Anda di halaman 1dari 58

TATA KELOLA

PENANGANAN ANAK
DENGAN ADHD
Oleh:
Prof. Dr. Juke R. Siregar, Psikolog Klinis Digitally signed by
Juke R. Siregar
DN: cn=Juke R.
Siregar, o=IPK
Indonesia, ou,
email=sekretariat@i
pkindonesia.or.id,
c=ID
Date: 2021.02.20
23:07:05 +07'00'
ADHD bukan sesuatu
yang baru  dikenal 1
sejak 1902  istilah
bervariasi  ADHD
2
4

ADHD harus cepat Apa yang harus ADHD tampil pada


dikenali dan semua populasi
ditangani sesegera
diketahui tentang (usia, etnik,
mungkin ADHD? budaya)
A

Life Disability Terjadi bukan hanya


periode anak tapi 3
berlagsung hingga
dewasa
Masalahnya mencakup
seluruh kehidupan
Treatmen harus
Dirinya – lingkungan mempertimbangkan setiap
sosial; setting phase kehidupan manusia

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau


Long term disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar,
M.Pd, Psikolog Klinis
ADHD adalah gangguan
perkembangan neurobiological
 Psikologi  Sosial

Pendekatan Biopsikososial

Penanganan ADHD Ciri utama: :


Apa yang harus
• Inatensi
bersifat multi asesmen diketahui B • Impulsivitas
& multimodal tentang ADHD? • Hiperaktif

Masalah kompleks
Terampil Rentang
interview & gangguan mild
observasi  severe
Tampilan simptom
bervariasi; berbeda dari
individu/hari ke hari

Sadar melihat secara total;


primer dan sekunder

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak


atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R.
A + B  Psikolog siap bekerja Long Term secara professional. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
I. PENGERTIAN ADHD

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
I. Pengertian ADHD

Gangguan tingkah laku  berkaitan dengan neurobiologikal  menampilkan masalah


dalam perkembangan yang tidak sesuai dan bersifat kronis, dalam derajat in-atensi dan
impulsivitas. Pada beberapa kasus, gangguan ini disertai hiperaktif.

Satu dimensi gangguan tingkah laku manusia yang dapat terjadi pada setiap individu,
ditampilkan dalam derajat berbeda-beda. Dikatakan gangguan bila gejala perilaku tersebut
ditampilkan bersifat mal-adaptif secara signifikan dan tidak sesuai dengan ciri tahap
perkembangan.

Gangguan fisiologis yang bersifat kronis berkaitan dengan kapasitas individu untuk
mengatur dan menahan (inhibisi) tingkah laku serta mempertahankan perhatian (atensi)
untuk menyelesaikan tugas dengan kemampuan/cara yang sesuai dengan perkembangan
individu.

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
II. ADHD DARI SUDUT
PANDANG
BIOPSIKOSOSIAL

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
2.1. ADHD dari Sudut Pandang
Biopsikososial

Biologi
(fungsi otak)

Psikologi Sosial
(perilaku – (interaksi
fungsi dengan
eksekutif) lingkungan)

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
2.2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Tingkah laku ke lingkungan sosial
non adaptif
Attention Deficit
Hyperactivity Disorder

Gangguan Perkembangan Neurologis Atensi


P Daya Ingat
S Fungsi eksekutif
I Organisasi (Aspek
K
O Perencanaan Psikologis)
L
O Regulasi Emosi
G
I Regulasi Gerak
S
Dasar Biologis  Otak Disfungsi Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa
seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
III. ADHD DARI SUDUT
PANDANG BIOLOGIS

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
3.1. ADHD dari Sudut Pandang Biologis

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau (Santrock, 2014)


disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar,
M.Pd, Psikolog Klinis
IV. ADHD DARI SUDUT
PANDANG
PSIKOLOGIS

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.1. Pengertian ADHD
Konsep Dasar Psikologis
 Kondisi gangguan perkembangan neurologis yang dapat terjadi pada
pra sekolah, anak usia sekolah, remaja, orang dewasa di seluruh dunia.

 Dasar biologis yang berkaitan dengan lobus frontal dan pre frontal
cortex – (dopamine sebagai neurotransmitter atau region di otak yang
disfungsi sehingga lemah/defisit dalam pengendalian dan awareness.

 Adanya:
 Defisit dalam fungsi eksekutif di lobus frontal yang mencakup atensi,
memori, perencanaan dan organisasi
 Defisit dalam pengendalian reaksi emosi  impulsif meningkat
 Defisit dalam pengendalian motorik  hiperaktif

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.2. Tipe ADHD
Predominant in-atensi.
Menampilkan 6 atau lebih simptom in-atensi, + 6 bulan, simptom impulsif dan hiperaktif tampil,
tapi tidak signifikan dengan jumlah harus ada sesuai kriteria.

Karakteristik dan simptom (DSM V):


• Selalu gagal untuk memperhatikan detil atau membuat kesalahan yang berkaitan dengan
kecerobohan (pekerjaan rumah, kerja, aktivitas lain).
• Sulit mempertahankan perhatian selama melakukan tugas / bermain.
• Mudah teralih rangsangan luar (bunyi, gerakan di lingkungan, penglihatan)
• Tampak seperti tidak mendengarkan bila yang mengajak berbicara
• Tidak dapat mengikuti instruksi, dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan di rumah
atau di tempat kerja.
• Kesulitan mengorganisir tugas dan aktivitas
• Menghindar/tidak menyukai melakukan tugas yang menuntut kemampuan mempertahankan
usaha mental (tugas sekolah atau pekerjaan rumah).
• Kehilangan benda-benda yang dibutuhkan untuk beraktivitas (alat permainan, pensil, buku
dan sebagainya).
• Sering lupa melaksanakan aktivitas harian (contoh: menyimpan sepatu ditempatnya,
membereskan mainan).

