Npm : 7112081653
Fakultas : FK UISU
A.Mulut
1.Trush
Biasanya mengenai bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi bagian dalam, lidah,
palatum mole dan permukaan rongga mulut yang lain dan tampak sebagai bercak-
bercak (pseudomembran) putih coklat muda kelabu yang sebagian besar terdiri atas
pesudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada
selaput. Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut. Bila
pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah. Pada glositis
kronik lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi berwarna putih di tepi atau di
bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak jelas bila penderita sering merokok.
Pertumbuhan candida di dalam mulut akan lebih subur bila disertai kortikosteroid, kadar glukosa
tinggi dan imunodefisiensi.
2.Perleche
Lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesiini mengalami maserasi, erosi, basah dan
dasarnya eritematosa. Faktor predisposisinya ialah defisiensi riboflavin.
1.Kandidosis intertriginosa
Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari
tangan atau kaki, glans penis dan umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah
dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul
kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi primer.
2.Kandidosis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan
pruritus ani.
5.Diaper rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat
menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral
dan perianal.
H. Kandidiasis sistemik/invasif
Candidiasis invasif adalah infeksi yang bersifat sistemik atau invasif di luar lapisan-
lapisan kulit dan secara klinis muncul sebagai spektrum penyakit hanya pada individu dengan
sistem kekebalan tubuh yang rusak. Candidiasis invasif ini terbagi atas hematogenous candidiasis
(melibatkan aliran darah) dan deep organ candidiasis (infeksi pada spesifik organ). Istilah
candidemia merujuk kepada spektrum klinis yang dimulai dari isolasi spesies Candida dari aliran
darah sampai dengan candidiasis invasif yang melibatkan satu atau lebih organ.
Peritonitis candida biasanya muncul pada pasien dengan kateter dialisis peritoneal atau
sesudah trauma usus (inokulasi langsung). Infeksi candida pada saluran kemihatas dan bawah
dapat terjadi melalui rute ascending (inokulasi langsung), sedangkan pielonefritis dapat terjadi
melalui penyebaran secara hematogen.
Candidiasis hematogen terjadi melibatkan beberapa faktor. Pertama kolonisasi,diikuti
perubahan dari usus dan translokasi dari organisme melintasi barier usus, dan akhirnya terjadi
candidemia. Keadaan imunosupresi dengan netropenia memudahkan penyebaran jamur.
Kesukaran untuk membuat batasan yang jelas diantara bentuk-bentuk disseminated Candida
yaitu sangat sulit untuk menentukan apakah pada kultur darah yang positif terdapat candida
terbatas hanya di darah atau telah menyebar ke organ-organ kecuali pada kasus yang jarang atau
bila dilakukan otopsi.
I.Reaksi id (kandidid)
Reaksi terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa vesikel-vesikel yang
bergerombol, terdapat pada selajari tangan atau bagian badan yang lain, mirip dermatofitid. Di
tempat tersebut tidakada elemen jamur. Bila lesi kandidosis diobati, kandidid akan menyembuh.
Jika dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif.
PEMERIKSAAN KOH
Pengambilan sampel
- Skalpel
- Pinset
- Alkohol 70%
- Kapas
- Kertas/wadah yang bersih
Pembuatan sediaan
Pemeriksaan
Cara Pemeriksaan :
- terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun
spora berderet (artrospora) pada Tinea (Dermatofitosis)
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10-20 % : ditemukan pseudohifa atau gambaran sel ragi.
3)Tinea Korporis
Adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (globurus skin) di daerah muka, badan,
lengan dan glutea. Penyebab tersering adalah T. rubrum dan T. mentagropytes. Gambaran klinik
biasanya berupa lesi terdiri atas bermacam-macam efloresensi kulit,berbatas tegas dengan
konfigurasi anular, arsinar, atau polisiklik,bagian tepi lebih aktif dengan tanda peradangan yang
lebih jelas. Daerahsentral biasanya menipis dan terjadi penyembuhan, sementara tepi lesi meluas
sampai ke perifer. Kadang bagian tengahnya tidak menyembuh, tetapi tetap meninggi dan
tertutup skuama sehingga menjadi bercak yang besar. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gambaran klinik dan lokalisasinya serta kerokan kulit dengan mikroskop langsung dengan
larutan KOH 10-20% untuk melihat hifa atau spora jamur. Pengobatan sistemik berupa
griseofulvin 500mg sehari selama 3-4 minggu, itrakenazol 100mg sehari selama 2 minggu, obat
topikal salep whitfield.
4)Tinea Imbrikata
Adalah penyakit yang disebabkan jamur dermatofita yang memberikan gambaran khas
berupa lesi bersisik yang melingkar-lingkar dan gatal. Disebabkan oleh dermatofita T.
concentricum.Gambaran klinik dapat menyerang seluruh permukaan kulit halus, sehingga sering
digolongkan dalam tinea korporis. Lesi bermula sebagai macula eritematosa yang gatal,
kemudian timbul skuama agak tebal terletak konsensif dengan susunan seperti genting, lesi
tambah melebar tanpa meninggalkan penyembuhan dibagian tangahnya. Diagnosis berdasar
gambaran klinis yang khas berupa lesi konsentris.
5)Tinea Kruris
Adalah penyakit jamur dermatifita didaerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus, yang
dapat meluas kebokong dan perut bagian bawah. Penyebab E. floccosum, kadang-kadang
disebabkan oleh T. rubrum. Gambaran klinik lesi simetris dilipat paha kanan dan kiri mula-mula
lesi berupa bercak eritematosa, gatal lama kelamaan meluas sehingga dapat meliputi scrotum,
pubis ditutupi skuama, kadang-kadang disertai banyak vesikel kecil-kecil. Diagnosis berdasar
gambaran klinis yang khas dan ditemukan elemen jamur pada pemeriksaan kerokan kulit dengan
mikroskopis langsung memakai larutan KOH 10-20%. Pengobatan sistemik griseofulvin 500 mg
sehari selama 3-4 minggu, ketokonazol, obat topikal salp whitefield, tolsiklat, haloprogin,
siklopiroksolamin, derivat azoldan naftifin HCL.
7)Tinea unguium
Adalah kelainan kuku yang disebabkan infeksi jamur dermatofita. Penyebab tersering
adalah T. mentagrophites, T. rubrum. Gambaran klinik biasanya menyertai tinea pedis atau
manus penderita berupa kuku menjadi rusak warna menjadi suram tergantung penyebabnya,
distroksi kuku mulai dari dista, lateral, ataupun keseluruhan. Diagnosis ditegakkan berdasar
gejala klinis pada pemeriksaan kerokan kuku dengan KOH 10-20 % atau biakan untuk
menemukan elemen jamur. Pengobatan infeksi kuku memerlukan ketekunan, pengertian
kerjasama dan kepercayaan penderita dengan dokter karena pengobatan sulit dan lama.
Pemberian griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4 bulan untuk jari tangan untuk jari kaki 9-12
bulan. Obat topical dapat diberikan dalam bentuk losion atau crim.
Dosis Nystatin
Dosis umum pemakaian nystatin untuk infeksi jamur pada mulut adalah 1 ml obat cair diteteskan
ke mulut empat kali per hari. Sedangkan dosis untuk infeksi kulit, gunakan obat ini dua kali
sehari atau sesuaikan anjuran dokter pada area kulit yang terinfeksi.
Untuk infeksi jamur pada vagina, dosis umum per hari adalah 100.000-200.000 unit per hari.
Dosis dan lama penggunaan obat akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahannya.