Anda di halaman 1dari 17

BAYI BARU LAHIR

1. PENGERTIAN
 Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
 Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Khosim,
2007).
2. PERUBAHAN FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
a. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
1) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan
alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah
surfaktan
2) Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
 Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
 Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.

 Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi
sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin.
 Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

3) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :


 Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
 Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin


/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai
pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang
(sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak
kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini
menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
4) Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan
lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang
bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada
dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa
kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa
cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan
darah.
5) Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah
paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh
darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
b. Sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang
baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
1) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
2) Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
 Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke
atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium
kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
 Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-
paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan
dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri,
toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional
akan menutup.

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

c. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya
lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
d. Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
1) Melalui penggunaan ASI
2) Melaui penggunaan cadangan glikogen

3) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia,
pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam
jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam
pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam
pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat
bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin
merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus,
sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat
tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas
di seluruh di sel-sel otak.

e. Sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan
reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan
yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
f. Sistem kekebalan tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh
yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
1) perlindungan oleh kulit membran mukosa
2) fungsi saringan saluran napas

3) pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus

4) perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu
BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang,
artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen
asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama
selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi
bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti
pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi
dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
3. KRITERIA BAYI NORMAL
a. Masa gestasi cukup bulan: 37-40 minggu
b. Berat lahir 2500-4000 gram
c. Lahir tidak dalam keadaan asfiksia: (lahir menangis keras, nafas spontan dan teratur, skor Apgar
>7.
d. Tidak terdapat kelainan kongenital berat
4. CIRI-CIRI UMUM BAYI BARU LAHIR NORMAL
a. Berat badan : 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan : 48 – 52 cm
c. Lingkar kepala : 33 – 35 cm
d. Lingkar dada : 30 – 38 cm
e. Masa kehamilan : 37 – 42 minggu
f. Denyut jantung : 180x/mnt, turun 120x/mnt
g. Respirasi : 80x/mnt, turun 30 – 60 x/mnt
h. Kulit kemerahan licin
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genitalia
Wanita : Labya mayora sudah menutupi labya minora
Laki-laki : Testis sudah turun
k. Refleks hisap dan menelan, refleks moro, graft refleks sudah baik
l. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
m. Suhu : 36,5 – 37º C (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

5. MASA REAKSI BAYI BARU LAHIR NORMAL


a. Reaktif I
Terjadi 15 – 30 menit pertama sesudah lahir
 Bayi menggerakkan kepala
 Takikardi terjadi dalam 3 menit pertama
 Respirasi cepat, cuping hidung dan retraksi
 Suhu tubuh turun diikuti aktivitas, tonus otot meningkat
 Stimulasi para simpatis (bayi tidak menangis)
 Reaksi khas dan respon
b. Reaktif II
 Respirasi cepat, tonus cepat, warna kulit berubah
 Mucus oral menetap
 Bayi responsif terhadap sentuhan, denyut jantung stabil
 Pengeluaran mekonium
 Stabilitas vasomotor dan pernapasan ireguler (mulut, hidung)

6. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
a. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
 Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
 Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
 Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kasa steril.
 Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.
b. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari
dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi
perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan
atau setiap tali basah / kotor.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa talipusat telah diklem dengan baik,
untuk mencegah terjadinya perdarahan, membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja
tambahan.

c. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi


Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat.
d. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan
perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M
e. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk
mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena
klamidia (penyakit menular seksual)
f. Identifikasi Bayi
g. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga
dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
 Kemampuan menghisap kuat atau lemah
 Bayi tampak aktif atau lunglai
 Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya. Penolong persalinan
melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang
memerlukan tindak lanjut seperti:
 Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
 Gangguan pernapasan
 Hipotermia
 Infeksi
 Catat bawaan dan trauma lahir
7. REFLEK-REFLEK UNTUK MENILAI KEADAAN BAYI
a. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.
Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro
menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.
b. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan menoleh ke
arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk menghisap.
c. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan. Ini
penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang memadai.
d. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
e. Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam telapak
tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan
membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
f. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi akan
terangsang untuk berjalan.
g. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah itu terulur
sedangkan lengan sebelah terkulai.
h. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak
ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan
(Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
8. TABEL PENILAIAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
Sistem Penilaian APGAR
Tanda 0 1 2
A : Appearance colour (warna Biru atau Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
kulit) pucat ekstremitas biru kemerahan
: Pulse (Heart Rate) frekuensi Tidak ada Dibawah 100x/mnt Diatas 100x/mnt
jantung
: Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, baik
(reaksi terhadap mimik atau bersin
rangsangan)
: Activity Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif
(Tonus otot) fleksi sedikit
: Respiration Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat
(usaha nafas)

Penilaiannya :
 Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali
 Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal kembali.
 Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).

9. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN


Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda
berikut :
 Sesak nafas
 Frekuensi pernapasan 60x/mnt
 Gerak retraksi di dada
 Malas minum
 Panas atau suhu bayi rendah
 Kurang aktif
 Berat lahir rendah (1500 – 2500 gr) dengan kesulitan minum
Tanda-tanda bayi sakit berat
 Sulit minum
 Sianosis sentral (lidah biru)
 Perut kembung
 Periode Apnea
 Kejang / periode kejang-kejang kecil
 Merintih
 Perdarahan
 Sangat kuning
 Berat badan lahir < 1500 gr (Prawirohardjo, 2002).

POST PARTUM

1. PENGERTIAN
Post partum atau puerpurium (masa nifas) adalah masa penyesuaian fisik dan fisiologis tubuh
kembali mendekati sebelum hamil.Masa puerpurium atau masa nifas dimulai setelah selesainya
partus dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari, pada periode ini tubuh terus mengalami
perubahan dan pemulihan kembali ke keadaan sebelum hamil.
Periode dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1. Immediately Post Partum : 4 jam pertama
2. Early Post Partum : minggu pertama
3. Late Post Partum :minggu kedua sampai dengan minggu
keenam
Nifas juga dibagi dalam 3 periode yaitu :
 Puerpurium dini
Kepulihan dimana telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap
telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
 Puerpurium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu
 Remote Puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
peralihan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bila berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan.
2. TUJUAN
a. Memantau adaptasi fisiologis dan psikologis
b. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
c. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
d. Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi
e. Meningkatkan peluang merawat bayi
f. Teaching self care dan bayi.
Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupum eksterna akan berangsur -angsur pulih
kembali. Perubahan-perubahan alat genitalia ini dalam keseluruhannya disebut Involusi. Disamping
involusi ini juga terjadi perubahan-perubahan lainnya yakni hemokonsentrasi dan proses laktasi.

3. INVOLUSI
Setelah bayi dihirkan kemudian placenta uterus menjadi keras karena kontraksi dan relaksasi
otot-ototnya.
a. Tinggi funsus uteri
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uteri
Bayi lahir Setinggi pusat 1001 gram
Placenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 80 gram

Uteri menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang lebih kurang 15 cm,
lebar lebih kurang 12 cm, dan tebal lebih kurang 10 cm, dinding uterus lebih kurang 5 cm. Bekas
inplantasi placenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam cavum uteri segera
setelah pesalinan, penonjolan tersebut diameternya  7,5 cm setelah 2 minggu diameter 3,5 cm
dan pada 6 minggu mencapai 2,4 mm.
Pada keadaan normal berat uterus lebih kurang 30 gram, perubahan ini berhubungan
erat dengan keadaan momentum yang mengalami perubahan yang bersifat proteolisis. Otot-
otot jelas berkontraksi segera pada post partum, pembuluh-pembuluh darah yang berada
diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir.
b.Serviks
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks adalah segera postpartum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ni disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah dan pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah, konsistensinya
lunak.
 Setelah janin lahir : dapat dimasukkan tangan pemeriksa
 Setelah 2 jam postpartum : 2 – 3 jari pemeriksa
 Setelah 1 minggu : 1 jari pemeriksa
Pada saat post partum pinggir ostium eksternum tidak rata tapi retak-retak karena
robekan pada saat persalinan. Pada akhir minggu pertama lingkaran retraksi berhubungan
bagian atas dari canalis servikalis, oleh karena hyperplasia dan retraksi serviks, robekan serviks
menjadi sembuh, tapi masih terdapat retakan pada pinggir ostium eksternum. Vagina pada
minggu ke-3 post partum mulai kembali normal.
c. Endometrium
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi
dan nekrosis terutama ditempat implantasi placenta.
 Pada hari I tebalnya 2 – 5 mm, pemukaan kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin.
 Setelah 3 hari permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dan bagian yang mengalami
degenerasi sebagian besar endometrium terlepas.
 Regenerasi endometrium terjadi dan sisa-sisa sel desidua basalis yang memakan waktu 2 – 3
minggu, jaringan-jaringan di tempat implantasi placenta mengalami proses yang sama ialah
degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung
lengkap. Dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas impalntasi
placenta.
d. Ligamentum-ligamentum, diafragma pelvis, fascia berangsur-angsur Cepat kembali seperti
semula.
Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur mengakibatkan uterus jatuh ke belakang.
Tidak jarang pula wanita mengeluh ‘ kandungannya turun’, setelah melahirkan oleh karena
ligamentum fascia jaringan penunjang alat desidua tersebut juga otot-otot dinding perut dengan
dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada hari ke-2 post partum
setelah dapat diberikan fisioterapi.
e.Luka-luka jalan lahir
Luka-luka jalan lahir seperti episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks umumnya
bila tidak seberapa luas akan sembuh permanent, kecuali bila terdapat infeksi, infeksi mungkin
mengakibatkan salulitis yang dapat menjalar ke sentral terjadi keadaan sepsis.

4. PERUBAHAN SAAT NIFAS


a) After pain atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus, kadang-kadang sangat
menganggu selama 2 -3 hari post partum, perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut
sedang menyusui, perasaan sakit ibu pun timbul bila masih terdapat sisa-sisa dan selaput
ketuban, sisa placenta atau gumpalan darah di dalam kavum uteri.
b) Vital Sign
 Suhu
a. Saat partus lebih 37,2 C
b. Sesudah partus naik 0,5 C
c. 12 jari pertama suhu kembali normal
d. suhu lebih 38 C mungkin ada infeksi.
 Nadi
a. 60 – 80 kali/menit
b. segera setelah partus bradikardi.
 Tekanan darah
Tekanan darah meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal
kembali dalam waktu 1 jam.
c) Pengeluaran per vaginam
Lokhea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
 Hari 1 – 3 : lokhea rubra
Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. Dalam keadaan abnormal ; bekuan banyak, bau
agak busuk, mengganti pembalut terus menerus.
 Hari 3 – 7 : lokhea sanguinolenta
Berwarna merah kuning, berisi darah dan lender.
 Hari 7 – 14 : lokhea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi.
 Setelah 2 minggu : lokhea alba
Cairan putih, bau agak sedikit amis.
Keadaan abnormal dari pengeluaran lokhea yaitu :
 Perdarahan berkepanjangan
 Pengeluaran lokhea tertahan (lokheastatis)
 Lokhea purulenta, berisi nanah, dan berbau busuk
 Rasa nyeri yang berlebihan
 Dengan memperhatikan bentuk perubahan, dapat diduga
 Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan
 Terjadi infeksi intrauteri.
d) Vital sign setelah kelahiran anak
 Temperature
Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 38 C (100,4F) disebabkan oleh efek
dehidrasi dari persalinan, kerja otot yang berlebihan selama kala II dan fluktuasi hormone.
Setelah 24 jam wanita keluara dari febris.
 Nadi
Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiac output, sisa kenaikan pada jam pertama
atau demikian setelah melahirkan anak. Kemudian mulai berkurang rata-rata yang tidak
diketahui. Dalam 8 sampai 10 minggu setelah kelahiran anak, harus turun ke rata-rata
sebelum hamil.
 Pernapasan
Pernapasan akan jauh ke dalam keadaan normal wanita sebelum persalinan.
 Tekanan darah
Tekanan darah berubah rendah semua. Atosiatik hipotensi adalah indikasi merasa pusing
atau pusing tiba-tiba setelah bangun, dapat terjadi 48 jam pertama dihasilkan oleh
spraichnic engorgement yang mungkin terjadi setelah persalinan.

5. PERAWATAN POST PARTUM


a) Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat , tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan kemudian boleh miring-miring kekiri dan kekanan untuk mencegah adanya
trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk dan latihan-latihan senam,
hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5 boleh dipulangkan. Mobolisasi diatas mempunyai variasi,
bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
b) Diet
Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c) Miksi
Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita mengalami sulit
kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani
selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.
d) Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan
terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Bila
masih belum bisa dilakukan klisma.
e) Perawatan Mammae
Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam mammae dan putting susu
dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai
mudah lecet atau pecah-pecah sebelum menyusui mamae harus dibuat lemas dengan
melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan,
barulah bayi dususui, bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
 Pembalutan mammae sampai tertekan
 Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan periodel, etomocryptin
sehingga pengeluaran LH berlebihan.

6. LAKTASI
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar mamma
untuk menghadapi laktasi ini, perubahan yang terdapat pada kedua mammae antara lain sebagai
berikut.
1. Proliferasi jaringan terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mammae dan lemak.
2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna kuning
(kolostrum).
3. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mammae, pembuluh
vena berdilatasi dan tampak dengan jelas.
4. Setelah partus, permukaan menekan estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang,
timbul pengaruh hormone-hormon hipofisis kembali, antara lain laktogenik hormone (prolaktin)
yang akan mengakibatkan kelenjar-kelenjar terisi air susu pengaruh hormone oksitosin
mengakibatkan miophthelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi sehingga terjadi pengeluaran
susu.
Umumnya produksi air susu baru berlangsung benar pada hari ke-2 sampai ke-3 post
partum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning
lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein, albumin dan globulin dan benda-
benda kolostrum dengan diameter 0,001 – 0,025 mm. Karena mengandung banyak protein dan
mudah dicerna maka sebaiknya kolostrum jangan dibuang. Selain pengaruh hormonal tersebut,
salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bagi ibu
sendiri.
Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada putting mammae
sendiri dan gonadotropin menurun pada laktasi, tetapi meningkat lagi pada waktu frekuensi
menetekkan.
Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke atas, mengakibatkan oksitosin
dihasilkan sehingga air susu dapat dikeluarkan dan pula, sebagai efek sampingan.
Memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah akan
menjelmanya rasa kasih saying sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim antara ibu dan
anak. Air susu ibu (ASI) mempunyai sidat melindungi bayi terhadap infeksi seperti gastroenteritis,
radang jalan pernapasan dan paru-paru, ototos media. Sambungan air susu ibu mengandung
lactoferin, lysozyme, dan immuno globulin A.

Anda mungkin juga menyukai