Anda di halaman 1dari 2

variabel respon kuantitatif indeks geomorfologi dalam geomorfologi

Morfometri DAS

1. Daerah Pengaliran/Drainage Area (A)


2. Panjang DAS/Watershed Length (L)
3. Kemiringan DAS/Watershed Slope (S)
4. Bentuk DAS/Watershed Shape
5. Kerapatan aliran/Drainage density (Dd)
6. Lebar(w)=luasDAS/Panjng (Km2)
7. Tingkt Percabangan Sungai (Rb)
8. Panjang sungai(Lb)
9. Keliling(P)
10. Gradien Sungai(J vertical/j.horizon.m

Variabel yang digunakan mencakup enam var iabe l: ( 1) laju e r osi pan t ai, (2) geomorfologi,
(3) kemiringan pantai, (4) tinggi gelombang signifikan, (5) perubahan tinggi paras laut relatif dan
(6) kisaran pasang sur ut.

Variabel yang digunakan mencakup enam var iabe l: ( 1) laju e r osi pan t ai, (2) geomorfologi,
(3) kemiringan pantai, (4) tinggi gelombang signifikan, (5) perubahan tinggi paras laut relatif dan
(6) kisaran pasang sur ut.

INDEKS GEOMORFIK SEBAGAI MORFOINDIKATOR

GEOLOGI DAS. GOBEH,

KABUPATEN GUNUNGKIDUL – DIY

Analisis geomorfologi secara kuantitatif dapat dilakukan melalui analisis morfometri menggunakan indeks
geomorfik

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan peta dasar RBI lembar Semin berskala 1:25.000. Dari peta RBI
tersebut kemudian hanya dipakai peta konturnya sebagai peta kerja penelitian, dan juga peta akses
jalan untuk membantu penelitian. Selain itu penelitian ini juga mengacu pada peta geologi lembar
Surakarta berskala 1:100.000 oleh Surono dkk (1992) yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.

Indeks Geomorfik

Analisa morfometri untuk mengetahui kondisi geologi suatu daerah, termasuk di dalamnya
adalah DAS, dilakukan dengan analisa menggunakan indeks-indeks geomorfik yang ada. Indeks
geomorfik (Gambar 3) yang digunakan pada penelitian ini adalah Transverse Topographic Symmetry
Factor (Indeks T, Stream Length Gradient (Gradien Panjang Sungai / Gradien SL), dan Hypsometric
Curve (Kurva Hipsometri).
1) Indeks T, dirumuskan:

Da
T = Dd

Da = jarak garis tengah DAS dengan garis sungai dan Dd =


jarak garis tengah DAS dengan garis batas tepi DAS

Perhitungan T digunakan untuk mendeteksi adanya pengangkatan berdasar


ketidaksimetrisan suatu DAS. Untuk DAS yang benar-benar simetri T=0, dan nilainya semakin besar
hingga T=1 sesuai dengan semakin tidak simetrisnya suatu DAS (Keller & Pinter ,1996).

2) Gradien SL (Hack, 1973), rumus:

= H
SL L

∆H = beda tinggi jangkauan titik pengukuran,

∆L = panjang jangkauan titik pengukuran, dan

L = panjang total sungai, dari titik atas hingga titik bawah pengukuran

Nilai SL dipengaruhi oleh resistensi batuan (Hack, 1973). Semakin resisten batuan, besaran
SL akan cenderung semakin besar. Selain itu, nilai SL juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya pengaruh struktur geologi, dengan melihat anomali nilai SL pada batuan yang sama (Keller &
Pinter ,1996). Sebagai contoh, sepanjang lembah yang terbentuk oleh sesar, nilai SL akan rendah
karena batuan yang ada di lembah akan hancur akibat pergerakan sesar, dan aliran sungai yang
melewati lembah tersebut seharusnya akan memiliki nilai kemiringan lereng yang rendah.

3) Kurva hipsometri (Strahler, 1952) merupakan perbandingan antara beda tinggi relatif dan
luasan relatif DAS. Total luas (A) adalah luas total permukaan horizontal dari DAS tersebut.
Sedangkan nilai luas (a) adalah luas permukaan DAS yang dibatasi oleh kontur datum (elevasi h
tertentu). Sedangkan H adalah nilai selisih tinggi antara titik tertinggi dan titik terendah pada DAS
tersebut. Nilai luas relatif (a/A) selalu 1 pada titik terendah DAS dan pada nilai tinggi relatif (h/H) = 0.
Dan nilai a/A selalu 0 pada nilai h/H = 1. Perhitungan hipsometri tersebut mencerminkan stadia erosi
suatu daerah yang juga dipengaruhi resistensi litologinya. Sehingga dapat digunakan juga untuk
mengidentifikasi adanya perbedaan litologi pada suatu DAS.

Anda mungkin juga menyukai