Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari tidak semua orang menyadari bahwa kita selalu
melakukan evaluasi. Dalam hal ini guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran wajib
mengevaluasi kegiatan belajar siswa.Evaluasi merupakan bagian integral dari program
pembelajaran. Sebagai bagian integral maka evalusi dilaksanakan selama proses
pembelajaran dimaksud dan pada akhir pembelajaran.
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang diserap ke dalam perbendaharaan
istilah bahasa Indonesia menjadi evaluasi. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English ( AS Hornby, 1986 ) evalasi adalah to find out, decide the
amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Kata –
kata yayang terkandung di dalam defenisi tersebut pun menunjukan bahwa kega=iatan
evaluasi harus dilakukan secara hati – hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrument tes maupun non-tes. Untuk memperjelas pengertian evaluasi tersebut, ada
beberapa rumusan evaluasi yang dikemukakan para ahli :
 Worthen dan Sanders : Evaluasi mencakup usaha – usaha mencari dan
mengumpulkan keterangan – keterangan atau informasi yang akan dijadikan dasar
menilai suatu program, hasil, prosedur, tujuan, atau manfaat berbagai cara pendekatan
untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan.
 Tyler : Evaluasi adalah usaha meneliti apakah tujuan – tujuan pendidikan yang
diinginkan tercapai atau tidak.
 Stufflebeam : Evaluasi adalah suatu proses yang menentukan, mencari atau
memperoleh, dan menyajikan informasi yang sangat diperlukan untuk menilai
berbagai altrnatif keputusan.
 Suchman : Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
 Diamond dkk : Evaluasi dianggap suatu proses yang dirancang untuk
menggumpulkan informasi yang akan dijadikan efektifitas dan nilai sesuatu sebagai
dasar pengambilan keputusan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evalusi adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah
keputusan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana menyusun tes matematika yang baik ?
C. Tujuan
Dapat menyusun tes matematika yang baik.
D. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan laporan evaluasi ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui kemampuan penyusunan soal tes.
2. Sebagai media untuk mempermudah kita dalam mengolah data hasil tes siswa.
3. Membantu kita untuk menganalisis data yang sudah diolah melalui program
evaluasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tujuan Evaluasi
Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya bertujuan menentukan efektifitas dan
efisiensi kegiatan pembelajaran dengan indikator utama pada keberhasilan, atau
kegagalan pembelajar dalam mencapai tujuan – tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Selanjutnya menjadi dasar bagi perbaikan dan pengembangan proses belajar
mengajar berikutnya.
Menurut Anderson tujuan evaluasi belajar adalah penyiapan informasi untuk
pengambilan keputusan mengenai efektifitas dan efisiensi perolehan suatu kegiatan
pengajaran diukur dari tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan Wolf memandang tujuan
evaluasi belajar secara utuh, dalam arti menilai keberhasilan belajar pembelajaran pada
satu sisi dan menilai kemampuan guru pada sisi yang lain.
B. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal
yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks
kesukaran ini menunjukan tingkat kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0
menunjukan soal itu terlalui sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya
terlalu mudah.
Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberikan simbol P, singkatan dari
kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P = 0,70 lebih mudah jika
dibandingkan dengan P = 0,20. Sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar daripada soal
dengan P = 0,80.
Melihat besarnya bilangan indeks ini maka lebih cocok jika bukan disebut
bilangan indeks kesukaran tetapi indeks kemudahan atau indeks vasilitas, karena semakin
mudah soal itu, semakin besar pula bilangan indeksnya. Akan tetapi telah disepakati
bahwa walaupun semakin tinggi indeksnya menunjukan soal yang semakin mudah, tetapi
tetap disebut indeks kesukaran.
Rumus pencarian P adalah :
B
P=
JS

Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

C. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal ialah indeks yang menunjukan tingkat kemampuan butir
soal membedakan kelompok yang berprestasi tinggi ( kelompok atas ) dari kelompok
yang berprestasi rendah ( kelompok bawah ) diantara para peserta tes.
Karena daya pembeda dihitung dari hasil tes kelompok peserta tes tertentu, maka
penafsiran daya pembedapun haruslah selalu dikaitkan dengan kelompok tes tersebut.
Daya pembeda suatu butir soal yang didasarkan pada hasil tes suatu kelompok belum
tentu akan berlaku pada kelompok yang lain, apalagi bila tingkat kemampuan masing –
masing kelompok peserta tes itu berbeda.
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda
negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks
diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukan kualitas testee. Yaitu
anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.
Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda itu :
-1,00 0,00 1,00
Daya pembeda daya pembeda daya pembeda
Negatif rendah tinggi (positif)
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai maupun siswa
bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula
jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal
tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah
soal yang dapat dijawab benar oleh siswa- siswa yang pandai saja.
Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu klelompok
pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok yang bodoh atau kelompok
bawah (lower group).
Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar,
sedangkan seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai D
paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi
semua kelompok bawah menjawab betul, maka nilai D-nya -1,00. Tetapi jika siswa
kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama- sama menjawab benar atau sama- sama
menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D 0,00. Karena tidak mempunyai
daya pembeda sama sekali.

Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :

D =  B B
 P A  PB
J A J
B

Keterangan :
J = jumlah peserta tes

J A
= banyaknya peserta kelompok atas

J B
= banyaknya peserta kelompok bawah

B A
B A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
J A

dengan benar

B B
B B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
J B

dengan benar
P A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

P B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

D. Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reliabel, jika alat tersebut memberikan hasil pengukuran
yang tetap sehingga dapat dipercaya. Jika alat ukur reliabel maka pengukuran yang
dilakukan berulang – ulang dengan memakai alat tersebut terhadap objek yang sama
akan memberikan hasil yang sama atau relative sama. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap.Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketepatan
hasil tes.Jika hasilnya berubah – ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak
berarti.
Sehubungan dengan reliabilitas, Anderson mengatakan bahwa persyaratan bagi tes
yaitu validitas dan reliabilitas itu penting.Dalam hal ini validitas lebih penting dan
reliabilitas itu perlu karena menyokong terbentuknya validitas.Sebuah tes mungkin
reliabel tetapi tidak valid, dan sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila kita telah
memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid
menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam
hal reliabilitas ini tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan
ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan,
artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan
pemotretan berkali- kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan
ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal :
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas
butir- butir soalnya.
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan
dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya
validitas menunjukan tinggi rendahnya reliablitas tes. Dengan demikian maka
semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi. Dalam menghitung
besarnya reliabilitas berhubungan dengan penambahan banyaknya butir soal
dalam tes ini ada sebuah rumus yang diberikan oleh Spearman dan Brown
sehingga terkenal dengan rumus Spearman – brown
Rumusnya adalah :
nr
r =
nn
1  (n  1)r

Keterangan :

r nn
= besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butir soal

baru
n = berapa kali butir- butir itu ditambah
r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir- butir soalnya ditambah.
b. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
Suatu tes yang diuji cobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak
siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-
kecilnya reliabilitas tes. Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih,
akan menunjukan reliabilitas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada
kelompok tertentu yang diambil secara terpilih.
c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Sudah disebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat
adminstratif, sangat menentukan hasil tes.
Adanya hal- hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak
langsung akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.

E. Validitas
 Macam – Macam Validitas

Suatu alat penilaian dikatakan valid apabila alat tersebut benar – benar cocok
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat penilaian dikatakan valid jika alat
tersebut benar – benar cocok untuk mengukur tujuan – tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam menilai hasil tes dikenal beberapa jenis validitas yaitu :
 Validitas Isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan.oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka
validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler.
 Validitas Konstruksi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-
butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
seperti yang ditunjukan dalam tujuan instrusional khusus. Dengan kata
lain jika butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan
aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional. Seperti validitas isi,
validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara merinci dan
memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam tujuan
instruksional khusus.
 Validitas Empirik
Memuat kata “empiris” yang artinya ‘pengalaman”. Sebuah
instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji
dari pengalaman. Pengujian validitas empiris dilakukan dengan
membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan kriterium
atau sebuah ukuran.
 Validitas Ada Sekarang”
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan.
Dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman
selalu nmengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman
tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent). Dalam
membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium atau
alat banding.

 Validitas prediksi
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai
hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan
memiliki valisitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang. Sebagai alat pembanding prediksi adalah nilai- nilai yang
diperoleh setelah pesrta tes mengikuti pelajaran diperguruan tinggi. Jika
ternyata siapa yang memiliki tes yang lebih tinggi gagal dalan ujian
semester I dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah
maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.
 Cara Mengetahui Valititas Alat Ukur
Sekali lagi diulangi bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika
hasilnya sesuai dengan kriterium, dalan arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium. Tehnik yamg digunakan untuk mengetahui kesejajaran
adalah tehnik korelasi product moment yang dikemukakan olenh pearson. Rumus
korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
 Rumus korela si product moment dengan simpangan:

 xy
r xy =
( x )( y )
2 2

Keterangan :
r xy =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua

variabel yang dikorelasikan (x X- X dan y Y- Y


).
 xy = jumlah perkalian x dan y
2
x = kuadrat dari x
2
y = kuadrat dari y
 Rumus korelasi product moment dengan angka kasar :
N  ()()
r  =
{N  () 2 }{N 2  () 2 }
2

Keterangan :
r XY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
 Validitas butir soal atau validitas item
Apa yang sudah dibicarakan di atas validitas soal secara keseluruhan tes.
Di samping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item. Jika seorang
peneliti atau seorang guru mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya terlalu
rendah atau rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir- butir tes
manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena
memiliki validitas rendah. Untuk keperluan inilah dicari validitas butir
soal.pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item
dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.skor
pada item menyebabkan skor total mempunyai tinggi atau rendah. Dengan kata
lain dapat dikemukan di sini bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi
jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini
dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi seperti sudah diterangkan di atas.
 Tes terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali- kali sehingga dapat
dijamin kebaikannya. Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes
terstandar sebagai kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas
yang diperoleh dengan koefisien validitas tes terstandar tersebut.
 Validitas faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir soal atau item,
masih ada lagi yang perlu diketahui validitasnya, yaitu faktor- faktor atau bagian
keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok- pokok
bahasan atau mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
Apabila guru ingin mengetahui validitas faktor, maka ada tiga faktor.
Seperti halnya pengertian validitas butir, pengertian validitas faktor adalah
saebagai berikut: butir- butir soal dalam faktor dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap soal- soal secara keseluruhan. Sebagai
tanda bahwa butir- butir faktor tersebut mempunyai dukungan yang besar
terhadap seluruh soal, yakni apabila jumlah skor untuk butir- butir faktor tersebut
menunjukan adanya kesejajaran dengan skor total.

F. Option Pengecoh
Option adalah kemungkinan jawaban yang disediakan pada butir soal (test) tipe
obyektif bentuk pilihan ganda atau memasangkan untuk dipilih oleh peserta tes,
sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Suatu option disebut efektif jika memenuhi
fungsinya tujuan disajikannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa setiap
option yang disajikan masing- masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dipilih. Jika tes menjawab soal itu dengan menerka- nerka (spekulasi) option yang
merupakan jawaban yang benar disebut option kunci, sedangkan option lainnya
disebut option pengecoh. Agar suatu option yang disajikan efektif harus diusahakan
homogen (serupa), baik dari segi isi (materi), norasi maupun panjang- pendeknya
kalimat pada option tersebut.
Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa kelompok atas dan
kelompok bawah, dapat ditentukan option yang berfungsi efektif atau tidak.
Kriteria option yang berfungsi efektif adalah:
1. Untuk option kunci
a) Jumlah pemilih kelompko atas harus lebih banyak daripada jumlah
pemilih kelompok bawah.
b) Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah lebih dari 0,25
tetapi tidak lebih dari 0,75 dari seluruh siswa kelompok atas dan
kelompok bawah.
2. Untuk option pengecoh
a) Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit daripada jumlah pemilih
pada kelompok bawah.
b) Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal
sebanyak 0,25 dari seperdua jumlah option pengecoh kali jumlah
kelompok atas dan kelompok bawah.
c) Jika peserta tes mengabaikan semua option (tidak memilih) omit.
Option disebut efektif jika omit ini jumlahnya tidak lebih dari 10%
jumlah siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah.
BAB III

PENGEMBANGAN ALAT UKUR

A. Kisi – Kisi Soal

B. Kartu Soal

C. Lembaran Soal

D. Validasi Soal

E. Revisi Soal
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL UJICOBA

A. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil print out ANATES, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Butir soal nomor 1
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES terlihat
bahwa butir soal nomor 1 memiliki indeks kesukaran 64% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,64. Oleh karena itu butir soal nomor 1
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 11 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa yang mengikuti tes.
2. Butir soal nomor 2
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 2 memiliki indeks kesukaran 52% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,52. Oleh karena itu butir soal nomor 2
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 9 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa yang mengikuti tes.
3. Butir soal nomor 3
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 3 memiliki indeks kesukaran 17% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,17. Oleh karena itu butir soal nomor 3
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 3 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
4. Butir soal nomor 4
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 4 memiliki indeks kesukaran 52% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,52. Oleh karena itu butir soal nomor 4
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 9 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
5. Butir soal nomor 5
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 5 memiliki indeks kesukaran 52% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,52. Oleh karena itu butir soal nomor 5
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 9 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
6. Butir soal nomor 6
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 6 memiliki indeks kesukaran 52% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,52. Oleh karena itu butir soal nomor 6
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 9 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
7. Butir soal nomor 7
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 7 memiliki indeks kesukaran 35% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,35. Oleh karena itu butir soal nomor 7
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 6 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
8. Butir soal nomor 8
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 8 memiliki indeks kesukaran 17% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,17. Oleh karena itu butir soal nomor 8
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 3 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
9. Butir soal nomor 9
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 9 memiliki indeks kesukaran 23% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,23. Oleh karena itu butir soal nomor 9
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 4 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
10. Butir saol nomor 10
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 10 memiliki indeks kesukaran 23% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,23. Oleh karena itu butir soal nomor 10
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 4 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
11. Butir soal nomor 11
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 11 memiliki indeks kesukaran 0% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,00. Oleh karena itu butir soal nomor 11
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari tidak adanya
siswa yang menjawab benar dari 17 siswa.
12. Butir soal nomor 12
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 12 memiliki indeks kesukaran 23% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,23. Oleh karena itu butir soal nomor 12
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 4 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
13. Butir soal nomor 13
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 13 memiliki indeks kesukaran 23% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,23. Oleh karena itu butir soal nomor 13
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 4 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
14. Butir soal nomor 14
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 14 memiliki indeks kesukaran 47% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,47. Oleh karena itu butir soal nomor 14
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 8 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
15. Butir soal nomor 15
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 15 memiliki indeks kesukaran 47% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,47. Oleh karena itu butir soal nomor 15
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 8 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
16. Butir soal nomor 16
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 16 memiliki indeks kesukaran 29% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,29. Oleh karena itu butir soal nomor 16
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 5 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
17. Butir soal nomor 17
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 17 memiliki indeks kesukaran 35% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,35. Oleh karena itu butir soal nomor 17
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 6 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
18. Butir soal nomor 18
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 18 memiliki indeks kesukaran 64% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,64. Oleh karena itu butir soal nomor 18
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 11 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
19. Butir soal nomor 19
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 19 memiliki indeks kesukaran 29% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,29. Oleh karena itu butir soal nomor 19
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 5 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
20. Butir soal nomor 20
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 20 memiliki indeks kesukaran 0% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,00. Oleh karena itu butir soal nomor 20
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari tidak adanya
siswa yang menjawab benar dari 17 siswa.
21. Butir soal nomor 21
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 21 memiliki indeks kesukaran 41% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,41. Oleh karena itu butir soal nomor 21
memiliki tingkat kesukaransedang. Hal ini terlihat dari 7 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
22. Butir soal nomor 22
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 22 memiliki indeks kesukaran 5% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,05. Oleh karena itu butir soal nomor 22
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari 1 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
23. Butir soal nomor 23
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 23 memiliki indeks kesukaran 11% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,11. Oleh karena itu butir soal nomor 23
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari 2 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
24. Butir soal nomor 24
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 24 memiliki indeks kesukaran 5% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,05. Oleh karena itu butir soal nomor 24
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari 1 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
25. Butir soal nomor 25
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 25 memiliki indeks kesukaran 35% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,35. Oleh karena itu butir soal nomor 25
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 6 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
26. Butir soal nomor 26
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 26 memiliki indeks kesukaran 11% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,11. Oleh karena itu butir soal nomor 26
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari 2 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.
27. Butir soal nomor 27
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 27 memiliki indeks kesukaran 17% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,17. Oleh karena itu butir soal nomor 27
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 3 siswa yang menjawab
benar dari 3 siswa.
28. Butir soal nomor 28
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 28 memiliki indeks kesukaran 29% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,29. Oleh karena itu butir soal nomor 28
memiliki tingkat kesukaran sukar. Hal ini terlihat dari 5 siswa yang menjawab
benar dari 17 siswa.
29. Butir soal nomor 29
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 29 memiliki indeks kesukaran 0% yang jika diubah ke dalam
bentuk persen senilai dengan 0,00. Oleh karena itu butir soal nomor 29
memiliki tingkat kesukaran sangat sukar. Hal ini terlihat dari tidak adanya
siswa yang menjawab benar dari 17 siswa.
30. Butir soal nomor 30
Pada hasil print out perhitungan menggunakan program ANATES bahwa
butir soal nomor 30 memiliki indeks kesukaran 64% yang jika diubah ke
dalam bentuk persen senilai dengan 0,64. Oleh karena itu butir soal nomor 30
memiliki tingkat kesukaran sedang. Hal ini terlihat dari 11 siswa yang
menjawab benar dari 17 siswa.

B. Daya Pembeda
Daya pembeda dapat diklasifikasikan sebagai beriku:
D : 0,00 – 0.20 : jelek (poor).
D : 0,21 – 0,40 : cukup (ssatisfactory).
D : 0,41 – 0.70 : baik (good).
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent).
D : negatuf, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya dibuang saja.
1. Butir soal nomor 1
Pada butir soal nomor 1, indeks daya pembedanya 0,60, ini berarti daya
pembedanya baik, karena dapat membedakan kelompok atas dan kelompok
bawah.
2. Butir soal nomor 2
Butir soal nomor 2 memiliki indeks dayanya pembeda 0,20. Ini berarti
daya pembedanya jelek. Karena tidak dapat membedakan kelompok atas dan
kelompok bawah.
3. Butir soal nomor 3
Butir soal nomor 3 memiliki indeks daya pembedanya 0,40. Ini berarti
daya pembedanya baik.Karena dapat membedakan kelompok atas dan kelompok
bawah.
4. Butir soal nomor 4
Butir soal nomor 4 memiliki indeks daya pembeda 0,80. Ini berarti daya
pembedanya baik sekali.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
5. Butir soal nomor 5
Butir soal nomor 5 memiliki indeks daya pembeda 0,00.Ini berarti daya
pembedanya jelek.Ini bisa dikatakan tidak masih dapat membedakan kelompok
atas dan kelompok bawah.
6. Butir soal nomor 6
Butir soal nomor 6 memiliki indeks daya pembeda -0,20.Ini berarti daya
pembedanya tidak baik.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini tidak
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah dan sebaiknya dibuang saja.
7. Butir soal nomor 7
Butir soal nomor 7 memiliki indeks daya pembeda 0,20.Ini berarti daya
pembedanya jelek.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
8. Butir soal nomor 8
Butir soal nomor 8 memiliki indeks daya pembeda 0,20.Ini berarti daya
pembedanyajelek. Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini masih dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
9. Butir soal nomor 9
Butir soal nomor 9 memiliki indeks daya pembeda 0,40. Ini berarti daya
pembedanya cukup. Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini masih dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
10. Butir soal nomor 10
Butir soal nomor 10 memiliki indeks dayanya pembeda 0,20. Ini berarti
daya pembedanya jelek.Ini bisa dikatakan tidak dapat mmbedakan kelompok atas
dan kelompok bawah.
11. Butir soal nomor 11
Butir soal nomor 11 memiliki indeks daya pembeda 0,00. Ini berarti daya
pembedanya jelek.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
12. Butir soal nomor 12
Butir soal nomor 12 memiliki indeks daya pembeda 0,40.Ini daya
pembedanya cukup. Dengan demikian indeks daya pembeda ini dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
13. Butir soal nomor 13
Butir soal nomor 13 memiliki indeks daya pembeda -0,20.Ini berarti daya
pembedanya tidak baik. Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah dan sebaiknya dibuang saja.
14. Butir soal nomor 14
Butir soal nomor 14 memiliki indeks daya pembeda 0,80.Ini berarti daya
pembedanya baik sekali. Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
15. Butir soal nomor 15
Butir soal nomor 15 memiliki indeks daya pembeda 0,20. Ini berarti daya
pembedanya jelek.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
16. Butir soal nomor 16
Butir soal nomor 16 memiliki indeks daya pembeda -0,20. Ini daya
pembedanya sangat tidak baik dan negatif .Dengan demikian indeks daya
pembeda ini tidak dapat membedakan kelompok atas dan kelompok bawah, dan
sebaiknya dibuang saja.
17. Butir soal nomor 17
Butir soal nomor 17 memiliki indeks daya pembeda 0,40. Ini daya
pembedanya sangat cukup.Dengan demikian indeks daya pembeda ini masih
dapat membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
18. Butir soal nomor 18
Butir soal nomor 18 memiliki indeks daya pembeda 0,80. Ini berarti daya
pembedanya baik sekali.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
19. Butir soal nomor 19
Butir soal nomor 19 memiliki indeks daya pembeda 0,20.Ini daya
pembedanya jelek. Dengan demikian indeks daya pembeda ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
20. Butir soal nomor 20
Butir soal nomor 20 memiliki indeks daya pembeda 0,00.Ini berarti daya
pembedanya jelek dan tidak dapat membedakan antara kelompok atas dan
kelompok bawah.
21. Butir soal nomor 21
Butir soal nomor 21 memiliki indeks daya pembeda 0,20. Ini berarti daya
pembedanya jelek.Dengan daya pembeda tesebut maka butir soal tersebut tidak
dapat dipakai.
22. Butir soal nomor 22
Butir soal nomor 22 memiliki indeks daya pembeda 0,20.Ini daya
pembedanya jelek. Dengan demikian indeks daya pembeda ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
23. Butir soal nomor 23
Butir soal nomor 23 memiliki indeks daya pembeda 0,20. Ini berarti daya
pembedanya jelek. Dengan demikian indeks daya pembeda ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
24. Butir soalo nomor 24
Butir soal nomor 24 memiliki indeks daya pembeda 0,20.Ini berarti daya
pembedanya jelek. Ini bisa dikatakan tidak dapat membedakan kelompok atas dan
kelompok bawah.
25. Butir soal nomor 25
Butir soal nomor 25 memiliki indeks daya pembeda 0,60. Ini berarti daya
pembedanya baik.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
26. Butir soal nomor 26
Butir soal nomor 26 memiliki indeks daya pembeda -0,20.Ini daya
pembedanya negatif.Dengan demikian indeks daya pembeda ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah dan sebaiknya dibuang saja.
27. Butir soal nomor 27
Butir soal nomor 27 memiliki indeks daya pembeda 0,40.Ini berarti daya
pembedanya cukup.Ini bisa dikatakan masih dapat membedakan kelompok atas
dan kelompok bawah.
28. Butir soal nomor 28
Butir soal nomor 28 memiliki indeks daya pembeda 0,60.Ini berarti daya
pembedanya baik.Ini bisa dikatakan masih dapat membedakan kelompok atas dan
kelompok bawah.
29. Butir soal nomor 29
Butir soal nomor 29 memiliki indeks daya pembeda 0,00.Ini berarti daya
pembedanya jelek. Dengan demikian indeks daya pembeda ini tidak dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
30. Butir soal nomor 30
Butir soal nomor 30 memiliki indeks daya pembeda 0,80.Ini berarti daya
pembedanya baik sekali.Dengan indeks daya pembeda yang seperti ini dapat
membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.

C. Reliabilitas Tes
Reliabilitas sangat bergantung pada korelasi XY (rxy), apabila rxy bernilai negatif
(-), maka reliabilitasnya negatif. Begitupun sebaliknya jika nilai rxy
positif. Dari data hasil ANATES diperoleh nilai korelasi 0,61, maka reliabilitas positif
yaitu 0,76. Ini berarti ada kejajaran antara dua hal.

D. Validitas Tes
Nilai validitas bergantung pada nilai korelasi setiap butir soal.
Pengklasifikasian nilai validitas suatu soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 0,80 ≤ r ≤ 1,00 : sangat tinggi
 0,60 ≤ r ≤ 0,79 : tinggi
 0,40 ≤ r ≤ 0,59 : cukup
 0,20 ≤ r ≤ 0,39 : rendah
 0,00 ≤ r ≤ 0,19 : rendah sekali
Dari hasil test uji coba siswa maka akan dijabarkan tingkat validitas setiap soal
sesuai dengan nilai validitas soal yang di cari dengan menggunakan rumus validitas
pilihan ganda, adalah sebagai berikut :
1. Untuk soal nomor satu nilai validitasnya adalah : 0,535 itu berarti nilai
validitasnya cukup.
2. Untuk soal nomor dua nilai validitasnya adalah : 0,045 ini berarti nilai
validitasnya rendah sekali.
3. Untuk soal nomor tiga nilai validitasnya adalah : 0,061 ini bararti nilai
validitasnya rendah sekali.
4. Untuk soal nomor empat nilai validitasnya adalah : 0,555 ini berarti nilai
validitasnya cukup.
5. Untuk soal nomor lima nilai validitasnya adalah : 0,236 ini berarti nilai
validitasnya rendah.
6. Untuk soal nomor enam nilai validitasnya adalah : 0,172 ini berarti nilai
validitasnya rendah sekali.
7. Untuk soal nomor tujuh nilai validitasnya adalah : 0,397 ini berarti nilai
validiitasnya rendah.
8. Untuk soal nomor delapan nilai validitasnya adalah : -0,064 ini berarti nilai
validitasnya berbanding terbalik, artinya jika skor ganjil naik maka skor genap
turun. Begitupun sebaliknya.
9. Untuk soal nomor Sembilan nilai validitasnya adalah : 0,461 ini berarti nilai
validitasnya cukup.
10. Untuk soal nomor sepuluh nilai validitasnya adalah : 0,461 ini berarti nilai
validitasnya cukup .

11. Untuk soal nomor sebelas nilai validitasnya tidak ada dan sama – sama benar
atau sama – sama salah.
12. Untuk soal nomor dua belas nilai validitasnya adalah : 0,574 ini berarti nilai
validitasnya cukup.
13. Untuk soal nomor tiga belas nilai validitasnya adalah : -0,176 ini berarti nilai
validitasnya berbanding terbalik, artinya jika skor ganjil naik maka skor genap
turun. Begitupun sebaliknya.
14. Untuk soal nomor empat belas nilai validitasnya adalah : 0,561 ini berarti nilai
validitasnya cukup.
15. Untuk soal nomor lima belas nilai validitasnya adalah : 0,369 ini berarti nilai
validitasnya rendah.
16. Untuk soal nomor enam belas nilai validitasnya adalah : -0,205 ini berarti nilai
validitasnya berbanding terbalik, artinya jika skor ganjil naik maka skor genap
turun. Begitupun sebaliknya.
17. Untuk soal nomor tujuh belas nilai validitasnya adalah : 0,431 ini berarti nilai
validitasnya cukup.
18. Untuk soal nomor delapan belas nilai validitasnya adalah :0,501 ini berarti nilai
validitasnya cukup.
19. Untuk soal nomor Sembilan belas nilai validitasnya adalah : 0,074 ini berarti nilai
validitasnya rendah sekali.
20. Untuk soal nomor dua puluh nilai validitasnya tidak ada dan sama – sama benar
atau sama – sama salah.
21. Untuk soal nomor dua puluh satu nilai validitasnya : 0,380 ini berarti nilai
validitasnya rendah.
22. Untuk soal nomor dua puluh dua nilai validitasnya adalah : 0,191 ini berarti nilai
validitasnya rendah sekali.
23. Untuk soal nomor dua puluh tiga nilai validitasnya adalah : 0,081 ini berarti nilai
validitasnya rendah sekali.
24. Untuk soal nomor dua puluh empat nilai validitasnya adalah : 0,123 ini berarti
nilai validitasnya rendah sekali.
25. Untuk soal nomor dua puluh lima nilai validitasnya adalah : 0,597 ini berarti
nilai validitasnya cukup.
26. Untuk soal nomor dua puluh enam nilai validitasnya adalah : -0,215 ini berarti
nilai validitasnya berbanding terbalik, jika skor ganjilnya turun maka skor
genapnya naik, begitupun sebaliknya jika skor ganjilnya naik maka skor
genapnya turun.
27. Untuk soal nomor dua puluh tujuh nilai validitasnya adalah : 0,646 ini berarti
nilai validitasnya tinggi.
28. Untuk soal nomor dua puluh delapan nilai validitasnya adalah : 0,633 ini berarti
nilai validitasnya tinggi.
29. Untuk soal nomor dua puluh sembilan nilai validitasnya tidak ada dan sama –
sama benar atau sama – sama salah.
30. Untuk soal nomor tiga puluh nilai validitasnya adalah : 0,634 ini berarti nilai
validitasnya tinggi.

E. Option Pengecoh
Option Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh testee berarti bahwa
pengecoh itu jelek, terlalu menyolok menyesatkan. Sebaliknya suatu pengecoh dapat
dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik
yang besar bagi pengikut – pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang
memahami bahan.
Warna merah menunjukkan kualitas pengecoh buruk hingga sangat buruk.Itu
berarti pengecohnya tidak berfungsi dengan baik.Selain itu pengecoh jenis seperti ini
tidak dapat digunakan.
Keterangan :
** : kunci jawaban
++ : sangat baik
+ : baik
− : kurang
−− : buruk
−−− : sangat buruk
1. Butir soal nomor 1
Kunci jawabannya b. Option pengecohnya a, c, dan d. Untuk option a
kualitas pengecohnya sangat sedangkan untuk option c dan d kualitas
pengecohnya buruk. Option pengecoh semacam ini tidak dapat berfungsi dengan
baik.
2. Butir soal nomor 2
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b, c,
dan d kualitas pengecohnya kurang baik, buruk, dan sangat buruk. Option
pengecoh semacam ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan tidak bisa
digunakan dalam pemberian tes.
3. Butir soal nomor 3
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b, c,
dan d kualitas pengecohnya buruk dan sangat buruk. Option pengecoh semacam
ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan tidak bisa digunakan dalam pemberian
tes.
4. Butir soal nomor 4
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a, b,
dan c kualitas pengecohnya sangat baik dan baik. Option pengecoh semacam ini
berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
5. Butir soal nomor 5
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b dan
c kualitas pengecohnya buruk dan kurang baik sedangkan untuk option d kualitas
pengecohnya baik. Option pengecoh semacam ini tidak dapat berfungsi dengan
baik dan tidak dapat digunakan dalam pemberian tes.
6. Butir soal nomor 6
Kunci jawabannya c. Option pengecohnya a, b, dan d . Untuk option a dan
b kualitas pengecohnya sangat baik sedangkan untuk option d kualitas
pengecohnya baik. Option pengecoh semacam ini dapat berfungsi dengan baik
dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
7. Butir soal nomor 7
Kunci jawabannya b. Option pengecohnya a, c, dan d. Untuk option a dan
c kualitas pengecohnya baik sedangkan untuk option d kualitas pengecohnya
buruk. Option pengecoh semacam ini tidak dapat berfungsi dengan baik.
8. Butir soal nomor 8
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b dan
d kualitas pengecohnya sangat buruk dan buruk sedangkan untuk option c kualitas
pengecohnya sangat baik. Option pengecoh semacam ini tidak dapat berfungsi
dengan baik.
9. Butir soal nomor 9
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a, b,
dan c kualitas pengecohnya sangat buruk dan buruk. Option pengecoh semacam
ini tidak dapat berfungsi dengan baik.
10. Butir soal nomor 10
Kunci jawabannya b. Option pengecohnya a, c, dan d. Untuk option a, c,
dan d kualitas pengecohnya sangat buruk dan kurang baik. Option pengecoh
semacam ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan tidak dapat digunakan dalam
pemberian tes.
11. Butir soal nomor 11
Kunci jawabannya c. Option pengecohnya a, b, dan d. Untuk option a, b,
dan d kualitas pengecohnya kurang baik dan sangat buruk. Option pengecoh
semacam ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan tidak dapat digunakan dalam
pemberian tes.
12. Butir soal nomor 12
Kunci jawabannya b. Option pengecohnya a,c,dan d. Untuk option a dan d
kualitas pengecohnya buruk sedangkan untuk option c kualitas pengecohnya
sangat buruk. Option pengecoh semacam ini tidak dapat berfungsi dengan baik
dan tidak dapat digunakan dalam pemberian tes.
13. Butir soal nomor 13
Kunci jawabannya c. Option pengecohnya a, b, dan d. Untuk option a dan
b kualitas option pengecohnya baik dan sangat baik sedangkan untuk option d
kualitas pengecohnya kurang baik. Option pengecoh semacam ini dapat berfungsi
dan dapat digunakan.
14. Butir soal nomor 14
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b
kualitas pengecohnya baik sedangkan untuk option c dan d kualitas pengecohnya
buruk dan kurang baik. Option pengecoh semacam ini tidak berfungsi dengan
baik dan tidak dapat digunakan dalam pemberian tes.
15. Butir soal nomor 15
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b dan
d kualitas pengecohnya kurang baik dan buruk sedangkan untuk option c kualitas
pengecohnya baik. Option pengecoh semacam ini tidak berfungsi dan tidak dapat
digunakan.
16. Butir soal nomor 16
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b dan
c kulitas pengecohnya kurang baik sedangkan untuk option d kualitas
pengecohnya baik. Kualitas pengecoh semacam ini tidak berfungsi dengan baik
dan tidak dapat digunakan.
17. Butir soal nomor 17
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c,dan d. Untuk option b,
c,dan d kualitas pengecohnya sangat baik dan baik. Option pengecoh semacam ini
dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
18. Butir soal nomor 18
Kunci jawabannya c. Option pengecohnya a, b, dan d. Untuk option a, b,
dan d kualitas pengecohnya sangat baik. Option pengecoh semacam ini dapat
berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
19. Butir soal nomor 19
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option
kualitas pengecohnya baik. Option pengecoh semacam ini dapat berfungsi
dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
20. Butir soal nomor 20
Kunci jawabannya c. Option pengecohnya a, b, dan d. Untuk option a dan
d kualitas pengecohnya buruk sedangkan untuk option b kualitas pengecohnya
sangat buruk. Kualitas pengecoh semacam ini tidak berfungsi dengan baik tidak
dapat digunakan dalam pemberian tes.
21. Butir soal nomor 21
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option c dan
d kualitas pengecohnya baik dan sangat baik sedangkan untuk option b kualitas
pengecohnya kurang baik. Option pengecoh semacam ini dapat digunakan dan
dapat dipakai.
22. Butir soal nomor 22
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a dan
c kualitas pengecohnya kurang baik dan buruk sedangkan untuk option b kualitas
pengecohnya baik. Option pengecoh semacam ini tidak berfungsi dengan baik dan
tidak dapat digunakan.
23. Butir soal nomor 23
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a dan
b kualitas pengecohnya sangat baik dan baik sedangkan untuk option c kualitas
pengecohnya kurang baik. Option pengecoh semacam ini dapat digunakan atau
dapat dipakai.
24. Butir soal nomor 24
Kunci jawabannya a. Option pengecohnya b, c, dan d. Untuk option b
kualitas pengecohnya kurang baik sedangkan untuk option c dan d kualitas baik.
Untuk option pengecoh semacam ini dapat digunakan dan dipakai dalam
pemberian tes.
25. Butir soal nomor 25
Kunci jawabannya b. Option pengecohnya a, c, dan d. Untuk option a
kualitas pengecohnya sangat baik sedangkan untuk option c dan d kualitas
pengecohnya buruk. Untuk option pengecoh semacam ini tidak berfungsi dengan
baik dan tidak dapat digunakan.

26. Butir soal nomor 26


Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a, b,
dan c kualitas pengecohnya sangat baik. Option pengecoh semacam ini berfungsi
dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
27. Butir soal nomor 27
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan d. Untuk option a dan
b kualitas pengecohnya baik sedangkan untuk option c kualitas pengecohnya
buruk. Option pengecoh semacam ini tidak dapat digunakan.
28. Butir soal nomor 28
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a, b,
dan c kualitas pengecohnya baik dan sangat baik. Kualitas pengecoh semacam ini
berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
29. Butir soal nomor 29
Kunci jawabannya d. Option pengecohnya a, b, dan c. Untuk option a, b,
dan c kualitas pengecohnya sangat baik dan baik. Option pengecoh semacam ini
dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam pemberian tes.
30. Butir soal nomor 30
Kunci jawabannya c. Option pengecohnya a, b, dan d. Untuk option a, b,
dan d kualitas pengecohnya kurang baik dan buruk. Option pengecoh semacam ini
tidak berfungsi dengan baik dan tidak dapat digunakan dalam pemberian tes.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai