Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA DATA


Pada bab ini akan diuraikan hasil pengukuran dan pengujian di laboratorium serta
hasil kuesioner yang diberikan kepada penghuni Rusunawa Rancacili Blok 2. Dari hasil
pengukuran dan pengujian serta mempertimbangkan aspirasi penghuni, kemudian akan
ditindaklanjuti dengan konsep penanganan yang tepat.

4.1. Hasil Kuesioner


4.1.1 Kelembagaan Warga Rusunawa Rancacili
Forum waktu merupakan bentuk aspirasi warga yang bermukim di Kiaracondong
Jalan Jakarta yang disatukan dalam suatu bentuk organisasi/kelembagaan. Pengurus
forum waktu berasal dari warga, yang dengan sukarela memiliki kemauan dan
kemampuan untuk bergabung mewakili warga dalam melayani keperluan dan
memfasilitasi.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan kepada pengurus Forum Waktu bahwa
pada umumnya, mereka telah memiliki pemahaman yang baik mengenai pengelolaan air
bersih dan sanitasi dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Mulai dari jenjang
SD hingga perguruan tinggi.
Sebanyak 50% diantaranya telah memahami bahwa pentingnya letak septik tank
yang berjauhan dengan sumber air bersih yang berjarak 10 meter, 25% diantaranya
tidak mengetahui, dan 25% lainnya mengatakan letak septik tank kurang dari jarak
tersebut.
Pada aspek pengelolaan sampah, pengelola telah memahami dengan benar
sebanyak 75% responden menjawab bahwa pemilahan sampah yang benar ada pada
pemilahan berdasarkan jenisnya, 25% sisanya menjawab bahwa pengelolaan selama ini
baru pada pengumpulan sampah dan langsung dibuang.
Pada aspek pengelolaan air buangan, sebanyak 75% pengelola setuju untuk
diadakannya pengolahan lanjutan setelah septik tank. Oleh karena pada umumnya
mereka telah memahami bahwa tangki septik tersebut yang telah ada tidak permeable
(kedap air) sehingga tidak memiliki outlet untuk pembuangan hasil olahan. Sebanyak
25% tidak mengetahui bagaimana pengelolaan air buangan yang baik dan tidak
mencemari lingkungan.
Pengelolaan air saluran pada rusunawa cukup penting untuk diperhatikan. Karena
pada saat musim kemarau yang sedang terjadi dari bulan mei hingga bulan oktober
ketika survei ini dilakukan, secara estetika dapat dilihat kasat mata bahwa lalat
Laporan Akhir Studio
IV-1
berterbangan dan menyebabkan lantai Rusunawa terkesan kumuh serta menjijikan.
Sebanyak 75% pengelola berharap adanya perbaikan infrastruktur sanitasi untuk
menutup saluran yang menyebabkan bau dan mengundang lalat untuk berkembang biak.
Bentuk partisipasi warga rusun untuk menjalin keakraban dan menjaga
lingkungan sekitar tempat tinggal adalah selalu mengadakan kegiatan kerja bakti setiap
minggunya. Selain itu bentuk organisasi yang menaungi warga untuk aktif berpartisipasi
adalah karang taruna dan PORPI.

4.1.2 Aspirasi Warga


Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan pada warga rusunawa Rancacili,
mengenai aspek pengelolaan air bersih diketahui bahwa terdapat perbedaan penggunaan
air bersih yang dimanfaatkan sebagai air minum dan air untuk memasak. Mereka lebih
memilih menggunakan air isi ulang dan air kemasan bermerk, oleh karena keraguan
akan kualitas air bersih yang bersumber dari mata air (artesis).

Gambar 4.1. Sumber air minum utama warga Rusunama Rancacili (blok 2)
Sedangkan sumber air utama yang digunakan warga untuk memasak dapat dilihat
pada bagan diagram dibawah ini :

Laporan Akhir Studio


IV-2
Gambar 4.2. Sumber air utama yang digunakan untuk memasak
Selain itu penggunaan fasilitas bersama perlu menjadi perhatian warga rusunawa,
agar operasional dan pemeliharaan dapat berjalan seimbang. Sehingga diperlukan
perhatian lebih. Berdasarkan survei yang dilakukan, warga rusunawa lebih memilih
mengadukan hal tersebut ke pengelola rusun, sisanya adalah inisiatif sendiri dan
mengikuti arahan dari lembaga/organisasi forum waktu.

Gambar 4.3. Opsi pemilihan perbaikan fasilitas air bersih bersama


Sedangkan pada aspek pengelolaan sampah yang ada di rusunawa Rancacili (blok
2), diperoleh bahwa warga belum menerapkan sepenuhnya memilah sampah. Hanya
sebagian warga yang memilah sampah untuk dijual kembali kepada pengepul. Adapun
alasan warga dalam memilah sampah dapat dilihat pada bagan diagram dibawah ini :

Laporan Akhir Studio


IV-3
Gambar 4.4. Kesulitan yang dihadapi warga untuk memilah sampah
Berdasarkan survei lanjutan yang dilakukan terhadap beberapa responden,
diketahui bahwa warga pada dasarnya telah mengetahui dan memahami konsep 3R
(reduce, reuse, recycle). Tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa alasan
sehingga warga belum menerapkan konsep tersebut.

Gambar 4.5. Pemahaman warga mengenai keuntungan dari konsep pemilahan sampah

Pada aspek pengelolaan air buangan dan drainase, pemahaman warga untuk
mengetahui fungsi dari septik tank sangat diperlukan demi keberlanjutan operasional
dan pemeliharaan fasilitas bersama tersebut. hal ini dapat dilihat pada bagan diagram
dibawah ini :

Laporan Akhir Studio


IV-4
Gambar 4.6. Fungsi Septik tank menurut persepsi warga Rusunawa Rancacili (blok 2)
4.2. Hasil Pengukuran Air Bersih
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah kami lakukan, maka
kami dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1. Inventarisasi Infrastruktur Air Bersih di Rusun Sadang Serang
No Fasilitas Kondisi
1 Sumur Bor 1 unit dengan kedalaman 150 m
Debit 8 12 m3/jam
2 Pompa Pompa Sedot dengan Kapasitas 3,3 Liter/detik
Pompa angkat dengan kapasitas 1,3 Liter/Detik
3 Torrent 3 Unit Kapasitas 4 m3
4 Meteran Air (water 1 unit tiap rumah
meter)
5 Pipa Pipa PVC diameter Inch untuk sambungan unit kamar
Pipa PVC diamaeter 1 dari sumur bor ke torrent
6 Hidran Sebanyak 1 unit Di Tiap Lantai
Dan 2 Unit di Luar Bangunan
7 Keran Umum 2 Unit
8 Pengelola Dikelola oleh pengurus yang ditunjuk dari dari perwakilan
warga
9 Pembiayaan Pembiayan dibebankan kepada tiap warga sebanyak Rp.
150.000 untuk air bersih , listrik, pengelolaan sampah dan
keamanan
Sumber : Hasil wawancara dan Pengamatan Rusun Sadang Serang, 2015
Selain tabel pengamatan diatas, kami juga melakukan uji kima fisika kualitas
sumber air di rusun sadang serang mengacu pada Permenkes No.
416/MENKES/Per/IX/1990 dengan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Laporan Akhir Studio


IV-5
Tabel 4.2. Laporan Hasil Uji Kualitas Air Di Rusun Sadang Serang
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum Hasil Metode
yang diperbolehkan Pemeriksaan Pemeriksaan
A. FISIKA
1. Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau Organoleptic
2. Warna Pt.Co 50 6.4 Spectrophotometric
3. Kekeruhan NTU 25 3.90 Spectrophotometric
4. Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1.500 3.79 Electrometic
5. Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa Organoleptic
B. KIMIA
1. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 106 Spectrophotometric
2. Klorida mg/L 600 67 Spectrophotometric
3. Besi mg/L 1.0 < LOD 0.042 Spectrophotometric
4. Mangan mg/L 0.5 < LOD 0.005 Spectrophotometric
5. Flourida mg/L 1.5 0.25 Spectrophotometric
6. Nitrat mg/L 50 1.00 Spectrophotometric
7. Nitrit mg/L 3.0 0.01 Spectrophotometric
8. Sulfat mg/L 400 31 Spectrophotometric
9. Seng mg/L 15 0.64 Spectrophotometric
10. pH mg/L 6.5-9.0 8.0 Electrometic
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2015

Laporan Akhir Studio


IV-6
Berdasarkan hasil uji kualitas air diatas, dapat kita ketahui kualitas air bersih
yang diperiksa memenuhi syarat kesehatan. Sehingga air tersebut dapat dijadikan
sebagai air minum. Dan mengacu dari tabel inventarisasi dan tabel hasil uji
kualitas diatas, akan menjadi acuan kami dalam menentukan konsep penanganan
untuk peningkatan infrastruktur di bidang air bersih di Rusunawa Sadang Serang
selanjutnya.

4.3. Hasil Pengukuran Air Limbah


Untuk dapat melakukan pengembangan terhadap fasilitas pengelolaan limbah
domestik di rumah susun salah satu cara yang kami laksanakan adalah dengan
pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan
melakukan wawancara, pengamatan dan pengukuran. Berikut hasil pengumpulan data
yang telah kami laksanakan:
Tabel 4.3. Hasil pengamatan fasilitas pengelolaan limbah domestik
No Fasilitas Kondisi
1 Toilet 1 unit tersedia untuk setiap unit rumah susun.
Tipe jongkok.
Bahan terbuat dari keramik.
2 Saluran perpipaan Pipa PVC.
Ukuran 4 inci.
Terpisah antara air limbah black water dan grey water.
Pipa black water berujung pada septik tank.
Pipa grey water berujung pada saluran drainase.
3 Grease trap Tidak tersedia baik untuk black water maupun grey water
4 Bak kontrol Terdapat 4 buah untuk black water
5 Septik tank Terdapat 6 buah
Model septik tank bio fabrikasi
Ukuran setiap unit 5 m3
2 manhole setiap unit septik tank
Tidak ada saluran udara
6 Pengolah lanjutan Belum tersedia
Limbah langsung menuju drainase dan meresap ke tanah
7 Pengelola Belum ada struktur organisasi pengelola limbah
8 Pembiayaan Tidak ada anggaran biaya khusus untuk perawatan fasilitas
pengolahan limbah.
Sumber : Tinjauan Lapangan, 2015

Selain melakukan pengukuran dan pengamatan langsung terhadap fasilitas air


limbah, kami juga melakukan pengujian laboratorium untuk kualitas air limbah (grey

Laporan Akhir Studio


IV-7
water) yang dihasilkan oleh warga rusun Sadang serang. Pengujian yang kami
laksanakan mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 52 Tahun
1995. Pengujian dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandung, dengan
sampel yang diambil dari rusun Sadang serang pada tanggal 27 Oktober 2015.
Pengujian dilakukan untuk beberapa parameter diantaranya BOD5, COD, TSS dan pH.
Berikut hasil pengujian air limbah Rusunawa Sadang Serang:

