Anda di halaman 1dari 8

Nama : Padang Arafahh

Npm : 7112081653
Fakultas : FK UISU

GEJALA KLINIS KANDIDIASIS

Penyakit jamur yang disebabkan oleh


spesies Candida disebut Kandidiasis, dapat bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut,
vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Berdasarkan tempat yang terkena Conant dkk (1971), membaginya sebagai berikut :
A.Kandidosis selaput lendir :
1.Kandidosis oral (trush)
2.Perleche
3.Vulvovaginitis
4.Balanitis atau balanopostitis
5.Kandidosis mukokutan kronik
6.Kandidosis bronkopulmonar dan paru
B.Kandidosis kutis :
1.Lokalisata : a.daerah intertriginosa
b.daerah perianal
2.Generalisata
3.Paronikia dan onikomikosis
4.Kandidosis kutis granulomatosa
C.Kandidosis sistemik :
1.Endokarditis
2.Meningitis
3.Pielonefritis
4.Septikemia
D.Reaksi id (kandidid)

A.Mulut
1.Trush
Biasanya mengenai bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi bagian dalam, lidah,
palatum mole dan permukaan rongga mulut yang lain dan tampak sebagai bercak-
bercak (pseudomembran) putih coklat muda kelabu yang sebagian besar terdiri atas
pesudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada
selaput. Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut. Bila
pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah. Pada glositis
kronik lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi berwarna putih di tepi atau di
bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak jelas bila penderita sering merokok.
Pertumbuhan candida di dalam mulut akan lebih subur bila disertai kortikosteroid, kadar glukosa
tinggi dan imunodefisiensi.

2.Perleche
Lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesiini mengalami maserasi, erosi, basah dan
dasarnya eritematosa. Faktor predisposisinya ialah defisiensi riboflavin.

B.Genitalia Wanita (vulvovaginitis)


Candida albican penyebab yang paling umum dari vulvovaginitis.Hilangnya pH asam
merupakan predisposisi timbulnyavulvovaginitis candida. Dalam keadaan normal pH yang asam
dipertahankan oleh bakteri vagina. Diabetes, kehamilan,progesteron, atau pengobatan antibiotik
merupakan predisposisi penyakit ini.
Biasanya sering terdapat pada penderita Diabetes Melitus karena kadar gula darah dan urin yang
tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan glikogen dalam epitel vagina.
Vulvovaginitis menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan
pengeluaran sekret.Pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah miksi dan
dispareunia. Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di daerah labia minora, introitus
vagina dan vagina terutama 1/3 bagian bawah. Sering pula terdapat kelainan yang khas yaitu
bercak-bercak putih kekuningan. Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia
minora dan ulkus-ulkus yang dangkal pada labia minora dan sekitar introitus vagina
. Fluor albus pada kandidosis vagina berwarna kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai
gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna putihkekuningan. Gumpalan tersebut berasal
dari massa yang terlepas dari dinding vulva atau vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel-sel epitel
dan jamur.

C.Genitalia pria (Balanitis atau balanopostitis)


Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanitanya yang menderita
vulvovaginitis. Lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada glans
penis dan sulkus koronarius glandis.

D.Kulit (Kandidosis Kutis)


Candidiasis kulit yang terdapat pada lapisan terluar kulit, merupakan bentuk yang paling
sering dari infeksi Candida. Pada kebanyakan kasus tidak bersifat invasif
atau mengancam nyawa.Infeksi kulit terutama terjadi pada bagian-bagian tubuh yang basah,
hangat seperti ketiak, lipat paha, skrotum, atau lipatan-lipatan dibawah
payudara. Infeksi paling sering terdapat pada orang gemuk dan diabetes. Daerah-
daerah itu menjadi merah dan mengeluarkan cairan dan dapat membentuk vesikel.
Infeksi Candida pada kulit antara jari-jari tangan paling sering terjadi bila tangan direndam
cukup lama dalam air secara berulangkali, ini terjadi pada pembantu rumah tangga, tukang
masak, pengurus sayuran dan ikan.

Jenis-jenis kandidosis kutis :

1.Kandidosis intertriginosa
Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari
tangan atau kaki, glans penis dan umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah
dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul
kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi primer.

2.Kandidosis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan
pruritus ani.

3.Kandidosis kutis generalisata


Lesi terdapat pada glabrous skin biasanya juga di lipat payudara, intergluteal dan
umbilicus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia. Lesi berupa exzematoid dengan
vesikel-vesikel dan pustule-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena
ibunya menderita kandidosisvagina atau mungkinkarena gangguan imunologik.

