Engkajian Primer
Engkajian Primer
a. Airway
Pada jalan napas lihat kelancaran jalan nafas ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan
nafas yang di sebabkan adanya akumulasi sekret di mulut dan selang ETT. Kaji lidah tidak
jatuh ke belakang dan posisi kepala pasien head up 30
b. Breathing
Kaji RR dalam 1 menit, pola nafas, ada atau tidak nafas cuping hidung, terdapat retraksi otot
interkosta, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, ada suara nafas tambahan seperti ronkhi
basah dan wheezing dan lihat ventilator dengan mode yang terpasang, lihat tidal volume dan
minute voleme pasien. Dalam kegagalan oksigenasi harus dinilai dengan dilakukan observasi
dan auskultasi pada leher dada melalui distensi vena, deviasi trakeal, gerakan paradoksal pada
dada dan suara nafas yang hanya pada satu sisi.
c. Circulation
Kaji TD , MAP, HR , SaO2, capillary refill < 3 detik, kulit tidak pucat, konjungtiva tidak
anemis. TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung
normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
d. Disability
Kaji kesadaran pasien, nilai GCS, reaksi pupil dan besar pupil .
e. Exposure
Kaji keadaan seluruh tubuh pasien dengan membuka pakaian pasien dengan tujuan memudahkan
dalam memeriksa dan mengevaluasi keadaan pasien untuk meminimalkan terjadinya komplikasi
lebih lanjut.
Gambar 1. Patogenesis Ventilator-Associated Pneumonia (VAP)
B. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat kesehatan
Keluhan utama yang sering timbul pada pasien pneumonia di tandai dengan keluhan
menggigil, demam > 40 C, nyeri pleuritik, batuk, sputum berwarna merah jambu, tacipnoe
Dirawat di rumah sakit > 48 jam dengan terpasang ventilator.
Sebelumnya pasien tidak menderita pneumonia
Lama pemakaian antibiotik