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Kualitas Grey Water Rusun Sadang Serang
Kadar
maksimum Hasil
No Parameter Satuan Metode uji
yang pemeriksaan
diperbolehkan
1 BOD5 Mg/L 30 104 Spectrophotometric
2 COD Mg/L 50 143 Spectrophotometric
3 TSS Mg/L 50 0,161 Elektrometrik
4 pH Mg/L 6,0-9,0 7,8 Elektrometrik
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2015
Berdasarkan hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa grey water dirumah
susun Sadang serang masih memerlukan pengolahan sebelum dimanfaatkan atau dilepas
ke lingkungan. Hasil pengujian sampel yang dilakukan oleh Laboratorium Dinas
Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa gre water rumah susun Sadang serang
melampaui baku mutu air buangan terutama pada parameter BOD dan COD. Nilai BOD
grey water rusun Sadang serang (104 mg/L) melampaui baku mutu air limbah domestik
berdasarkan Kepmen LH no 112 tahun 2003 (100 mg/L). Nilai COD grey water rusun
Sadang serang adalah 143 mg/L melampaui baku mutu yang ditetapkan dalam Kepmen
LH nomor 52 tahun 1995 yaitu 50 mg/L. Sementara untuk parameter TSS dan Ph grey
water rusun Sadang serang masih berada di bawah baku mutu yang telah ditetapkan.

4.4. Hasil Pengukuran Drainase


Hampir semua rumah susun yang ada di Bandung menerapkan pola saluran
drainase tercampur antara air hujan dan grey water. Sayangnya tidak semua saluran
drainase yang ada di rumah susun mengalir dengan baik, sehingga timbul genangan-
genangan pada saluran drainase. Untuk mengatasi masalah tersebut kami melakukan
pengumpulan data berupa wawancara dan pengukuran serta pengamatan langsung

Laporan Akhir Studio


IV-8
dengan harapan didapatkan pokok masalah dan solusi untuk masalah drainase. Berikut
hasil wawancara dengan pengelola dan penghuni rumah susun masalah drainase:
Tabel 3.5. Hasil pengamatan fasilitas drainase
No Fasilitas Kondisi
1 Saluran drainase Kedalaman saluran 30 cm
Lebar saluran 28 cm
Tipe saluran tercampur antara air hujan dan grey water
Saluran terbuat dari beton
Terdapat genangan air
Berujung di saluran drainase kota
Slope rata-rata 0.01
2 Saluran perpipaan Pipa PVC.
Ukuran 4 inci.
Terpisah antara air limbah black water dan grey water.
3 Parameter fisik air Berwarna, berbau, berbusa
di saluran
4 Sumur resapan Terdapat 6 buah dengan ukuran 1m x 1m, dan kedalaman
1,5m
Influen dari air hujan dan grey water
Tanpa dilengkapi pengolahan grey water
5 Potensi limpasan Luas atap bangunan 800 m2
Curah hujan 10 mm/jam
Koefisien limpasan 0,95
6 Pengelola Belum ada struktur organisasi pengelola drainase
7 Pembiayaan Tidak ada anggaran biaya khusus untuk perawatan fasilitas
drainase.

4.5. Hasil Pengukuran Sampah


Pengukuran sampah di Rusunawa Rancacili Blok 2 dilakukan pada tanggal 24
Oktober 2015 Puku 08.30. Pengukuran sampah dilakukan di Rusunawa Rancacili Blok
2 karena penghuni di Rusunawa Sadang Serang belum sepenuhnya mengisi unit rusun
mereka karena masih dalam proses perpindahan (relokasi) dari Babakan Siliwangi.
Dalam hal ini diasumsikan bahwa karakteristik penghuni di Rusunawa Rancacili Blok 2
memiliki kesamaan sehingga sampah yang dihasilkan juga diasumsikan sama.
Pengukuran sampah yang dilakukan terdiri dari pengukuruan volume sampah,
pengukuran berat sampah dan pengukuran komposisi sampah.

4.5.1 Pengukuran Volume Sampah


Pengukuran volume sampah dilakukan melalui sampah yang dikumpulkan di
kedua TPS yang ada. Ukuran TPS di Rusunawa memiliki dimensi tinggi 1,75 meter,

Laporan Akhir Studio


IV-9
lebar 1,6 meter dan panjang 1,7 meter. Dari dimensi tersebut didapat volume maksimal
sampah yang dapat ditampung di satu TPS adalah sebesar 4,76 meter kubik.

