ukuran Pertama Kali Matang Gonad (Lm)
meliputi data: jenis kelamin, panjang dan berat Ukuran pertama kali matang gonad dihitung
ikan, Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan menggunakan persamaan Spearman-Karber
jumlah telur. telah dikembangkan oleh Finney (1971)
sebagaimana diacu Saputra (2005), dimana
Analisis Data d
m xk (d. Σ Pi )
Nisbah Kelamin 2
Persamaan yang digunakan untuk Keterangan:
menghitung nisbah kelamin adalah sebagai m = Logaritma dari kelas panjang pada
berikut : kematangannya yang pertama
NK = Nbi / Nji d = Selisih logaritma dari pertambahan
nilai tengah panjang
Keterangan : k = Jumlah kelas panjang
NK = Nisbah kelamin xk = Logaritma nilai tengah panjang
Nbi = Jumlah ikan betina pada kelompok dimana ikan 100% matang gonad
ukuran ke-i (atau dimana pi = 1)
Nji = Jumlah ikan jantan pada kelompok Mengantilogkan persamaan di atas, maka Lm
ukuran ke-i dapat diduga.

2
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009, 1 - 6

HASIL DAN PEMBAHASAN lebih banyak daripada yang jantan sehingga


populasinya dapat dipertahankan walaupun ada
Struktur Ukuran Ikan Kuniran yang kematian alami dan penangkapan. Pendapat
Tertangkap Cantrang yang sama juga dikemukakan oleh
Romimohtarto dan Juwana (2001), yang
Sampel ikan Kuniran yang diteliti sebanyak
menyatakan bahwa pengetahuan mengenai rasio
3000 sampel, terdiri dari 1591 ekor ikan jantan
kelamin berkaitan dengan upaya
dan 1409 ekor ikan yang berkelamin betina.
mempertahankan kelestarian populasi ikan yang
Ukuran panjang total berkisar antara 82 sampai
diteliti, maka diharapkan perbandingan ikan
dengan 268 mm, dengan berat berkisar antara 8
jantan dan betina seimbang. Keseimbangan
gram sampai dengan 225 gram (Gambar 1).
perbandingan jumlah individu jantan dan betina
mengakibatkan kemungkinan terjadinya
300 pembuahan sel telur oleh spermatozoa hingga
250
menjadi individu-individu baru semakin besar
(Effendie, 2002).
200
Hubungan Panjang Berat
Frekuensi

150
Berdasarkan analisis diperoleh persamaan
100 hubungan panjang berat ikan Kuniran sebagai
berikut.
50 Campuran : W= 0,00002.L2,946
Jantan : W= 0,00002.L2,941
0
Betina : W= 0,00002.L2,918
82
87
92
97
102
107
112
117
122
127
132
137
142
147
152
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
227
232
237
242
247
252
257
262
267
272

Panjang (mm) Berdasarkan pengujian terhadap nilai b


dengan t-test, ternyata t hitung t hitung > t tabel,
Gambar 1. Histogram Komposisi Ukuran untuk ke tiga sumber data, sehingga kesimpulan
Panjang Ikan Kuniran yang didapat adalah pertumbuhan panjang-berat
ikan Kuniran bersifat allometrik (-).Menurut
Grafik tampak bahwa struktur ukuran Badrudin dan Wudianto (2004), manfaat dari
panjang ikan Kuniran yang tertangkap informasi panjang berat antara lain adalah
cenderung menyebar normal, dengan modus bahwa melalui persamaan matematik tersebut
panjang ikan Kuniran berukuran antara 162 (W = a.Lb) maka dapat memperkirakan berat
mm. Hal ini menunjukkan bahwa ikan Kuniran ikan pada panjang tertentu dan sebaliknya. Pola
yang tertangkap Cantran di perairan Demak dan pertumbuhan ikan jantang dan betina relatif
sekitarnya didominasi oleh satu kohort dengan tidak berbeda, dengan nilai b yang relatif sama,
modus panjang 162 mm. Kelompok ukuran di yaitu 2,94 (jantan) dan 2,92(betina). Persamaan
luar kohort utama terutama tersusun atas ikan hubungan panjang berat ikan Kuniran adalah
dengan panjang di atas 212 mm. Tidak sebagai berikut :
diidentifikasi ukuran modus kelompok tersebut,
tetapi mereka adalah ikan-ikan dewasa yang 370 W = 0,00002.L2,946
telah matang gonad. 320 r2 = 0,95
270
n = 3000 ind.
Nisbah Kelamin
Berat (Gram)

220

Jumlah ikan betina yang ada dalam sampel 170

selama penelitian adalah 1409 ekor dan ikan 120

jantan 1591 ekor, sehingga nisbah kelamin ikan 70


Kuniran adalah 1:1,1. Berdasarkan uji Chi- 20
Kuadrat yang dilakukan menunjukkan bahwa 80 105 130 155 180 205 230 255 280 305
Panjang (mm)
rasio kelamin ikan Kuniran jantan dan betina
tidak berbeda nyata, artinya nisbah kelamin ikan Gambar 2. Grafik Hubungan Panjang Berat Ikan
Kuniran di perairan Demak seimbang.. Menurut Kuniran
Wahyuono et al (1983) yaitu apabila jantan dan
betina seimbang atau betina lebih banyak dapat Tingkat Kematangan Gonad
diartikan bahwa populasi tersebut masih ideal Total ikan Kuniran yang diamati Tingkat
untuk mempertahankan kelestarian. Menurut Kematangan Gonadnya berjumlah 300 ekor
Sadhotomo dan Potier (1991), di perairan dengan rincian pengamatan TKG untuk ikan
perbandingan jenis kelamin ikan diharapkan jantan sejumlah 189 ekor, sedangkan ikan
seimbang, bahkan diharapkan jumlah betina

3
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009, 1 - 6

betina sejumlah 111 ekor. Hasil penelitian sangat kuat antara panjang dan jumlah telur
menunjukkan bahwa secara umum TKG yang dihasilkan (Gambar 3).
didominasi masih pada tingkat I (22%),
sedangkan TKG dengan jumlah yang paling 3.000.000
sedikit terdapat pada TKG tingkat VII (2%), 2.500.000 y = 21.493,61398x-2.585.863,612
menunjukkan Ikan yang tertangkap sebagian n = 3000 ind.

Fekunditas (butir)
2.000.000
besar dalam keadaan belum matang gonad. R2 = 0,921
1.500.000
Ikan jantan terdiri dari TKG I sebesar 1.000.000
33,33%, TKG II sebesar 19,58%, TKG III 500.000
sebesar 17,99%, TKG IV sebesar 12,17%, TKG 0
V sebesar 7,94%, dan TKG VI sebesar 8,99%. 0 50 100 150 200 250
-500.000
Persentase TKG jantan yang tertinggi terdapat Panjang Total (mm)
pada TKG tingkat I ( belum berkembang).
Pada ikan Kuniran betina, TKG tingkat VI Gambar 3. Grafik Hubungan antara Panjang
(tahap salin) cukup dominan (23,42%). Urutan dengan Fekunditas
berikutnya adalah TKG IV sebesar 22,52%,
TKG II sebesar 16,22%, TKG III sebesar Nilai korelasi antara berat ikan dengan
14,41%, TKG V sebesar 13,51%, TKG VII fekunditas sebesar 0,951 artinya terdapat
sebesar 5,41%, dan TKG dengan jumlah hubungan antara berat dan fekunditas. Korelasi
persentase terendah terdapat pada TKG I yaitu keduanya bersifat sangat kuat karena mendekati
sebesar 4,5%. 1 (Gambar 4).

TKG dapat memberikan pengetahuan 3.000.000


mengenai kondisi kematangan gonad pada ikan,
2.500.000 y = 22.806,157x-
apakah ikan tersebut dalam kondisi tidak masak, 441.555,7921
Fekunditas (butir)

hampir masak, masak, reproduksi, salin maupun 2.000.000 n = 3000 ind.


R2 = 0,904
istirahat melalui ciri-ciri gonad yang dapat 1.500.000
diamati. Melalui pengetahuan tentang Tingkat 1.000.000
Kematangan Gonad akan didapat keterangan
500.000
bilamana ikan itu memijah, baru memijah atau
sudah selesai memijah. 0
0 20 40 60 80 100 120 140
Fekunditas Berat (gram)

Jumlah telur ikan Kuniran yang didapatkan Gambar 4. Grafik Hubungan antara Berat
dari hasil pengamatan berkisar antara 44.320 dengan Fekunditas
butir hingga 2.455.286 butir telur. Apabila
dilihat dari jumlah telurnya maka ikan Kuniran Ukuran ikan Rata Tertangkap dan Ukuran
termasuk ikan yang berfekunditas besar karena Pertama Kali Matang Gonad
jumlah telurnya lebih besar dari 10.000 butir Ukuran panjang rata-rata tertangkap
telur. Strategi reproduksi berdasarkan siklus merupakan hal yang penting untuk dipelajari
hidup yang digunakan adalah seleksi-r yang karena dengan menghubungkan ukuran rata-rata
memiliki ciri-ciri perkembangan cepat, tertangkap dengan ukuran pertama kali matang
reproduksi dini, ukuran tubuh kecil, batas gonad maka dapat disimpulkan apakah
ambang sumberdaya tinggi, dan laju sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya
pertumbuhan populasi maksimum (Bone dan yang lestari atau tidak, artinya dapat diketahui
Marshal, 1982 dalam Saputra, 2005). Ikan apakah pada ukuran tertangkap tersebut ikan
Kuniran termasuk ikan yang bereproduksi dini tersebut telah mengalami pemijahan atau belum
karena ukuran pertama kali matang gonad mengalami pemijahan.
dicapai pada ukuran ±100 mm atau umur 12
bulan (Bleeker, 1855 dalam Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
http://www.ciesm.org/atlas/Upeneusmolluccensi ukuran panjang rata-rata ikan Kuniran yang
s). tertangkap Cantrang di Perairan Demak dan
sekitarnya adalah berikut.
Hubungan Panjang-Berat dengan Ikan jantan : 157 mm
Fekunditas Ikan betina : 164 mm
Korelasi antara panjang dengan fekunditas Ikan gabungan (jantang-betina) : 157 mm
bernilai 0,959 artinya terdapat hubungan yang

4
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009, 1 - 6

Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa bukan merupakan ikan muda. Pada saat yang
ikan betina umumnya tertangkap pada usuran sama, ikan yang matang gonad juga tidak
yang lebih besar dari ikan jantan. Panjang total menominasi komposisi hasil tangkapan..
maksimal yang dapat dicapai oleh ikan Kuniran
Konsep pengelolaan dilakukan dengan cara
±270 mm.
mempertahankan ukuran mata jaring agar
Ukuran pertama kali ikan matang gonad ukurannya tidah diubah menjadi lebih kecil dari
penting diketahui karena dengan mengetahui ukuran semula agar tidak mengarah pada
nilai Lm maka dapat digunakan untuk menyusun growth overfishing. Intensitas penangkapan
suatu konsep pengelolaan lingkungan perairan. perlu dibatasi agar tidak mengarah pada
Hasil penelitian tentang ukuran Pertama Kali recruitment overfishing, yaitu apabila kegiatan
Matang Gonad Ikan Kuniran di Perairan Demak perikanan banyak menangkap ikan-ikan yang
adalah sebagai berikut. telah matang gonad sehingga ikan tidak
Ikan jantan : 216,44 mm memiliki kesempatan untuk bereproduksi.
Ikan betina : 219,71 mm
KESIMPULAN
Ikan yang telah matang gonad tetapi
berukuran ≤ ukuran rata-rata tertangkap
Berdasarkan hasil penelitian dapat
berjumlah 37 ekor (12,33%), artinya ikan
disimpulkan bahwa:
Kuniran di perairan Demak retaif aman dan
1. Nisbah kelamin antara ikan Kuniran adalah
diduga dapat sustainable. Hal ini karena masih
sebesar 1:1.
sangat ikan Kuniran yang telah matang gonad
2. Sifat pertumbuhan ikan Kuniran allometrik
dan tidak tertangkap, sehingga berkesempatan
negatif.
untuk bereproduksi.
3. TKG ikan Kuniran didominasi oleh TKG
Hal ini berarti peluang terjadinya growt tingkat I.
overfishing di perairan tersebut relatif kecil. 4. Fekunditas ikan Kuniran berkisar antara
growt overfishing terjadi apabila hasil 44.320-2.455.286 butir telur.
tangkapan didominasi oleh ikan-ikan kecil atau 5. Ukuran panjang rata-rata ikan betina yang
ikan muda. Demikian juga apabila dilihat dari tertangkan Cantang lebih besar (164 mm)
komposisi TKG hasil tangkapan, peluang dari pada ikan Kuniran jantan (157 mm).
terjadinya recruitment overfishing juga kecil. 6. Ukuran pertama kali matang gonad ikan
Recruitment overfishing atau tangkap lebih Kuniran jantan adalah 216,44 mm dan ikan
peremajaan terjadi apabila kegiatan perikanan Kuniran betina adalah 219,71mm.
tangkap banyak tertangkap ikan yang siap
memijah (spawning stock). DAFTAR PUSTAKA
Sumberdaya ikan termasuk sumberdaya
Aidy, Y. 2003. Analisis Sebaran Ikan Demersal
yang dapat diperbaharui (renewable resources),
yang Tertangkap dengan Jaring Cantrang
terhadap sumberdaya tersebut nelayan dapat
di Perairan Kabupaten Demak. Program
memperoleh manfaat berkelanjutan tanpa Pascasarjana Universitas Diponegoro.
merusak kelestariannya. Pemanfaatan Semarang (tesis S2).
sumberdaya yang tidak terkendali akan
mengakibatkan menipisnya stok, punahnya Badrudin dan Karyana. 1992. Indeks
populasi ikan, akumulasi modal yang berlebih,
Kelimpahan Stok Sumberdaya Ikan
penurunan per satuan upaya (CPUE), dan
Demersal di Perairan Barat Kalimantan.
kecilnya keuntungan yang didapat. Oleh karena
Jurnal Penelitian Perikananan Laut
itu untuk mewujudkan perikanan yang No.71. BPPL. Jakarta.
sustainable diperlukan suatu upaya untuk
menyusun konsep pengelolaan lingkungan
________. 1998. Biomassa Ikan Pelagis di
perairan. Perairan Selat Lombok. Jurnal Penelitian
Hasil penelitian dengan melihat aspek-aspek dan Pengembangan Perikanan. Badan
biologi ikan Kuniran maka didapatkan bahwa Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
usaha penangkapan ikan Kuniran di perairan Jakarta.
Demak menggunakan Cantrang masih bersifat
sustainable. Ukuran ikan yang tertangkap ________. dan Wudianto. 2004. Makalah pada
dengan cantrang maíz berada pada ukuran yang Workshop Rencana Pengelolaan
layak tangkap karena ikan Kuniran yang Perikanan Layur. Dinas Kelautan dan
tertangkap termasuk golongan ikan dewasa dan