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.2. Tipe ADHD
Predominant impulsif – hiperaktif

Menampilkan 6 atau lebih simptom hiperaktif/impulsif dan hanya beberapa simptom in-atensi tapi tidak
signifikan, dengan jumlah sesuai kriteria.

Karakteristik dan simptom hiperaktif (DSM V): Karakteristik dan simptom impulsif (DSM V):
• Tidak bisa diam, selalu bergerak seperti ada motor yang menimbulkan
gerak • Berbicara terlalu banyak
• Meninggalkan bangku di kelas atau situasi yang menuntut duduk • Melakukan interupsi (menyela) atau menerobos
• Sering berlari atau memanjat dalam situasi yang tidak sesuai (apabila orang lain, ketika berbicara atau bermain
sudah remaja atau menginjak dewasa, maka sering tampak gelisah) • (selalu) Menjawab pertanyaan sebelum
• (aktif) Menggerakan tangan/kaki ketika sedang duduk pertanyaan tersebut selesai
• Sulit bermain atau melakukan aktivitas beristirahat dengan tenang • Sulit menunggu giliran dalam bermain dan
• Berbicara terlalu banyak beraktivitas
• Melakukan interupsi (menyela) atau menerobos orang lain, ketika
berbicara atau bermain
• Selalu menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan tersebut selesai
• Sulit menunggu giliran dalam bermain dan beraktivitas

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.2. Tipe ADHD

Presentasi Kombinasi

Kombinasi kriteria in-atensi dan kriteria impulsif – hiperaktif


Berlangsung + 6 bulan

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.3. Karakteristik Utama ADHD (DSM V)

3 KARAKTERISTIK INTI

 In – atensi
 Impulsif - Hiperaktif

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.4. Kekuatan Anak dengan ADHD
● Energik
● Spontan
● Kreatif
● Persistent
● Inovatif
● Imaginatif
● Ready for action
● Risk-taking
● Charming
● Memiliki banyak ide
● Intelligent
● Playful
● Memiliki keinginan untuk mengambil kesempatan dan mencoba hal baru
● Mampu menemukan solusi baru
● Mampu mengambil solusi dalam situsi krisis
● Memiliki talenta (artistik, musik, atletik)
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
V. ADHD DAN FUNGSI
EKSEKUTIF

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.1. Pengertian Fungsi Eksekutif

FUNGSI EKSEKUTIF
Fungsi Eksekutif berkaitan dengan
keterampilan komponen kognitif yang
berfungsi untuk meregulasi pikiran, perasaan,
tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan
(Branstetter, 2014).

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.2. Model
Fungsi FUNGSI EKSEKUTIF
Eksekutif (BEKERJA SAMA DALAM KOMBINASI
YANG BERVARIASI)
(BROWN, 2005)

ATENSI PENGELO-
MEREN- LAAN MENGATUR MEMONI-
FOKUS, MENG- CANAKAN, FRUSTRASI, & MENG- TOR, MENG-
MEMPER- INGAT MENGOR- PERU- ARAHKAN EVALUASI
TAHANKAN, GANISASI BAHAN GERAK KELUAR
PENG-ALIHAN EMOSI DARI DIRI

PERENCA-
REGULASI REGULASI META
ATENSI (I) DAYA INGAT NAAN,
EMOSI GERAK KOGNISI
ORGANI-SASI

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.3. Komponen Fungsi Eksekutif

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.3.1. Atensi
Pengertian

• Aspek kesadaran yang berkaitan dengan seberapa


besar usaha untuk memusatkan pada aspek suatu
rangsang yang spesifik (mis: pengalaman; aktivitas;
tugas)
• Aspek kesadaran yang berkaitan dengan rangsang
visual dan auditory

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Atensi Kemampuan berespon
terhadap tugas/aktivitas yang
spesifik Kemampuan menyelesaikan
FOKUS tugas/aktivitas hingga
Mampu memusatkan perhatian pada
beberapa tugas dalam waktu yang (1) selesai dan benar dalam
sama jangka waktu tertentu

DIVIDED SUSTAINED
(2)
(5) ATENSI
Kemampuan mengabaikan
rangsang yang datang dari dalam
Fleksibilitas mengalihkan ALTERNATE SELECTIVE diri maupun luar diri
perhatian
(4) (3)

Keluhan Guru:
Keluhan Orang Tua:
• Suka melamun
• Kalau diberitahu sesuatu suka seperti tidak
• Sulit mengikuti instruksi, tugas yang dilakukan salah
mendengar (masuk dari telinga yang satu
• Kalau dipanggil suka seperti tidak mendengar
keluar dari telinga yang lain)
• Sulit mempertahankan perhatian selama
• Tampak bisa memperhatikan karena bisa
melakukan tugas
bertahan selama berjam-jam saat Tidak diperkenankan untuk
• Mudah teralih pada tugas yang bukan tugasnya
bermain game diperbanyak atau disebar
(melihat sesuatu, mendengar bunyi sesuatu) tanpa seijin Prof. Dr. Juke R.
Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Pentingnya Atensi
Atensi akan mengarahkan seseorang untuk:

● Tetap bertahan pada apa yang


seharusnya dikerjakan
● Menyaring semua gangguan yang tidak
berkaitan dengan tugas
● Mampu menyelesaikan tugas.

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Bentuk FOKUS SUSTAINED SELECTIVE ALTERNATE DIVIDED
Atensi KEMAMPUAN
BERESPONS
KEMAMPUAN
MEMPERTA-
KEMAMPUAN
MENGABAIKAN
KEMAMPUAN
MEMINDAHKAN
KEMAMPUAN
BERESPON
TERHADAP HANKAN RANGSANGAN ATENSI ANTARA SECARA
RANGSANG PERHATIAN YANG NON TUGAS DAN SIMULTAN
SPESIFIK PADA SITUASI TARGET (LUAR) MASUK KE PADA 2 ATAU
ATAU TUGAS BENTUK POLA LEBIH TUGAS
CIRI: MESKIPUN ADA CIRI: JAWABAN YANG YANG
EYE CONTACT GANGGUAN, TETAP BEKERJA BERBEDA TUNTUTAN-
CAPAI, BOSAN NYA
MENDENGAR- DALAM JANGKA MENDIAMKAN CIRI:
BERBEDA
WAKTU ADA MENDENGARKAN
KAN (SIMPLE -
TERTENTU, DAN MELIHAT GURU
INSTRUKSI RANGSANGAN SINGLE -
KETIKA DIKTE (SENSE
LENGKAP, DARI LUAR AUDITIVE, SENSE KOMPLEK)
MENGULANG BENAR VISUAL)
INSTRUKSI CIRI: MENENGOK KE CIRI:
MELAKUKAN RANGSANGAN MEMINDAHKAN
MELAKUKAN
TUGAS SECARA DARI LUAR, EKSPRESI VERBAL
MELAKUKAN 2 ATAU LEBIH
TEPAT, BENAR DARI GURU KE
INSTRUKSI TAPI KEMBALI TUGAS
TULISAN
SECARA SESUAI MENYELESAI- SERENTAK
TEPAT, BENAR INSTRUKSI KAN TUGAS BERKESINAMBUNGA DENGAN
DALAM N ANTARA SENSE BENAR
MENYELESAI- JANGKA AUDITIVE
KAN TUGAS WAKTU MENDENGAR IDE –
DENGAN WAKTU DIPINDAHKAN KE
TERTENTU,
TULISAN 
TERTENTU HINGGA FLEKSIBILITAS
Tidak diperkenankan untuk SELESAI DAN
diperbanyak atau disebar PEKERJAAN BENAR
tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. SELESAI, BENAR
Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.3.2. Daya Ingat
Kemampuan mereproduksi informasi yang baru diterima atau yang pernah diterima
TIPE DAYA INGAT (MILLER)

SENSORY WORKING LONG TERM


MEMORY MEMORY MEMORY

MEMPERTAHANKAN
INFORMASI YANG
INFORMASI SETELAH
INFORMASI YANG DISIMPAN DALAM
DITERIMA OLEH
MENJADI FOKUS JANGKA WAKTU
SENSE.
PADA SAAT “ITU” YANG LAMA -
BERLANGSUNG
PERMANEN
SINGKAT

KELUHAN ORANG TUA: KELUHAN GURU:


• Sering kehilangan mainan atau barang • Sering lupa melaksanakan aktivitas harian (menyimpan
• Terlihat tidak mengingat dimana meletakkan sepatu/buku di tempatnya, lupa hafalan dsb)
benda • Suka lupa informasi dengan cepat
• Mengerjakan PR, tapi ketika berangkat • Diminta membuat suatu tugas, tapi membuat yang lain
sekolah PR yang sudah dikerjakan “hilang”
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Pentingnya Daya Ingat
● Daya ingat diperlukan dalam setting akademik maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
● Dalam setting akademik misalnya, daya ingat dibutuhkan
agar anak mengingat instruksi penyelesaian tugas,
mengingat penjelasan guru, mengingat apa yang ia baca,
dsb.
● Dalam setting kehidupan sehari-hari daya ingat
dibutuhkan misalnya agar anak dapat mengingat aktivitas
atau tugas yang harus ia kerjakan, mengingat dimana ia
harus menyimpan barang, mengingat barang-barang yang
ia butuhkan, dsb.

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.3.3. Perencanaan & Organisasi
Kemampuan menyusun perencanaan, mengorganisasi untuk mencapai tujuan (goal)

PERENCANAAN ORGANISASI MENGELOLA WAKTU


KEMAMPUAN MEMBUAT LANGKAH- KEMAMPUAN MERANCANG DAN KEMAMPUAN MENGATUR WAKTU
LANGKAH AKTIVITAS UNTUK MENGELOLA SISTEM UNTUK (MEMPERKIRAKAN) WAKTU YANG
MENCAPAI TUJUAN ATAU MEMPERTAHANKAN LANGKAH DIGUNAKAN, BAGAIMANA
MENYELESAIKAN TUGAS DARI INFORMASI MELOKASI, BEKERJA DALAM
ALUR WAKTU ATAU DEADLINES
 SENSE WAKTU YANG DIMILIKI

MENENTUKAN APA YANG


PRIORITAS HARUS DIPERHATIKAN DAN
YANG TIDAK

Keluhan Orang Tua: Keluhan Guru:


• Ruangannya selalu berantakan • Tulisannya jelek, loncat-loncat, ada yang hilang (organisasi)
• Selalu kehilangan benda, tidak bisa • Dalam mengerjakan tugas tidak selesai, halaman buku acak (organisasi)
• merapikan atau menyimpan benda yang ia • Kehilangan benda-benda yang dibutuhkan untuk
miliki • melakukan aktivitas (organisasi)
• Barang yang dirapikan semakin berantakan • Sulit mengorganisasi waktu dan tugas
ketika diminta merapikan barang • Melakukan aktivitas tidak berurutan, sering loncat dari satu aktivitas ke
aktivitas lain, tidak terencana
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar
tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Pentingnya Perencanaan & Organisasi
Perencanaan dan organisasi berguna dalam situasi
belajar dan kehidupan sehari-hari untuk:

 Memampukan anak menyelesaikan tugas dengan


langkah-langkah yang terarah dan jelas
 Memampukan anak menyusun prioritas dari
sesuatu yang dipentingkan sampai hal yang tidak
dipentingkan
 Membangun kesadaran anak akan waktu dalam
menyelesaikan tugas atau dalam menjalani
aktivitas

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.3.4. Regulasi Emosi
 Kemampuan untuk mengelola emosi dalam kaitan pencapaian
tujuan/penyelesaian tugas secara lengkap
 Kemampuan untuk berpikir sebelum bertindak
 Kemampuan untuk menunda atau menahan reaksi emosi dengan menilai
segala faktor

KELUHAN ORANG TUA (Regulasi emosi - KELUHAN GURU


impulsivitas):
 Selalu melakukan interupsi/menyela  Tidak sabaran/menunggu giliran
ketika orang lain berbicara/sedang  Cepat menjawab sebelum instruksi
bermain selesai
 Tidak sabaran menunggu giliran  Sering bertindak tanpa berpikir
 Sering bertindak tanpa berpikir  Selalu melakukan
 Sering mengalami “kecelakaan” jika interupsi/menyela ketika orang lain
bermain berbicara/sedang bermain

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Pentingnya Regulasi Emosi
Memampukan anak untuk mengendalikan
emosinya, sehingga dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menghadapi kesulitan,
menghadapi situasi baru dan dalam menjalin relasi
sosial.

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
5.3.5. Regulasi Gerak
 Menahan untuk bertindak sesuai dengan waktu yang tepat
 Mengontrol diri dan situasi spesifik untuk memutuskan
bagaimana dan kapan bergerak (bereaksi)
 Melakukan gerakan/tindakan yang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan
 Mengontrol diri dan situasi selama bergerak/bereaksi

KELUHAN GURU (Regulasi motorik - hiperaktif):


KELUHAN ORANG TUA (Regulasi motorik -
 Tidak bisa diam, selalu bergerak seperti ada
hiperaktif):
motor
 Banyak bergerak, bahkan ketika masih di
 Meninggalkan bangku di kelas, jalan-jalan
kandungan
(dalam kelas/keluar)
 Tidak bisa diam, selalu bergerak seperti ada
 Sering bergerak, memanjat, naik kursi (seperti
motor
gelisah)
 Ketika bermain ke rumah teman selalu
 Selalu menggerakkan kaki dan tangan
memegang benda-benda yang ada di sekitarnya
 Selalu berbicara

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Pentingnya Regulasi Gerak

Memampukan anak untuk


melakukan gerak sesuai dengan
situasi dan konteks yang ada.

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
VI. ASESMEN ADHD

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Multi disiplin
Klinikal Interview

Multi method Observasi Klinikal

Asesmen psikologikal &


Neuropsikologikal

Gangguan bersifat • Variasi tampilan tingkah laku


6.1. kompleks • Komponen fungsi eksekutif yang kompleks

Asesmen
ADHD Gangguan perkembangan
Perkembangan normal &
sejalan dengan rentang neuropsikologikal
kehidupan

Pengetahuan komorbiditas; gangguan


psikologi yang memiliki symptom Harus dikuasai
menyerupai ADHD

Dampak ADHD ke kehidupan

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa Rumah Sekolah Peer
seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
6.2. Komponen Evaluasi Secara
Komprehensif Bagi ADHD
Sumber Metode Fokus Tujuan Material

Orang Tua Interview Sejarah perkembangan; sejarah kesehatan; Memahami latar -


Care Giver Klinikal sejarah keluhan; ADHD; Tampilan symptom belakang anak
ADHD (frekuensi, intensitas, setting); onset
dan perkembangannya; komorbiditas; DD

Skala Rating Evaluasi tampilan tingkah laku di rumah; peer Derajat tampilan Kuesioner:
tingkah laku • Behavior rating scale
• SPAHI
• Perkembangan anak
• Guru Interview Perilaku sesuai settingnya Gambaran -
• Konselor Klinikal perilaku di
• Guru Les setiap setting
dsb
Skala Rating Evaluasi tampilan tingkah laku sesuai setting Derajat tampilan Kuesioner:
tingkah laku • Behavior rating scale ADHD
• SPAHI

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
6.2. Komponen Evaluasi Secara Komprehensif
Bagi ADHD
Sumber Metode Fokus Tujuan Material

Anak Interview klinikal • Pemahaman tentang dirinya Gambaran tentang diri anak
• Pemahaman tentang ADHD dengan ADHD; komorbid
• Pemahaman tentang (bila ada)
kekuatan/kelemahan dengan
ADHD
Observasi klinikal – Tingkah laku ADHD di setting Gambaran tentang perilaku Tergantung setting
langsung klinikal, play ground, play room anak dengan ADHD;
komorbid (bila ada)
Asesmen Evaluasi atensi, impulsivitas Gambaran mengenai TOVA
neuropsychological keterampilan atensi,
impulsivitas
Asesmen • Aspek kecerdasan; sosial, emosi Gambaran anak secara • Tes kecerdasan
psychological • Motorik menyeluruh berkaitan • Tes kemampuan dasar
• Konsep diri; harga diri; percaya sebagai pribadi; kondisi belajar
diri ADHD; komorbiditas • Rating scale tentang
• Fungsi eksekutif diri pribadi
• Kemampuan dasar belajar • Rating scale tentang
keterampilan sosial
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
6.3. Simptom yang mirip dengan ADHD (Rief, 2016)

 Learning disabilities o Developmental delays


 Sensory impairment o Sensory integration dysfunction
 Mood disorder (depresi) o Low intelectual ability
 Conduct disorder (CD) o Very High intellectual ability
 Oppositional Defiant Disorder (ODD) o Efek samping dari obat
 Alergi o Anxiety disorder
 Post traumatic stress disorder (PTSD) o Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
 Anemia o Sleep Disorder
 Autism
 Asperger’s syndrome
VII. PENEGAKAN
DIAGNOSA

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Tidak mudah
mendiagnosa 1. Symptom serupa
2. Penyebab representasi
tingkah laku ADHD
banyak

7.1. Konsep Klinikal


ADHD

Tidak mengalami Tidak ada tes khusus


ID/retardasi mental atau untuk mendiagnosa ADHD
menampilkan gangguan
emosi

• Diperlukan ketajaman dalam


klinikal interview dan observasi
• Memiliki kemampuan
mengklarifikasi & klasifikasi
(Daily., dkk, 2016;
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis Silver, 1999)
Kriteria DSM 5 harus
terpenuhi

Symptom yang ditampilkan umumnya deviasi dari


norma atau karakteristik tahap perkembangan;
milestone perkembangan

Symptom bukan tampil baru/mendadak tapi


sudah ada sejak paling sedikit 6 bulan seara
7.2. Kriteria terus-menerus
Penegakan Diagnosa Derajat symptom yang ditampilkan dapat
mempengaruhi atau menurunkan fungsi
(Pliszka, dkk, 1999; Silver, 1999; kehidupan sehari-hari
Barkley, 2006; Kaplan & Sadock,
2015; Rief, 2016.) Symptom di luar ADHD tidak boleh
ditambahkan ke dalam symptom ADHD

Harus dipahami jumlah symptom sesuai dengan


kriteria dengan memperhatiakan variasi
Medis Psikolog

Mengevaluasi anak harus secara menyeluruh


(fisik & mental)
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa
seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
PROSES ASESMEN KLINIKAL
(PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN – DIAGNOSA)
Interview Klinikal & Observasi Klinikal
Initial Interview TIDAK
Asesmen Awal Keluhan berdasarkan simptom  Apakah anak menampilkan 1 atau lebih symptom dari atensi,
gejala tingkah laku yang hiperaktivitas, impulsif?
Tahap I dipandang mengganggu oleh
YA TIDAK
Tahap
Asesmen
A lingkungan Apakah symptom tampil 6 bulan sebelumnya, berturut-turut?

Klinikal YA TIDAK
Klarifikasi Keluhan Apakah beberapa symptom muncul sebelum usia 12 tahun?
Simptom + sign
YA
Dasar dalam menentukan awal TIDAK
Tahap II pengklasifikasian gangguan  Apakah beberapa symptom muncul pada 1 atau 2 setting?
teori psikopatologi
YA
Tidak
Apakah symptom tersebut tercampur dengan symptom lain, TIDAK
Klasifikasi memenuhi
atau menurunkan fungsi sosial – akademik. Diagnosa kriteria
DSM-5
Tahap III ICD 10 YA
Differential
PPDGJ III TIDAK
Menguji symptom berkaitan dengan medis atau gangguan mental.
Pengujian Kebenaran
Asesmen lanjutan: Melakukan interview lanjutan + interview untuk menguatkan symptom TIDAK
Tahap IV Interview klinikal
Memperkuat symptom
Observasi klinikal
Pemberian tes psikologi yang berkaitan dengan ADHD untuk TIDAK
Tes psikologi (formal & informal) memperjelas symptom
Referal jika diperlukan Memperkuat symptom TIDAK
Memberikan tes neuropsychology untuk memperkuat symptom

Diagnosa (Daly, Hildenbrand, Brown, 2016)


utama B Tahap V Diagnosa utama
(Tanpa/
dengan (Tanpa/dengan comorbid)
comorbid)

Prognosa Prognosa & Treatmen


dan C Tahap VI 

Konsultasi
Konseling Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa
Treatmen
(Juke, 2019)  Terapi seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
Kolom A & B

Symptom ADHD & Depresi


Differential Diagnosis Dual Diagnosis (Comorbid)

ADHD Depresi ADHD Depresi ADHD Depresi


Semua kriteria Muncul mood 4/6 inatensi Kriteria gangguan Semua kriteria Constant
terpenuhi, sedih, tidak 3/6 impulsif/ depresi terpenuhi. terpenuhi, depression,
onset sebelum pervasive, tidak hiperaktif onset sebelum memenuhi
usia 12 tahun memenuhi Onset setelah usia usia 12 tahun kriteria MDD
kriteria depresi 12 tahun atau (Major
dengan onset Depressive
symptom depresi Disorder)

• Hanya memenuhi kriteria gangguan • Hanya memenuhi kriteria gangguan • Memenuhi kriteria gangguan ADHD
ADHD Depresi dan Depresi
• Harus diperhatikan apakah ada symptom • Harus diperhatikan apakah ada • Comorbid
dari depresi yang jadi secondary ADHD, symptom dari ADHD yang jadi secondary • Tidak dapat disebutkan mana yang
yang perlu diperhatikan untuk menjadi depresi, yang perlu diperhatikan untuk primary dan mana yang secondary
fokus terapi menjadi fokus terapi • Kedua diagnosis menjadi fokus
• Tidak comorbid • Tidak comorbid treatment

(Pliszka., dkk, 1999)

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
VIII. TREATMENT

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.1. Pendekatan Multimodal

a. Pengertian

Pendekatan yang merupakan salah


satu bentuk penanganan anak dengan
ADHD, yang mengintegrasikan
beberapa profesi dari disiplin ilmu
yang berbeda

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
b. Gambar Treatmen dengan Pendekatan Multimodal

Medikasi
Terapi
PSIKOLOG Okupasi
•Fungsi eksekutif ANAK Bila
Pendekatan
•Akademik DENGAN Terapi dibutuhkan
integratif
•Sosial - personal ADHD Wicara

Paedagog

Supporting
Keluarga

Sekolah
Supporting
Pendekatan Multimodal dalam treatmen bagi anak dengan ADHD (Juke, 2017)

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.2. Treatmen ADHD dari Sudut
Pandang Psikologi
a. Pengertian & Tujuan

Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk menangani


individu dengan ADHD dengan menggunakan prinsip
psikologi

Treatmen individu dengan ADHD dalam bidang psikologi


dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan anak
dengan ADHD menjadi orang dewasa yang sadar dengan
kondisi dirinya, menjadi mandiri, konsisten, mampu
mengarahkan diri.

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
b. Bentuk Treatment

 Pendekatan Informal
 Pendekatan Formal dengan menggunakan
integrative treatment (rangkaian pelatihan dengan
menggunakan integrasi psikoedukasi, pendekatan
behavior dan menggunakan media games yang
bersifat therapeutic.
 Coaching
 Konseling

Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
c. Sifat Treatmen Individu dengan ADHD
Gangguan perkembangan neurologis  bukan illness

(Treatable dan manageable 


Bukan Diobati No Cure Mengelola dan mengembangkan
Anak Bukan Disembuhkan strategi untuk melatih bertingkah laku
secara efektif)

• Penanganan Jangka Pendek: Menurunkan symptom yang


berkelebihan, meningkatkan symptom yang kurang
• Penanganan Jangka Panjang: karena ADHD merupakan kondisi
gangguan yang bersifat kronis dan berkaitan dengan
Sifat perkembangan anak sehingga penanganannya sepanjang rentang
Treatmen kehidupan sesuai dengan kondisi ADHD yang dimiliki individu
Individu
dengan
ADHD Lingkungan sosial (Keluarga, sekolah, masyarakat)  penting untuk
mengembangkan anak dengan ADHD

Lingkungan Lingkungan sosial berperan sebagai lobus frontal. Prinsip


Treatmen: pelatihan dari luar (lingkungan sosial) ke dalam diri anak
(internal)  dilakukan berulangkali: frekuensi dan setting.
Tidak diperkenankan untuk
diperbanyak atau disebar Lingkungan sosial perlu diberikan pengetahuan dan dilatih
tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. keterampilan menangani anak dengan ADHD
Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
d. Treatmen Individu Dengan ADHD Sepanjang Rentang Kehidupan

DEWASA

REMAJA AWAL AKHIR


18-21 21
ANAK AKHIR AWAL AKHIR PEMANTAPAN MANTAP
12/13 – 15/16 16-18
ANAK AWAL LANJUTAN
7-12 Tahun

2-6 TAHUN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN MANDIRI


AWAL MANDIRI
PENUHI
PEMBENTUKAN
TIM KERJA
TIM KERJA -Medis TIM KERJA
TIM KERJA TIM KERJA
-Medis -Psikolog Individu
MULTIMODAL Psikolog Individu
-Psikolog -Orang tua Dewasa
Dewasa
-Orang tua -Guru, guru khusus. Pasangan
Pasangan
-Guru Konselor, guru
-Terapis (Okupasi, olahraga
-Orang
speech therapy, -Terapis (Okupasi,
tua
fisioterapi) paedagog, speech Psikolog
- Remaja Psikolog
therapy, fisioterapi)
- Guru
PSIKOLOGI TREATMENT TREATMENT TREATMENT TREATMENT
(Formal terapi bila (Formal terapi bila diperlukan)
Formal diperlukan) Tidak diperkenankan untuk
Informal COACHING, KONSELING
Informal COACHING, diperbanyak atau disebar
KONSELING tanpa seijin Prof. Dr. Juke R.
Juke, 2018 Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
4.3. Treatmen Anak dengan ADHD Pada Periode Pra
Sekolah dan Anak Akhir

ANAK AKHIR

7-12 Tahun
ANAK AWAL
PENGEMBANGAN
2-6 TAHUN
TIM KERJA
PEMBENTUKAN
-Medis
-Psikolog
TIM KERJA
-Orang tua
MULTIMODAL -Medis
-Guru, guru khusus.
-Psikolog
Konselor, guru
-Orang tua
olahraga
-Guru
-Terapis (Okupasi,
-Terapis (Okupasi,
paedagog, speech
speech therapy,
therapy, fisioterapi)
fisioterapi)

PSIKOLOG TREATMENT TREATMENT

Formal
Informal Informal
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar tanpa
Juke, 2018
seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis
a. Tujuan Treatmen pada Anak dengan ADHD
A
Membantu klien dan keluarga menyadari mengenai ADHD sebagai sesuatu hal
yang harus ditangani dengan:
1) Didiagnosa ADHD tetapi diagnosa tidak mengurangi kemampuan berkarya
2) Menerima disabilitas tetapi tidak mencap mereka; berbeda tetapi tidak kurang
penting di dalam keberadaannya.
3) Optimis untuk masa depan dengan mendorong mengikuti treatmen secara
konsisten dengan berorientasi ke kehidupan dewasa secara mandiri

TUJUAN Unsur pendidikan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap orang tua/keluarga;
guru; anak dengan ADHD dalam pelaksanaan treatmen  Psikoedukasi

Juke, 2017
C

Anak
Integrasi:
• Psikoedukasi
Meningkatkan atau menurunkan
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau disebar
• Modifikasi tingkah laku disertai
komponen fungsi eksekutif, akademik,
tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd, Psikolog dengan media yang mengandung
pengembangan sosial personal
Klinis nilai terapeutik
b. Bagan Mekanisme Tim Kerja dalam Treatmen Anak dengan ADHD
Psikolog

1 2

5
3

Anak
Orang Tua dengan Guru
ADHD

Kolaborasi
1= Psikolog – Orang tua
2= Psikolog – Guru
3= Psikolog – Anak dengan
4
ADHD
7 4= Orang tua – Guru
6
5= Psikolog – Peer
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak atau
6= Guru – Peer
disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R. Siregar, Peer 7= Orang tua – Peer
M.Pd, Psikolog Klinis Juke, 2019
C. Tahapan Treatmen Anak Dengan ADHD
TAHAP Tujuan PENDEKATAN
• Memberikan pengetahuan mengenai ADHD
dan pengasuhan
TAHAP I: Program pelatihan • Membantu memahami diri dalam
bagi orang tua pengasuhan
• Mengembangkan keterampilan dalam
pengasuhan
• Memberikan pengetahuan mengenai ADHD
• Mengembangkan pengelolaan proses Psikoedukasi
TAHAP II: Program pelatihan
pembelajaran bagi anak dengan ADHD
bagi guru
• Mengembangkan lingkungan belajar yang
kondusif bagi anak dengan ADHD
TAHAPAN TREATMEN
ANAK DENGAN ADHD TAHAP III: integrasi antara
orang tua-guru-anak dengan • Mengintegrasikan peran orang tua – guru
ADHD dan anak dengan ADHD
Juke, 2017
• Memberikan pengetahuan mengenai ADHD Integratif
• Memberikan informasi mengenai latihan (integrasi
yang akan dijalani pendekatan
• Membantu meningkatkan atau menurunkan psikoedukasi,
TAHAP IV: Program pelatihan
tingkah laku yang spesifik berkaitan dengan behavior, dan
bagi anak
defisit elemen fungsi eksekutif – simptom media games
ADHD. yang
Tidak diperkenankan untuk diperbanyak
atau disebar tanpa seijin Prof. Dr. Juke R.
• Meningkatkan performansi akademik, therapeutic)
Siregar, M.Pd, Psikolog Klinis mengembangkan sosial – personal
Kepustakaan
● Achenbach & Resconla, dalam buku Mash, E. J & Wolfe. D. A. (2013). Abnormal Child Psychology (5th Ed.). Australia:
Wadsworth, Cengange Learning
● Achenbach & Resconla, dalam buku Mash, E. J & Wolfe. D. A. (2016). Abnormal Child Psychology (6th Ed.). Australia:
Wadsworth, Cengange Learning
● American Psychiatri Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, DSM-5 TM.
Washington DC: American Psychiatric Pub.
● Anderson, V. dkk. (2018). Executive Functions and the Frontal Lobes. New York: Taylor & Francis Group.
● Authier, J. The Psychoeducational Model: Definition, Contemporary Roots and Content. University of Nebraska
Medical Center.
● Barkley A. Russell. (2006). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder : A Handbook for Diagnosis and Treatment (3rd
Ed.). New York: The Guildford Press.
● Blau, T.H. (1991). The Psychology Examination of The Child. New York: A. Willey - Interscience Pub, John Wilwwy &
Sons
● Bradbury C.L., dkk. (2010). Step by Step Help For Children with ADHD : A Self-Help Manual for Parents. London:
Jessica Kingsley Pub.
● Branstetter, Rebeccaa. (2014). The Everything Parent’s Guide To Children With Executive Functioning Disorder. New
York: Adams Media.
● Brown, T.E. (2005). Attention Deficit Disorder: Unfocused Mind in Children and Adults. New Heaven & London : Yale
University Press.
● Bryan K., dkk. (2015). An Introduction to Brain and Behavior (5th Ed.). New York: Worth Pub, Macmillan Learning.
● Daly, Brian P., Hildenbrand, Aimee K., Brown, Ronald T. (2016). ADHD in Children and Adolescents. USA: Hogrefe.
● Dawson, P & Guane, R. (2005). Executive Skills in Children and Adolescents : A Practical Guide to Assessment and
Intervention. New York : The Guildford Press.
● Fish, D. & Coles, C. (2005). Medical Education (Developing a Curicculum Practice). United Kingdom: Open
University Press.
● Flick, G.L. (1998). ADD/ADHD Behavior-Change Resource Kit : Ready to Use Strategies & Activities for Helping
Children with Attention-Deficit Disorder. New York: The Center for Applied Research in Education.
● Goldstein, S. & Nagliere, J.A. (2014). Handbook of Executive Functioning. New York: Springer.
● Harrison, C. & Rees Bronwyn. (2004). Attention Deficit Disorder: Therapist Manual. Brisbane Australia: The
University of Queensland.
● Harrison, C., Rees, B. & Ryan, P. (2004). Attention Deficit Hyperactivity Disorder: Information Booklet for
Parents. Brisbane Australia: The University of Queensland.
● Hayes, N. (2010). Understand Applied Psychology. U.S.: Mc Graw-Hill
● Herber, M. (2006). Clinical Child and Adolescent Psychology: From Theory to Practice. England: John Willey &
Sons Ltd.
● Jacobelli, F. & Watson, L.A. (2008). ADD/ADHD Drug Free: Natural Alternatives and Practical Exercises to Help
Your Child Focus. New York : Amacom.
● Juke Roosjati Siregar. (2011). Meneropong Kompetensi Profesi Psikolog: Area Psikologi Klinis Anak dan
Remaja. Bandung : Unpad Press.
● Kaplan & Sadock's. (2015). Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences: Clinical Psychiatry (11th Ed.).
Philadelphia: Wolters Kluwer.
● Kearney, C.A. (2010). Casebook in Child Behavior Disorder. Canada : Wadsworth Cengage Learning
● Kolb, B., dkk. (2016). An Introduction to Brain and Behavior. United States America: Worth Pub.
● Larson, D. (1984). Teaching Psychological Skills. Monterey California : Brooks/Cole Pub Co.
● Luckens, E. & Mcfarlane, W.R. (2004). Brief Treatment and Crisis Intervention Psychoeducation as Evidence-
Based Practiced : Consideration for Practice, Research and Policy (Vol. 4 No.3). Oxford : University Press.
● Mash, E.J. & Wolfe, D.A. (2013). Abnormal Child Psychology (5th Ed.). Australia : Wadsworth Cengage Learning.
● Mash, E.J. & Wolfe, D.A. (2016). Abnormal Child Psychology (6th Ed.).Australia : Wadsworth Cengage Learning.
● Mc Closkey, G., dkk. (2009). Assessment and Intervention for Executive Function Difficulties. New York : Routledge
Taylor & Francis Group.
● Miltenberg, R.G. (2012). Behavior Modification: Principles & Procedures (5th Ed.). Australia: Wadsworth Cengage
Learning.
● Palladino, L.J. (2007). Find your Focus Zone: An Effective New Plan to Defeat Distraction and Overload. New York : Free
Press.
● Pinel, J.P. (2011). Bio Psychology (8th Ed.). Boston : Pearson.
● Plizka, S.R., Carlson, C.L., Swanson, J.M. (1999). ADHD with Comorbid Disorders: Clinical Assesment and Management.
New York: The Guilford Press.
● Rief, S.F. (1993). How to Reach and Teach ADD/ADHD Children: Practical Techniques, Strategies and Interventions for
Helping Children with Attention Problems and Hyperactivity. USA: The Center for Applied Research in Education.
● Santrock, J.W. (2014). A Tropical Approach to Life-Span Development: Seventh Edition. New York: Mc. Graw Hill
Education
● Schaefer, C.E. & Millman, H.L. (1981). How to Help Children with Common Problem: From Early Childhood Through
Adolescence - A Uniquely Practical, Reassuring and Effective Parenting Guide. New York: A Plume Book.
● Silver, L.B. (1999). Attention Deficit Hyperactivity Disorder.: A Clinical Guide to Diagnosis and Treatment for Health and
Mental Health Professionals, Second Edition. Washington DC: American Psychiatric Press. Inc.
● Smith, S.R. & Handler, L. (2007). The Clinical Assesment of Children and Adolescent: A Practitioner's Handbook. London:
Lawrence Eribaum Associates, Pub.
● Sohlberg, M.M. & Mateer, C.A. (2001). Cognitive Rehabilitation: an Integrative Neuropsychology Approach. New York :
The Guildford Press.
● Thomas, J. E. & Hersen, M. (2010). Handbook of Clinical Psychology Competencies. USA : Springer.
● Trull, T.J. & Prinstein, M.J. (2013). The Science andPractice of Clinical Psychology (8th Ed.). Australia: Wadsworth
Cengage Learning.
● Valett, R.E. (1969). Programming Learning Disabilities. California: Fearon Pub.
Terima
Kasih CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai