Pendahuluan
Rumah susun merupakan jawaban yang paling rasional untuk mengatasi ledakan
penduduk, menghilangkan kawasan kumuh, komitmen menjaga lingkungan,
efisiensi lahan dan upaya mendekatkan warga dengan tempat kerjanya. Bagi
konsumen golongan menengah ke bawah penyediaan hunian vertikal diwujudkan
dalam bentuk rumah susun sederhana (rusuna). Adapun beberapa sasaran yang
ingin dicapai dalam pembangunan rumah susun sederhana antara lain untuk
memenuhi kebutuhan hunian masyarakat berpenghasilan rendah, meningkatkan
fungsi lahan dan meningkatkan kualitas hunian padat di lokasi-lokasi yang
berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Bagi konsumen golongan
ekonomi menengah ke atas penyediaan hunian vertikal diwujudkan dalam bentuk
rumah susun dengan kelas menengah, dengan fasilitas yang tentunya berbeda
dengan rumah susun sederhana. Rumah susun juga menjadi alternatif tempat
relokasi yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat untuk melakukan
penataan suatu wilayah agar mengembalikan fungsi suatu lokasi seperti bantaran
sungai dan bantaran kereta api yang menjadi lokasi permukiman liar di kota-kota
besar.
Layaknya rumah lainnya yang bukan susun, rumah susun sebagai tempat tinggal
warga juga harus memenuhi kriteria dan tujuan penyelenggaraan rumah susun
yaitu terwujudnya rumah susun yang layak huni, sehat, aman, berkelanjutan dan
harmonis. Bandung sebagai salah satu kota besar metropolitan memiliki
permasalahan perkotaan yang tidak berbeda dengan kota metropolitan lainnya
seperti Jakarta untuk bidang penyediaan permukiman. Adanya permukiman liar di
bantaran sungai menjadi masalah yang sedang diselesaikan oleh Pemerintah Kota
Bandung. Permukiman yang berada di bantaran Sungai Cikapundung tidak
memiliki pengelolaan sanitasi lingkungan yang baik diperlukan penataan dan
revitalisasi bantaran sungai demi menjaga kelestarian lingkungan bantaran sungai
dan kesehatan warga setempat. Dalam tugas perencanaan infrastruktur air bersih
dan sanitasi kali ini, kelompok mendapat tugas untuk melakukan perencanaan
Penelitian ini kami laksanakan di dua tempat sekaligus sebagai sumber data dan
juga perbandingan kondisi. Tempat pertama adalah di rumah susun Sadangserang
dan tempat kedua adalah rumah susun Rancacili. Rumah susun Sadang serang
sampai saat ini masih dalam tahap pengisian (relokasi) warga yang berasal dari
Babakan Siliwangi. Kondisi ini tidak memungkinkan untuk kami mendapatkan
data yang lengkap mengenai kondisi eksisting yang ada rumah susun Sadang
serang. Oleh karena itu kami memerlukan beberapa data yang kami dapatkan di
Rumah susun Rancacili.
Ada dua alasan yang mendasari pemilihan rusun Rancacili sebagai lokasi
pengambilan data. Alasan pertama adalah masalah teknis bangunan. Rumah susun
yang ada di Rancacili memiliki tipe yang tipikal dengan kondisi rumah susun
Sadang serang. Rumah susun Sadangserang dan Rancacili adalah rumah susun
dengan tipe 24. Alasan kedua adalah alasan latar belakang sosial budaya
masyarakat penghuni rusun. Rumah susun Sadang serang dan rumah susun
Rancacili adalah rumah susun yang menjadi penampungan warga penampungan
korban penggusuran daerah kumuh Kota Bandung. Dengan kesamaan kondisi
itulah diharapkan data yang diambil di rumah susun Rancacili akan bisa
1.3.2. Sasaran
(1) Teridentifikasinya evaluasi perencanaan infrastuktur air bersih dan sanitasi
di Rusunawa Sadang Serang.
(2) Teridentifikasinya perbandingan infrastruktur Rusunawa Rancacili dengan
infrastruktur Rusunawa Sadang Serang.
(3) Tersusunnya rancangan infrastruktur air bersih dan sanitasi yang ideal.
1.3.3. Keluaran
(1) Hasil rancangan infrastruktur air bersih dan sanitasi berdasarkan hasil
analisis kelompok yang dapat diterapkan di Rusunawa Sadang Serang.
(2) Adanya Standar Operasional Prosedur yang dapat diterapkan berdarkan
hasil rancangan infrastruktur air bersih dan sanitasi di Rusunawa Sadang
Serang.