5
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009, 1 - 6

Perikanan Kabupaten Trenggalek. Jawa Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.


Timur. Jakarta.

Dwiponggo, A.M. 1983. Pengkajian Perkiraan Suhendrata, T dan Wahyono, M.M. 1991.
Potensi Sumberdaya Perikanan dan Pengaruh Penggunaan Cantrang (Danish
Tingkat Pengusahaannya di Perairan Seine) terhadap Sumberdaya Ikan
Pantai Utara Jawa Tengah. Laporan Demersal Studi Kasus di Kabupaten Dati
Penelitian Perikanan Laut. Balai II Batang. Jurnal Penelitian Perikanan
Penelitian Perikanan Laut. Departemen Laut no.64 Badan Riset Kelautan dan
Pertanian. Jakarta. Perikanan. Departemen Kelautan dan
Perikanan. BPPL. Jakarta.
_______________. 1992. Masalah Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Laut bagi Wahyuono, H., Budihardjo, S., Wudianto,
Pemanfaatan Berkelanjutan. Departemen Rustam, R. 1983. Pengamatan
Pertanian. Jakarta. Parameter Biologi Beberapa Jenis Ikan
Demersal di Perairan Selat Malaka
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Sumatera Utara. Laporan Penelitian
Yayasan Dewi Sri Cikuray 46. Bogor. Laut. Jakarta.

_______________. 2002. Biologi Perikanan. http://www.ciesm.org/atlas/Upeneusmolluccensi


Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. s. html.Last update : April 2007.

Saputra, S.W. 2005. Dinamika Populasi Udang http://www.fishbase.org/Photo/ThumbnailsSum


Jari (Metapenaeus elegans de Man) dan mary.php?ID=444.Last up date : 14
Pengelolaannya di Laguna Segara Desember 2007.
Anakan Kabupaten Cilacap Jawa
Tengah. Program Pascasarjana Institut htttp://www.pelabuhanperikanan/or.id/pipp2/spe
Pertanian Bogor. Bogor (disertasi S3). cies html?idkat=10&idsp=68.Last up
date : 2007
Sparre, P dan Venema, S.C. 1999. Introduksi
Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku I : http://trc.ucdavis.edu/mjguinan/apcloo/modules/
Manual. Pusat Penelitian dan Reproductive/fish/overview/
Pengembangan. Jakarta. overview.html.

Subani, W dan Barus, H.R. 1988. Alat


Penangkapan Ikan dan Udang Laut.
Jurnal Penelitian Perikanan Laut no. 50.

Anda mungkin juga menyukai