Gambar 4.7. Kegiatan Pengukuran TPS Rusunawa


Rancacili
Pengkuran sampah di TPS 1 menggunakan pengukuran terhadap tinggi sampah,
lebar sampah dan panjang sampah yang masig-masing berukuran 1 meter, 1,45 meter,
1,75 meter sedangkan di TPS 2 dengan dimensi masing-masing adalah 0,76 meter, 1,45
meter dan 1,75 meter.

Gambar 4.8. Kegiatan Pengukuran Volume Sampah di Rusunawa


Rancacili
Volume yang dihasilkan di TPS 1 adalah sebanyak 2,53 meter kubik dan volume
di TPS 2 adalah sebanyak 1,9285 meter kubik dan total 4,4585 meter kubik. Volume

Laporan Akhir Studio


IV-10
sampah ini merupakan volume sampah yang dihasilkan sejak tanggal 8 Oktober 2015
hingga tanggal 24 Oktober 2015 ( 16 hari ). Sampah pada Rusunawa Blok 2 selama 16
hari tidak diangkut dan hanya menumpuk di kedua TPS. Berdasarkan informasi yang
didapat dari pengelola Blok 1 yang selama ini mengelola sampah di 3 blok Rusunawa
Rancacili, pihak pengelola blok 2 dan blok 3 tidak lagi mempekerjakan pengelola
sampah yang berasal dari Blok 1 karena pengelola rusun di blok 2 dan blok 3 berencana
untuk mengelola sendiri sampah mereka.
Di Rusunawa Rancacili Blok 2 terdapat 56 KK dengan jumlah penghuni sebanyak
224 jiwa. Volume sampah rata-rata yang dihasilkan per orang per hari dari data yang
telah dipaparkan di atas adalah sebesar :

Volume sampah per hari = Volume sampah / jumlah jiwa/ hari pengumpulan
Volume sampah per hari = 4,4585 m3 / 224 jiwa / 16 hari
Volume sampah per hari = 1,244 liter/jiwa/hari

4.5.2 Pengukuran Komposisi Sampah


Pengukuran komposisi sampah dilakukan dengan mengambil sampel sampah
sebanyak tiga kali. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan wadah sampah
berukuran 20 liter yang kemudian diisi sampah dari TPS. Perlakuan selanjutnya adalah
menimbang sampah dengan volume 20 liter tersebut kemudian sampah diletakkan pada
permukaan datar untuk selanjutnya dipilah. Pemilahan sampah dibagi menjadi empat
jenis yaitu sampah sisa makanan dan sampah dapur, sampah plastik, sampah berbahaya
dan sampah lainnya termasuk di dalamnya adalah popok, pembalut, tisu, kertas, kain
dan lainnya yang tidak termasuk tiga jenis sampah lainnya.

Gambar 4.9.Kegiatan Pengukuran Komposisi Sampah di Rusunawa Rancacili

Laporan Akhir Studio


IV-11
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah
Jenis Pengukuran Pengukuran Pengukuran Rata-rata
sampah/Sampel 1 2 3

Sisa makanan, 92% 10,6% 50% 56,89%


sampah dapur
Plastik dan 2,8% 15,8% 14% 9,89%
kemasan
Sampah berbahaya 2,3% 0% 0% 0,89%
Sampah lainnya 2,9% 73,6% 36% 32,33%
Berat Total 100% 100% 100% 100%
Sampah
Sumber : Hasil Pengukuran, 2015

Jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh rumah tangga di Rusunawa
Rancacili Blok 2 adalah sampah sisa makanan dan sampah dapur karena kegiatan dapur
atau memasak masih menjadi dominasi kegiatan rumah tangga.

Laporan Akhir Studio


IV-12

Anda mungkin juga menyukai