4.Kandidosis kutis granulomatosa


Houser dan Rothman melaporkan bahwa penyakit ini sering menyerang anak-anak, lesi
berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada
dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya sering terdapat di
muka, kepala, kuku, badan, tungkai dan farings.

5.Diaper rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat
menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral
dan perianal.

E.Kuku (Paronikia dan Onikomikosis)


Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air,bentuk ini
tersering didapat. Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak
bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna
kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di
bawah kuku seperti pada tinea unguium. Rasa nyeri, bengkak kemerahan pada lipat
kuku, yang menyerupai paronikia piogenik dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal
pada kuku dan akhirnya kuku tanggal.

F.Paru-paru dan organ lain


Infeksi Candida dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal, jantung,
meningen dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (misalnya tuberculosis
atau kanker). Pada leukemia yang tidak terkendali dan pada penderita yang sistem imunnya
tertekan atau menjalani pembedahan, lesi oleh Candida dapat terjadi pada banyak organ.
Endokarditis Candida terutama terjadi pada pecandu narkotika atau orang dengan katup
prostetik. Kadang-kadang timbul kandiduria setelah kateterisasi air kemih, tetapi ini cenderung
sembuh secara spontan. Meningitis terjadi karena penyebaran hematogen jamur. Gejalanya sama
dengan meningitis tuberculosis atau karena bakteri lain.

G.Kandidiasis Mukokutan Menahun


Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat
genetik, umumnya terdapat padaanak-anak. Gambaran klinisnyamirip
penderita dengan defek poliendokrin.

H. Kandidiasis sistemik/invasif
Candidiasis invasif adalah infeksi yang bersifat sistemik atau invasif di luar lapisan-
lapisan kulit dan secara klinis muncul sebagai spektrum penyakit hanya pada individu dengan
sistem kekebalan tubuh yang rusak. Candidiasis invasif ini terbagi atas hematogenous candidiasis
(melibatkan aliran darah) dan deep organ candidiasis (infeksi pada spesifik organ). Istilah
candidemia merujuk kepada spektrum klinis yang dimulai dari isolasi spesies Candida dari aliran
darah sampai dengan candidiasis invasif yang melibatkan satu atau lebih organ.

Candidemia bisa disebabkan oleh kateter menetap, pembedahan, penyalahgunaan obat-


obat intravena, aspirasi, atau kerusakan pada kulit atau saluran pencernaan. Pada kebanyakan
pasien dengan pertahanan tubuh yang normal, ragi-ragi disingkirkan dan candidemia hanya
sementara. Tetapi pasien dengan kelemahan pertahanan fagositik bisa timbul lesi samar di mana
saja, terutama ginjal, kulit (lesi makulonoduler), mata, jantung dan selaput otak. Candidiasis
sistemik paling sering disebabkan oleh pemberian kortikosteroid atau agen imunosupresan lain,
oleh penyakit darah, seperti leukemia, limfoma, anemia aplastik atau oleh penyakit
granulomatosa kronis. Endokarditis candidasering disebabkan oleh penumpukan dan
pertumbuhan ragi dan pseudohifa atau vegetasi pada katup jantung buatan. Infeksi ginjal
biasanya bermanifestasi sistemik, dimana infeksi saluran kencing sering kali disebabkan oleh
kateter Folley, diabetes, kehamilan dan antibiotic antibakteri.

Peritonitis candida biasanya muncul pada pasien dengan kateter dialisis peritoneal atau
sesudah trauma usus (inokulasi langsung). Infeksi candida pada saluran kemihatas dan bawah
dapat terjadi melalui rute ascending (inokulasi langsung), sedangkan pielonefritis dapat terjadi
melalui penyebaran secara hematogen.
Candidiasis hematogen terjadi melibatkan beberapa faktor. Pertama kolonisasi,diikuti
perubahan dari usus dan translokasi dari organisme melintasi barier usus, dan akhirnya terjadi
candidemia. Keadaan imunosupresi dengan netropenia memudahkan penyebaran jamur.
Kesukaran untuk membuat batasan yang jelas diantara bentuk-bentuk disseminated Candida
yaitu sangat sulit untuk menentukan apakah pada kultur darah yang positif terdapat candida
terbatas hanya di darah atau telah menyebar ke organ-organ kecuali pada kasus yang jarang atau
bila dilakukan otopsi.

I.Reaksi id (kandidid)
Reaksi terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa vesikel-vesikel yang
bergerombol, terdapat pada selajari tangan atau bagian badan yang lain, mirip dermatofitid. Di
tempat tersebut tidakada elemen jamur. Bila lesi kandidosis diobati, kandidid akan menyembuh.
Jika dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif.

PEMERIKSAAN KOH
Pengambilan sampel

 Alat alat yang dibutuhkan :

- Skalpel
- Pinset
- Alkohol 70%
- Kapas
- Kertas/wadah yang bersih

 Cara pengambilan sampel :


1. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk menghilangkan
lemak, debu dan kotoran lainnya.
2. Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas kebawah (cara
memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45 derajat ke atas).
3. Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah

Pembuatan sediaan

 Alat alat yang dibutuhkan :


-Kaca objek
-Kaca penutup
-Lampu spiritus
-Pinset
-Reagen yaitu Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku, Larutan KOH 20% untuk rambut

 Cara pembuatan sediaan :


1. Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% pada kaca objek.
2. Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan menggunakan pinset
yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan KOH tersebut. Kemudian tutup dengan
kaca penutup.
3. Biarkan ±15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa detik untuk
mempercepat proses lisis

Pemeriksaan

Alat yang digunakan : Mikroskop

Cara Pemeriksaan :

Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran objektif 10 X kemudian


dengan pembesaran 40 X untuk mencari adanya hypha dan atau spora, akan tampak gambaran
hifa dan spora tergantung jamur yang menyebabkan penyakitnya, contohnya :

- terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun
spora berderet (artrospora) pada Tinea (Dermatofitosis)

Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10-20 % : ditemukan pseudohifa atau gambaran sel ragi.

GEJALA KLINIS TINEA

Bentuk – Bentuk gejala klinis Dermatofitosis


1)Tinea Kapitis
Adalah kelainan kulit pada daerah kepala rambut yang disebabkan
jamur golongan dermatofita. Disebabkan oleh species dermatofita
trichophyton dan microsporum. Gambaran klinik keluhan penderita berupa bercak pada kepala,
gatal sering disertai rambut rontok ditempat lesi. Diagnosis ditegakkan berdasar gambaran klinis,
pemeriksaan lampu wood dan pemeriksaan mikroskopis dengan KOH, pada pemeriksaan
mikroskopis terlihat spora diluar rambut atau didalam rambut. Pengobatan pada anak peroral
griseofulvin 10-25 mg/kg BB perhari, pada dewasa 500 mg/hr selama 6 minggu.
2)Tinea Favosa
Adalah infeksi jamur kronis terutama oleh trychophiton schoen lini, trychophithon
violaceum, dan microsporum gypseum. Penyakit ini mirip tinea kapitis yang ditandai oleh
skutula warna kekuningan bau seperti tikus pada kulit kepala, lesi menjadi sikatrik alopecia
permanen. Gambaran klinik mulai dari gambaran ringan berupa kemerahan pada kulit kepala dan
terkenanya folikel rambut tanpa kerontokan hingga skutula dan kerontokan rambut serta lesi
menjadi lebih merah dan luas kemudian terjadi kerontokan lebih luas, kulit mengalami atropi
sembuh dengan jaringan parut permanen. Diagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis langsung,
prinsip pengobatan tinea favosa sama dengan pengobatan tinea kapitis,hygiene harus dijaga.

3)Tinea Korporis
Adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (globurus skin) di daerah muka, badan,
lengan dan glutea. Penyebab tersering adalah T. rubrum dan T. mentagropytes. Gambaran klinik
biasanya berupa lesi terdiri atas bermacam-macam efloresensi kulit,berbatas tegas dengan
konfigurasi anular, arsinar, atau polisiklik,bagian tepi lebih aktif dengan tanda peradangan yang
lebih jelas. Daerahsentral biasanya menipis dan terjadi penyembuhan, sementara tepi lesi meluas
sampai ke perifer. Kadang bagian tengahnya tidak menyembuh, tetapi tetap meninggi dan
tertutup skuama sehingga menjadi bercak yang besar. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gambaran klinik dan lokalisasinya serta kerokan kulit dengan mikroskop langsung dengan
larutan KOH 10-20% untuk melihat hifa atau spora jamur. Pengobatan sistemik berupa
griseofulvin 500mg sehari selama 3-4 minggu, itrakenazol 100mg sehari selama 2 minggu, obat
topikal salep whitfield.

4)Tinea Imbrikata
Adalah penyakit yang disebabkan jamur dermatofita yang memberikan gambaran khas
berupa lesi bersisik yang melingkar-lingkar dan gatal. Disebabkan oleh dermatofita T.
concentricum.Gambaran klinik dapat menyerang seluruh permukaan kulit halus, sehingga sering
digolongkan dalam tinea korporis. Lesi bermula sebagai macula eritematosa yang gatal,
kemudian timbul skuama agak tebal terletak konsensif dengan susunan seperti genting, lesi
tambah melebar tanpa meninggalkan penyembuhan dibagian tangahnya. Diagnosis berdasar
gambaran klinis yang khas berupa lesi konsentris.

5)Tinea Kruris
Adalah penyakit jamur dermatifita didaerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus, yang
dapat meluas kebokong dan perut bagian bawah. Penyebab E. floccosum, kadang-kadang
disebabkan oleh T. rubrum. Gambaran klinik lesi simetris dilipat paha kanan dan kiri mula-mula
lesi berupa bercak eritematosa, gatal lama kelamaan meluas sehingga dapat meliputi scrotum,
pubis ditutupi skuama, kadang-kadang disertai banyak vesikel kecil-kecil. Diagnosis berdasar
gambaran klinis yang khas dan ditemukan elemen jamur pada pemeriksaan kerokan kulit dengan
mikroskopis langsung memakai larutan KOH 10-20%. Pengobatan sistemik griseofulvin 500 mg
sehari selama 3-4 minggu, ketokonazol, obat topikal salp whitefield, tolsiklat, haloprogin,
siklopiroksolamin, derivat azoldan naftifin HCL.

6)Tinea Manus et Pedis


Merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita didaerah kilit
telapak tangan dan kaki, punggung tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki serta daerah
interdigital.
Penyebab tersering T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum. Gambaran klinik ada 3 bentuk
klinis yang sering dijumpai yaitu:
(a) Bentuk intertriginosa berupa maserasi, deskuamasi, dan erosi pada sela jari tampak warna
keputihan basah terjadi fisura terasa nyeri bila disentuh, lesi dapat meluas sampai ke kuku dan
kulit jari. Pada kaki lesi sering mulai dari sela jari III, IV dan V.
(b) Bentuk vesikular akut ditandai terbentuknya vesikula-vesikula dan bila terletak agak dalam
dibawah kulit sangat gatal, lokasi yang yang sering adalah telapak kaki bagian tengah melebar
serta vesikulanya memecah.
(c) Bentuk moccasin foot pada bentuk ini seluruh kaki dan telapak tepi sampai punggung kaki
terlihat kulit menebal dan berskuama, eritema biasanya ringan terutama terlihat pada bagian
tepi lesi. Diagnosis ditegakkan berdasar gambaran klinik dan pemeriksaan kerokan kulit dengan
larutan KOH 10-20% yang menunjukkan elemen jamur. Pengobatan cukup topikal saja dengan
obat-obat anti jamur untuk interdigital dan vesikular selama 4-6 minggu.

7)Tinea unguium
Adalah kelainan kuku yang disebabkan infeksi jamur dermatofita. Penyebab tersering
adalah T. mentagrophites, T. rubrum. Gambaran klinik biasanya menyertai tinea pedis atau
manus penderita berupa kuku menjadi rusak warna menjadi suram tergantung penyebabnya,
distroksi kuku mulai dari dista, lateral, ataupun keseluruhan. Diagnosis ditegakkan berdasar
gejala klinis pada pemeriksaan kerokan kuku dengan KOH 10-20 % atau biakan untuk
menemukan elemen jamur. Pengobatan infeksi kuku memerlukan ketekunan, pengertian
kerjasama dan kepercayaan penderita dengan dokter karena pengobatan sulit dan lama.
Pemberian griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4 bulan untuk jari tangan untuk jari kaki 9-12
bulan. Obat topical dapat diberikan dalam bentuk losion atau crim.

Dosis Nystatin

Dosis umum pemakaian nystatin untuk infeksi jamur pada mulut adalah 1 ml obat cair diteteskan
ke mulut empat kali per hari. Sedangkan dosis untuk infeksi kulit, gunakan obat ini dua kali
sehari atau sesuaikan anjuran dokter pada area kulit yang terinfeksi.

Untuk infeksi jamur pada vagina, dosis umum per hari adalah 100.000-200.000 unit per hari.
Dosis dan lama penggunaan obat akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahannya.

Anda mungkin juga menyukai