Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MANAJEMEN DAN INTERVENSIp

UPAYA OPEN DEFECATION FREE DI DESA PLUPUH, KECAMATAN


PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Disusun oleh :
Anandyo Septiawan, S.Ked 12711130
Galuh Iranita D.R, S.Ked 09711084
Allegraseva Fauzy M, S.Ked 12711008
Rizki Utari, S.Ked 12711075
Taufiq Hidayat, S.Ked 12711059
Benanda Ami Akhsan, S.Ked 12711149
Meiliana Kartikasari Z, S.Ked 12711010

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA OPEN DEFECATION FREE DI DESA PLUPUH, KECAMATAN
PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun oleh :
Anandyo Septiawan, S.Ked 12711130
Galuh Iranita D.R, S.Ked 09711084
Allegraseva Fauzy M, S.Ked 12711008
Rizki Utari, S.Ked 12711075
Taufiq Hidayat, S.Ked 12711059
Benanda Ami Akhsan, S.Ked 12711149
Meiliana Kartikasari Z, S.Ked 12711010

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing Fakultas Dosen Pembimbing Lapangan

dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc Dr. Eko Windu Nugroho, M.Kes
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Permenkes RI tahun 2016, Survey Mawas Diri (SMD) merupakan kegiatan untuk
mengetahui keadaan masalah dan keadaan yang terjadi di masyarakat, serta mengetahui
potensi yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dari
masyarakat diidentifikasi oleh masyarakat mereka sendiri, agar kedepannya masyarakat dapat
berperan aktif dalam memperkuat upaya-upaya yang telah dilakukan. Tahapan kegiatan SMD
dapat dimulai dari pengumpulan data primer dan sekunder, analisis pemecahan masalah serta
mencari potensi kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan.

Setelah dokter muda melakukan SMD , Desa Plupuh memiliki penduduk yang masih
banyak belum sadar akan pentingnya mencegah perilaku dari Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Dari hasil SMD yang telah dilakukan, BABS merupakan permasalahan utama
kesehatan yang ada di Desa tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang
pentingnya mempunyai jamban sehat untuk mencegah terjadinya suatu penyakit.

1.2 Gambaran Lokasi

Pada stase Ilmu Kesehatan Masyarakat periode 14 Agustus 2017 sampai dengan 29
September 2017, puskesmas yang dipilih sebagai tempat pembelajaran dokter muda adalah
Puskesmas Plupuh II yang terletak di kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Wilayah kerja puskesmas Plupuh II mencakup delapan desa, dan dari ke delapan desa tersebut
desa Plupuh dipilih sebagai lokasi kerja.

Desa Plupuh terdiri dari 17 RT dan dilewati sungai. Kesadaran masyarakat Desa Plupuh
mengenai buang air besar di jamban masih tergolong rendah, terbukti dengan masih banyak
warga yang BAB di sungai yang ada di Desa tersebut.

1.3 Perumusan Masalah


1. Hal apa saja yang menjadi prioritas masalah kesehatan di Desa Plupuh ?
2. Apakah intervensi yang tepat guna mengatasi masalah kesehatan di Desa Plupuh ?
1.4 Tujuan Kegiatan
Agar masyarakat Desa Plupuh sadar akan pentingnya kesehatan bagi diri sendiri, keluarga dan
lingkungan sekitar melalui manajemen dan intervensi yang dokter muda lakukan terhadap
masalah kesehatan yang telah ditemukan di Desa Plupuh.

1.5 Tujuan Khusus


1. Mengetahui prioritas masalah kesehatan yang ada di Desa Plupuh.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Plupuh terhadap pentingnya tidak berperilaku
BABS
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar berpartisipasi aktif untuk membangun jamban
sehat di Desa Plupuh
4. Memotivasi masyarakat agar mampu mencegah dan mengatasi masalah BABS yang ada di
Desa Plupuh
BAB II
METODOLOGI PENGAMBILAN DATA

2.1 Pra Survey Mawas Diri (SMD)


Sebelum dokter muda melakukan kegiatan SMD di Desa Plupuh Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen, dokter muda telah melakukan beberapa kegiatan :
1. Perkenalan dengan Kepala Puskesmas Plupuh II beserta seluruh staf Puskesmas Plupuh
II
2. Kepala Puskesmas memberikan arahan mengenai Desa Plupuh yang dijadikan sebagai
lokasi kerja dokter muda untuk melakukan kegiatan program kesehatan masyarakat
3. Perkenalan dengan Kepala Desa Plupuh beserta staf dan menjelaskan maksud dan
tujuan kedatangan dokter muda serta melakukan penggalian informasi lebih lanjut
mengenai profil Desa Plupuh. Desa Plupuh terdiri dari 9 dusun yaitu :
a. Dusun Plupuh
b. Dusun Mendungan
c. Dusun Meranggan
d. Dusun Pojok
e. Dusun Ngemplak
f. Dusun Bodongan
g. Dusun Jambangan
h. Dusun Bugel
i. Dusun Borangan
4. Mendapatkan data sekunder berupa jumlah KK dari sekretaris Desa Plupuh yaitu
berjumlah 1218 KK
5. Menentukan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian yaitu
dengan metode randomized cluster sampling. Lalu melakukan penghitungan terhadap
besar sampel. Rumus yang digunakan adalah :
N : jumlah populasi total 1218 KK
n : Jumlah sampel minimal
d : nilai presisi yang digunakan  0,1
𝑎
Z2 : angka distribusi normal dengan nilai p = 0,1 adalah 1,96

p : angka kepercayaan yang dipilih 0,5


Dari hasil perhitungan, besar sampel minimal yang didapatkan sebanyak 89 sampel.
6. Lalu peneliti memilih sampel secara acak sebanyak 10 KK di setiap dusun sehingga
jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 90 KK.

2.2 Survey Mawas Diri (SMD)


Sebelum dilaksanakannya SMD, dokter muda berkonsultasi dan berdiskusi terlebih
dahulu dengan pembimbing untuk merencanakan kapan kegiatan SMD akan dilaksanakan.
Pelaksanaan SMD di Desa Plupuh ini dilaksanakan dalam waktu tiga hari, yaitu dari
tanggal 24 Agustus 2017 sampai dengan 26 Agustus 2017. Sebelum dokter muda
melakukan SMD, dokter muda berkunjung ke Balai Desa Plupuh dan menemui Kepala
Desa Plupuh untuk meminta izin dan berdiskusi mengenai kegiatan SMD yang akan
dilaksanakan di Desa Plupuh tersebut. Selain itu, dokter muda juga berkunjung ke sembilan
rumah Kepala Dusun yang ada di Desa Plupuh. Dokter muda mendapatkan izin dan
dukungan dari Kepala Desa maupun Kepala Dusun. Dokter muda yang akan meneliti
terdiri dari tujuh orang, sedangkan terdapat 9 dusun yang akan di survey. Sehingga dokter
muda berbagi tugas dimana setiap satu orang bertanggung jawab melakukan survey satu
dan dua dusun, yang setiap dusunnya akan disurvey sebanyak 10 KK.
Masyarakat Plupuh memberikan respon atau tanggapan yang positif dan antusias
terhadap kuisioner dalam kegiatan SMD yang dokter muda lakukan. Sehingga SMD yang
dilakukan berjalan dengan lancar. Hasil SMD yang dokter muda dapatkan sebanyak 90
lembar. Lalu, hasil SMD yang didapatkan akan di coding dan di analisis dengan
menggunakan Software IBM SPSS 21. Adapun analisis yang akan dilakukan berupa
distribusi data dalam bentuk frekuensi dan persentase, lalu data akan disajikan dalam
bentuk tabel. Lalu dari hasil tersebut, didapatkan 10 besar prioritas masalah kesehatan di
Desa Plupuh yang kemudian akan disampaikan pada saat Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) di Balai Desa Plupuh.
2.3 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Setelah SMD dilakukan, dokter muda mendapatkan hasil permasalahan kesehatan
di Desa Plupuh melalui SMD tersebut, kemudian akan dibentuk forum diskusi dengan
elemen masyarakat Desa Plupuh untuk membahas permasalahan yang telah ditemukan atau
yang disebut dengan MMD. MMD akan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2017 yang
dihadiri oleh Kepala Puskesmas Plupuh II beserta Staf, Kepala Desa Plupuh beserta Staf,
Bidan Desa Plupuh, kader-kader kesehatan dan tokoh masyarakat Desa Plupuh. Dalam
kegiatan MMD, dokter muda memaparkan sepuluh besar permasalahan kesehatan utama
yang telah ditemukan melalui di Desa tersebut. Kemudian dilakukan skoring PAHO
bersama perwakilan masyarakat yang menghadiri MMD tersebut. Skoring PAHO yang
dilakukan oleh dokter muda dipandu oleh Bidan Desa Plupuh dengan tujuan agar dapat
bersama-sama menentukan prioritas masalah utama yang ada di Desa Plupuh. Skor PAHO
terdiri dari empat poin, yaitu M (magnitude), S (severity), V (Vulnerability) dan C
(community concern), dimana masing-masing bagian dari skoring tersebut memiliki nilai
0 sampai 10. Setelah ditemukannya prioritas masalah di Desa tersebut, akan dilakukan
perancangan PoA (Plan of Action) sebagai acuan intervensi yang akan dokter muda
lakukan.

2.4 Intervensi
Intervensi merupakan jawaban pemecahan dari suatu permasalahan yang telah
diperoleh dari hasil SMD dan MMD di Desa Plupuh. Dokter muda akan menentukan
langkah intervensi apa yang akan dilakukan setelah masyarakat menentukan prioritas
masalah utama yang akan ditangani di Desa Plupuh tersebut.

BAB III

HASIL
3.1. DATA SOSIODEMOGRAFIK DESA

3.1.1. Profil Desa Plupuh

Desa Plupuh berada di Kecamata Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Luas wilayah
Kecamatan Plupuh adalah 4836 Ha yang terdiri dari 16 Desa dan 169 Dukuh. Salah satunya adalah
Desa Plupuh. Desa Plupuh terdiri dari 9 dusun dan 17 RT serta terdiri dari 1218 KK. Desa Plupuh
merupakan kawasan pertanian dan dilewati oleh aliran Sungai. Mata pencaharian sebagian besar
masyarakat Desa Plupuh adalah dengan cara bertani. Sedangkan untuk religi, mayoritas penduduk
di Desa Plupuh beragama Islam.

Fasilitas kesehatan di Desa Plupuh sudah berjalan dengan baik dengan memiliki tenaga
kesehatan professional dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Di setiap dusun Desa Plupuh,
sudah dibentuk pelayanan posyandu balita dan lansia. Selain itu juga dibentuk Posbindu untuk
skrining kesehatan masyarakat Desa Plupuh. Desa Plupuh memiliki masalah kesehatan yang harus
diperhatikan oleh Pemerintah dan Dinas Kesehatan, hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat
yang belum bebas dari perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan).

3.1.2. Hasil SMD

Pendidikan Ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

sd 30 33.3 33.3 33.3


smp 31 34.4 34.4 67.8

Valid sma 22 24.4 24.4 92.2

pt 7 7.8 7.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pekerjaan Ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

PNS 21 23.3 23.3 23.3

Valid Buruh/Tani 41 45.6 45.6 68.9


Wiraswasta 28 31.1 31.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

Pendidikan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

sd 26 28.9 28.9 30.0

smp 33 36.7 36.7 66.7

sma 28 31.1 31.1 97.8


Valid
pt 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pekerjaan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

PNS 16 17.8 17.8 17.8

Buruh/Tani 36 40.0 40.0 57.8


Valid
Wiraswasta 38 42.2 42.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pemeriksaan Kesehatan di Tenaga Kesehatan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 88 97.8 97.8 97.8

Valid Tidak 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pemeriksaan Kesehatan Tradisional


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 1 1.1 1.1 1.1

Valid Tidak 89 98.9 98.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pemeriksaan Kesehatan Sendiri


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 2 2.2 2.2 2.2


Valid
Tidak 88 97.8 97.8 100.0
Total 90 100.0 100.0

Transportasi ke Pelayanan Kesehatan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mudah dijangkau 90 100.0 100.0 100.0

Ada Ibu Hamil


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 5 5.6 5.6 5.6

Valid Tidak 85 94.4 94.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Umur Ibu Hamil


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

85 94.4 94.4 94.4

22 tahun 2 2.2 2.2 96.7

26 tahun 1 1.1 1.1 97.8


Valid
27 1 1.1 1.1 98.9

34 tahun 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Umur Kehamilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

85 94.4 94.4 94.4

28 minggu 1 1.1 1.1 95.6

36 1 1.1 1.1 96.7


Valid
40 minggu 2 2.2 2.2 98.9

7 minggu 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0


Rencana Melahirkan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

85 94.4 94.4 94.4


Valid Rumah Sakit 2 2.2 2.2 96.7

Bidan 3 3.3 3.3 100.0


Total 90 100.0 100.0

Rencana Penolong Persalinan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

85 94.4 94.4 94.4

Dokter 2 2.2 2.2 96.7

Valid Bidan 1 1.1 1.1 97.8

Dukun 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Jumlah ANC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak hamil 85 94.4 94.4 94.4

<4 1 1.1 1.1 95.6


Valid
>4 4 4.4 4.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Gangguan Kehamilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak hamil 85 94.4 94.4 94.4

Valid Tidak gangguan 5 5.6 5.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Melakukan Pemeriksaan Setelah Melahirkan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
85 94.4 94.4 94.4

Valid Tidak 5 5.6 5.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Ada Balita Kurang Gizi


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 2 2.2 2.2 3.3


Valid Tidak 87 96.7 96.7 100.0

Total 90 100.0 100.0


Menggunakan Garam Beryodium
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 87 96.7 97.8 97.8

Valid Tidak 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Alasan Tidak Menggunakan Garam Beryodium


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

88 97.8 97.8 97.8

tidak mengetahui tentang garam 1 1.1 1.1 98.9


Valid beryodium

Tidak paham 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pemberian Vitamin A Dua kali Setahun


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

.00 1 1.1 1.1 1.1

Ya 76 84.4 84.4 85.6


Valid
Tidak 13 14.4 14.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Konsumsi Fe
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 76 84.4 85.4 85.4


Valid Tidak 13 14.4 14.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Penggunaan KB
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Hormonal 55 61.1 61.1 62.2


Valid Non hormonal 16 17.8 17.8 80.0
Tidak 18 20.0 20.0 100.0
Total 90 100.0 100.0

Penggunaan KB
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pil 14 15.6 15.7 15.7

Suntik 32 35.6 36.0 51.7

Susuk 8 8.9 9.0 60.7

KOndom 2 2.2 2.2 62.9


Valid
IUD 10 11.1 11.2 74.2

MOW 5 5.6 5.6 79.8

Tidak mengunakan KB 18 20.0 20.2 100.0


Total 89 98.9 100.0

Balita
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

ada balita 22 24.4 24.4 24.4

Valid Tidak ada balita 68 75.6 75.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Penolong persalinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

ditolong selain nakes 68 75.6 75.6 75.6

Valid Ditolong nakes 22 24.4 24.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

ASI Ekslusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak ASI EKslusif 72 80.0 80.0 80.0

Valid ASI Ekslusif 18 20.0 20.0 100.0

Total 90 100.0 100.0


Timbang bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ditimbang 69 76.7 76.7 76.7

Valid ditimbang 21 23.3 23.3 100.0


Total 90 100.0 100.0
Gizi Seimbang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

gizi tidak seimbang 51 56.7 56.7 56.7

Valid gizi seimbang 39 43.3 43.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Penggunaan Air Bersih


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak memenuhi syarat 39 43.3 43.3 43.3

Valid memenuhi syarat air bersih 51 56.7 56.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Jamban
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak sehat 29 32.2 32.2 32.2

Valid jamban sehat 61 67.8 67.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Membuang Sampah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

buang sampah sembarangan 64 71.1 71.1 71.1

membuang sampah pada 26 28.9 28.9 100.0


Valid
tempatnya

Total 90 100.0 100.0

Luas Rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

padat 4 4.4 4.4 4.4


Valid sesuai 86 95.6 95.6 100.0

Total 90 100.0 100.0


Lantai rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak 24 26.7 26.7 26.7

Valid lantai kedap air dan bersih 66 73.3 73.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Olahraga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak 41 45.6 45.6 45.6

Valid olahraga sehat 49 54.4 54.4 100.0


Total 90 100.0 100.0

Rumah Bebas Rokok


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak 43 47.8 47.8 47.8

Valid bebas asap rokok 47 52.2 52.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

CTPS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak 11 12.2 12.2 12.2

Valid cuci tangan pakai sabun 79 87.8 87.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Menggosok Gigi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak/kadang 58 64.4 64.4 64.4

Valid gosok gigi 32 35.6 35.6 100.0

Total 90 100.0 100.0


Bebas Miras
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid bebas miras dan narkoba 90 100.0 100.0 100.0

JKN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak 29 32.2 32.2 32.2

Valid memiliki jamkesmas 61 67.8 67.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

PSN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak 23 25.6 25.8 25.8

Valid PSN 66 73.3 74.2 100.0

Total 89 98.9 100.0


Missing System 1 1.1
Total 90 100.0

Kriteria PHBS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

sehat madya 36 40.0 40.0 40.0

sehat pratama 1 1.1 1.1 41.1


Valid
sehat utama 53 58.9 58.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

Langit-langit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ada 55 61.1 61.1 61.1

kotor 23 25.6 25.6 86.7


Valid
bersih 12 13.3 13.3 100.0
Total 90 100.0 100.0

Dinding
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

bukan tembok 15 16.7 16.7 16.7


Valid semi permanan 23 25.6 25.6 42.2

permanen 52 57.8 57.8 100.0


Total 90 100.0 100.0

Lantai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tanah 11 12.2 12.2 12.2

papan 34 37.8 37.8 50.0


Valid
plester 45 50.0 50.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Jendela kamar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ada 36 40.0 40.0 40.0

Valid ada 54 60.0 60.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Jendela rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ada 29 32.2 32.2 32.2

Valid ada 61 67.8 67.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Ventilasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ada 12 13.3 13.3 13.3

kurang dari 10% dari luas rumah 51 56.7 56.7 70.0


Valid
lebih dari 10% dari luas rumah 27 30.0 30.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Lubang Asap Dapur


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ada 31 34.4 34.4 34.4

Valid kurang dari 10% dari luas rumah 37 41.1 41.1 75.6
lebih dari 10% dari luas rumah 22 24.4 24.4 100.0
Total 90 100.0 100.0

Pencahayaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak terang 12 13.3 13.3 13.3

kurang terang 42 46.7 46.7 60.0


Valid
terang 36 40.0 40.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sarana Air Bersih


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

milik sendiri tidak memenuhi syarat 23 25.6 25.6 25.6

bukan milik sendiri tapi memenuhi 14 15.6 15.6 41.1


Valid syarat

sendiri dan memenuhi syarat 53 58.9 58.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

Jamban
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

bukan leher angsa, tidak ada 5 5.6 5.6 5.6


penutup, dialirkan ke sungai

bukan leher angsa, ada penutup, 10 11.1 11.1 16.7


dialirkan ke sungai
Valid
bukan leher angsa, ada penutup ada 56 62.2 62.2 78.9
septic tank

leher angsa 19 21.1 21.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

SPAL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

mencemari sumber air 20 22.2 22.2 22.2

disalurkan ke selokan 27 30.0 30.0 52.2


Valid
tidak mencemari sumber air 30 33.3 33.3 85.6
disalurkan ke selokan tertutup 13 14.4 14.4 100.0
Total 90 100.0 100.0

Sarana Pembuangan Sampah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak ada 52 57.8 57.8 57.8

tidak kedap air 11 12.2 12.2 70.0

Valid kedap air tidak tertutup 24 26.7 26.7 96.7

kedap air tertutup 3 3.3 3.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Membuka jendela kamar tidur


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak pernah 39 43.3 43.3 43.3

jarang 19 21.1 21.1 64.4


Valid
setiap hari 32 35.6 35.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Membuka Jendela Ruang Keluarga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak pernah 34 37.8 38.2 38.2

jarang 15 16.7 16.9 55.1


Valid
setiap hari 40 44.4 44.9 100.0

Total 89 98.9 100.0


Missing System 1 1.1
Total 90 100.0

Membersihkan Rumah dan Halaman


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

tidak pernah 2 2.2 2.2 2.2

jarang 8 8.9 8.9 11.1


Valid
setiap hari 80 88.9 88.9 100.0

Total 90 100.0 100.0


Membuang Tinja Bayi/Balita
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

ke sungai 25 27.8 27.8 27.8

kadang ke jamban 8 8.9 8.9 36.7


Valid
selalu ke jamban 57 63.3 63.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Membuang Sampah Pada Tempatnya


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

ke sungai 53 58.9 58.9 58.9


kadang ke tempat sampah 8 8.9 8.9 67.8
Valid
selalu ke tempat sampah 29 32.2 32.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Kriteria Rumah Sehat


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

bukan rumah sehat 70 77.8 77.8 77.8

Valid rumah sehat 20 22.2 22.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Tabel 3. Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan Hasil SMD


No Variabel Jumlah %
1 Perilaku BABS
2 Perilaku CTPS
3 ASI Eksklusif
4 Pemenuhan Gizi Seimbang
5 Jaminan Kesehatan Nasional
6 Perilaku Merokok
7 ISPA
8 Olahraga dan Aktivitas Fisik
9 Membuka Ventilasi dan Jendela
10 Perilaku Membuang Sampah

3.2. Hasil MMD

Tabel 4. Scoring prioritas masalah dengan model PAHO


NO Masalah M S V C Total

1 Perilaku BABS 4 7 8 9 2016


2 Perilaku CTPS 5 4 9 8 720
3 ASI Eksklusif 3 3 7 3 189
4 Pemenuhan Gizi Seimbang 7 2 7 8 784
5 Jaminan Kesehatan Nasional 3 3 6 9 486
6 Perilaku Merokok 7 6 8 3 1008
7 ISPA 6 8 6 4 1152
8 Olahraga dan Aktivitas Fisik 8 2 7 7 784

9 Membuka Ventilasi dan Jendela 6 3 8 4 576


10 Perilaku Membuang Sampah 7 3 5 6 630

BAB IV

PLAN of ACTION

Berdasarkan hasil SMD dan musyawarah bersama dalam menentukan prioritas masalah
melalui MMD di Balai Desa Plupuh, didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan kesadaran akan
pentingnya perilaku BAB yang memenuhi syarat merupakan permasalahan utama yang perlu
diperhatikan. Hasil kesepakatan musyawarah mufakat dalam kegiatan MMD yang dihadiri oleh 40
orang tokoh masyarakat didapatkan kesepakatan bahwa perilaku BABS merupakan suatu yang
harus diberikan intervensi. Berdasarkan hasil analisis skoring PAHO, perilaku BABS
mendapatkan nilai total yang paling tinggi di antara ke sembilan masalah yang telah ditemukan.
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
BAB yang memenuhi syarat dan sosial ekonomi yang rendah. Sehingga dari alasan tersebut maka
akan direncanakan untuk memberikan penyuluhan BABS, pemetaan lokasi jamban sehat, serta
kontrak sosial yang dilakukan untuk memotivasi warga untuk tidak berperilaku BABS.

Intervensi ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pra-perencanaan, perencanaan
(PoA), dan pasca perencanaan. Pra-perencanaan adalah tahap persiapan sebelum terbentuknya
konsep PoA yang meliputi wawancara terhadap tokoh masyarakat dan kader-kader kesehatan serta
wawancara mendalam terhadap KK yang tidak memiliki jamban di Desa Plupuh. Dengan
dilakukannya tahapan pra-perencanaan ini, diharapkan dapat merancang PoA secara maksimal.
Tahapan terakhir adalah pasca perencanaan yaitu pelaksanaan kegiatan intervensi di lapangan.

Plan of Action

Biaya (Besar dan Rencana


No Kegiatan Tujuan Sasaran Populasi Tempat Waktu Pelaksana
Sumber) Penilaian
- Memberikan pemahaman
mengenai bahaya BABS - Biaya : Rp
Penyuluhan - Hari : Sabtu, 16
- Memotivasi agar tidak - Warga Desa 100.000,
tentang Balai Desa September Dokter
1 berperilaku BABS Plupuh - Sumber : dana Berhasil
perilaku Plupuh 2017 Muda
- Menyarankan masyarakat dari kampus dan
BABS - Pukul : 09.00
agar membentuk arisan iuran dokter muda
jamban
- Biaya : Rp
- Mengetahui lokasi rumah - Hari : Sabtu, 16
10.000,-
yang tidak memiliki jamban - Seluruh warga Balai Desa September Dokter
2 Pemetaan - Sumber : dana Berhasil
sehat desa Plupuh Plupuh 2017 Muda
dari kampus dan
- - Pukul : 10.30
iuran dokter muda
- Biaya: Rp
- Hari : Sabtu, 16
- Meningkatkan minat warga 10.000,- Dokter
Kontrak - Seluruh warga Balai Desa September
3 untuk membangun jamban - Sumber : dana Muda Berhasil
sosial desa Plupuh Bligo 2017
yang sehat dari kampus dan
- Pukul : 11.00
iuran dokter muda
BAB V

INTERVENSI

5.1 Pra Perencanaan


a. Diskusi intensif dengan Kepala Puskesmas beserta Staf dan Forum Kesehatan Desa mengenai
program pemerintah dalam perencanaan pengadaan jamban di Desa Plupuh.
- Hasil :
 Ada bantuan dari pemerintah untuk membangun 10 jamban di setiap desa
 Sebagian masyarakat masih berperilaku BABS
 Sebagian masyarakat belum mempunyai jamban pribadi
 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk BAB yang memenuhi syarat
b. Diskusi dengan kader kesehatan mengenai waktu pelaksanaan penyuluhan
c. Diskusi dengan pihak puskesmas bagian sarana dan prasana untuk meminjam sound dan LCD
yang akan digunakan pada saat penyuluhan

5.2. Plan of Action

No Masalah Penyebab Masalah PoA


1 Tingginya perilaku - Kurangnya kepedulian dan - Penyuluhan tentang
BABS kesadaran mengenai bahaya bahaya BABS dan
perilaku BABS memotivasi masyarakat
- Minimnya sarana jamban sehat untuk tidak berperilaku
BABS
- Memotivasi masyarakat
untuk mendukung
pembangunan jamban
sehat
2 Minimnya sarana dan - Banyaknya masyarakat yang Memberntuk arisan
prasarana penunjang berekonomi menengah ke jamban
untuk BAB memenuhi bawah
syarat
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan manajemen dan intervensi ini di lakukan oleh dokter muda di Desa Plupuh,
Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Setelah dokter muda melakukan SMD dan MMD,
masalah prioritas di Desa Plupuh yang akan diintervensi adalah mengenai perilaku BABS.
Pelaksanaan kegiatan intervensi ini menggunakan beberapa fungsi manajemen berupa
Planning, Organizing, Acting dan Controlling. Inti permasalahannya adalah perilaku BAB yang
tidak memenuhi syarat. Setelah dicari penyebab permasalahannya, maka dokter muda akan
melakukan intervensi yang tepat dan sesuai, yaitu berupa penyuluhan mengenai bahaya
perilaku BABS, pemetaan lokasi jamban sehat serta kontrak sosial dengan harapan agar
masyarakat termotivasi untuk BAB sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Respon dan umpan balik dari masyarakat positif, yaitu semangat untuk merubah
perilaku dan memiliki jamban.

6.2 Kendala dan Saran

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama dokter muda melakukan kegiatan
manajemen dan intervensi, yakni sebagai berikut:

a. Sulitnya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya perilaku BABS. Terlihat


dari masih ada masyarakat yang BAB di sungai setelah diberikan saran pada saat
penyuluhan
b. Pandangan masyarakat terhadap dokter muda, kebanyakan masyarakat menganggap dokter
muda itu adalah mahasiswa KKN. Sehingga, pada saat MMD ada beberapa masyarakat
yang meminta intervensi dalam bentuk bangunan. Padahal, dokter muda telah menjelaskan
bahwa tujuan dari intervensi yang dilakukan adalah membantu masyarakat dalam
memecahkan permasalahan yang ada
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Manajemen


Puskesmas. Jakarta : Menteri Kesehatan RI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai