“CONTROL OF FLOWERING”
Oleh :
KELOMPOK 5
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Adapun
pengertian dari pertumbuhan adalah proses pertambahan volume, dan tinggi batang karena
adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel. Sedangkan perkembangan adalah proses
menuju kedewasaan atau terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu.
Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh faktor internal (Gen dan
hormon) dan faktor eksternal (makanan, air, suhu, kelebaban, oksigen, cahaya). Pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji. Kemudian,
kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna yang kemudian tumbuh
membesar. Setelah mencapai masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji.
Salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi pertumbuahan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya. Dengan cahaya tumbuhan dapat terpacu untuk
tumbuh lebih cepat atau tumbuh lebih lambat. Sehingga, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai proses morfogenesis yang dialami tumbuhan karena adanya faktor cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2. Pengaruh Fotosintesis
Adanya klorofil pada sel penjaga mengakibatkan sel penjaga dapat melangsungkan
proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa
larut dalam air sehingga air dari jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sel
penjaga yangmengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stoma akan membuka.
Pengamatan mikroskopis terhadap permukaan daun menunjukkan bahwa cahaya
mempengaruhi pembukaan stomata. Pada saat redup atau tidak ada cahaya umumnya stoma
tumbuhan menutup. Ketika intensitas cahaya meningkat stoma membuka hingga mencapai
nilai maksimum. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dikontrol oleh sel penjaga.
Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel penjaga meningkat.
Bagaimana konsentrasi solut tersebut meningkat? Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas
sel penjaga diubah menjadi asam malat. Kedua, pompa proton pada membran plasma sel
penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya
berasal dari asam malat, melintasi membran plasma. Asam malat kehilangan ion H+
membentuk ion malat. Hal ini menaikkan gradien listrik dan gradien pH lintas membran
plasma. Ion K+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respon terhadap
perbedaan muatan, sedangkan ion Clberasosiasi dengan ion H+ mengalir ke dalam sel
tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H+. Akumulasi
ion malat, K+, dan Cl- menaikkan tekanan osmotik sehingga air tertarik ke dalam sel penjaga.
Signal yang mengaktifkan enzim yang membentuk malat dan mengaktifkan pompa proton di
dalam membran plasma mencakup cahaya merah dan cahaya biru.
Menutupnya stoma akan menurunkan jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun
sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya
stoma bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi
dengan pembentukan gula melalui fotosintesis.
Namun pada Tanaman CAM membuka stomatanya malam hari, pada malam hari
terjadi respirasi tidak sempurna dan KH diubah menjadi asam malat, dari respirasi tersebut
CO2 tidak dilepaskan, tetap diikat, pH tetap tinggi (7), pati dalam sel penjaga dihidrolisis
menjadi gula, Ψs nya menurun, terjadi endoosmosis, Ψp sel penjaga naik, turgor, dinding sel
penjaga tertekan ke arah luar, stomata membuka ( Zainal Abidin.1984).
3. Perubahan Pati Menjadi Gula
Pada sel penutup terjadi akumulasi gula dan hal ini terjadi pada siang hari.
Terakumulasinya gula ini pada siang hari telah menyebabkan potensial osmotik/potensial air
sel penutup menjadi rendah, sehingga air dapat masuk ke sel penutup dari sel tetangganya,
turgornya naik dan stomata terbuka. Pada malam hari gula ini hilang dari sel penutup yang
menyebabkan potensial air sel penutup menjadi tinggi, sehingga air keluar dari sel penutup,
turgornya turun dan stomata menutup. Timbul dan hilangnya gula ini dari sel penutup
kemudian diketahui disebabkan terjadinya perubahan gula menjadi pati dan sebaliknya.
Perubahan pati menjadi gula ini dipengaruhi oleh enzim fosforilase yang mereaksinya.
Enzim fosforilase ini dapat berfungsi mempengaruhi reaski yang bolak – balik, yaitu
mempengaruhi pengubahan pati menjadi gula dan gula menjadi pati. Pada saat pati diubah
menjadi glukosa, berarti terjadi perubahan dari zat tidak larut menjadi zat yang mudah larut
dan berarti pula telah terjadi perubahan jumlah partikel di dalam sel penutup, sehingga sel
penutup dapat menarik air dari sel – sel sekitarnya (sel tetangga), turgornya naik dan stomata
terbuka. Sebaliknya apabila glukosa diubah menjadi pati, akan terjadi pengenceran di dalam
sel penutup, sehingga air dari sel penutup akan mengalir ke sel – sel sekitarnya., turgornya
menurun dan stomata tertutup.
Aktivitas enzim fosforilase bergantung pada pH di dalam sel tersebut. Pati diubah
menjadi glukosa oleh enzim ini pada pH 6-7. Hal ini dimungkinkan oleh adanya proses
fotosintesis yang banyak pengikat CO2, sehingga pH dalm sel menjadi agak tinggi. Pada
malam hari karena tidak ada fotosintesis, CO2 yang ada dalam seakan bereaksi dengan air
menghasilkan asam karbonat yang selanjtnya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-
.
Terkumpulnya proton dalam sel akan menyebabkan kondisi dalam sel menjadi lebih asam
dan pHnya rendah menjadi sekitar 4-5. Pada pH 4-5 aktivitas enzim fosforilase mengubah
glukosa menjadi pati kembali (Hopkins. 2009).
`
3.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Fotomorfogenesis adalah pengendalian morfogenesis oleh cahaya
2. Fitokrom merupakan pigmen yang berfungsi mengendalikan berbagai respon
fotomorfogenesis.
3. Kriptokrom yaitu kelompok sejumlah pigmen yang serupa dan belum begitu dikenal.
Kriptokrom menyerap cahaya biru dan panajng gelombang ultraviolet- gelombang
panjang (daerah UV-A, sekitar 320 sampai 400 nm).
4. Peran cahaya dalam morfogenesis adalah dapat dilihat pada kecambah yang
diletakkan ditempat gelap dan terang. Kecambah ditempat gelap akan lebih cepat
tumbuh. perbedaan ini menguntungkan kecambah. saat batangnya harus menerobos
tanah dan dedaunannya perlu mencapai cahaya. Cadangan makanan dalam
endospermas (jagung) atau kotiledon (kacang-kacangan) lebih banyak digunakan
untuk membesarkan batang ke atas dalam keadaan gelap daripada dalam keadaan
terang, dan sedikit saja makanan digunakan untuk mengembangkan daun dan akar,
dan juga untuk membentuk klorofil.
5. Mekanisme membukanya stomata jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan
menutup jika tekanan turgor sel penutup rendah dan adapun faktor yang
mempengaruhi membuka dan menurutnya stomata yang mana ada faktor eksternal
yang terdiri dari air, karbondioksida, cahaya, suhu, dan angin dan ada pula faktor
internal yang dipengaruhi oleh jam bioligis. Menutupnya stomata dapat mengurangi
proses laju transpirasi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J., Jane. B.R dan Lawrence G.M. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Haryanti,S dan Rini. B. 2015. Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Ketebalan Daun
Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada Naungan yang Berbeda.
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII.
Hopkins. W.G. & N.P.A. Huner. 2009. Introduction of Plant Physiology. 4th ed. London:
John Wiley & Sons Inc.
Pratiwi, R.S., Luthfi.A dan Muhammad. S. 2015. Pengaruh Lama Penyinaran dan
Komposisi Media terhadap Mikropropagasi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis
Muell. Arg.) Effect of Photoperiod and Different Medium Composition for
Micropropagation of Rubber Tree (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Jurnal
Agroekoteknologi Vol. 4 (568).
Salisbury.F.B. and Ross, C. (1998) Fisiologi Tumbuhan (terjemahan) Penerbit Erlangga.
Jakarta
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: IT
Sasmitamihardja, D dan Arbasyah S, 2003. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan biologi FMIPA-
ITB. Dirjen Dikti. Depdikbud : Jakarta.
Zainal Abidin (1984) Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung