Anda di halaman 1dari 11

FAKULTAS TEKNIK UMA ISSN : 1907 - 3259

IMPLEMENTASI MANAJEMEN DAN TEKNIK PEMELIHARAAN


PADA PT. GARUDA MAS PERKASA

Sirmas Munthe, Denny W. Utama, Idayani Pane


Teknik Industri, Mahasiswa Magister Teknik USU Medan

ABSTRACT
PT. Garuda Mas Perkasa is national company that producing slipper with trade “swallow”. This
company’s product consist of some size measure and type, where it’s production is marketed in all
Indonesian region. This company is very realizing that of customer are important asset as a
condition determinant : delivery deadline, acceptance of product quality, and elegibility pf product
price. Thus, the company’s management was ready to in fulfiling order from customer because goal
of company is make and sell product to fulfill customer demand. It’s means that production
machines was ready to yield product. In taking care of the amount of product, quality and
continously of the order, the company’s management implemented preventive maintenance at it’s
production machines.
Keywords : implementation,management, maintenance engineering, garuda mas perkasa.

PENDAHULUAN  Untuk melihat dan mengenal secara


Sandal “swallow” adalah salah satu langsung implementasi manajemen dan
jenis sandal jepit model alas kaki yang teknik pemeliharaan di perusahaan.
terbuka bagian jari kaki atau tumit  Melatih keterampilan mahasiswa dalam
pemakainya. Bagian alas (sol) dihubungkan hal menemukan gap antara kondisi aktual
dengan tali atau sabuk yang berfungsi di lapangan dengan teori-teori ilmiah
sebagai penjepit (penahan) di bagian jari, khususnya tentang teori-teori
pungggung kaki atau pergelangan kaki agar pemeliharaan yang telah dipelajari.
sandal tidak terlepas dari kaki pemakainya.  Melatih kemampuan mahasiswa dalam
Tali sandal berbentuk huruf “v” membuat analisis terhadap implementasi
menghubungkan bagian depan dan bagian pelaksanaan pemeliharaan di perusahaan.
belakang sandal. Bagian bawah umumnya  Melatih mahasiswa dalam mengambil
rata (tidak memiliki hak). kesimpulan serta memberikan saran yang
Pada saat ini perusahaan bermanfaat bagi kesempurnaan
mengoperasikan 14 mesin yaitu : Knider, implementasi.
Roll, Hot Press, Pon, Compier dan lain-lain.
Pembuatan sandal swallow ini dioperasikan LANDASAN TEORI
dalam suatu rangkaian proses yang kontinu, a. Perawatan Mesin
dimana hasil proses instalasi sebelumnya Setiap mesin / peralatan yang
dilanjutkan oleh instalasi berikutnya. digunakan dalam proses produksi akan
Pabrik beroperasi selama 24 jam setiap mengalami kerusakan sejalan dengan
sehari dari Senin sampai Jum’at dan Sabtu semakin menurunnya kemampuan mesin
sampai dengan jam 22.00 WIB. Pada hari dan peralatan. Menurunnya kemampuan
Sabtu pukul 22.00 WIB mesin di shut down, mesin / peralatan ini disebabkan oleh :
kemudian hari Senin pukul 04.00 WIB mesin  Natural deterioration, yaitu
dihidupkan untuk proses produksi pada pukul menurunnya kinerja mesin / peralatan
08.00 WIB begitu seterusnya. Dengan secara alami akibat terjadinya
demikian mesin istirahat pada setiap hari keausan pada fisik mesin / peralatan
Minggu untuk pelaksanaan perawatan. selama waktu pemakaian.
 Accelerated deterioration, yaitu
TUJUAN menurunnya kinerja mesin / peralatan
Adapun tujuan kunjungan lapangan ini akibat kesalahan manusia (human
adalah :
SEMAI TEKNOLOGI, VOLUME 3, NOMOR 1, JUNI 2009 1
FAKULTAS TEKNIK UMA ISSN : 1907 - 3259

error) sehingga dapat mempercepat mandiri dengan sasaran total


keausan mesin / peralatan karena efektifitas, total perawatan dan total
mengakibatkan tindakan dan partisipasi seluruh karyawan.
perlakuan yang tidak seharusnya
dilakukan terhadap mesin / peralatan. Perawatan Mandiri, merupakan
Menurut Nakajima, 1988 : terdapat 6 kegiatan yang dirancang untuk
(enam) kerugian mesin / peralatan yang melibatkan operator dalam merawat
menyebabkan rendahnya kinerja mesin. mesinnya sendiri disamping
Keenam kerugian ini disebut dengan six big kegiatan yang dilaksanakan oleh
losses yang terdiri dari : departemen perawatan. Kegiatan
 Kerusakan peralatan (equipment tersebut antara lain :
failure)  Pengecekan harian
 Persiapan peralatan (setup and  Pembersihan
adjusment)  Pelumasan
 Gangguan kecil dan menganggur  Pengencangan mur / baut
(idle and minor stoppage)  Reperasi sederhana
 Kecepatan rendah (reduced speed)  Pendeteksian penyimpangan
 Cacat produk dalam proses (process
defect) b. Tujuan Maintenance
 Hasil rendah (reduced yield). Tujuan maintenance adalah untuk
Tetapi usia penggunaan mesin / menjaga agar kondisi semua mesin dan
peralatan tersebut dapat diperpanjang peralatan selalu dalam keadaan siap pakai
dengan melakukan perbaikan secara secara optimal pada setiap dibutuhkan
berkala melalui aktivitas pemeliharaan sehingga dapat menjamin kelangsungan
(maintenance) yang tepat. produksi serta untuk memperpanjang masa
Bentuk-bentuk pemeliharaan itu penggunaan (umur produktif) peralatan
sendiri sebagaimana berikut : maupun untuk menjamin keselamatan kerja
sehingga memberikan kenyamanan kerja
Preventive Maintenance, merupakan yang optimal. Dengan demikian yang
perawatan terhadap mesin yang menjadi tujuan utama pemeliharaan adalah :
dilakukan secara benar agar mesin  Mesin / peralatan dapat digunakan
dapat dipertahankan dan berfungsi sesuai dengan rencana dan tidak
sesuai yang diharapkan. mengalami kerusakan selama jangka
waktu tertentu yang telah
Predictive Maintenance, merupakan direncanakan tercapai.
perawatan dengan cara menentukan  Untuk memperpanjang umur / masa
kehandalan masing-masing pakai dari mesin / peralatan.
komponen dan melakukan  Menjamin agar setiap mesin /
penggantian sesuai dengan jadwal peralatan dalam kondisi baik dan
kehandalan komponen. dalam keadaan dapat berfungsi
dengan baik.
Total Productive Maintenance, adalah  Dapat menjamin ketersediaan
membangun sistem pemeliharaan optimum peralatan yang dipasang
yang menyeluruh untuk untuk produksi.
mendapatkan manfaat yang paling  Untuk menjamin kesiapan
efisien dengan mengikutsertakan operasional dari seluruh peralatan
semua orang yang berkaitan dengan yang diperlukan dalam keadaan
mesin/peralatan mulai dari manajer darurat setiap waktu.
sampai kebawah dengan dasar
kegiatan kelompok kecil yang

SEMAI TEKNOLOGI, VOLUME 3, NOMOR 1, JUNI 2009 2


FAKULTAS TEKNIK UMA ISSN : 1907 - 3259

 Memaksimumkan ketersediaan semua ketersediaan mesin dan peralatan setiap saat


mesin / peralatan untuk mengurangi berdasarkan karakteristik kemampuan dan
downtime. kehandalan pemeliharaan.
 Untuk menjamin keselamatan orang Manajemen maintenance meng-
yang menggunakan sarana tersebut. hasilkan banyak keuntungan melalui:
 Dapat mendukung upaya memuaskan  Kesiapan mesin saat
pelanggan. dibutuhkan untuk proses produksi,
Tugas dan fungsi departemen menghasilkan hasil produksi yang
maintenance adalah melakukan tinggi dan biaya per-jam mesin
pemeliharaan/perawatan terhadap mesin dan rendah.
peralatan perusahaan. Dengan demikian  Produktivitas tenaga kerja
tugas dan fungsi bagian ini adalah mencegah pada saat produksi meningkat.
kerusakan mesin/ peralatan dan memperbaiki  Dapat menurunkan biaya
mesin/ peralatan bila terjadi kerusakan. perbaikan.
c. Manajemen Maintenance  Menurunkan kerja lembur.
Manajemen maintenance adalah
pendekatan formal dalam melaksanakan Secara skematik pembagian
fungsi manajemen pemeliharaan menyangkut maintenance dapat dilihat pada gambar
pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk berikut :

SEMAI TEKNOLOGI, VOLUME 3, NOMOR 1, JUNI 2009 3


FAKULTAS TEKNIK UMA ISSN : 1907 - 3259

d. Perencanaan Maintenance
Setiap perusahaan merancang dan mengembangkan rencana kegiatan pemeliharaan
sendiri, karena kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi berbeda antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain, tergantung pada jenis perusahaan, metode produksi yang ditetapkan
serta kondisi dan jenis mesin / peralatan yang digunakan. Pekerjaan pemeliharaan harus
dilakukan berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang aman dan menguntungkan.

e. Strategi Maintenance
Program pemeliharaan akan mempengaruhi kelangsungan produk tivitas produksi
pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk pemeliharaan yang
akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan
tenaga pemeliharaan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi maintenance:
 Umur peralatan/mesin produksi
 Tingkat kapasitas pemakaian mesin
 Kesiapan suku cadang
 Kemampuan bagian pemeliharaan untuk bekerja cepat
 Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.

METODOLOGI
a. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kunjungan pabrik ini, maka diperlukan
suatu metode pengumpulan data sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
dan kegiatan ini dapat selesai sesuai waktunya.
Data-data diperoleh dan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
 Pengamatan langsung ke pabrik.
 Melakukan wawancara langsung dengan sumber-sumber informasi yang berkaitan
dengan sasaran penulisan kunjungan lapangan.
 Menyebarkan angket (kuesioner) kepada pimpinan, supervisor dan operator di PT.
Garuda Mas Perkasa.
 Melihat buku-buku dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan data yang
dibutuhkan.
Dalam menentukan sistem pemeliharaan yang digunakan oleh perusahaan apakah
menggunakan Preventive Maintenance, Predictive Maintenance atau Total Productive
Maintenance, maka sebelumnya perlu dipahami bagaimana pola hubungan antara ketiga sistem
pemeliharaan itu sendiri.
Dari defenisi ketiga sistem pemeliharaan ini, dapat digambarkan pola hubungan
ketiganya sebagaimana gambar berikut :

Total Productive Maintenance

Predictive
Maintenance

Preventive
Maintenanc
e

SEMAI TEKNOLOGI, VOLUME 3, NOMOR 1, JUNI 2009 4


FAKULTAS TEKNIK UMA ISSN : 1907 - 3259

Pola Hubungan Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan TPM

Dari pola hubungan ini, selanjutnya dilakukan evaluasi. Demikian dapat ditentukan
sampai ditingkat mana pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan tabel dibawah ini :

SEMAI TEKNOLOGI, VOLUME 3, NOMOR 1, JUNI 2009 5


Total Productive Productive Preventive
Maintenance Maintenance Maintenance
Efisiensi * * *

Total Sistem Perawatan * *

Perawatan Mandiri *

Tingkat hubungan Preventive Maintenance, Predictive Maintenance dan TPM


IMPLEMENTASI PERAWATAN PADA PT. GARUDA MAS PERKASA
a. Impelementasi Manajemen
Untuk kelancaran dan untuk mencapai tujuan pemeliharaan peralatan, manajmen PT.
Garuda Mas Perkasa menerapkan beberapa langkah dan prosedur pemeliharaan
sebagai berikut :
 Perencanaan pemeliharaan dilaksanakan dengan
melakukan : inspeksi, pelumasan, penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan, serta
persediaan suku cadang.
 Sebelum mulai bekerja pada mesin, terlebih dahulu
operator melakukan pembersihan di lingkungan stasiun kerjanya.
 Pelaksanaan pemeliharaan periodik, ditangani oleh
teknisi (tenaga pemeliharaan) yang sudah terlatih.
 Pemeliharaan dilakukan dengan jadwal yang teratur
untuk menjaga kondisi operasional mesin serta meningkatkan kehandalannya.
 Teknisi yang melakukan pekerjaan perbaikan adalah
unit pemeliharaan dan setiap teknisi hanya dapat melakukan tugas menurut
keahliannya masing-masing.
 Periode waktu pemeliharaan ditentukan berdasarkan
pengalaman terdahulu.
 Apabila ada kejadian yang tidak normal atau
kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera operator harus melaporkan
kepada teknisi agar gangguan dapat cepat diatasi.
 Tindakan perbaikan akan segera dilakukan tanpa
menunda waktu.
 Penjadwalan pemeliharaan dilakukan untuk
menunjang kelancaran dalam penyelesaian pekerjaan.
 Perbaikan yang dilakukan mendadak, dilakukan
apabila mesin mengalami kemacetan.
 Dalam melaksanakan pengendalian terhadap
pelaksanaan pemeliharaan, perusahaan menerapkan pembuatan catatan-catatan :
manual instruksi pemeliharaan, daftar permintaan suku cadang, kartu inspeksi, catatan
kegiatan harian, catatan kerusakan.

b. Implementasi Teknik Pemeliharaan


Beberapa teknik pemeliharaan yang dilaksanakan pada PT. Garuda Mas Perkasa
adalah :
 Memeriksa kemungkinan adanya kebocoran saluran air pendingin, minyak
pelumas dan bahan bakar dengan mengawasi ada tidaknya genangan dibawah mesin.
 Membersihkan kotoran-kotoran disekitar mesin.
 Memeriksa tangki penanda minyak pelumas.
 Pemeriksaan bahan bakar, dengan membuka keran bahan bakar.
 Melumurkan pelumas pada titik–titik yang dianggap perlu dengan alat tertentu.
 Memeriksa kecukupan air pendingin dengan membuka katub radiator atau bak
air.
 Setelah mesin hidup, menambah kecepatan putarnya dan membiarkan beberapa
saat agar sistem pelumasnya bekerja sempurna.
 Memberhentikan mesin dan membiarkan mesin penggerak berputar tanpa
beban beberapa saat.
 Memindahkan / memutar tangkai pengatur pada posisi STOP.
 Menunggu sampai mesin berhenti, kemudian menutup keran bahan bakar.
 Mengganti minyak pelumas.
 Melakukan boring tiap minggu.
 Melakukan pergantian spare part.
 Memperbaiki tali kipas dan memeriksa apakah bebas dari beban.

ANALISA DAN HASIL SURVEI


a. Indikator Analisis
 Indikator Preventive Maintenance
 Perawatan harian : membersihkan, memeriksa, pelumasan & pengencangan
baut/mur.
 Inpeksi berkala dan mendiagnosis alat.
 Membuat dokumentasi perawatan dan perbaikan.
 Indikator Predictive Maintenance
 Menggunakan alat-alat diagnosa untuk mengukur trend parameter, seperti
panas, vibrasi, kemudian hasilnya dibandingkan dengan ambang batas (engineering
limit) yang telah ditentukan bila ambang tersebut dilewati, maka perlu dilakukan
penggantian parts.

 Indikator TPM
 Zero breakdown.
 Zero defect.
 Operator yang memahami mesin.
 Operator yang sayang mesin.
 Kegiatan perawatan dengan biaya memadai.
 Keterampilan operator dan perawatan yang lebih tinggi.
 Mesin yang handal, mudah dijalankan dan mudah dirawat.
 Operasi yang stabil setelah instalasi.
 Mendukung kegiatan TPM.
 Kegiatan perawatan di support dan administrasi.
 Zero accident.
 Zero pollution.
b. Indikator Yang Sudah Terlaksana
 Preventive Maintenance
 Sudah melakukan perawatan harian yang dilakukan oleh operator mesin dan bagian
maintenance yaitu :
 melakukan pembersihan mesin.
 pemeriksaan mesin.
 memberikan pelumasan dan pengencangan.
 Sudah memiliki jadwal pemeliharaan mesin secara periodik (mingguan) sesuai dengan
standar pemeliharaan masing-masing mesin yaitu :
 Boring.
 Melakukan perbaikan dan penggantian spare part (suku cadang) secara berkala
berdasarkan penggunaan.
 Melakukan penggantian oli sesuai buku manual perawatan masing-masing mesin.
 Telah membuat dokumentasi setiap pemeriksaan dan perbaikan mesin.

 Predictive Maintenance
 Telah dilakukan evaluasi dan analisis dari hasil dokumentasi untuk memprediksi
jadwal perbaikan mesin dan penggantian spare part.
 Telah melakukan perbaikan dan penggantian spare part berdasarkan hasil prediksi,
kapan parts tersebut diperkirakan akan rusak.
 Telah memiliki dan menggunakan alat pengukur panas, pengukur suara, pengukur
getaran dan lain-lain untuk mengetahui kondisi mesin.
 Operator sudah dapat mengetahui gangguan pada mesin melalui gejala-gejala yang
terdapat pada mesin itu sendiri.

 TPM
 Tidak terjadi kerugian akibat breakdown.
 Cacat produk minimum.
 Tidak adanya kerugian akibat penyetelan dan penyesuaian mesin dikarenakan mesin
sudah beroperasi secara efisien.
 Penataan peralatan pemeliharaan telah terlaksana.
 Telah terbina suasana kerja yang menyenangkan.
 Operator telah memahami dan mengetahui kondisi mesin yang
dioperasikannya.
 Operator yang melakukan pemeriksaan, perawatan dan
pembersihan mesin secara rutin.
 Jadwal perawatan sudah disesuaikan dengan jadwal produksi.
 Cadangan spare part telah disesuaikan dengan jadwal perawatan.
 Ada upaya menurunkan biaya perawatan.
 Ada upaya peningkatan keterampilan operator melalui pelatihan
operator baik pada awal penerimaan dan waktu tertentu.
 Bagian maintenance telah membuat program pelatihan untuk
operator.
 Mesin dapat dioperasikan sesuai dengan umur mesin.
 Ada dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kemampuan
mesin dan dilakukan oleh bagian bengkel.
 Ada bagian quality control dan quality assurance yang
mengendalikan kualitas bahan baku dan proses.
 Pemeliharaan mesin sudah menggunakan peralatan yang sesuai
dengan mesinnya.
 Perawatan sudah didukung oleh seluruh bagian yang berhubungan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Ada standar prosedur perawatan untuk pengadaan mesin produksi,
suku cadang, dan peralatan untuk mendukung kegiatan perawatan.
 Perusahaan sudah menerapkan system kesehatan dan keselamatan
kerja melalui pengadaan alat bantu keselamatan kerja.
 Ada pusat pengelolaan limbah produksi dan limbah tersebut dapat
digunakan dalam proses produksi kembali.

c. Indikator Yang Belum Terlaksana


 Belum ada bagian engineering, yang dapat melakukan rekayasa terhadap mesin
produksi.
 Belum ada pencanangan TPM secara resmi dari pimpinan perusahaan yang
menunjukkan perusahaan memiliki komitmen terhadap TPM.
 Belum ada kelompok kecil TPM yang dibentuk oleh perusahaan sebagai indikator
bahwa perusahaan telah menerapkan sistem pemeliharaan Total Productive
Maintenance.
 Evaluasi langsung top management terhadap pelaksanaan perawatan belum dilakukan
secara berkesinambungan.
 Pelaratan pemeliharaan masih sentralistik di Bagian Bengkel (departemen
pemeliharaan), artinya operator belum memiliki peralatan pemeliharaan sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
 Bahwa PT. Garuda Mas Perkasa Medan telah melaksanakan bentuk perawatan
Preventive Maintenance dan Predictive Maintenance. Dengan demikian perusahaan ini
telah mendapatkan manfaat efisiensi penggunaan mesin maupun manfaat total sistem
perawatan.
 Namun perusahaan ini belum menerapkan bentuk Total Productive Maintenance secara
utuh, dengan demikian perusahaan ini belum dapat dikatakan sebagai perusahaan yang
memiliki komitmen pada Total Productive Maintenance.
 Masih ada beberapa indikator Total Produktive Maintenance yang belum dilaksanakan
oleh perusahaan.

b. Saran
 Karena sebahagian besar indikator Total Productive Maintenance sesungguhnya telah
diterapkan oleh perusahaan dan hanya beberapa indikator lagi yang belum terlaksana,
maka disarankan agar management perusahaan menanamkan komitmen dan
meresmikan konsep Total Productive Maintenance di perusahaan ini untuk
mendapatkan manfaat dari total efektifitas, total perawatan sekaligus total partisipasi
seluruh karyawan.
 Apabila perusahaan menerapkan pemeliharaan dengan konsep Total Productive
Maintenance, selain mendapatkan manfaat yang telah disebutkan diatas maka
perusahaan juga memiliki kesempatan / peluang untuk mengikuti TPM-Awards.
 Untuk menerapkan pemeliharaan dengan konsep TPM dapat dilakukan dengan
menerapkan 8 (delapan) pilar TPM, yang apabila perusahaan kurang memahaminya
dapat membuat pelatihan TPM dengan mengundang pakar TPM sebagai instruktur.
 Dalam penerapan TPM juga akan menuntut peningkatan teknologi informasi beserta
softwarenya untuk penerapan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Ishak, Ir, MT, Bahan Kuliah Manajemen Perawatan.


Bustami Syam, Prof,Dr,Ir,MSME, Bahan Kuliah Total Productive Maintenance.
Gaspersz Vincent, 1998, Manajemen Produktivitas Total, Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nazaruddin, Ir, MT, Bahan Kuliah Manajemen Perawatan.
Sukaria Sinulingga, Prof,Dr,Ir,M.Eng, Bahan Kuliah Maintenance Management.
Tjiptono Fandy, 1995, Total Quality Management, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai