Anda di halaman 1dari 30

Konsep Dasar

Formulasi & Teknologi


Sediaan Farmasi

Farmasetika Dasar
Pertemuan 4
Formulasi Sediaan
Farmasi
Formulasi Sediaan
Farmasi

Formulasi (Bentuk
Bentuk Akhir Pembawa Utama
Sediaan)
Larutan, suspensi,
Likuida Air, etanol, minyak
emulsi
Solida Sacharum lactis, sacharosa Serbuk, kapsul, tablet
Semisolida L e m a k ( v a s e l i n , c e r a , Salep, pasta, krim
cetasium) & Minyak
Aerosol Pelarut organik Aerosol
Diskusi

¢  Sebutkan bahan tambahan yang digunakan dalam


formulasi sediaan farmasi sebagai
1.  Bahan Pensuspensi
2.  Bahan Pengemulsi
3.  Bahan Pembasah
4.  Bahan Pengikat
5.  Bahan Pelincir
Diskusi

¢  Sebutkan bahan tambahan yang digunakan


sebagai stabilisator
1.  Antioksidan
2.  Pengawet
3.  Dapar
Diskusi

¢  Sebutkan
bahan tambahan yang digunakan untuk
meningkatkan penerimaan
1.  Pemanis
2.  Pemberi rasa
3.  Pemberi aroma
4.  Pewarna
5.  Penyalut
Formulasi Sediaan
Farmasi
¢  Penyusunanformulasi atau pemilihan bahan
tambahan dilakukan dengan
mempertimbangkan:
1.  Karakteristik fisik, kimia & fisiko-kimia
bahan aktif
2.  Karakteristik bentuk sediaan yang ingin
dicapai
Formulasi Sediaan
Farmasi
¢  Bahan-bahan tambahan untuk meningkatkan
penerimaan tidak boleh digunakan untuk
menutup kemungkinan terjadinya kerusakan,
misalnya pewarna tidak boleh digunakan untuk
menutupi perubahan warna yang terjadi pada
vitamin c selama penyimpanan.
Teknologi Sediaan
Farmasi
¢  Pembuatan sediaan farmasi yang baik
memerlukan beberapa hal berikut:
1.  Semua bahan yang digunakan dijamin
kualitasnya
2.  Dikerjakan dengan bersih dan higienis
3.  Dikerjakan oleh orang yang terlatih
4.  Dikemas dan disimpan dengan baik
Teknologi Sediaan
Farmasi
¢  Teknik dasar yang umum digunakan meliputi:
1.  Menimbang
2.  Mengukur
3.  Menghaluskan
4.  Melarutkan
5.  Mencampur
6.  Mencetak
7.  Menyaring
Penimbangan

¢  Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat


menimbang adalah:
1.  Jenis bahan yang ditimbang
2.  Jumlah bahan yang ditimbang
3.  Jenis timbangan yang sesuai (gram,
miligram)
4.  Penimbangan minimal yang diperbolehkan
5.  Teknik/cara menimbang
Penimbangan

¢  Penimbangan beberapa jenis bahan antara lain


cairan, bahan yang berbau keras atau lengket,
bahan yang korosif, memerlukan alas/wadah/
botol timbang. Penimbangan bahan dalam
jumlah kecil dapat dilakukan langsung, harus
menggunakan teknik pengenceran.
Pengukuran

¢  Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat


mengukur adalah
1.  Jenis cairan yang diukur
2.  Jumlah banahn yang diukur
3.  Jenis alat ukur yang sesuai (gelas ukur,
pipet ukur, pipet tetes, beker gelas)
4.  Pengukuran minimal yang diperbolehkan
5.  Cara menggunakan alat ukur
Pengukuran

¢  Pengukuran cairan kental tidak dapat dilakukan


langsung dalam gelas ukur, tetapi harus
menggunakan cara tidak langsung yang dikenal
sebagai teknik kalibrasi menggunakan air
sebagai kalibrator. Teknik ini juga digunakan
saat menimbang bahan menggunakan wadah
antara lain saat menimbang cairan.
Pengukuran

¢  Penggunaan bahan padat dengan ukuran partikel kecil


(serbuk halus) menguntungkan karena:
1.  Proses pencampuran mudah dan dapat dihasilkan
campuran yang homogen
2.  Bila harus dilarutkan, proses pelarutan
berlangsung lebih cepat
3.  Proses disolusi & absorpsi di saluran cerna
berlangsung lebih cepat
4.  Menghasilkan tekstur yang halus, nyaman untuk
ditelan & tidak iritan pada kulit
Pengukuran

¢  Pada skala kecil penghalusan bahan dapat dilakukan


dengan cara:
1.  Penggerusan mekanik menggunakan mortir & stamper
atau blender
2.  Pengayakan pada ayakan dengan derajat halus
tertentu/2 susun ayakan
3.  Penghalusan dengan dengan intervensi atau
pertolongan pelarut yang mudah menguap
Pelarutan

¢  Pelarutan bahan padat dalam skala kecil dapat


dilakukan dengan cara:
1.  Pengadukan bahan & pelarut di beker gelas
2.  Penggojokan bahan & pelarut dalam erlenmeyer/
botol tertutup
3.  Pelarutan dengan pemanasan atau dengan
pertolongan co-solvent
Pencampuran

¢  Pencampuran bahan padat dalam skala kecil dapat


dilakukan dengan cara
1.  Triturasi yaitu pencampuran dengan cara penggerusan
di mortir
2.  Spatulasi yaitu pencampuran dengan cara
pengadukan pelan di mortir
3.  Pengayakan yaitu pencampuran dengan cara
diayak dalam 2 susun ayakan
4.  Pencampuran bahan padat dengan blender
Pencampuran

¢  Pencampuran bahan cair atau larutan dalam skala kecil


dapat dilakukan dengan cara:
1.  Pengadukan di beker
2.  Penggojokan dalam erlenmeyer atau botol tertutup
3.  Pencampuran dengan blender/mixer
Penyaringan

¢  Penyaringan cairan atau larutan dalam skala kecil


dapat dilakukan dengan:
1.  Kertas saring untuk larutan/cairan jernih
2.  Kapas atau kasa untuk cairan yang kental atau
partikel yang sangat kasar
3.  Sintered glass untuk bahan-bahan yang merusak
kertas saring, misalnya oksidator
4.  Filter mikroba untuk memisahkan mikroba pada
proses sterilisasi
Penyimpanan

¢  Untuk mempertahankan stabilitas sediaan farmasi


harus dikemas dan disimpan dengan tepat. Dalam
penyimpanan bentuk sediaan farmasi dapat mengalami
proses peruraian/perubahan antara lain kristalisasi,
perubahan bentuk polimorf, penguapan, penyerapan air
dari udara, prngrndapan, oksidasi, solvolisis, fotolisis,
polimerisasi atau isomerisasi optik.
Penyimpanan

¢  Perubahan atau peruaraian sediaan farmasi


dipengaruhi oleh suhu (terutama suhu tinggi) maupun
kelembaban. Selama penyimpanan dapat terjadi:
1.  Penurunan kadar bahan aktif
2.  Penurunan kualitas sediaan
3.  Terbentuknya bahan yang berpotensi toksik
Penyimpanan

¢  Kondisi penyimpanan yang ideal harus memenuhi


kriteria
1.  Kering
2.  Ventilasi udara cukup baik
3.  Terlindung dari cahaya
4.  Sejuk
Penyimpanan

¢  Penataan bahan dan/atau sediaan diatur secara


sistematis untuk mencegah kesalahan pengambilan.
Sistem penataan umumnya menggunakan sistem
alfabetis berdasarkan pengelompokan bentuk sediaan,
cara penyimpanan & masa kadaluarsa.
Wadah dan Kemasan

¢  Fungsi utama wadah dan kemasan sediaan farmasi


adalah untuk mempertahankan
1.  Kualitas sediaan farmasi
2.  Keamanan sediaan farmasi
3.  Stabilitas kandungan bahan aktif & bentuk sediaan
Wadah dan Kemasan
¢  Wadah dan kemasan yang ideal harus memenuhi kriteria
berikut:
1.  Melindungi isi terhadap gangguan fisik dan mekanik
berupa getaran, goncangan, kompresi, tusukan maupun
abrasi.
2.  Mencegah terjadinya kontaminasi fisik, kimiawi dan
mikroba.
3.  Melindungi isi terhadap pengaruh suhu, cahay,
kelembaban, gas O2 & CO2.
4.  Tahan terhadap perubahan suhu, tekanan &
kelembaban yang ekstrim.
Wadah dan Kemasan
¢  Wadah dan kemasan yang ideal harus memenuhi kriteria
berikut:
5.  Melindungi isi terhadap kehilangan air atau bahan-
bahan yang mudah menguap
6.  Tidak berinteraksi dengan produk (innert)
7.  Cukup transparan untuk pemeriksaan isi secara visual.
8.  Penampilan elegan & mudah diberi label.
9.  Mudah & nyaman digunakan.
10.  Harga terjangkau.
Wadah dan Kemasan

¢  Wadah dapat dibedakan menjadi:


1.  Wadah primer yang bersentuhan langsung dengan
produk.
2.  Wadah sekunder sebagai bungkus wadah primer
untuk memperoleh penampilan yang elegan.
Wadah dan Kemasan

¢  Wadah dan kemasan juga berfungsi sebagai identitas,


sarana pemyampaian informasi, pemenuhan kebutuhan
produk & kenyamanan pengguna. Sediaan yang
mengandung bahan-bahan berbahaya harus dikemas
dalam wadah yang tidak dapat dijangkau oleh anak
(child-resistent container). Selain memperhitungkan
fungsinya, pemilihan wadah & kemasan juga harus
mempertimbangkan kemudahan transportasinya.
Wadah dan Kemasan
¢  Berdasarkan jenis bahan yang digunakan wadah dapat dibedakan
menjadi:
1.  Wadah gelas, berupa botol cairan, botol tetes, botol mulut
kecil untuk pil, tablet & kapsul, waduh mulut lebar untuk
salap, krim & pasta, botol infus, vial & ampula.
2.  Wadah plastik, berupa botol cairan, botol pil, tablet & kapsul,
wadah salap, tube, vial & botol infus.
3.  Wadah logam, berupa tube, wadah bedak tabur, botol pil,
tablet & kapsul, bungkus supositoria (dalam bentuk kertas
logam, antara lain aluminium foil).
4.  Wadah kertas & karton, sebagai pembungkus serbuk terbagi,
strip & blaster tablet, kapsul & supositoria.

Anda mungkin juga menyukai