Tinjauan Teori Hemoroid
Tinjauan Teori Hemoroid
PENDAHULUAN
di daerah anus, yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau di luar
linea dentate pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut
lain faktor mengedan pada buang air besar yang sulit, kurang minum air,
1
kurang makan-makanan yang berserat, kurang olahraga.
yang kurang teratur dimana kurang makan-makanan yang berserat dan kurang
yang tidak benar, kurang minum air, kurang makanan berserat (sayur dan
1,2
intra abdomen (tumor abdomen, tumor usus), sirosis hati.
satunya tindakan bila diperlukan. Bila tindakan ini gagal, laksatif yang
2
pembesaran berkurang.
terciptalah pola makan yang kurang teratur, kebiasaan duduk lama dalam
berserat, kurangnya olahraga, dan cara BAB yang tidak benar karena BAB
UMI.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dibuat
1. Tujuan Umum
mahasiswa FK UMI.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa
pihak.
1. Instansi Pendidikan
3. Untuk Peneliti
4. Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
a. Definisi Hemoroid
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50an, 50% individu mengalami
3
diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
5
trombosis, ruptur, radang, ulserasi, dan nekrosis.
6
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu :
hematom.
7
dari hematom akut.
sacral III. Dari tempat ini rectum terus kebawah mengikuti lengkung
sakrokoxigeal, melewati pelvic floor yang dibentuk oleh otot levator ani,
dan kemudian berlanjut sebagai kanalis anal. Rectum terdiri atas 4 lapisan
8
rectum, dan otot levator ani.
8
ischiadica.
perjalanan yang sesuai dengan perjalanan arteri. Vena-vena ini berasal dari
8
(Eksterna) yan terletak dibawah anorectal junction dan diluar lapisan otot.
Serbut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari sistem
8
kedua, ketiga, dan keempat.
mengeluarkan massa feses yang terbentuk ditemapat yang lebih tinggi dan
melakukan hal tersebut dengan cara yang terkontrol. Rectum dan kanalis
anal tidak begitu berperan dalam proses pencernaaan, selain hanya dapat
8
mukus yang berfungsi sebagai pelicin keluarnya feses.
c. Insiden
resiko yang sama. Disisi lain, resiko hemoroid justru meningkat seiring
betambahnya usia. Usia puncak adalah 45 – 65 tahun. Pada populasi yang
7,9
5% populasi orang dewasa mengalami hemoroid.
d. Etiologi
6,7,9
hati kronis disertai hipertensi portal.
e. Patofisiologi
terjadi gangguan aliran balik. Faktor resiko hemoroid antara lain faktor
6,7
janin pada abdomen dan perubahan hormonal), hipertensi portal.
Faktor mengedan pada buang air besar yang sulit dan terjadinya
10
sebelumnya sudah ada.
Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen
11
motilitas seluruh tractus digestivus juga berkurang.
darah kedalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai
7,12,13
katup, sehingga mudah terjadi aliran balik.
oleh kontraksi dinding abdomen juga sering kali tidak efektik karena
14
abdomen sudah melemah.
f. Gambaran Klinis
tidak dipersarafi oleh serat saraf kutan. Nyeri yang sangat hebat jarang
hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar
meskipun dari vena, berwarna merah segar karena banyak mengandung zat
asam. Perdarahan dapat sedikit ataupun menetes yang disertai perasaan
udem dan spasme sfingter. Jika dibiarkan prolaps biasanya menjadi kronik
dan menetap. Keluarnya mukus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam
15
yang prolaps dapat mengalami trombosis.
g. Diagnosis
16,17
Diagnosis dari hemoroid dapat ditegakkan dari hasil pemeriksaan:
1) Inspeksi
anal yang dapat dideteksi dengan inspeksi saja. Pada hemoroid derajat
II tidak terdapat benjolan mukosa yang keluar melalui anus, akan tetapi
anterior kanan. Hemoroid derajat III dan IV yang besar akan segera
dapat dikenali dengan adanya massa yang menonjol dari lubang anus
yang bagian luarnya ditutupi kulit dan bagian dalamnya oleh mukosa
2) Palpasi
vena yang lunak dan mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi
rektum bagian bawah. Sebenarnya ada tiga pokok keluarnya vena yang
3) Anoskopi
4) Proktosigmoidoskopi
1) Anal tags
2) Polip fibroepiteliel
seperti papilla anal yang hipertrofi. Hal ini terjadi karena obstruksi
limfatik.
3) Fissura
Pasien umumnya mengeluhkan adanya tonjolan yang gatal juga sakit.
Rasa nyeri seperti terbakar pada fissura pada saat defekasi dan rasa
Umumnya rasa nyeri bermula pada saat 30 menit setelah defekasi dan
4) Hematoma perianal
Lesi ini sangat nyeri dan munculnya secara tiba-tiba. Bila lesi ini
Kantung ini berasal dari vena yang terdistensi karena pembekuan darah.
5) Prolaps rekti
protrusio.
i. Terapi
20,21,22,23,24,25,26
hemoroid terdiri atas 2 macam, yaitu:
1) Non Operatif
meringankan nyeri.
b. Farmakologi
yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan
Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa
d. Skleroterapi
II.
dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid tersebut. Pada satu
f. Krioterapi
diperlukan.
g. Terapi Laser
2) Operatif, yaitu:
Hemoroidektomi:
dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga
yang tidak sembuh dengan cara terapi lainya yang lebih sederhana.
c) Metode Morgan-Milligan.
timbul residif.
d) Teknik Ferguson Berkembang di Amerika Serikat oleh Dr.
suhu yang rendah sekali. Bedah beku atau bedah krio ini tidak dipaka
hemoroid yang telah mati tetap bisa keluar akibat adanya trombus
kuman tetanus.
j. Komplikasi
27,28
yang sering terjadi:
1) Refleks Vasovagal
2) Perdarahan
sekunder. Hal ini sangat jarang terjadi, namun bila terjadi harus
mengontrol hemostasis.
3) Infeksi
Sepuluh juta orang di Indonesia menderita hemoroid, dengan prevalensi lebih dari
4%. Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid
setiap tahunnya. Masyarakat banyak yang belum mengerti bahkan tidak tahu
mengenai gejala dan komplikasi yang timbul dari penyakit ini. Umur rata-rata
risiko yang sama. Risiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia,
29
dimana usia puncak adalah 45-65 tahun.
Jakarta, pada Januari 1993 – Desember 1994 dari 414 kali pemeriksaan
sakit yang sama pada tahun 1998-2005 menemukan sekitar 9% pasien dengan
keluhan sembelit ternyata menderita kanker usus besar, dan sekitar 39,6%
29
penderita sembelit mengalami hemoroid.
Semarang mempunyai dua ruang yang meliputi bedah umum, dan bedah
orthopedic. Data pasien yang datang berobat pada tahun 2008 sebanyak 1575
Pada tahun 2008 terdapat 252 kasus hemoroid (16%). Berdasarkan uraian diatas
bahwa kejadian hemoroid pada usia 45 – 65 tahun cukup tinggi dan mengganggu
30
kinerja.
Suatu studi prospektif yang dilakukan di Rajashi Medical College
hemorrhoid, terdapat 180 pasien atau sekitar 41,86% berada dalam rentang usia
31
21- 30 tahun.
2005 juga menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu sebesar 31,4% orang
Indonesia berusia 21-30 tahun menderita Iritable Bowel Syndrome yang dapat
31
disebabkan oleh hemorrhoid.
populasi. Pasien yang menderita hemoroid lebih sering ditemukan pada ras
belum diketahui, walaupun laki-laki lebih umumnya lebih sering datang berobat.
eksterna lebih sering terjadi pada usia muda dan umur pertengahan dibandingkan
2008 mencapai lebih dari 230 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi
20
350 juta jiwa pada tahun2030.
C. Kerangka Teori
perkuliahan yang sangat padat sehingga terciptalah pola makan yang kurang
cara BAB yang tidak benar karena BAB yang tidak rutin.
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50an, 50% individu mengalami
1
diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
F. Kriteria Objektif
a. Kejadian hemoroid
1. Hemoroid : 1
2. Tidak hemoroid : 0
b. Derajat hemoroid
Derajat I : bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal
Derajat III : Pembesaran hemoroid yang prolaps yang masuk lagi kedalam
1. Derajat I: 4
2. Derajat II: 3
3. Derajat III: 2
4. Derajat IV: 1
Pola makan yang kurang teratur dapat dilihat dari kebiasaan mahasiswa
g. Kurang olahraga
1.Kurang olahraga : 1
2. Olahraga : 0
Cara BAB yang tidak benar karena kebiasaan BAB yang tidak rutin.
2. BAB teratur : 0
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Indonesia
b. Waktu Penelitian
a. Populasi
b. Sampel
Sampel diambil dengan cara total sampling yang berasal dari kuisioner.
UMI.
menggunakan program Microsoft word 2007 dan SPSS. Data yang telah diolah
disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk narasi (uraian).
F. Etika Penelitian
1) Sudoyo, Aru W., dkk. Eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
2) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-chomisatun-
6142-1-babi.pdf
Simadibrata M, Setiyati S. Eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
10) Cunningham F.G, Gant N.F, Leveno K.J, Gilstarp L.C, Hauth J.C,
12) Underwood J.C.E. Hepar, Sistem Billiaris, dan Pankreas eksokrin. Dalam:
13) Kumar V, Cotran. R.S, Robbins S.L. Hati dan saluran Empedu. Dalam
2007: 395-6.
http://www.imadeharyoga.wordpress.com
nd
16) Peter J.,Moris. Oxfrod Textbook of Surgery 2 Edition Volume
2.Oxford press:England.2000.
th
17) Seymour I., Swartz. Principles of Surgery, Companion Handbook 7 Edition.
Washington.1999.
NewYork.2004
2ndEdition. Lippincolt.1997
nd
22) Peter J.,Moris. Oxfrod Textbook of Surgery 2 Edition Volume
2.Oxford press:England.2000
th
23) Courtney M.,Townsend. Townsend:Sabiston Textbook of Surgery 16
Washington.1999.
Management.Springer: NewYork.2004
th
27) Kyle R Perry,MD[online 2010].Hemorrhoids.[Cited September 9 ,2009].
Availablefrom URL:http://emedicine.medscape.com/article/775407-overview
th
28) Scott C Thornton,MD[online 2010].Hemorrhoids.[Cited March 16 ,
overview.
Jakarta Globe [serial on the internet]. 2011 [cited 2011 Nov 23]. Available
from:http://www.thejakartaglobe.com/health/indonesian-hemorrhoid-
increase-blamed-on-western-toilets/365518.