Disusun oleh :
Anandyo Septiawan, S.Ked 12711130
Galuh Iranita D.R, S.Ked 09711084
Allegraseva Fauzy M, S.Ked 12711008
Rizki Utari, S.Ked 12711075
Taufiq Hidayat, S.Ked 12711059
Benanda Ami Akhsan, S.Ked 12711149
Meiliana Kartikasari Z, S.Ked 12711010
Disusun oleh :
Anandyo Septiawan, S.Ked 12711130
Galuh Iranita D.R, S.Ked 09711084
Allegraseva Fauzy M, S.Ked 12711008
Rizki Utari, S.Ked 12711075
Taufiq Hidayat, S.Ked 12711059
Benanda Ami Akhsan, S.Ked 12711149
Meiliana Kartikasari Z, S.Ked 12711010
dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc Dr. Eko Windu Nugroho, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Permenkes RI tahun 2016, Survey Mawas Diri (SMD) merupakan kegiatan untuk
mengetahui keadaan masalah dan keadaan yang terjadi di masyarakat, serta mengetahui
potensi yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dari
masyarakat diidentifikasi oleh masyarakat mereka sendiri, agar kedepannya masyarakat dapat
berperan aktif dalam memperkuat upaya-upaya yang telah dilakukan. Tahapan kegiatan SMD
dapat dimulai dari pengumpulan data primer dan sekunder, analisis pemecahan masalah serta
mencari potensi kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan.
Setelah dokter muda melakukan SMD , Desa Plupuh memiliki penduduk yang masih
banyak belum sadar akan pentingnya mencegah perilaku dari Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Dari hasil SMD yang telah dilakukan, BABS merupakan permasalahan utama
kesehatan yang ada di Desa tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang
pentingnya mempunyai jamban sehat untuk mencegah terjadinya suatu penyakit.
Pada stase Ilmu Kesehatan Masyarakat periode 14 Agustus 2017 sampai dengan 29
September 2017, puskesmas yang dipilih sebagai tempat pembelajaran dokter muda adalah
Puskesmas Plupuh II yang terletak di kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Wilayah kerja puskesmas Plupuh II mencakup delapan desa, dan dari ke delapan desa tersebut
desa Plupuh dipilih sebagai lokasi kerja.
Desa Plupuh terdiri dari 17 RT dan dilewati sungai. Kesadaran masyarakat Desa Plupuh
mengenai buang air besar di jamban masih tergolong rendah, terbukti dengan masih banyak
warga yang BAB di sungai yang ada di Desa tersebut.
2.4 Intervensi
Intervensi merupakan jawaban pemecahan dari suatu permasalahan yang telah
diperoleh dari hasil SMD dan MMD di Desa Plupuh. Dokter muda akan menentukan
langkah intervensi apa yang akan dilakukan setelah masyarakat menentukan prioritas
masalah utama yang akan ditangani di Desa Plupuh tersebut.
BAB III
HASIL
3.1. DATA SOSIODEMOGRAFIK DESA
Desa Plupuh berada di Kecamata Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Luas wilayah
Kecamatan Plupuh adalah 4836 Ha yang terdiri dari 16 Desa dan 169 Dukuh. Salah satunya adalah
Desa Plupuh. Desa Plupuh terdiri dari 9 dusun dan 17 RT serta terdiri dari 1218 KK. Desa Plupuh
merupakan kawasan pertanian dan dilewati oleh aliran Sungai. Mata pencaharian sebagian besar
masyarakat Desa Plupuh adalah dengan cara bertani. Sedangkan untuk religi, mayoritas penduduk
di Desa Plupuh beragama Islam.
Fasilitas kesehatan di Desa Plupuh sudah berjalan dengan baik dengan memiliki tenaga
kesehatan professional dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Di setiap dusun Desa Plupuh,
sudah dibentuk pelayanan posyandu balita dan lansia. Selain itu juga dibentuk Posbindu untuk
skrining kesehatan masyarakat Desa Plupuh. Desa Plupuh memiliki masalah kesehatan yang harus
diperhatikan oleh Pemerintah dan Dinas Kesehatan, hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat
yang belum bebas dari perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan).
Pendidikan Ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Pekerjaan Ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Pendidikan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Pekerjaan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Umur Kehamilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Jumlah ANC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak hamil 85 94.4 94.4 94.4
Gangguan Kehamilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak hamil 85 94.4 94.4 94.4
Konsumsi Fe
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Penggunaan KB
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Penggunaan KB
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Balita
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Penolong persalinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
ASI Ekslusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Jamban
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Membuang Sampah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Luas Rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Olahraga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
CTPS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Menggosok Gigi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
JKN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
PSN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Kriteria PHBS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Langit-langit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Dinding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Lantai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Jendela kamar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Jendela rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ventilasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kurang dari 10% dari luas rumah 37 41.1 41.1 75.6
lebih dari 10% dari luas rumah 22 24.4 24.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pencahayaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Jamban
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
SPAL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
BAB IV
PLAN of ACTION
Berdasarkan hasil SMD dan musyawarah bersama dalam menentukan prioritas masalah
melalui MMD di Balai Desa Plupuh, didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan kesadaran akan
pentingnya perilaku BAB yang memenuhi syarat merupakan permasalahan utama yang perlu
diperhatikan. Hasil kesepakatan musyawarah mufakat dalam kegiatan MMD yang dihadiri oleh 40
orang tokoh masyarakat didapatkan kesepakatan bahwa perilaku BABS merupakan suatu yang
harus diberikan intervensi. Berdasarkan hasil analisis skoring PAHO, perilaku BABS
mendapatkan nilai total yang paling tinggi di antara ke sembilan masalah yang telah ditemukan.
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
BAB yang memenuhi syarat dan sosial ekonomi yang rendah. Sehingga dari alasan tersebut maka
akan direncanakan untuk memberikan penyuluhan BABS, pemetaan lokasi jamban sehat, serta
kontrak sosial yang dilakukan untuk memotivasi warga untuk tidak berperilaku BABS.
Intervensi ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pra-perencanaan, perencanaan
(PoA), dan pasca perencanaan. Pra-perencanaan adalah tahap persiapan sebelum terbentuknya
konsep PoA yang meliputi wawancara terhadap tokoh masyarakat dan kader-kader kesehatan serta
wawancara mendalam terhadap KK yang tidak memiliki jamban di Desa Plupuh. Dengan
dilakukannya tahapan pra-perencanaan ini, diharapkan dapat merancang PoA secara maksimal.
Tahapan terakhir adalah pasca perencanaan yaitu pelaksanaan kegiatan intervensi di lapangan.
Plan of Action
INTERVENSI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kegiatan manajemen dan intervensi ini di lakukan oleh dokter muda di Desa Plupuh,
Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Setelah dokter muda melakukan SMD dan MMD,
masalah prioritas di Desa Plupuh yang akan diintervensi adalah mengenai perilaku BABS.
Pelaksanaan kegiatan intervensi ini menggunakan beberapa fungsi manajemen berupa
Planning, Organizing, Acting dan Controlling. Inti permasalahannya adalah perilaku BAB yang
tidak memenuhi syarat. Setelah dicari penyebab permasalahannya, maka dokter muda akan
melakukan intervensi yang tepat dan sesuai, yaitu berupa penyuluhan mengenai bahaya
perilaku BABS, pemetaan lokasi jamban sehat serta kontrak sosial dengan harapan agar
masyarakat termotivasi untuk BAB sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Respon dan umpan balik dari masyarakat positif, yaitu semangat untuk merubah
perilaku dan memiliki jamban.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama dokter muda melakukan kegiatan
manajemen dan intervensi, yakni sebagai berikut: