Anda di halaman 1dari 2

Heart of Borneo, Hutan Hujan Besar Terakhir di Asia

"Didirikan pada tahun 2010, Heart of Borneo Rainforest Foundation bekerja keras untuk
melindungi kekayaan hayati, ekologi, dan budaya dari hutan hujan Kalimantan."

Heart of Borneo adalah kesepakatan konservasi yang diprakarsai oleh World Wide
Fund for Nature untuk melindungi 220.000 km² wilayah hutan di pulau Borneo yang
dikenal sebagai hutan hujan besar terakhir di Asia. Perjanjian tersebut telah
ditandatangani oleh Pemerintah Brunei, Indonesia, dan Malaysia di Bali pada tanggal
12 Februari 2007 untuk mendukung inisiatif. Heart of Borneo menyediakan habitat
untuk 10 spesies endemi primata, lebih dari 350 burung, 150 reptil dan amfibi, serta
10.000 tanaman.

Borneo, pulau terbesar ketiga di dunia, menyumbang hanya 1% dari daratan dunia
namun memegang sekitar 6% dari keanekaragaman hayati global di hutan tropisnya
yang kaya. Spesies yang mendiami borneo berkisar dari orang utan Kalimantan dan
gajah sampai tanaman pitcher raksasa dan bunga Rafflesia. Namun keragaman ini
berada di bawah ancaman - Borneo telah kehilangan lebih dari setengah hutan, dan
sepertiganya menghilang hanya dalam tiga dekade terakhir.

Fokus utama dari program ini adalah hutan hujan borneo - bentangan tunggal terbesar
dari hutan hujan yang masih berdiri di Asia tenggara, hutan hujan terbesar ketiga di
bumi, dan mungkin yang paling banyak mempunyai keanekaragaman hayati. Setengah
juta masyarakat adat masih mengandalkan hutan hujan ini, seperti halnya spesies yang
tak terhitung jumlahnya (dikenal atau yang belum ditemukan), yang mana banyak dari
mereka yang hanya ditemukan di pulau ini.

Sayangnya, selama setengah abad terakhir, hutan hujan yang pernah menutupi seluruh
pulau Kalimantan ini telah dihancurkan secara kejam dan sistematis untuk keuntungan
segelintir orang. Spesies hewan dan tumbuhan telah dipaksa untuk menuju kepunahan,
dan saat ini banyak spesies-spesies lain yang menghadapi ancaman jika habitat
mereka tidak dikonservasi. Masyarakat adat seperti Dayak, Penan, dan Iban, telah
dipaksa untuk menetap, dan melihat dengan tidak berdaya hutan yang menghidupi
mereka selama berabad-abad hancur.

The tri-lateral Heart of Borneo Initiative ditandatangani pada tahun 2005 oleh tiga
negara yang berbagi pulau Kalimantan: Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Ini adalah
kesepakatan bersejarah dengan tiga negara untuk berbagi tanggung jawab untuk
melindungi ekosistem yang sedang menghilang ini, dengan fokus pada bagian utuh
yang tersisa dari hutan di tengah pulau, meliputi bentangan pegunungan yang berjalan
dari Gunung Kinabalu di Timur Laut, turun ke Rentang Schwaner di Barat Daya.

Inisiatif yang ada bukanlah deklarasi dari sebuah taman internasional, juga bukan
sebuah pernyataan untuk melestarikan daerah yang ditunjuk. Ini adalah kesepakatan
untuk mengelola secara berkelanjutan area yang sudah ditentukan. Sebenarnya,
hampir seluruh daerah yang dicakup oleh perjanjian ini dilisensikan sebagai konsesi
untuk penebangan, pertanian (termasuk minyak sawit), dan bahkan pertambangan.
WWF berperan dalam memfasilitasi perjanjian ini, dan menjadikan kantor di Singapura
(Heart of Borneo Global Initiative) sebagai pendukung koordinasi di antara tiga
pemerintah.

Pada akhirnya, tujuan tunggal Heart of Borneo Rainforest Foundation adalah untuk
mendukung konservasi hutan hujan Kalimantan, menggunakan Heart of Borneo
sebagai titik fokus yang ikonik. Hutan hujan yang menakjubkan ini seharusnya dicintai,
bukan dihancurkan.

Anda mungkin juga menyukai