Anda di halaman 1dari 32

SISTEM SARAF

PERIFER

By :
Ns. Dendy Kharisna, M.Kep
DIVISI AFEREN:
INDERA
Otak Korda spinalis

SSP

Divisi aferen Divisi eferen


SST

Rangsangan Rangsangan Sistem saraf Sistem saraf


sensorik viseral somatik otonom

Neuron Para
Simpatis
motorik simpatis

Otot Otot polos, Otot


Organisasi rangka jantung, Kelenjar
Sistem Saraf Organ-organ efektor (terdiri dari
jaringan otot dan kelenjar)
Neuron sensorik

Pengolahan
Alat Indera

Neuron motorik

Efektor
Sistem Syaraf Tepi Sistem Syaraf Pusat
(SST) (SSP)
Pendahuluan

 Divisi aferen mengirim informasi mengenai


lingkungan internal & eksternal ke SSP.
 Internal
– Tidak disadari  ex. konsentrasi CO2 di cairan
tubuh
– Disadari  masukan sensorik (sensasi somatik)
 Eksternal
– Indera khusus : penglihatan, pendengaran,
pengecapan dan penghidu
Reseptor

 Reseptor : ujung perifer dari neuron aferen.


 Reseptor yang memberitahu SSP mengenai
rangsangan (internal/eksternal).
 Rangsangan berupa energi/modalitas (panas,
cahaya, suara, tekanan perubahan kimia)  diubah
menjadi energi listrik (TRANSDUKSI)  potensial
aksi.
 Setiap reseptor mengkhususkan diri untuk mudah
berespons terhadap salah satu jenis rangsangan
(rangsangan adekuat)  hukum energi saraf
spesifik.
Klasifikasi Reseptor

 FOTORESEPTOR  cahaya.
 MEKANORESEPTOR  energi mekanis, cth reseptor
otot rangka peka thd peregangan.
 TERMORESEPTOR  panas dan dingin.
 OSMORESEPTOR  perubahan konsentrasi zat-zat
terlarut dlm cairan tubuh dan perubahan aktivitas
osmotik yg terjadi.
 KEMORESEPTOR  zat kimia tertentu.
 NOSISEPTOR  peka thd kerusakan jaringan/nyeri.
 Reseptor dapat beradaptasi secara lambat atau
cepat terhadap rangsangan yang menetap.
 Akibatnya  rangsangan dgn intensitas yang
sama tidak selalu menimbulkan potensial
reseptor dgn kekuatan yang sama.
 Reseptor dapat beradaptasi dengan rangsangan
yg sama dgn tdak berespon dengan kekuatan yg
sama.
1. Reseptor tonik

• Tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi secara
lambat.
• Menghasilkan informasi terus-menerus mengenai
rangsangan.
• Cth: reseptor regang otot (memantau kekuatan otot),
proprioseptor sendi (mengukur derajat fleksi sendi) agar
SSP dapat mempertahankan postur dan keseimbangan.

2. Reseptor fasik

• Cepat beradaptasi.
• Sering memperlihatkan  off response
• Hanya memberikan respon jika rangsangan dihentikan.
• Cth: reseptor taktil (sentuh) di kulit yang memberitahu
perubahan tekanan permukaan kulit (saat memakai
cincin, jam tangan, baju).
Jalur Somatosensorik
 Adalah jalur yang menyampaikan sensasi somatik.
 Jalur masuk untuk informasi bawah sadar (alat
dalam)  disebut aferen viseral.
 Informasi yang dideteksi reseptor disalurkan ke
tingkat kesadaran otak melalui jalur aferen sensorik
 disebut informasi sensorik.
 Informasi sensorik : Sensasi somatik dan sensasi
khusus.
Lanjutan….
 Somesthesia merupakan sensibilitas somatik sensorik
yang mencakup penerimaan rasa raba, nyeri,
temperatur, dan propioseptif (gerak, regangan kulit,
otot, tendon dan sendi).
 Stimulus perifer akan dihantarkan sebagai impuls menuju
korteks SSP melalui talamus.
 Jalur sensasi somatik ada 3, yaitu:
1. Neuron pertama mentransmisi informasi dari perifer
ke medula spinalis.
2. Neuron kedua mentransmisi informasi dari medula
spinalis ke talamus.
3. Neuron ketiga dari talamus ke korteks.
Cont’d...
 Jalur somatosensorik terdiri dari rantai-rantai neuron:
Neuron aferen dengan reseptor perifer yang pertama
mendeteksi rangsangan (NEURON SENSORIK ORDO
PERTAMA)  bersinaps dengan NEURON SENSORIK
ORDO KEDUA di korda spinalis atau medula 
bersinaps dengan NEURON SENSORIK ORDO KETIGA di
talamus dan seterusnya.

 Modalitas sensorik tertentu dideteksi oleh reseptor


khusus, dikirim melalui jalur asenden dan aferen
tertentu, diproyeksikan ke daerah tertentu di korteks
somatosensorik  JALUR BERLABEL.
Jalur Sensorik

1. Lemniskus medialis kolumna dorsalis : masuk


melalui divisi medial akar dorsal saraf
spinalis ke kolumna dorsalis massa putih yang
ipsilateral
2. Traktus spinotalamikus : masuk medula
spinalis di bagian lateral akar dorsal
3. Traktus trigemino-talamikus
Girus
Lemniskus Medialis Pascasentralis
Kolumna Dorsalis
Lateralis Talamus
Kolumna Dorsalis
substansia alba Lemniskus Medialis
(Ipsilateral)
Nukleus Gracilis &
Medula Spinalis Kuneatus

Reseptor: Pacini, Cabang Asenden


Meisner, Merkel,
Ruffini

Impuls:Raba,
tekanan dalam, Cabang Desenden
getaran, sensasi Kolumna Dorsalis
posisi sendi substansia grisea
Traktus Spino-Talamikus
Girus
Pascasentralis

Lateralis Talamus
Formasio
retikularis
Traktus Spinotalamikus
Medula Spinalis
Komisura ventralis
Reseptor: Massa putih
Meningkatkan
nosiseptor dan
Cabang Asenden derajat
termoreseptor
kewaspadaan
Impuls:Panas,
dingin, dan nyeri
Cabang Desenden
Traktus Trigemino-Talamikus
Girus Pascasentralis

Nukleus ventroposterior Lateralis talamus

TRAKTUS TEKTOTALAMUS

Nukleus Utama N.V Nukleus Spinalis:


(Pons): Berkaitan dengan berkaitan dengan nyeri &
raba / taktil & Postural suhu

Traktus Spinalis

N.V (Trigeminus)

Impuls
Proyeksi Talamo-Kortikal
dan Korteks Somatosensorik

 Neuron tingkat ketiga merupakan nukleus yg terletak


di talamus untuk menghantarkan impuls ke korteks
pusat.
 Area somatosensorik primer : girus pascasentralis.
 Penyampaian impuls dari talamus berjalan melalui
kapsula interna.
Jaras Asenden
Utama Sistem
Sensorik
Nyeri
 Rangsangan nosiseptor menimbulkan persepsi
nyeri.
 Mekanisme protektif  menyadari
telah/akan terjadi kerusakan jaringan.
 Disertai oleh respons motivasional serta
reaksi emosi dan persepsi nyeri dapat
dipengaruhi pengalaman, budaya, jenis
kelamin, dsb.
Tiga Kategori Nosiseptor
1. Nosiseptor mekanis : berespons thd kerusakan
mekanis (tusukan, benturan, cubitan).
2. Nosiseptor termal : berespons thd suhu berlebihan
terutama panas.
3. Nosiseptor polimodial : berespons setara terhadap
semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk
iritasi zat kimia yg dikeluarkan dari jaringan yg rusak.

• Nosiseptor tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang


menetap.
• Semua nosiseptor disensitisasi oleh prostaglandin.
Serat Aferen untuk nyeri

1. SERAT A-DELTA
• Sinyal berasal dari nosiseptor mekanis dan
termal.
• Berukuran besar dan bermielin dengan
kecepatan sampai 30 m/s  Jalur nyeri
cepat.
• Nyeri terlokalisasi, sensasi tajam menusuk,
muncul pertama kali.
2. SERAT C

• Impuls dari nosiseptor polimodial


• Berukuran lebih kecil, tidak bermielin dengan
kecepatan 12 m/s  jalur nyeri lambat.
• Sensasi nyeri tumpul, lokalisasi tidak jelas dan
menetap lebih lama.
• Diaktifkan oleh zat kimia bradikinin dan
pengaktifan enzim-enzim oleh jaringan yg
rusak ke dalam CES sbg respons peradangan.
Cont’d...
 Serat aferen bersinaps di tanduk dorsal korda
spinalis.
 Substansi P merupakan neurotransmiter yang
dikeluarkan dari ujung aferen nyeri.
 Jalur nyeri asendens bertujuan di korteks
somatosensorik, talamus, dan formasio retikularis.
 Hubungan talamus dan formasio retikularis dg
hipotalamus dan sistem limbik menghasilkan respons
emosi dan perilaku yang menyertai pengalaman
nyeri.
Cont’d...
 Keadaan nyeri kronik abnormal diperkirakan
akibat kerusakan di dalam jalur-jalur nyeri
di SSP/SST.
 Individu merasakan nyeri karena adanya
penyampaian sinyal abnormal dalam jalur-
jalur nyeri walaupun tidak terdapat cedera
perifer/rangsangan nyeri dan menimbulkan
sensasi nyeri abnormal dan menetap.
Jalur nyeri
Sistem Analgesik
 SSP memiliki sistem neuron yang menekan nyeri.
 Perangsangan listrik terhadap SUBSTANSIA GRISEA
PERIAKUADUKTUS (suatu saluran sempit yang
menghubungkan rongga ventrikel ketiga dan
keempat) dan stimulasi terhadap FORMASIO
RETIKULARIS di dalam batang otak menimbulkan 
ANALGESIA.
 Daerah tersebut merupakan jalur analgesik
desenden yg dihambat oleh inhibisi prasinaps
pengeluaran substansi P dari ujung serat nyeri
aferen.
Cont’d...
 Sistem analgesik bergantung pada keberadaan
reseptor opiat.
 Pada sistem analgesik ditemukan ENDORFIN,
ENKEFALIN, dan DINORFIN (opiat endogen) yang
berfungsi sebagai neurotransmiter analgesik yang
dikeluarkan dari jalur analgesik desenden dan
berikatan dengan reseptor opiat di ujung prasinap
aferen.
 Pengikatan ini menghambat pengeluaran substansi P
 transmisi nyeri terhambat.
Jalur Analgesik
...Semoga bermanfaat...

Anda mungkin juga menyukai