Anda di halaman 1dari 7

FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kekayaan fauna dan flora dan merupakan yang
terlengkap didunia.

Pada halaman akan membahas sebagian fauna dan flora kebanggaan Indonesia

1. FAUNA INDONESIA

Wilayah Indonesia memiliki kekayaan fauna yang sangat beragam. Keragaman fauna ini karena
berbagai hal :

1. Terletak di daerah tropis, sehingga mempunyai hutan hujan tropis (trophical rain forest)
yang kaya akan tumbuhan dan hewan hutan tropis.
2. Terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia
3. Merupakan negara kepulauan, hal ini menyebabkan setiap pulau memungkinkan tumbuh
dan dan menyebarnya hewan dan tumbuhan khas tertentu sesuai dengan kondisi alamnya.
4. Indonesia terletak di dua kawasan persebaran fauna dunia, yaitu Australis dan Oriental.

Karena berbagai kondisi tersebut maka wilayah Indonesia kaya akan keanekaragaman fauna.
Berbagai jenis fauna yang meliputi :

1. Mamalia (lebih dari 500 jenis)


2. Kupu-kupu (lebih dari 100 jenis)
3. Reptil (lebih dari 600 jenis)
4. Burung (lebih dari 1.500 jenis)
5. Amfibi (lebih dari 250 jenis)

Persebaran fauna dikelompokkan dalam 3 wilayah geografis yaitu fauna Indonesia Barat,
fauna Indonesia Tengah dan fauna Indonesia Timur.

Fauna yang terdapat di wilayah Indonesia Barat bertipe Asiatis, di wilayah Indonesia
Tengah merupakan fauna khas/fauna asli Indonesia sedangkan wilayah fauna Indonesia
Timur bertipe Australis.
Berikut ini adalah beberapa fauna Indonesia

1.1 KOMODO

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis, adalah spesies
kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili
Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan
nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal
terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan
dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan
tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak
adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup
komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.
Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi
predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya
hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910.
Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan
membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat
komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas
manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo
sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak
besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah
Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman
Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.

1.2 ORANG UTAN

Orang utan (atau orang hutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan
lengan panjang dan berbulu kemerahan atau
cokelat, yang

Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan


tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo
dan Sumatra di wilayah bagian negara
Indonesia . Mereka biasa tinggal di
pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari
dedaunan. Orangutan dapat hidup pada
berbagai tipe hutan, mulai dari hutan
dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah,
daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar,
rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau
dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di
Borneo, orangutan dapat ditemukan pada
ketinggian 500 m di atas permukaan laut ,
sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan
dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl. hidup di hutan tropika Indonesia,
khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatra.
1.3 HARIMAU SUMATERA

Harimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan satu dari
lima subspisies harimau (Panthera tigris) di dunia yang masih bertahan hidup. Harimau
Sumatera termasuk satwa langka yang
juga merupakan satu-satunya sub-spisies
harimau yang masih dipunyai Indonesia
setelah dua saudaranya Harimau Bali
(Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) dinyatakan
punah.

Hewan dari filum Chordata ini hanya


dapat diketemukan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Populasinya di alam liar
diperkirakan tinggal 400–500 ekor.
Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae) semakin langka dan
dikategorikan sebagai satwa yang
terancam punah.

Harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal sebagai
Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu
semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew Kitchener, “The Natural History of Wild
Cats”). Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia sebelum
berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di barat dan barat daya
menjadi harimau Caspian. Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah kawasan
pergunungan barat, dan seterusnya ke Asia tenggara dan kepulauan Indonesia, sebagiannya lagi
terus bergerak ke barat hingga ke India (Hemmer,1987).

Harimau Sumatera dipercaya terasing ketika permukaan air laut meningkat pada 6.000 hingga
12.000 tahun silam. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik,
yang menandakan bahwa subspesies ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan subspisies
harimau lainnya dan sangat mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
1.4 BADAK JAWA

Badak Jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama
dengan badak India dan
memiliki kulit bermosaik yang
menyerupai baju baja. Badak
ini memiliki panjang 3,1–3,2 m
dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini
lebih kecil daripada badak India
dan lebih dekat dalam besar
tubuh dengan badak Hitam.
Ukuran culanya biasanya lebih
sedikit daripada 20 cm, lebih
kecil daripada cula spesies
badak lainnya.

Badak ini pernah menjadi salah


satu badak di Asia yang paling
banyak menyebar. Meski disebut “Badak Jawa”, binatang ini tidak terbatas hidup di pulau Jawa
saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini
kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan
tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi
40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak
Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional CaTien, Vietnam dengan perkiraan
populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak Jawa
diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan
tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap. Berkurangnya
populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh
perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi
badak Jawa dan menghalangi pemulihan.Tempat yang tersisa hanya berada di dua daerah yang
dilindungi, tetapi badak Jawa masih berada pada resiko diburu, peka terhadap penyakit dan
menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF
Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak Jawa karena jika terjadi
serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan
gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena invasi langkap
(arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin
terdesak. Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional
Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.

Badak Jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan
dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak Jawa kebanyakan
bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu
kelompok terkadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral.
Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak Jawa biasanya
menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan
pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan
adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel
kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari
daripada spesies badak lainnya.
2. FLORA INDONESIA

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
 Iklim
 Jenis tanah
 Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
 Biotik (pengaruh makhluk hidup).
Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman jenis tumbuh-tumbuhan.
Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang
curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di
Pulau Sumatera dan Kalimantan
Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di
Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.
Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah
membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :
 Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi,
jagung, tebu, karet.
 Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi,
tembakau, teh, sayuran.
 Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh,
sayuran, kina, pinus.
 Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :
 Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan
memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim
kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali.
Contoh hutan mu- sim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim
tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar
matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia
hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
 Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput
yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur.
 Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah
hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik
untuk peternakan.
 Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan
bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Selatan.
Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim antara lain

(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove

2.1 MELATI

Bunga melati (Jasminum sambac) atau disebut


juga melati putih merupakan salah satu spesies
melati yang berasal dari Asia Selatan. Tanaman
perdu ini tersebar mulai dari daerah Hindustan,
Indochina, Malaysia, hingga ke Indonesia. Bunga
melati putih ditetapkan sebagai puspa bangsa, satu
diantara tiga bunga nasional Indonesia.

Melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman


perdu, berbatang tegak merayap, hidup menahun.
Melati tumbuh baik di iklim panas tropik, kondisi
tanah ringan, porus, berpasir sampai agak liat.
Bunga melati berukuran kecil, umumnya berwarna
putih, petala (mahkota bunga) selapis atau
bertumpuk. Daun bentuk membulat.

Ada sekitar 200 jenis melati yang sudah teridentifikasi, tetapi hanya 8-9 jenis yang umum
dibudidayakan. Di Indonesia ada banyak nama lokal yang diberikan kepada bunga melati seperti,
menuh (bali), Meulu Cina, Meulu Cut (Aceh), Malete (Madura), Menyuru (Banda), Melur (Gayo
dan Batak Karo), Manduru (Menado), dan Mundu (Bima, Sumbawa).

Melati mempunyai bentuk mahkota yang sederhana. Melati memiliki bunga berwarna putih suci.
Melati memiliki aroma yang lembut menenangkan. Melati tidak membutuhkan pemeliharaan
yang rumit. Harga melati yang merakyat (relatif murah). Dari semua kelebihan melati itu, tidak
berlebihan jika kemudian melati ditetapkan sebagai bunga bangsa, salah satu dari 3 bunga
nasional Indonesia.
2.2 ANGREK

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan tanaman anggreknya, Imdonesia
mempunyai lebih dari 6.000 jenis anggrek dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan
spesies anggrek terbanyak dan terlengkap di dunia. Tidak hanya itu jenis anggrek di
Indonesia juga merupakan jenis anggrek terindah dan terlangka didunia.

Anggrek bulan

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)


merupakan salah satu bunga nasional
Indonesia, Anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) ditetapkan sebagai Puspa Pesona
Indonesia mendampingi bunga melati
(Jasminum sambac) yang ditetapkan sebagai
puspa bangsa Indonesia dan padma raksasa
(Rafflesia arnoldii ) sebagai puspa langka
Indonesia.

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)


merupakan salah satu anggota genus
Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L.
Blume. Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis (spesies) dengan sekitar 140
varietas yang 60 varietas diantaranya terdapat di Indonesia.

Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di Maluku.


Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan (Jawa dan Bali),
anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek
bulan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa
langka) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.

Pesona Anggrek Bulan. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek
(Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih.
Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida)
yang memiliki corak dan warna beragam jenis.

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang
menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau
dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang
dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar
yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar dan tersebar luas mulai dari Malaysia,
Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan
menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu
tumbuh subur hingga ketinggian 600 meter dpl.

Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa
pesona, satu diantara 3 bunga nasional Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa
pesona mendampingi melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).

Anda mungkin juga menyukai