Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

HASIL KALI KELARUTAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :
ANGGOTA : 1. DESSY DWI CAHYANI ( 0616 3040 0317 )

2. DWI MARISKA SEPTIA NINGSI ( 0616 3040 0319 )

3. LIDYA AGUSTINA ( 0616 3040 0322 )

4. MONA INDAH SARI ( 0616 3040 0324 )

5. MUHAMMAD ILHAM ( 0616 3040 0326 )

6. NABILA PRAMESSHELLY ( 0616 3040 0328 )

7. SANIAH ( 0616 3040 0331 )

8. YAYA OKTAVIA ERISKA ( 0616 3040 0334 )

9. NURISMIYANTI PUTRI ( 0616 3040 1004 )

10. TIARA DWI FEBRINA ( 0616 3040 1007 )

11. ANNISA NUR FADILLAH ( 0616 3040 1009 )

KELAS : 2 KB
JURUSAN : TEKNIK KIMIA
INSTRUKTUR : lr. NYAYU ZUBAIDAH , M.Si

PROGRAM STUDI D.III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
HASIL KALI KELARUTAN

1. TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat mengenal prinsip-prinsip hasil kali kelarutan


2. Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut
3. Menghitung panas pelarutan (Ho) PbCl2, dengan menggunakan sifat
ketergantungan Ksp pada suhu

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


- Alat yang digunakan :
1. Rak tabung reaksi dan tabung reaksi 1
2. Termometer 100oC 10
3. Erlenmeyer 250 ml 3
4. Gelas kimia 250 ml, 400 ml 1,2
5. Corong 2
6. Spatula 2
7. Pengaduk 2
8. Labu ukur 100 ml, 250 ml 2,2
9. Kaca arloji 3
10. Buret 50 ml 1
11. Pipet ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml dan bola karet 1,1
12. Pipet tetes 1
- Bahan yang digunakan :
1. Larutan Pb(NO3)2 0,075 250 ml
2. Larutan KCl 1M 100 ml

3. DASAR TEORI
Hasil kali kelarutan hasil kali konsentrasi ion-ion suatu elektrolit (Ksp) dalam
larutan yang tepat jenuh. Timbal (PbCl2) dedikit larut dalam air.
Keseimbangan yang terjadi larutan PbCl2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut:

pbCl2(e) pb2+ (aq) + 2 Cl-(aq)


konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas
adalah:

ka = (aPb2+) (aCl-)2
(aPbCi2(s))
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas $dapat
disederhanakan menjadi:
Ksp = (a b2+ (a Cl-)

Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentras dalam
satuan molar. Nilai Ksp diatas sebagai hasil kali kelarutan PbCl2, secara
matematis dapat ditulis:
[Pb2+][Cl-]2 < Ksp berbentuk larutan
(belum terlihat endapan PbCl2)

[Pb2+][Cl-] < Ksp terjadi endapan

[Pb2+] [Cl] = Ksp tepat jenuh

4. CARA KERJA
1. menyiapkan larutan Pb(NO3) 0,075 M dan KCl 1 M, lalu menempatkan KCl pada buret
50 ml yang berbeda
2. masukkan 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M ke dalam tiap tabung reaksi, baru menambahkan KCl
sebanyak yang dicantumkan. Pada saat pencampuran dan setelah pencampuran, tabung reaksi
harus dikocok. Biarkan selama 5 menit dan amati apakah sudah terbentuk endapan atau
belum. Isikan hasil pengamatan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Nomor Volume Volume Pembentukan


Campuran Pb(NO3)2 KCl 1 M Endapan Suhu
0
0,075 M(ml) (ml) (sudah/belum) C

1 10 0,5
2 10 1,0
3 10 1,2
4 10 1,4
5 10 1,5

3. berdasarkan hasil yang diperoleh, pada tabel 2.1 pada tabung yang terbentuk
endapan, ulangi langkah diatas untuk menentukan banyaknya volume KCl 1
M yang dapat menyebabkan terbentuknya endapan sampai ketelitian 0,1 ml
dan dicatat pula hasilnya. Catat hasil pengamatan pada tabel 2.1 . catat pula
volume KCl 1 M yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan dan suhu
4. pada tabung reaksi lain, siapkan larutan berikut sesuai dengan tabel 2.2
Nomor Volume Volume Pembentukan
Campuran Pb(NO3)2 KCl 1 M Endapan Suhu
0
0,075 M(ml) (ml) (sudah/belum) C

1 10 1,5
2 10 2,0
3 10 2,5
4 10 3,0
5 10 3,5

5. tempatkan campuran yang terbentuk endapan pada penangas atau labu


erlenmeyer yang dipanaskan. Ketika penangas dipanaskan digunakan
termometer untuk mengaduk larutan secara perlahan-lahan (kecepatan
pemanas kira-kira 10C per menit). Catat suhu ketika endapan tepat larut.
Malakukan hal yang sama untuk campuran-campuran lain. Catat semua hasil
yang diperoleh pada tabel 2.2
5. DATA PENGAMATAN
Tabel 1 :
Volume Pembentukan
Nomor Volume KCl
Pb(NO3)2 endapan Suhu 0C
Campuran 1 M (mL)
0,075 M (mL) (sudah/belum
1 10 0,5 Belum 28 0C
2 10 1,0 Belum 27 0C
3 10 1,2 Belum 26,5 0C
4 10 1,4 Belum 26,5 0C
5 10 1,5 Belum 26 0C

Tabel 2 :
Volume Pembentukan
Nomor Volume KCl
Pb(NO3)2 endapan Suhu 0C
Campuran 1 M (mL)
0,075 M (mL) (sudah/belum
1 10 1,5 Sudah 28,5 0C
2 10 2,0 Sudah 28 0C
3 10 2,5 Sudah 29 0C
4 10 3,0 Sudah 28,5 0C
5 10 3,5 Sudah 28,5 0C

Tabel 3 :
Volume Suhu Pelarutan
Pb(NO3)2 Volume endapan
No KSP Log KSP I/T (K-1)
0,075 M KCl 1 M 0 0
C K
(mL) (mL)
1,1086 x
1 10 1,5 50 323 -2,9551 3,09 x 10-3
10-3
2 10 2,0 66 339 -3,0102 2,94 x 10-3
9,76 x 10-4
3 10 2,5 68 341 -3,0634 2,93 x 10-3
8,64 x 10-4
4 10 3,0 70 343 -3,1166 2,91 x 10-3
7,644 x 10-3
5 10 3,5 76 349 -3,1637 2,86 x 10-3
6,858 x 10-4
6. PERHITUNGAN
 Pembuatan Pb(NO3)2, 0,075 M dalam 250 mL
Gr = M x v x BM
= 0,075 M x 250 mL x 331,2 gr/mol
= 0,075 M x 0,25 L x 331,2 gr/mol
= 6,21 gr
 Pembuatan KCl , 1 M dalam 100 mL
Gr = M x v x BM
= 1 M x 100 mL x 74,55 gr/mol
= 1 M x 0,1 L x 74,55 gr/mol
= 7,455 gr

 Perhitungan KSP, Log KSP, dan 1/T

Sampel 1
(10 mL Pb(NO3)2 1,5 mL KCl)

mmol Pb(NO3)2 =MxV


= 0,075 M x 10 mL
= 0,75 mmol
mmol KCl =MxV
= 1 M x 1,5 mL
= 1,5 mmol
V total = 10 mL + 1,5 mL
= 11,5 mL

Pb(NO3)2 + 2KCl PbCl2 + 2KNO3


M 0,75 mmol 1,5 mmol - -
B 0,75 mmol 1,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol
S - - 0,75 mmol 1,5 mmol

PbCl2 Pb2+ + 2Cl-


(s) (s) (s)
0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[PbCl2] = = 0,0652 M
11,5 𝑚𝐿

KSP = [Pb2+] [Cl-]


= (s) (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0652 M)3
KSP = 0,011086
Log KSP = -2,9551
1 1
= 323 𝐾 = 3,09 x 10-3 K-1
𝑇

Sampel 2
(10 mL Pb(NO3)2 2,0 mL KCl)

mmol Pb(NO3)2 =MxV


= 0,075 M x 10 mL
= 0,75 mmol
mmol KCl =MxV
= 1 M x 2,0 mL
= 2,0 mmol
V total = 10 mL + 2,0 mL
= 12 mL

Pb(NO3)2 + 2KCl PbCl2 + 2KNO3


M 0,75 mmol 2,0 mmol - -
B 0,75 mmol 1,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol
S - 0,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol

PbCl2 Pb2+ + 2Cl-


(s) (s) (s)
0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[PbCl2] = = 0,0625 M
12 𝑚𝐿

KSP = [Pb2+] [Cl-]


= (s) (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0625 M)3
KSP = 9,76 x 10-4
Log KSP = -3,0102
1 1
= 339 𝐾 = 2,94 x 10-3 K-1
𝑇

Sampel 3
(10 mL Pb(NO3)2 2,5 mL KCl)

mmol Pb(NO3)2 =MxV


= 0,075 M x 10 mL
= 0,75 mmol
mmol KCl =MxV
= 1 M x 2,5 mL
= 2,5 mmol
V total = 10 mL + 2,5 mL
= 12,5 mL

Pb(NO3)2 + 2KCl PbCl2 + 2KNO3


M 0,75 mmol 2,0 mmol - -
B 0,75 mmol 1,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol
S - 1,0 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol

PbCl2 Pb2+ + 2Cl-


(s) (s) (s)
0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[PbCl2] = = 0,06 M
12,5 𝑚𝐿

KSP = [Pb2+] [Cl-]


= (s) (2s)2
= 4s3
= 4 (0,06 M)3
KSP = 8,64 x 10-4
Log KSP = -3,0634
1 1
= 341 𝐾 = 2,93 x 10-3 K-1
𝑇

Sampel 4
(10 mL Pb(NO3)2 3,0 mL KCl)

mmol Pb(NO3)2 =MxV


= 0,075 M x 10 mL
= 0,75 mmol

mmol KCl =MxV


= 1 M x 3,0 mL
= 3,0 mmol
V total = 10 mL + 3,0 mL
= 13 mL

Pb(NO3)2 + 2KCl PbCl2 + 2KNO3


M 0,75 mmol 3,0 mmol - -
B 0,75 mmol 1,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol
S - 1,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol

PbCl2 Pb2+ + 2Cl-


(s) (s) (s)
0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[PbCl2] = = 0,0576 M
13 𝑚𝐿

KSP = [Pb2+] [Cl-]


= (s) (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0576 M)3
KSP = 7,6441 x 10-4
Log KSP = -3,1166
1 1
= 343 𝐾 = 2,915 x 10-3 K-1
𝑇

Sampel 5
(10 mL Pb(NO3)2 3,5 mL KCl)

mmol Pb(NO3)2 =MxV


= 0,075 M x 10 mL
= 0,75 mmol
mmol KCl =MxV
= 1 M x 2,5 mL
= 2,5 mmol
V total = 10 mL + 3,5 mL
= 13,5 mL
Pb(NO3)2 + 2KCl PbCl2 + 2KNO3
M 0,75 mmol 3,5 mmol - -
B 0,75 mmol 1,5 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol
S - 2,0 mmol 0,75 mmol 1,5 mmol

PbCl2 Pb2+ + 2Cl-


(s) (s) (s)
0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[PbCl2] = = 0,0555 M
13,5 𝑚𝐿

KSP = [Pb2+] [Cl-]


= (s) (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0555 M)3
KSP = 6,858 x 10-4
Log KSP = -3,1637
1 1
= 349 𝐾 = 2,8653 x 10-3 K-1
𝑇
1/T ( 10ˉ³ )
Grafik log Ksp dan 1/T
-2.85
3,09 2,95 2,93 2, 915 2,865
-2.9

-2.95

-3
log Ksp

Log KSP
-3.05
Linear (log
-3.1 KSP)

-3.15
y = 928,57x - 5,81

-3.2

Persamaan :
− ∆𝐻 0 1
Log KSP = 2,303 𝑅 . + konstanta
𝑇

Y = 928,57 x – 5,81

∆Ho = (- slope) x (2,303 R)


= (-9,285 x 102) (2,303 x 0,082)
= 175,356 kJ
7. ANALISA PERCOBAAN
Dalam percobaan hasil kelarutan, digunakan da larutan Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl
1M Dalam reaksi diketahui terbentuk endapan PbCl2.
Pb(NO3)2 + 2 KCl PbCl2 + 2 KNO3
Endapan PbCl merupakan endapan yang sedikit larut dalam air. Pelarut endapan
dilakukan dengan metode pemanasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
proses pelarutan endapan. Semakin banyak endapan terbentuk, semakin lama pelarutan dan
makin besar pula suhu yang dibutuhkan endapan untuk larut. Selain itu volume KCl yang
ditambahkan ternyata juga mempengaruhi nilai hasil kali kelarutan (Ksp). Makin besar volume
KCl yang ditambahkan, makin kecil nilai hasil kali kelarutan (Ksp) yang diperoleh.hal ini
dikarenakan besar voulme KCl mempengaruhi banyaknya endapan yang terbentuk, sehingga
mempengaruhi besar nilai hasil kali kelarutan (Ksp).
Pada pencampuran 10 ml Pb(NO3)2 dengan KCl 0,5 ml, 1,0 ml, 1,2 ml, 1,4 ml, belum
terbentuk endapan artinya hasil kali kelarutan (Ksp =0) .endapan baru terbentukpada
penambahan 1,5 ml, 2,0 ml, 2,5 ml,3,0 ml, dn 3,5 ml KCl, yang bearti hasil kali konsentrasinya
sudah melewati hasil kali kelarutannya (Ksp < 0) .endapan yang terbentuk pada campuran
tersebut. Lalu dipanaskan dan pada saat pemanasan endapan dalam larutan tersebut disertai
dengan mengaduknya.

8. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan:
- Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion suatu elektrolit dalam larutan yang
tepat jenuh.
- Reaksi yang terjadi adalah:
Pb(NO3)2 + 2 KCl PbCl2 + 2 KNO3
- 10 ml Pb(NO3)2 + 0,5 ml KCl belum mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 1, 0 ml KCl belum mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 1,2 ml KCl belum mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 1,4 ml KCl belum mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 1,5 ml KCl mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 2,0 ml KCl mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 2,5 ml KCl mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 3.0 ml KCl mengendap
- 10 ml Pb(NO3)2 + 3,5 ml KCl mengendap
- ∆Ho = 175,356 kJ
GAMBAR ALAT

Kaca Arloji Corong Neraca Analitik

Spatula Buret Pipet Ukur

Labu Takar Bola Karet Gelas Kimia


Pengaduk Hot Plate Penjepit Kayu

Rak Tabung Reaksi

Anda mungkin juga menyukai