Anda di halaman 1dari 7

NAMA = AKBAR ANDHIKA PRASETYA

NIM = 14410611
Pak mohon maaf ngumpulin tugas klasibernya telat karena klasiber mulai tanggal 31
desember sering error pak
TUGAS KLASIBER HUKUM PERDATA

Kronologi Kasus

PT Aman Sejahtera yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengiriman


barang ( cargo ) pada tanggal 20 Mei 2014 menandatangani perjanjian pengiriman barang
dengan PT Antik Kirana yang merupakan perusahaan kolektor benda antik. Pada perjanjian
tersebut disepakati bahwa PT Aman Sejahtera berjanji akan mengirimkan barang berupa
seperangkat lemari, kursi, dan meja antik buatan tahun 1955 kepada pihak PT Syafi’i Berkah
di Kalimantan Timur dan akan sampai pada hari Kamis 18 Juni 2014, karena pada hari
Minggu 21 Juni 2014 objek perjanjian tersebut akan dijual kepada Mustofa seorang
penggemar barang antik. Dalam perjalanan melalui laut, kapal yang digunakan untuk
mengirim barang tersebut berhadapan dengan ombak yang sangat besar sehingga terpaksa
harus kembali ke pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Setelah dirasa aman, perjalanan
dilanjutkan kembali dan ternyata sampai Kalimantan Timur pada hari Selasa, 23 Juni 2014.
Dari peristiwa tersebut PT Syafi’i Berkah kehilangan kesempatan untuk menjual benda –
benda antik yang telah dipesan kepada Mustofa dan mengalami kerugian.

Jawaban

1. Yang menjadi Debitur dan Kreditur dalam kasus diatas adalah :


a. Debitur 1 : PT Aman Sejahtera
Kreditur 1 : PT Antik Kirana
( Perjanjian 1 )
b. Debitur 2 : PT Antik Kirana
Kreditur 2 : PT Syafi’i Berkah
( Perjanjian 2)

2. Wujud prestasi dari kasus diatas adalah PT Aman Sejahtera berkewajiban untuk
mengirimkan seperangkat lemari, kursi, dan meja antik tersebut kepada pihak PT
Syafi’i Berkah di Kalimantan Timur. Sedangkan PT Antik Kirana berhak
mendapatkan keuntungan dari PT Syafi’i atas barang antik yang dikirimkan oleh PT
Aman Sejahtera ( Perjanjian 1 ).
PT Antik Kirana berkewajiban untuk mengirimkan barang antik tersebut melalui PT
Aman Sejahtera .Sedangkan PT Syafi’i Berkah berhak menerima seperangkat lemari,
kursi, dan meja antik tersebut pada hari Kamis, 18 Juni 2014 ( Perjanjian 2 ).
Syarat sah sebuah prestasi dalam perjanjian adalah :
a. Harus diperkenankan, artinya tidak boleh bertentangan dengan undang – undang,
ketertiban umum dan kesusilaan ( pasal 1335 dan 1337 BW )
b. Harus tertentu atau dapat ditentukan, artinya harus terang dan jelas ( pasal 1320
ayat ( 3 ) dan 1333 BW )
c. Harus mungkin dilakukan, artinya mungkin dilaksanakan menurut kemampuan
manusia

3. Ya, dalam kasus diatas terdapat Wanprestasi karena PT Aman Sejahtera sebagai
debitur tidak memenuhi prestasinya sebagaimana yang telah ditentukan dalam
perjanjian yaitu barang antik yang dikirim oleh PT Aman Sejahtera tiba di Kalimantan
Timur bukan pada waktu yang telah diperjanjikan yaitu pada hari Selasa, 23 Juni
2014. Wanprestasi ini dilakukan oleh PT Aman Sejahtera yang mengakibatkan
kerugian yang diterima oleh PT Syafi’i Berkah akibat wanprestasi tersebut. Sehingga
PT Syafi’i Berkah harus membuktikan bahwa PT Aman Sejahtera telah melakukan
Wanprestasi.

4. Ada, dalam kasus diatas terdapat Overmacht. Overmach tersebut dialami oleh PT
Aman Sejahtera. Akibat hukum yang timbul akibat Overmach tersebut adalah tidak
terpenuhinya prestasi yaitu terlambatnya kedatangan barang antik yang semula
disepakati adalah hari Kamis 18 Juni 2014, tetapi barang tersebut baru datang pada
hari Selasa, 23 Juni 2014. PT Aman Sejahtera harus membuktikan bahwa terjadi
Overmach.

5. Perbedaan pokok Wanprestasi dengan Overmach adalah :

Wanprestasi adalah apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah
ditentukan dalam perjanjian. Sedangkan Overmach adalah tidak terpenuhinya prestasi
yang dilakukan debitur karena keadaan diluar kemampuan debitur, tetapi dalam hal
ini debitur tetap berusaha untuk memenuhi prestasinya tersebut.

6. Syarat umum sahnya perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata.


a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
Artinya bahwa para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada
persesuaian kemauan atau saling menyetujui kehendak masing – masing, yang
dilahirkan oleh para pihak dengan tiada paksaan, kekeliruan, dan penipuan.
b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Cakap merupakan syarat umum untuk dapat melakukan perbuatan hukum secara
sah yaitu harus sudah dewasa, sehat akal fikiran dan tidak dilarang oleh suatu
peraturan perundang – undangan untuk melakukan sesuatu perbuatan.
c. Suatu hal tertentu
Dalam hal ini yang dimaksud adalah barang yang menjadi objek perjanjian.
Menurut pasal 1333 BW barang yang menjadi objek suatu perjanjian harus
tertentu, setidak – tidaknya harus ditentukan jenisnya, sedangkan jumlahnya tidak
perlu ditentukan asalkan saja kemudian dapat ditentukan atau diperhitungkan.
d. Suatu sebab yang halal
Pasal 1335 BW menyatakan bahwa suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah
dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan.

Yang merupakan syarat sebyektif adalah :

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya


b. Cakap untuk membuat perjanjian.

Yang merupakan syarat objketif adalah :

a. Suatu hal tertentu


b. Suatu sebab yang halal.

Akibat hukum apabila syarat subjektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut dapat
dibatalkan oleh hakim atas permintaan pihak yang tidak cakap atau yang memberikan
kesepakatan secara tidak bebas. Sedangkan apabila syarat objektif tidak terpenuhi maka
perjanjian tersebut batal demi hukum. Artinya dari semula tidak pernah dilahirkan suatu
perjanjian dan tidak pernah ada perikatan.

Jawaban Pertanyaan Teori

1. Fungsi Polisinil Bezit


Bezit mendapat perlindungan hukum, tanpa mempersoalkan siapa sebenernya pemilik
sejati benda tersebut. Siapapun yang membezit benda tersebut, meskipun dia pencuri,
ia mendapatkan perlindungan hukum, sampai terbukti di muka Pengadilan bahwa ia
sebenarnya tidak berhak.
Contoh : A mencuri kendaran bermotor milik B. Kemudian motor tersebut
dijual kepada C. Ketika di jalan B melihat C mengendarai motornya. C pun
menyangkal bahwa motor tersebut adalah milik B, karena C sudah membeli motor
tersebut dari A. dalam hal ini B harus membuktikan ke Pengadilan apakah benr motor
yang telah di pakai oleh C merupakan motor miliknya yang telah dicuri oleh A.

Fungsi Zakenrechtelijk Bezit

Setelah bezit berjalan beberapa waktu tanpa adanya protes dari eigenaar sebelumnya,
maka bezit itu berubah menjadi eigendom, yaitu dengan melalui lembaga verjaring.
Contoh : A merupakan tetangga dari B. B meminta tolong kepada A untuk
meninggali rumah B yang akan di tinggal ke luar negeri. Setalah 10 tahun akhirnya B
kembali dan ternyata rumah tersebut telah dikuasai oleh A. A berdalih bahwa itu
rumah adalah rumahnya karena selama ini A lah yang merawat dan memperbaiki
seleruh kondisi rumah yang sebenarnya adalah rumah milik B.

2. Perbedaan prinsip jaminan hak antara Gadai dan Fidusia


Gadai :
a. Penerima Gadai mempunyai hak penguasaan benda gadai, namun tidak
mempunyai hak untuk memiliki benda gadai;
b. dalam hal debitur wanprestasi, untuk menjual dengan kekuasaan sendiri (parate
eksekusi), sehingga hak untuk penjualan benda gadai tidak diperlukan adanya title
eksekutorial. Penerima Gadai/ Pemegang Gadai dapat melaksanakan penjualan
tanpa adanya penetapan Pengadilan, tanpa perlu adanya juru sita ataupun
mendahului dengan penyitaan;
c. menjual benda gadai dengan perantaraan hakim, dimana kreditur dapat memohon
pada hakim untuk menentukan cara penjualan benda gadai;
d. mendapat ganti rugi berupa biaya yang perlu dan berguna yang telah dikeluarkan
guna keselamatan barang gadai; e. retensi (menahan) benda gadai, bilamana
selama hutang pokok, bunga, dan ongkos-ongkos yang menjadi tanggungan belum
dilunasi maka si berhutang/debitur maka debitur tidak berkuasa menuntut
pengembalian benda gadai;
e. untuk didahulukan (kreditur preferen) pelunasan piutangnya terhadap kreditur
lainnya, hal tersebut diwujudkan melalui parate eksekusi ataupun dengan
permohonan kepada Hakim dalam cara bentuk penjualan barang gadai.
f. Pemberi Gadai tetap mempunyai hak milik atas Benda Gadai.

Fidusia :
a. Penerima Fidusia mempunyai hak kepemilikan atas benda yang dijadikan obyek
fidusia, namun secara fisik benda tersebut tidak di bawah penguasaannya;
b. dalam hal debitur wanprestasi, untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan
fidusia atas kekuasaannya sendiri (parate eksekusi), karena dalam Sertifikat
Jaminan Fidusia terdapat adanya title eksekutorial, sehingga mempunyai kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c. yang didahulukan terhadap kreditur lainnya untuk mengambil pelunasan
piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
d. memperoleh penggantian benda yang setara yang menjadi obyek jaminan dalam
hal pengalihan jaminan fidusia oleh debitur;
e. memperoleh hak terhadap benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dalam
rangka pelaksanaan eksekusi;
f. tetap berhak atas utang yang belum dibayarkan oleh debitur.

Pemberi Fidusia mempunyai hak:


a. Tetap menguasai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
b. dapat menggunakan, menggabungkan, mencampur atau mengalihkan benda atau
hasil dari benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, atau melakukan penagihan
atau melakukan kompromi atas utang apabila Penerima Fidusia menyetujui.

3. Arti penting perbedaan benda bergerak dan tidak bergerak menurut KUHPerdata

Perbedaan antara benda bergerak dan benda tidak bergerak penting artinya, karena
adanya ketentuan – ketentuan khusus yang berlaku bagi masing – masing :
a. Mengenai hak bezit
Misalnya pada pasal 1977 ayat ( 1 ) BW menentukan barangsiapa yang menguasai
benda bergerak dianggap dianggap sebagai pemilik. Jadi bezitter dari benda
bergerak adalah eigenaar dari benda tersebut. Tidak demikian halnya terhadap
yang menguasai benda tidak bergerak.
b. Mengenai pembebanan ( bezwaring )
Terhadap benda bergerak harus dilakukan pand, sedangkan terhadap benda tidak
bergerak harus dilakukan dengan hypoteek ( pasal 1150 dan pasal 1162 BW )
c. Mengenai penyerahan ( levering )
Pasal 612 BW menentukan bahwa penyerahan benda bergerak dapat dilakukan
dengan penyerahan nyata, sedangkan penyerahan banda tidak bergerak menurut
pasal 616 BW harus dilakukan dengan balik nama pada daftar umum.
d. Mengenai daluwarsa ( verjaring )
Terhadap benda bergerak tidak dikenal verjaring sebab bezit disini sama dengan
eigendom atas benda bergerak itu, sedangkan benda – benda tidak bergerak
mengenal verjaring.
e. Mengenai penyitaan ( beslag )
Revindicatoir beslah merupakan penyitaan untuk menuntut kembali barangnya
sendiri hanya dapat dilakukan terhadap barang – barang bergerak. Executoir
beslah yaitu penyitaan untuk melaksanakan keputusan pengadilan harus dilakukan
terlebigh dahulu terhadap barang – barang bergerak. Apabila tidak mencukupi
untuk membayar hutang tergugat kepada penggugat, baru dilakukan terhadap
benda tidak bergerak.

Anda mungkin juga menyukai