Anda di halaman 1dari 4

Contoh Perilaku Konsumen Dalam Membuat Keputusan Membeli Barang dan Jasa

Posted on October 30, 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah proses atau aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, penggunaaan serta pengevaluasian produk dan jasa
demi memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Menurut Peter & Olson (2005),
perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan
aksi yang dilakukan saat proses konsumsi. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard
(1990), perilaku konsumen diartikan “ Those actions directly involved in obtaining,
consuming, and disposing of products and services, including the decision
processes that precede and follow this action” .
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung
dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan
tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying
units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of
goods, services, experiences, and ideas” .
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi,
dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan
The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana
manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya

1.2 Penelitian Konsumen sebagai Bidang Dinamis


Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi
dari setiap konsumen, kelompok konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat
yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi
sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan
tampat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan
harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Konsumen dalam berpikir untuk membuat keputusan membeli
barang dan jasa
2. Bagaimanakah Konsumen dalam penilaian pengenalan produk

BAB 2 PEMBAHASAN

Contoh kasus perilaku konsumen 1 :


Proses pengambilan keputusan oleh konsumen terhadap pembelian industry
telekomunikasi
Seiring dengan makin pesatnya perkembangan tekhnologi informasi saat ini,
penggunaan handphone (hp) dalam kehidupan sehari-hari semakin penting.
Handphone saat ini bukanlah kebutuhan tersier tapi seperti sudah menjadi
kebutuhan sekunder masyarakat. Pengguna handphone kini makin berkembang.
Tidak hanya orang dewasa namun pelajar dan anak-anak sudah paham dengan
pemakaian handphone
Mengganti nomor dan hand phone (HP) sudah menjadi hal biasa. Alasannya bisa
bermacam-macam. Untuk HP, pergantian dilakukan karena alasan hilang atau
sekadar ingin mengganti model baru agar bisa dikatakan canggih. Sedangkan
pergantian nomor, bisa karena ingin sekadar menelpon lebih hemat. Mengingat, di
beberapa outlet penjualan harga nomor perdana lebih murah di bandingkan harga isi
ulang untuk nilai pulsa yang sama.
Perilaku konsumen di industri telekomunikasi ini memang menarik untuk dipahami.
Karena industri ini memiliki nilai pasar yang sangat besar. Pemain yang terlibat di
industri ini pun terbilang banyak. Mulai dari operator telekomunikasi, perusahaan
penyedia HP, sampai dengan outlet yang jumlahnya sangat banyak. Untuk itu,
mengetahui bagaimana sebenarnya perilaku konsumen dalam industri ini sangat
penting. Misalnya dengan mengetahui alasan sebenarnya konsumen mengganti HP.
Atau berapa rata-rata konsumen mengalokasikan dananya untuk pembelian pulsa.
Dan juga, banyak hal lainnya yang diperlukan untuk membuat strategi yang lebih
ampuh agar dapat memenangi pertarungan yang semakin ketat.
Dalam Indonesian Consumer Profile (ICP) 2008 dengan responden SES A dan B,
terlihat bahwa 23,3% (tertinggi) responden mengganti HP sebanyak 2 kali sejak
pertama kali memiliki.Yang menarik, sebesar 14,4% responden mengganti HP-nya
sebanyak lebih dari 5 kali. Sebuah fenomena yang menarik.
Lalu, apa alasannya? Responden (46,7%, tertinggi) mengakui bila pergantian HP
dilakukan dengan alasan ingin mengganti model baru.Yang menarik, mayoritas
responden (92,6%) ingin mengganti HP model baru dengan melakukan pembelian
HP bekas, bukan HP baru.
Untuk pulsa isi ulang, sebesar 97,6 persen responden melakuan pengisian di Outlet.
Hal ini sangat wajar, karena kemudahan akses. Dimana lokasi outlet sangat mudah
ditemui dimana-mana. Tentunya, akan banyak sekali perilaku konsumen di industri
ini yang menarik untuk diketahui. Lebih detail, kita dapat menemukannya dalam ICP
2008 yang memang memuat perilaku konsumen dalam industri ini. Dengan begitu,
maka kita akan memiliki modal besar untuk menjadi pemenang di industri
telekomunikasi yang memiliki nilai pasar sangat menggiurkan. Selain itu, faktor
sosial juga berperan penting. Faktor sosial dalam hal ini adalah dorongan teman
atau keluarga. Faktor promosi perusahaan juga berperan penting.

Contoh kasus perilaku konsumen 2:


Proses pengambilan keputusan oleh konsumen terhadap pembelian jeruk
Jeruk china merupakan buah-buahan yang populer belakang ini.penampilan luar
yang kuning-orange membuat orang tertarik untuk membelinya.Dibandingkan
dengan jeruk lokal yang umumnya berwarna hijau kekuningan.Harganya pun
tergolong murah dibandingkan jeruk lokal. Biasanya untuk 1 kg jeruk china diharga
Rp17.000,- sedangkan untuk jeruk lokal dihargai sebesar Rp20.000/kg .Hal ini tentu
saja membuat konsumen lebih memilih produk yang lebih murah.
Sesuai dengan hukum penawaran “semakin murah produk yang ditawarkan,semakin
banyak produk yang minta”.Maka tak heran mengapa jeruk china jauh lebih murah
dan banyak berada dipasaran.Ada beberapa hal yang menjadi faktor utama
mengapa jeruk china lebih laku dipasaran dibandingkan jeruk lokal

Harga
Dibandingkan jeruk lokal ,jeruk china lebih murah yaitu Rp17.000,-/kg sedangkan
jeruk lokal dihargai sebesar Rp20.000,-/kg.Penampilannya juga menarik terbungkus
rapi dengan plastik.

Transportasi.
Jeruk china didistribusikan secara menyeluruh dalam skala besar dengan bea cukai
yang sangat rendah yakni 0%-5% itulah mengapa jeruk china jauh lebih
murah.Sedangkan jeruk lokal distribusi nya terdapat banyak hambatan,baik itu
dikarena transportasi, pajak maupun sarana dan prasarana.Iklim di China
memungkin negara bambu ini memproduksi jeruk dalam jumlah yang sangat
besar.Sedangkan diIndonesia panen jeruk tergantung pada iklim.Iklim di Indonesia
saat ini mengalami musim pancaroba,menyebabkan produksi jeruk sangat rendah.
Dan Peraturan perdagangan Indonesia

Adanya peraturan perdagangan Indonesia


menyebabkan harga jeruk lokal lebih mahal. Jeruk lokal dikenai pajak lebih ditinggi
dibandingkan pajak jeruk impor. Murah dan warna yang menarik.Namun,tak
semuanya menjamin bahwa kandungan vitamin C didalamnya benar-benar baik.
Jeruk china walaupun warnanya ranum kuning,tapi isinya kurang kadar air,kadang
kering.Sedangkan jeruk lokal walaupun tampilan luarnya tidak sebagus jeruk china
tapi kandungan airnya jauh lebih banyak dari jeruk china.Kandungan vitamin C nya
juga jauh lebih. Bukan hanya itu. Jeruk lokal diproduksi oleh petani lokal yang
distribusinya walaupun lambat tapi tidak menggunakan bahan kimia yang
berbahaya. Kandungan jeruk china ternyata lebih banyak mengandung senyawa
kimia terutama formalin yang menyebabkan warna nya jauh lebih cantik dan menarik
serta tahan lama. Senyawa kimia ini akan berubah menjadi racun yang sangat
berbahaya bagi tubuh bahkan bisa menyebabkan kanker.

BAB 3
PENUTUP

Solusi
Keputusan ada ditangan konsumen apakah ingin membeli produk murah tapi mutu
yang rendah, atau produk yang mahal tapi mutunya tinggi.

Kesimpulan
Jika dilihat dari perilaku konsumen yang telah dianalisa diatas, didapat kesimpulan
bahwa konsumen mempunyai sifat menginginkan segala sesuatu yang cenderung
instan dan serba cepat, baik dalam mengakses informasi, membeli dan menjual
barang, atau bahkan mencari hiburan. selain itu kebanyakan dari konsumen lebih
peduli akan trend atau gaya hidup dari pada kebutuhan,lebih memilih produk yang
murah dibanding dengan kualitas,Iklan produk yang menarik sehingga konsumen
tertarik untuk membelinya. Intinya kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap
suatu barang di pengaruhi oleh keadaaan sekitar.

Saran
Jangan mudah terpengaruh sekitar, telitilah sebeum membeli, apakah barang yang
akan kita beli itu termasuk kebutuhan atau keinginan. Jika itu kebutuhan maka
telaah lagi, kebutuhan jangka panjang atau jangka pendek. Selain itu kurangi
pembelian barang yang dirasa kurang perlu untuk menekan angka pengeluaran dan
menjauhkan kita dari hal-hal yang berbau konsumtif.

Anda mungkin juga menyukai