8. Materi :
1) Pengertian batu empedu
2) Penyebab batu empedu
3) Tanda dan gejala batu empedu
9. Kegiatan :
Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran pasir dan ada
yang sebesar bola pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu
juga bervariasi, misalnya ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada
yang lebih banyak.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu:
Faktor usia. Risiko penyakit batu ginjal akan bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya
dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.
Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu lebih tinggi dibandingkan
pria.
Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi.
Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat perubahan hormon
estrogen selama masa kehamilan.
Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan berat
badan, obesitas, hingga penurunan berat badan drastis.
Detak jantung yang semakin cepat terjadi karena jantung mengikuti metabolisme
tubuh. Tubuh yang kekurangan oksigen juga mendorong jantung bekerja lebih keras
untuk memompa darah. Kondisinya bisa lebih buruk untuk penderita yang memang
menderita kelainan jantung.
Karena itu sering membuat warna tinja menjadi lebih gelap dan kurang normal. Hal
ini juga berpengaruh pada warna urin yang lebih gelap.
3. Depresi / Bingung
Penderita batu empedu juga bisa merasa depresi dan sangat bingung. Kondisi ini
berhubungan dengan kondisi tubuh yang sulit menerima nutrisi dari makanan,
gangguan pencernaan dan rasa sakit yang sudah sangat buruk.
Akibatnya maka penderita memiliki sistem metabolisme yang buruk serta tidak
nyaman. Untuk penderita lanjut usia bisa menyebabkan kondisi yang lebih buruk
terutama jika ada komplikasi penyakit lain termasuk darah tinggi dan diabetes.
Kondisi sakit perut ini berbeda dengan penyakit yang sering menyerang perut seperti
sakit maag, kembung, diare dan asam lambung tinggi.
Rasa nyeri akan terasa dari bagian perut atas kemudian menyebar ke bagian kanan
dan tengah. Beberapa penderita juga bisa merasa sakit perut yang sangat buruk dan
menyebar hingga ke bagian punggung atau dada.
5. Penyakit Kuning
Penderita batu empedu juga bisa terkena penyakit kuning yang ditunjukkan dengan
kulit dan bagian putih mata yang mulai menguning.
Ini termasuk gejala batu empedu yang paling sering terjadi dan membuat dokter
lebih mudah melakukan analisa.
Penyakit ini juga sering disertai dengan beberapa tanda seperti urin yang berubah
menjadi lebih coklat, tinja memiliki warna yang lebih pucat dan sering gatal.
6. Demam
Demam juga sering terjadi pada penderita batu empedu. Sebenarnya demam bisa
menjadi pertanda untuk semua jenis penyakit seperti penyakit tifus, demam
berdarah atau jenis penyakit lain.
Demam menjadi ukuran penting ketika tubuh Anda memiliki infeksi, termasuk untuk
bagian kantung empedu. Kondisi demam pada penderita batu empedu harus
mendapatkan perawatan yang tepat.
Ketika menghirup udara dalam-dalam maka perut akan terasa sakit dan menyebar
hingga ke dada. Kondisi ini akan sangat buruk jika penderita batu empedu
komplikasi dengan penyakit pernafasan seperti penyakit asma.
Kondisi ini bisa menyebabkan penderita seperti merasa terkena angin duduk atau
serangan jantung. Dalam kondisi tertentu maka tubuh akan kekurangan oksigen dan
bisa membuat penderita kehilangan kesadaran.
Ketika penderita juga terkena komplikasi dari jenis penyakit jantung maka resiko
kematian bisa lebih besar.
Namun semakin lama maka rasa sakit bisa menjadi lebih parah. Selain nyeri perut
yang menyebar ke perut maka juga sering menyebabkan kram perut. Kram perut
akan membuat penderita sama sekali tidak bergerak karena sangat sakit.
Jika semakin lama terjadi maka penderita sama sekali tidak merasa lapar. Hal ini
disebabkan karena perut yang sudah mengalami kolik akan merasa sangat
kenyang.Penyakit ini mungkin juga telah menyebabkan gangguan kerja pada
saluran pencernaan.
Berat badan akan semakin menurun dan kurang nafsu makan. Jika gejala ini terus
berlanjut maka bisa menyebabkan batu empedu yang sangat parah atau kronis.
Gejala awal kondisi ini sering ditandai dengan gas berlebihan, kembung dan sering
mual.
Mual dan muntah yang sudah terjadi selama satu bulan lebih bisa menunjukkan
gejala batu empedu yang kronis. Namun banyak penderita yang merasa bahwa ini
gejala maag, gas berlebihan atau masuk angin.
Jika sudah kronis maka penderita bisa pinsan atau kehilangan gerakan secara
mendadak. Hal ini menjadi kondisi komplikasi dari pencernaan yang buruk, kurang
nutrisi dan juga keseimbangan tubuh yang terus memburuk.
"Batu empedu berukuran kecil lebih berbahaya daripada yang besar. Batu
kecil berpeluang berpindah tempat atau berkelana ke tempat lain dan
memicu masalah baru," ujarnya.
Infeksi tersebut kebanyakan berupa tifoid atau tifus. "Kuman tifus apabila
bermuara di kantong empedu dapat menyebabkan peradangan lokal yang
tidak dirasakan pasien, tanpa gejala sakit ataupun demam," katanya.
Bila kadar kolesterol dalam tubuh meningkat dan hati tak bisa lagi
mengeluarkannya bisa terbentuk batu empedu. "Pada orang yang memiliki
bakat kolesterol tinggi, ada lebih banyak lagi tumpukan kolesterol, dan
sangat bisa mencetuskan batu empedu. Kecenderungannya sampai 30
persen," ujarnya.
Batu empedu juga bisa disebabkan tumpukan pigmen bilirubin dan garam
kalsium yang membentuk partikel seperti kristal padat. Karena itu, cirinya
berbeda. Batu empedu dari tumpukan kolesterol berwarna kekuningan dan
tampak mengilap seperti minyak, sedangkan dari tumpukan pigmen
bilirubin berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua, tetapi rapuh.