Anda di halaman 1dari 14

Tempat Mendaftarkan Diri dan Melaporkan Kegiatan Usaha

1. Bagi WP orang pribadi adalah pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal WP
2. Bagi WP badan adalah pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan WP
badan tersebut
3. Terhadap WP tertentu, DJP dapat menentukan kantor DJP selain KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal WP.
Tempat Pendaftaran Wajib Pajak Tertentu dan Pelaporan Bagi Pengusaha Tertentu
1. Seluruh WP BUMN (Badan Usah Milik Negara) da WP BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)
di wilayah DKI Jakarta, di KPP BUMN Jakarta;
2. WP PMA (Penanaman Modal Asing) yang tidak go public, di KPP PMA kecuali yang telah
terdaftar di KPP lama dan WP PMA di kawasan berikat dengan permohonan, diberikan
kemudahan mendaftar di KPP setempat;
3. WP Badan dan Orang Asing (Badora), di KPP Badora;
4. WP go public, di KPP Perusahaan Masuk Bursa (Go Public), kecuali WP BUMN/BUMD serta
WP PMA yang berkedudukan di kawasan berikat;
5. WP BUMN diluar Jakarta, di KPP setempat;
6. Untuk WP BUMN/BUMD, PMA, Badora, Go Public di luar Jakarta, khusus PPh
pemotongan/pemungutan dan PPN/PPnBM di tempat kegiatan usaha atau cabang.
4. Bagi WP yang berstatus sebagai cabang contohnya Perseroan terbatas, perseroran komanditer
dl adalah pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi wilayah WP cabang tersebut
Selain pada KPP sebagaimana diuraikan diatas. WP juga dapat mendaftarkan diri pada
KP2KP yang berada dalam wilayah KPP diatas. Untuk memudahkan WP dan dalam rangka e-
Government, DJP telah memberikan sarana online melalui e-Registration. Sepanjang WP dapat
mengakses internet maka WP dapat mendaftarkan diri melalui situs DJP www.pajak.go.id.

Kewajiban NPWP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu


Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu adalah Wajib Pajak orang pribadi yang
mempunyai tempat usaha tersebar di beberapa tempat, misalnya pedagang elektronik yang
mempunyai toko di beberapa pusat perbelanjaan.
Bagi WP OP pengusaha tertentu, selain mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak atau
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak juga
mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak atau Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat – tempat usaha Wajib Pajak.

Sanksi yang berkaitan dengan kewajiban mendaftarkan diri dan melaporkan


kegiatan usaha
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP, sehingga dapat merugikan pada
pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling
lama 6 (enam) tahun, dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar, dan paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar.
Pidana tersebut di atas ditambah 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana, apabila
seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang
isinya tidak benar atau tidak lengkap, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau
melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan
paling banyak 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau
pengkreditan yang dilakukan

1. Apa itu Pemindahan Pajak?


Tindakan memindahkan administrasi perpajakan Wajib Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan
Pajak lama ke tata usaha Kantor Pelayanan Pajak baru, karena alasan pindah tempat tinggal atau
tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha atau perubahan status perusahaan.
Apabila Wajib Pajak pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan ke wilayah kerja KPP lain,
namun masih dalam wilayah kerja KPP yang sama maka prosedur yang tepat adalah perubahan
data bukan pemindahan Wajib Pajak. Pemindahan wajib pajak juga hanya berlaku bagi Wajib
Pajak dengan status domisili (NPWP dengan 3 digit terakhir adalah “000”). Sementara untuk
Wajib Pajak dengan NPWP 3 (tiga) digit terakhir selain “000” (status cabang) yang tempat
kegiatan usahanya pindah ke wilayah kerja KPP lain, harus mendaftarkan diri dan melaporkan
usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak di KPP Baru serta mengajukan
permohonan penghapusan NPWP dan/atau permohonan pencabutan Pengusaha Kena Pajak ke
KPP Lama.
2. Wajib Pajak yang Dapat Mengajukan Pemindahan
Wajib Pajak yang dapat mengajukan permohonan pindah alamat NPWP harus memenuhi kriteria
berikut:

a. Secara nyata alamat tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak benar-benar berada pada
wilayah kerja KPP lain. Untuk WP Badan dibuktikan dengan Surat Keterangan Domisili terbaru
dari kelurahan, sedangkan untuk WP Orang Pribadi dibuktikan dengan KTP baru.
b.NPWP yang akan dipindahkan alamatnya adalah NPWP Pusat.
c. Tidak sedang dilakukan verifikasi dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak,
pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, atau penyidikan.
3 .Tata cara
Tata Cara Pemohonan Pemindahan Wajib Pajak (NPWP)
Untuk memindahkan alamat NPWP, pertama Wajib Pajak harus mengisi formulir permohonan
pemindahan Wajib Pajak dan yang kedua Wajib Pajak harus melampirkan dokumen yang
dipersyaratkan dalam rangka pemindahan Wajib Pajak.
Untuk mengisi formulir permohonan pemindahan Wajib Pajak dapat diajukan dengan dua cara
yaitu mengajukan secara elektronik atau datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak yang lama
untuk mengisi formulir.
Apabila anda memilih cara pertama yaitu mengajukan secara elektronik, maka permohonan
perubahan data dilakukan secara elektronik dengan mengisi Formulir Perubahan Data WP pada
Aplikasi e-Registration yang tersedia pada laman DJP di www.pajak.go.id. Ketentuannya adalah
sebagai berikut:

a. Permohonan pemindahan yang telah disampaikan oleh WP melalui Aplikasi e-Registration


dianggap telah ditandatangani secara elektronik atau digital dan mempunyai kekuatan hukum.
b. WP yang telah mengisi Formulir Pemindahan Wajib Pajak dengan lengkap pada Aplikasi e-
Registration harus mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP Lama.
c. Pengiriman dokumen yang disyaratkan ini dapat dilakukan dengan cara mengunggah
(upload) salinan digital (softcopy) dokumen melalui Aplikasi e-Registration atau
mengirimkannya dengan menggunakan Surat Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani.
d. Apabila dokumen yang disyaratkan belum diterima KPP dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari kerja setelah permohonan pemindahan secara elektronik, permohonan tersebut
dianggap tidak diajukan.
e. Apabila dokumen yang disyaratkan telah diterima secara lengkap, KPP menerbitkan Bukti
Penerimaan Surat secara elektronik.
Dalam hal WP tidak dapat mengajukan permohonan pemindahan secara elektronik,
permohonan pemindahan dilakukan dengan menyampaikan permohonan secara tertulis. (Pasal
34 ayat (1) PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013). Penyampaian permohonan secara tertulis
ini dilakukan:
Ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Permohonan secara tertulis ini dilakukan dengan mengisi dan menandatangani
Formulir Pemindahan Wajib Pajak.
b. Wajib Pajak yang telah mengisi dan menandatangani Formulir Pemindahan Wajib Pajak
harus melengkapi formulir pemindahan tersebut dengan dokumen yang disyaratkan dan
menyampaikan ke KPP Lama.
c. Penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung ke KPP lama atau
KP2KP, melalui Pos atau melalui jasa ekspedisi atau kurir.
d. Wajib Pajak orang pribadi dapat mengajukan permohonan pindah melalui KPP Baru dan
KPP Baru menerbitkan BPS setelah permohonan dinyatakan lengkap, serta meneruskan berkas
permohonan ke KPP Lama paling lambat 1 (satu ) hari kerja setelah penerbitan BPS.
e.Terhadap penyampaian permohonan secara tertulis, KPP Lama memberikan Bukti
Penerimaan Surat apabila permohonan dinyatakan telah diterima secara lengkap.
Apabila dinyatakan tidak lengkap berlaku ketentuan :
dalam hal permohonan disampaikan secara langsung, permohonan dikembalikan kepada
Wajib Pajak; atau
dalam hal permohonan disampaikan melalui pos atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau
jasa kurir, KPP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai ketidaklengkapan
tersebut.
Dari permohonan Wajib Pajak, keputusan yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dapat
berupa :
a. Menerima permohonan Wajib Pajak dengan menerbitkan Jika permohonan pindah WP
diterima, KPP lama akan menerbitkan Surat Pindah, Surat Pencabutan Surat Keterangan
Terdaftar, dan/atau Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebanyak 2 (dua)
rangkap untuk diserahkan ke Wajib Pajak dan KPP Baru.

Wajib Pajak datang ke KPP baru untuk mengurus perpindahan WP dengan membawa :
Salinan asli Surat Pindah, Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar, dan/ atau Surat
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
Fotokopi Surat Keterangan Domisili baru dari Kelurahan (untuk WP Badan)
Fotokopi Akta pendirian dan perubahan terakhir (untuk WP Badan);
Fotokopi NPWP dan KTP Pengurus (untuk WP Badan), fotokopi NPWP dan KTP Orang
Pribadi (untuk WP Orang Pribadi);
Fotokopi perjanjian sewa gedung dan bukti pembayaran sewa gedung (untuk WP Badan PKP).

KPP baru akan melakukan verifikasi data dalam 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan pindah-
masuk diterima. Kemudian KPP baru akan menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan SPPKP baru.
Langkah selanjutnya, untuk Wajib Pajak yang merupakan Pengusaha Kena Pajak harus
mengurus permintaan kode aktivasi dan password baru untuk e-faktur. Persyaratan pengajuan
kode aktivasi dan password e-faktur adalah mengisi formulir pengajuan (format berdasarkan
Lampiran IV F PER 24/PJ/2012), menunjukkan KTP asli dan fotokopi KTP pengurus. KPP akan
menerbitkan kode aktivasi yang dikirim lewat pos dan password yang dikirim lewat e-mail
paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima. Setelah password dan kode aktivasi
diterima, Wajib Pajak harus menyinkronkan database lama (NPWP lama) dengan NPWP baru,
sehingga proses upload e-faktur dapat dilanjutkan.
Jika seluruh prosedur berhasil dilalui, Wajib Pajak mulai dapat melaksanakan kewajiban
perpajakannya di KPP Baru***

b .Menolak permohonan Wajib Pajak dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan Tidak Dapat
Dipindah dan menyampaikan kepada Wajib Pajak.
Yang perlu diketahui adalah bahwa permohonan yang telah disampaikan baik secara elektronik
maupun secara langsung dan telah diterima oleh KPP, tidak otomatis diterima permohonannya
karena ada proses yang dilakukan oleh KPP untuk melakukan verifikasi dalam rangka
pemindahan WP. Berdasarkan pengalaman kami, KPP lama akan melakukan verifikasi apakah
masih ada tunggakan atas hutang atau denda pajak. Jika masih ada, KPP lama akan menerbitkan
Surat Tagihan Pajak. Proses pemindahan KPP akan ditangguhkan oleh KPP lama sampai Wajib
Pajak melunasi STP tersebut

1. Apa itu Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak?


Penghapusan NPWP adalah tindakan menghapuskan NPWP dari administrasi Kantor Pelayanan
Pajak.
Penghapusan NPWP dilakukan terhadap Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan. P
enghapusan NPWP dapat dilakukan atas permohonan Wajib Pajak (self assessment system) atau
secara jabatan.
Penghapusan NPWP atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan dilakukan berdasarkan
hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan yang mengatur mengenai tata cara Pemeriksaan atau tata cara Verifikasi.
Penghapusan NPWP atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan dilakukan berdasarkan
hasil Verifikasi, apabila penghapusan tersebut dilakukan terhadap:

SYARAT Penghapusan NPWP atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan dilakukan
berdasarkan hasil Verifikasi, apabila penghapusan tersebut dilakukan terhadap:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan;
2.Wajib Pajak bendahara pemerintah yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak
karena yang bersangkutan sudah tidak lagi melakukan pembayaran;
3.Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
4.Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) NPWP untuk menentukan NPWP yang dapat
digunakan sebagai sarana administratif dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan;
5.Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang
saham/pemilik dan pegawai yang telah diberikan NPWP melalui pemberi kerja/bendahara
pemerintah dan penghasilan netonya tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak;
6.Wajib Pajak badan kantor perwakilan perusahaan asing yang tidak mempunyai kewajiban
Pajak Penghasilan badan dan telah menghentikan kegiatan usahanya;
7.Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai dibagi;
8.Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya terpisah dari suaminya;
9.Wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP suami dan pelaksanaan hak dan
pemenuhan kewajiban perpajakannya digabungkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan suami;
10.Anak belum dewasa yang telah memiliki NPWP;
11.Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang telah menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia;atau
12. Wajib Pajak badan tertentu selain perseroan terbatas dengan status tidak aktif (non efektif)
yang tidak mempunyai kewajiban Pajak Penghasilan dan secara nyata tidak menunjukkan adanya

kegiatan usaha.

2. Penghapusan NPWP
1.Penghapusan NPWP melalui Aplikasi e-Registration
a. Permohonan penghapusan NPWP, dilakukan dengan menggunakan Formulir Penghapusan
NPWP dilakukan secara elektronik dengan mengisi Formulir Penghapusan NPWP pada aplikasi
e-Registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id.
b. Permohonan penghapusan yang telah disampaikan oleh Wajib Pajak melalui aplikasi e-
Registration dianggap telah ditandatangani secara elektronik atau digital dan mempunyai
kekuatan hukum.
C. Wajib Pajak yang telah menyampaikan Formulir Penghapusan NPWP dengan lengkap melalui
aplikasi e-Registration harus mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
d. Pengiriman dokumen yang disyaratkan dapat dilakukan dengan cara mengunggah (upload)
salinan digital (softcopy) dokumen melalui aplikasi e-Registration atau mengirimkannya dengan
menggunakan Surat Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani.
e. Apabila dokumen yang disyaratkan belum diterima KPP dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari kerja setelah penyampaian permohonan penghapusan secara elektronik, permohonan
tersebut dianggap tidak diajukan.
f.Apabila dokumen yang disyaratkan telah diterima secara lengkap, KPP menerbitkan Bukti
Penerimaan Surat secara elektronik.
Dalam hal penghapusan NPWP terkait dengan Wajib Pajak orang pribadi yang meninggal dunia,
permohonan penghapusan NPWP dapat diajukan oleh salah seorang ahli waris, pelaksana wasiat,
atau pihak yang mengurus harta peninggalan.
Penghapusan NPWP secara Tertulis
Apabila Wajib Pajak tidak dapat mengajukan permohonan penghapusan NPWP secara elektronik,
permohonan penghapusan dapat dilakukan dengan menyampaikan permohonan secara tertulis.
Permohonan secara tertulis dilakukan dengan mengisi dan menandatangani Formulir
Penghapusan NPWP. Wajib Pajak yang telah mengisi dan menandatangani Formulir
Penghapusan NPWP harus melengkapi formulir penghapusan tersebut dengan dokumen yang
disyaratkan. Dokumen yang disyaratkan meliputi:
a. Surat keterangan kematian atau dokumen sejenis dari instansi yang berwenang dan surat
pernyataan bahwa tidak mempunyai warisan atau surat pernyataan bahwa warisan sudah terbagi
dengan menyebutkan ahli waris, untuk orang pribadi yang meninggal dunia;
b.Dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak telah meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya, untuk orang pribadi yang meninggalkan Indonesia selama-lamanya;
c. Dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak sudah tidak ada lagi kewajiban sebagai
bendahara, untuk bendahara pemerintah;
d.Surat pernyataan mengenai kepemilikan NPWP ganda dan fotokopi semua kartu NPWP
yang dimiliki, untuk Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu NPWP;
e.Fotokopi buku nikah atau dokumen sejenis dan surat pernyataan tidak membuat, perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan atau surat pernyataan tidak ingin melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suami, untuk Wanita kawin yang sebelumnya
telah memiliki NPWP;
f. dokumen yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak badan termasuk bentuk usaha tetap telah
dibubarkan sehingga tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, seperti akta pembubaran
badan yang telah disahkan oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, untuk Wajib Pajak badan.
Permohonan secara tertulis disampaikan ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dengan cara:
1. Langsung ke KPP atau melalui KP2KP;
2.Melalui pos; atau
3. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.
Apabila permohonan secara tertulis disampaikan melalui KP2KP, KP2KP meneruskan
permohonan penghapusan NPWP ke KPP. Terhadap penyampaian permohonan secara tertulis
sebagaimana, KPP memberikan Bukti Penerimaan Surat apabila permohonan dinyatakan telah
diterima secara lengkap. Terhadap penyampaian permohonan secara tertulis yang diterima secara
tidak lengkap, berlaku ketentuan:
Dalam hal permohonan disampaikan secara langsung, permohonan dikembalikan kepada
Wajib Pajak;
Dalam hal permohonan disampaikan melalui pos atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau
jasa kurir, KPP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai ketidaklengkapan
tersebut.
Penghapusan NPWP secara Jabatan
Penghapusan NPWP secara jabatan dilakukan berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil
Verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang
mengatur mengenai tata cara Pemeriksaan atau tata cara Verifikasi. Pemeriksaan atau Verifikasi
dalam rangka penghapusan NPWP secara jabatan, dilakukan apabila:
a. Terdapat data dan informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktorat Jenderal
Pajak yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif;
b. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan penghapusan NPWP.
Keputusan Permohonan Penghapusan NPWP
Berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi dalam rangka penghapusan NPWP, KPP
memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP yang disampaikan oleh Wajib
Pajak. Dalam memberikan keputusan, KPP juga mempertimbangkan:
1. Utang pajak;
2. Proses hukum atau proses administrasi berupa:
a. Pembetulan sebagaimana diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang KUP;
b. Gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang KUP;
c. Keberatan sebagaimana diatur dalam Pasal 25 Undang-Undang KUP;
d. Banding sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang KUP;
e. Pengurangan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak,
pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 36 Undang-
Undang KUP; dan
f. Peninjauan kembali sebagaimana diatur dalam Pasal 40 Undang-Undang Pengadilan
Pajak.
3.Status seluruh NPWP cabang Wajib Pajak, dalam hal penghapusan NPWP dilakukan terhadap
NPWP pusat.
keputusan dapat berupa penerbitan Surat Keputusan Penghapusan NPWP atau penerbitan Surat
Penolakan Penghapusan NPWP. Surat Keputusan Penghapusan NPWP diterbitkan dalam hal:
1. Berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi terdapat rekomendasi penghapusan
NPWP;
2. Tidak terdapat utang pajak, atau terdapat utang pajak tetapi:
A.Penagihannya sudah daluwarsa;
b. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan
tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan;atau
c.Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan;
3.Tidak terdapat proses hukum atau proses administrasi
4.Seluruh NPWP cabang Wajib Pajak telah dihapus, dalam hal penghapusan NPWP dilakukan
terhadap NPWP pusat.
Surat Penolakan Penghapusan NPWP diterbitkan dalam hal:
1.Berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi terdapat rekomendasi untuk tidak
melakukan penghapusan NPWP;atau
2.Berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi terdapat rekomendasi penghapusan NPWP,
namun:
- terdapat utang pajak;
- terdapat proses hukum atau proses administrasi
- terdapat NPWP cabang yang belum dihapus, dalam hal penghapusan NPWP
dilakukan terhadap NPWP pusat.
Apabila setelah diterbitkan Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak,
Wajib Pajak dapat mengajukan kembali permohonan penghapusan NPWP dan
permohonan tersebut dianggap sebagai permohonan baru, apabila diketahui:
a.Wajib Pajak melunasi utang pajak;
b.proses hukum atau proses administrasi telah selesai ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; dan
c.seluruh NPWP cabang Wajib Pajak telah dihapus, dalam hal permohonan penghapusan
NPWP diajukan terhadap NPWP pusat
Jangka Waktu Penerbitan keputusan
Setelah dilakukan pemeriksaan atau verifikasi, penerbitan keputusan dilakukan dalam jangka
waktu paling lama:
A. 6 (enam) bulan sejak tanggal Bukti Penerimaan Surat dalam hal permohonan diajukan oleh
Wajib Pajak orang pribadi; atau
B. 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Bukti Penerimaan Surat, dalam hal permohonan diajukan
oleh Wajib Pajak badan.
Apabila jangka waktu telah terlampaui dan KPP tidak menerbitkan keputusan, permohonan
Wajib Pajak dianggap dikabulkan dan KPP menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan NPWP
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu berakhir.

PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP


1. Apa itu pencabutan pengukuhan PKP?
Pencabutan Pengukuhan PKP merupakan penyelesaian permohonan pencabutan
Pengusaha Kena Pajak yang diajukan oleh wajib Pajak. Pencabutan pengukuhan PKP
adalah tindakan mencabut pengukuhan PKP dari adminstrasi KPP. (Pasal 21 ayat (2)
PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013)
2. Mengapa ada pencabutan pengkuhan PKP?
Dengan adanya perubahan batasan pengusaha kecil yang semula tidak lebih dari Rp.
600.000.000,- yang sejak 1 Januari 2014 menjadi tidak lebih dari Rp. 4.800.000.000,-,
maka akan banyak wajib pajak yang memungkinkan untuk mencabut pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, oleh karena itu maka Direktorat Jenderal Pajak akan secara aktif
sampai dengan 31 Agustus 2014 akan melakukan verifikasi pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Account Representative
(AR) dan pelaksana yang ditunjuk.
3. Siapa yang berhak mendapat pencabutan pengukuhan PKP?
Pencabutan Pengukuhan PKP oleh Dirjen Pajak dilakukan terhadap :
a. PKP dengan status WP non efektif
b. PKP yang tidak diketahui keberadaan dan /atau kegiatan usahanya
c. PKP menyalahgunakan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
d. PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain
e. PKP yang sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP (karena perolehan omzet
turun)
f. PKP telah dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat lain, atau
g. PKP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/ atau objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
4. Bagaimana proses pencabutan pengukuhan PKP?
Pencabutan Pengukuhan PKP dapat dilakukan;
a. atas permohonan PKP atau
b. secara jabatan.
Pencabutan pengukuhan PKP atas permohonan PKP atau secara jabatan dilakukan
berdasarkan hasil Verifikasi atau hasil Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan yang mengatur mengenai tata cara
Pemeriksaan atau tata cara Verifikasi. (Pasal 21 ayat (3) PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-
38/PJ/2013)

Permohonan pencabutan pengukuhan PKP, dilakukan dengan menggunakan Formulir


Pencabutan Pengukuhan PKP. (Pasal 22 ayat (1) PER-20/PJ/2013), dalam hal pencabutan
pengukuhan PKP terkait dengan PKP orang pribadi yang meninggal dunia, permohonan
pencabutan pengukuhan PKP dapat diajukan oleh salah seorang ahli waris, pelaksana
wasiat, atau pihak yang mengurus harta peninggalan. (Pasal 22 ayat (8) PER-20/PJ/2013
s.t.d.d PER-38/PJ/2013 ).

a. Permohonan pencabutan pengukuhan PKP dilakukan secara elektronik dengan


mengisi Formulir Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak pada Aplikasi e-
Registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di
www.pajak.go.id. (Pasal 22 ayat (2) PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013 ).
b. Dalam hal PKP tidak dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan PKP
secara elektronik, permohonan pencabutan pengukuhan PKP dapat dilakukan
dengan menyampaikan permohonan secara tertulis. (Pasal 23 ayat (1) PER-
20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013). Penyampaian permohonan secara tertulis ini
dilakukan:
o secara langsung;
o melalui pos; atau
o melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.

Anda mungkin juga menyukai