Anda di halaman 1dari 8

Kebiasaan Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Mellitus… (Abidah Nur, Veny Wilya, Raisuli Ramadhan)

KEBIASAAN AKTIVITAS FISIK PASIEN DIABETES


MELLITUS TERHADAP KADAR GULA DARAH DI RUMAH
SAKIT UMUM dr. FAUZIAH BIREUEN
Abidah Nur, Veny Wilya, Raisuli Ramadhan
Loka Litbang Biomedis Aceh
Jl. Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Lr. Tgk. Dilangga No. 9 Lambaro,
Aceh Besar 0651-8070189, 0651-8070289,
Email : abidahnur@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latihan fisik merupakan salah satu pilar penatalaksaan diebets melitus. Latihan fisik
teratur bersifat aerobic pada penderita diabetes dapat memperbaiki sensitivitas
insulin dan menurunkan penyakit kardiovaskular. Penelitian merupakan analisis
lanjut dari penelitian Riset Pembinaan Kesehatan tahun 2014. Penelitian dilakukan
di Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen dengan jumlah subjek 37 pasien dengan
diabetes dan 48 pasien non diabetes. Data dianalisis secara bivariat menggunakan
uji korelasi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah
puasa pasien DM dengan aktivitas fisik dan olah raga. Pada pasien non DM
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah
puasa dengan aktivitas fisik. Namun terdapat hubungan yang signifikan antara
kadar gula darah puasa dengan olah raga. Korelasi antara olahraga dan kadar gula
darah berada pada rentang sedang dengan arah korelasi negatif. Dianjurkan bagi
pasien non DM agar dapat melakukan olahraga secara teratur dan
berkesinambungan untuk mencegah timbulnya penyakit diabetes melitus.

Kata kunci : glukosa darah, diabetes, aktivitas fisik

ABSTRACT
One of diabetes mellitus management is physical activity. Aerobic physical activity
for diabetes mellitus improve insulin sensitivity and decrease cardiovascular disease.
The research was the further analysis of Riset Pembinaan Kesehatan 2014. The study
was conducted at the General Hospital of Bireuen dr.Fauziah by the number of
subjects 37 patients with diabetes and 48 nondiabetic patients. Data analyze using a
correlation test. There was no significant correlation between fasting blood glucose
with physical activity and exercise on diabetic patient. There was no significant
correlation between fasting blood glucose and physical activity on nondiabetic
patient. But, there was a significant correlation between fasting blood glucose and
sport. Correlation between exercise and blood glucose is medium and negative
direction. Non-diabetic patient is recommended to exercise routine and regularly to
prevent diabetes mellitus.

Keyword : blood glucose, diabetes, physical activity

41
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 41-48

PENDAHULUAN aktivitas fisik semakin rendah kadar


Penyakit diabetes mellitus glukosa darah.7 Namun penelitian oleh
ditandai dengan tingginya kadar Haryanto melaporkan tidak ada
glukosa darah sewaktu puasa dan/atau hubungan yang signifikan antara
2 jam post prandial. Diagnosa diabetes aktivitas fisik dengan kadar gula
ditegakkan bila kadar glukosa darah darah.4 Senada dengan penelitian
sewaktu lebih dari 200 mg/dL dan Martha yang menyatakan tidak ada
glukosa darah puasa diatas 126 mg/dL. hubungan yang bermakna antara
Kebiasaan melakukan aktivitas fisik kurang olah raga dengan kejadian
dan olahraga akan mempengaruhi diabetes melitus.8 Perbedaan beberapa
kadar gula darah. Pada pasien diabetes hasil penelitian dapat disebabkan oleh
melitus, aktivitas sedentary harus variasi jumlah sampel, analisis data,
dihindari seperti menonton televisi, dan kategori aktivitas fisik. Oleh sebab
menggunakan internet, dan duduk itu, dilakukan kembali analisis data
santai. Peningkatan aktivitas fisik penelitian Riset Pembinaan Kesehatan
tinggi seperti jalan cepat, bersepeda, tahun 2014 untuk mengetahui
dan olah otot dianjurkan.1 hubungan aktifitas fisik dengan kadar
Latihan fisik teratur bersifat glukosa darah.
aerobic pada penderita diabetes dapat
memperbaiki sensitivitas insulin dan BAHAN DAN METODE
menurunkan risiko cardiovascular. Penelitian merupakan analisis
Jalan kaki, bersepeda santai, jogging, lanjut data Riset Pembinaan Kesehatan
dan berenang merupakan latihan yang tahun 2014 dengan memilih variabel
bersifat aerobic. Frekuensi latihan aktiviyas fisik dan olahraga. Penelitian
dilakukan minimal 3-4 kali per dilakukan di Rumah Sakit Umum
minggu. Latihan fisik secara teratur dr.Fauziah Bireuen. Populasi adalah
dapat menurunkan kadar HbA1c. semua pasien yang berobat di rumah
Anjuran dokter kepada pasien dengan sakit. Subjek penelitian berjumlah 37
pre diabetes dan dengan kadar glukosa pasien dengan diabetes dan 48 pasien
normal untuk meningkatkan latihan non diabetes. Variabel aktivitas fisik
fisik masing-masing sebesar 59,1% dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
dan 24,2%.1,2 Klasifikasi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Definisi
ringan, sedang, dan berat mengacu operasional aktifitas fisik mengacu
pada Riskesdas 2013.3 pada Riakesdas 2014. Variabel
Hariyanto dalam penelitiannya olahraga dibagi menjadi tiga kategori
menyebutkan hanya terdapat 2 pasien yaitu tidak pernah, kurang dari 3 kali
DM yang melakukan aktivitas fisik per minggu, dan lebih atau sama
sedang memiliki kadar glukosa darah dengan 30 menit (3 kali per minggu).
normal.4 Penelitian di Denpasar Data dianalisis secara bivariat
menunjukkan hasil bahwa terdapat menggunakan uji korelasi.
hubungan yang bermakna antara Penelitian sudah mendapat
aktivitas fisik dengan kadar gula persetujuan Komisi Etik dari Badan
darah.5 Penyerapan glukosa untuk Penelitian dan Pengembangan
pembentukan otot lebih baik Kesehatan dengan judul “Pola
dibanding lemak. Pembentukan otot Konsumsi Mayarakat Aceh dan
dapat dilakukan dengan aktivitas Hubungannya dengan Penyakit
fisik.6 Aktivitas fisik dan kadar Diabetes Mellitus di RSUD dr.
glukosa darah memiliki korelasi Fauziah Bireuen” ketua Pelaksana
negatif, yang artinya semakin tinggi Abidah Nur, S.Gz nomor

42
Kebiasaan Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Mellitus… (Abidah Nur, Veny Wilya, Raisuli Ramadhan)

LB.02.01/5.2/KE.643/2013 pada Diabetes Mellitus di RSUD dr.


tanggal 31 Desember 2013. Fauziah Bireuen.
Tulisan ini lebih fokus pada
aktivitas fisisk dan olah raga. Aktivitas HASIL
fisik dan olahraga adalah bagian dari Penelitian yang dilakukan di
variabel dalam penelitian Pola Bireuen menunjukkan karakteristik
Konsumsi Mayarakat Aceh dan responden yang bervariasi. Hal ini
Hubungannya dengan Penyakit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Karakteristik penderita diabetes melitus dan non diabetes melitus yan
menjadi responden dalam penelitian Pola Konsumsi Mayarakat Aceh dan
Hubungannya dengan Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD dr. Fauziah
Bireuen.
Responden
No. Karakteristik responden
Pasien DM (%) Pasien non DM (%)
1. Jenis kelamin
- Laki-laki 19 (51,4) 12 (25,0)
- Perempuan 18 (48,6) 36 (75,0)
2. Umur
- Dewasa 20 (54,1) 14 (29,2)
- Lanjut usia (>46 tahun) 17 (45,9) 34 (70,8)
3. Pendidikan
- Tinggi 16 (43,2) 32 (66,7)
- Rendah 21 (56,8) 16 (33,3)
4 Pekerjaan
- PNS 8 (21,6) 14 (29,2)
- Swasta 20 (54,1) 21 (43,8)
- Tidak bekerja 9 (24,3) 13 (27,1)
5 Aktivitas
- Ringan 11 (29,7) 8 (16,7)
- Sedang 18 (48,6) 35 (72,9)
- Berat 8 (21,6) 5 (10,4)
6 Olah raga
- 30 menit (>3x/mgg) 11 (29,7) 6 (12,5)
- <3x/mgg 10 (27,0) 21 (43,8)
- Tidak pernah 16 (43,2) 21 (43,8)
*) Sumber : Data primer Penelitian Pola Konsumsi Mayarakat Aceh dan
Hubungannya dengan Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD dr. Fauziah
Bireuen.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada besar besar berpendidikan rendah,


pasien DM, perbandingan persentase berwiswasta, mempunyai kebiasaan
laki-laki dan perempuan hampir sama. beraktivitas sedang, dan tidak pernah
Demikian juga dengan persentase usia, melakukan olahraga. Pasien non DM,
antara dewasa dan lanjut usia tidak sebagian besar berjenis kelamin
jauh berbeda. Pasien DM sebagian perempuan, berusia lanjut,

43
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 41-48

berpendidikan tinggi, berwiswasta, sebanding dengan responden yang


dan mempunyai aktivitas fisik sedang. tidak olahraga.
Di tinjau dari segi olahraga, persentase Hasil penelitian mengenai
olahraga kurang dari 3 kali seminggu deskripsi kadar glukosa darah puasa
pasein DM dan non DM dapat dilihat
pada tabel 2.

Tabel 2. Deskriptif kadar glukosa darah puasa pasien DM dan non DM pada
penelitian penelitian Pola Konsumsi Mayarakat Aceh dan Hubungannya
dengan Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD dr. Fauziah Bireuen
No. Kadar glukosa darah (n) Range Minimum Maksimun Rata-rata
1 Diabetes (37) 490 110 600 265,43
2 Non Diabetes (48) 71 44 115 83,75
*) Sumber : Data primer Penelitian Pola Konsumsi Mayarakat Aceh dan
Hubungannya dengan Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD dr. Fauziah
Bireuen

Tabel 2 menunjukkan kadar untuk pasien DM tergolong masih


glukosa darah minimum pasien DM tinggi atau tidak terkontrol.
dan non DM masih normal, sedang Hasil korelasi antara karakteristik
kadar maksimum pasien DM sangat responden, aktivitas fisik, dan
tinggi. Rata-rata kadar glukosa darah olahraga dengan kadar glukosa darah
dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3. Korelasi antara karakteristik responden, aktivitas, dan olah raga dengan
kadar glukosa darah puasa pada penelitian penelitian Pola Konsumsi
Mayarakat Aceh dan Hubungannya dengan Penyakit Diabetes Mellitus di
RSUD dr. Fauziah Bireuen
No. Korelasi KGD Puasa Koefisien korelasi P
Pasien DM
1 Jenis kelamin -0,063 0,709
2 Umur 0,260 0,121
3. Pendidikan -0,195 0,247
4. Pekerjaan 0,146 0,388
5. IMT -0,202 0,232
6. Aktivitas fisik -0,050 0,771
7. Olah raga 0,043 0,799
Pasien non DM
1 Jenis kelamin -0,005 0,972

44
Kebiasaan Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Mellitus… (Abidah Nur, Veny Wilya, Raisuli Ramadhan)

2 Umur 0,488 0,000


3. Pendidikan -0,273 0,060
4. Pekerjaan -0,158 0,283
5. IMT 0,195 0,184
6. Aktivitas fisik -0,064 0,663
7. Olah raga -0,333 0,021
*) Sumber : Data primer Penelitian Pola Konsumsi Mayarakat Aceh dan
Hubungannya dengan Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD dr. Fauziah
Bireuen

Tabel 3 menunjukkan tidak terdapat DM. DM dapat terjadi pada umur yang
hubungan yang signifikan antara jenis lebih muda, yaitu 46 tahun ke bawah.
kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, Individu berumur 20-59 tahun berisiko
IMT, aktivitas fisik, dan olahraga DM 8,7%.13
dengan kadar glukosa darah pada Pasien DM sebagian besar
pasien DM. Pada pasien non DM, menempuh pendidikan terakhir tingkat
terdapat hubungan yang signifikan menengah. Senada dengan penelitian
antara umur dan olahraga dengan Gandini yang menyebutkan terdapat
kadar glukosa darah. Sedangkan antara 64% pasien DM dengan pendidikan
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, menengah ke bawah.14 Hal ini
IMT, dan aktivitas fisik tidak berkaitan dengan tingkat pemahaman
berhubungan secara signifikan dengan seseorang terhadap penyakit yang
kadar glukosa darah. diderita dan penanggulangannya.
Pradana melaporkan sebagian besar
PEMBAHASAN pasien DM dengan pendidikan rendah
Responden yang dijadikan subjek tidak patuh terhadap terapi
15
penelitian terdiri dari pasien DM dan farmakologis DM.
non DM yang berobat di Rumah Sakit Hasil penelitian menunjukkan
Umum dr.Fauziah Bireuen. Hasil sebagian besar pasien DM melakukan
penelitian menyebutkan sebagian aktivitas sedang dan tidak pernah olah
besar pasien DM adalah laki-laki. raga. Kadar glukosa darah pada pasien
Berbeda dengan penelitian yang DM juga ditemukan sebagian besar
dilakukan di Puskesmas Martaram tidak terkontrol. Pasien dengan kadar
yang menyebutkan pasien diabetes glukosa darah terkontrol hanya 1
lebih banyak perempuan.9 Ditinjau orang, melakukan aktivitas ringan dan
dari segi umur, pasien diabetes olah raga kurang dari 3 kali seminggu.
sebagian besar berusia di bawah 46 Minimal kadar glukosa darah
tahun dan termasuk dalam kategori puasa pada pasien DM adalah 110
dewasa. Salah satu faktor risiko DM mg/dL. Kadar minimal masih dalam
adalah pertambahan usia. Umumnya di kategori normal untuk range kadar
Eropa penderita DM berusia 50-60 glukosa darah puasa. Namun nilai
tahun. Beberapa penelitian maksimal kadar glukosa darah puasa
menyebutkan sebagian besar penderita pasien DM tinggi. Rata-rata kadar
DM berusia 45 tahun ke atas.10,11,12 glukosa darah pasien DM 265 mg/dL
Penelitian ini menunjukkan adanya dan tergolong dalam kategori tinggi.
pergeseran umur timbulnya penyakit Pasien DM dengan kadar glukosa

45
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 41-48

darah yang tinggi akan sangat berisiko Olahraga yang dimaksud dalam
terhadap penyakit komplikasi DM penelitian ini adalah olahraga yang
seperti gangguan saraf, mata, ulkus, dilakukan selama 3 kali dalam
dan ginjal. seminggu selama 30 menit secara
Pasien non DM menunjukkan rutin. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa kadar glukosa darah puasa adanya hubungan yang signifikan
masih dalam keadaan normal. Nilai antara olahraga dengan olahraga17,18
maksimum kadar glukosa darah puasa Olah raga yang kurang menyebabkan
tergolong dalam pra diabetes (100-125 makanan yang masuk ke tubuh tidak
mg/dl). Namun rata-rata kadara dibakar melainkan ditimbun sebagai
glukosa darah puasa masih dalam lemak dalam tubuh.19 Penimbunan
rentang normal. Pasien non DM lemak tubuh dalam waktu yang lama
dengan kadar glukosa darah rentang akan mengakibatkan obesitas. Orang
100-125 mg/dL berisiko terkena DM dewasa dengan obesitas akan
bila tidak menjaga pola makan dan mempunyai risiko diabetes 24 kali
aktivitas fisik.13 lebih besar.20
Penelitian ini menunjukkan
hubungan yang tidak signifikan antara KESIMPULAN
kadar glukosa darah pasien DM Tidak terdapat hubungan yang
dengan jenis kelamin, umur, signifikan antara jenis kelamin, umur,
pendidikan, pekerjaan, IMT, akivitas pendidikan, pekerjaan, IMT, aktivitas
fisik, dan olah raga. Hubungan yang fisik, dan olahraga dengan kada
tidak signifikan antara variabel bebas glukosa darah pada pasien DM. Pada
dengan kadar glukosa darah pada pasien non DM, terdapat hubungan
pasein DM, kemungkinan disebabkan yang signifikan antara umur dan
oleh jumlah respoden yang sedikit atau olahraga dengan kadar glukosa darah.
faktor lain sebagai faktor risiko Sedangkan antara jenis kelamin,
penyakit DM. Berlawanan dengan pendidikan, pekerjaan, IMT, dan
penelitian yang dilakukan oleh aktivitas fisik tidak berhubungan
Ramadhanisa yang menyatakan bahwa secara signifikan dengan kadar
terdapat hubungan yang bermakna glukosa darah.
antara aktivitas fisik dengan kadar
HbA1c pada pasien DM.16 Kadar
HbA1c menunjukkan rata-rata kadar SARAN
glukosa darah dalam 2-3 bulan Penurunan kadar glukosa darah pada
terakhir. pasien non DM menunjukkan adanya
Pada pasien non DM terdapat pengaruh olahraga terhadap penurunan
hubungan yang signifikan antara umur kadar glukosa darah. Dengan
dan olahraga dengan kadar glukosa demikian, olahraga 3 kali seminggu
darah puasa. Korelasi antara umur dan selama 30 menit dapat dijadikan salah
olahraga dengan kadar glukosa darah satu cara untuk mencegah timbulnya
tergolong sedang dengan arah masing- DM.
masing positif dan negatif. Hasil uji
korelasi menunjukkan semakin UCAPAN TERIMKASIH
bertambah umur seseorang maka Terimakasih penulis hanturkan
semakin tinggi juga kadar glukosa terutama kepada penyandang dana,
darah. Sebaliknya, semakin berat yaitu Riset Pembinaan Kesehatan
olahraga yang dilakukan maka kadar tahun 2014, Kepala Loka Litbang
gula darah semakin menurun. Biomedis Aceh, pihak Rumah Sakit

46
Kebiasaan Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Mellitus… (Abidah Nur, Veny Wilya, Raisuli Ramadhan)

Umum dr.Fauziah Bireuen, pasien Kedokteran Universitas


yang telah berpartisipasi dalam Muhammadiyah Surakarta. 2014.
penelitian dan teman-teman yang telah 8. Martha A. [Tesis] Analisis Faktor-
membantu dalam penelitian ini. faktor Risiko yang Berhubungan
dengan Penyakit Diabetes Melitus
DAFTAR PUSTAKA pada Perusahaan X. Program
1. Budhiarta, dkk. Konsensus Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
pengelolaan dan pencegahan Masyarakat Departemen
diabetes mellitus tipe 2 di Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indonesia. PB PERKENI. 2006. Universitas Indonesia. DEPOK.
2. American Diabetes Association. 2012.
Diabetes care. The Journal of 9. Jelantik IGMG. Hubungan faktor
Clinical and Applied Research risiko umur, jenis kelamin,
and Education. 2015:Volume 38, kegemukan, dan hipertensi
Supplement 1. dengan kejadian diabetes mellitus
3. Balitbangkes. Riset Kesehatan tipe II di wilayah kerja Puskesmas
Dasar 2013. Badan Penelitian dan Mataram.Media Bina
Pengembangan Kesehatan Ilmiah.2014;8:1.pp39-44.
Kementerian Kesehahatan. 10. Fatimah RN. Diabetes Melitus
Jakarta. 2013. tipe 2. Journal Majority.
4. Hariyanto F. [Skripsi] Hubungan 2015;4(5).pp93-101.
aktivitas fisik dengan kadar gula 11. Trisnawati SK. Setyorogo. Faktor
darah puasa pada pasien diabetes risiko kejadian diabetes mellitus
mellitus tipe 2 di Rumah Sakit tipe 2 di Puskesmas Kecamatan
Umum Daerah Kota Cilegon Cengkareng Jakarta Barat tahun
Tahun 2013. Pogram Studi 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Pendidikan Dokter. Fakultas 2013;5(1).pp6-11.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 12. Azrimaidaliza. Asupan zat gizi
Universitas Islam Negeri Syarif dan penyakit diabetes
Hidayatullah Jakarta. 2013. mellitus.Jurnal Kesehatan
5. Darmaja K. Faktor-faktor yang Masyarakat.2011;6(1).pp.36-41.
mempengaruhi Peningkatan 13. Muchid A, dkk. Phamaceutical
Kadar Gula Darah pada Pasien care untuk penyakit diabetes
Lansia dengan Diabetes Mellitus mellitus. Direktorat Bina Farmasi
di Persatuan Werdatama Republik Komunitas dan Klinik Direktorat
Indonesia Cabang Kota Denpasar. Jenderal Bina Kefarmasian dan
Jurnal Dunia Kesehatan. 4(2). Pp Alat Kesehatan Departemen
65-74. Kesehatan RI. 2005.
6. National Institute of Diabetes and 14. Gandini ALA. Pranggono E.Ropi
Digestive and Kidney H. Pendidikan kesehatan terhadap
Disease.Why I need to know pengetahuan, perilaku, dan gula
about physical activity ang darah pada pasien diabetes
diabetes. 2014. mellitus tipe 2. Jurnal Husada
7. Paramitha GM. [Naskah Mahakam. 2015;3(9).pp452-521.
publikasi] Hubungan aktivitas 15. Pradana IPA. Hubungan
fisik dengan kadar gula darah karakteristik pasien dengan
pada pasien diabetes mellits tipe 2 tingkat kepatuhan dalam
di Rmah Sakit mum Daerah menjalani terrapin diabetes
Karanganyar. Fakultas mellitus di Puskesmas Tembuku 1

47
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 41-48

Kabupaten Bangli Bali 2015. I 18. Sugiyarti, Meikawati W. Salawati


Sain Medis;8(1).pp1-5. T. Hubungan Ketaatan Diet dan
16. Ramadhanisa A, Laasati TA, Kebiasaan Olahraga dengan
Mayasari D. Hubungan Aktivitas Kadar Gula Darah pada Pasien
Fisik dengan Kadar HbA1c Diabetes Mellitus yang Berobat di
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Ngembal Kulon
Laboratorium Patologi Klinik Kabupaten Kudus. Jurnal
RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Bandar Lampung. Medical 2011;7(1).pp 51-58.
Journal of Lampung University. 19. Kementerian Kesehatan. Petunjuk
2013;2(4).pp44-51. Teknis Pengukuran Faktor Risiko
17. Lande NPGA, Mewo Y, Paruntu Diabetes Mellitus. 2010.
M. Perbandingan kadar glukosa
sebelum dan sesudah aktivitas 20. Sri K.Obesitas dan
fisik insentitas berat. Jurnal e- Penatalaksanaan Program Diit.
Biomedik. 2015;3(1).pp20-24. Semarang : PAM Gizi Depkes RI
Semarang, 1996.p.1-4.

48

Anda mungkin juga menyukai