LEUKEMIA AKUT
Oleh:
Preseptor:
dr. Yorva Sayoeti, SpA (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Leukimia
Leukemia adalah suatu penyakit keganasan sel darah putih yang berasal dari
sumsum tulang, disebabkan oleh beberapa faktor resiko selama kehamilan dan pasca
natal seperti kecacatan genetik, radiasi, infeksi dan paparan lainnya, ditandai oleh
adanya akumulasi proliferasi leukosit dan sel abnormal dalam sumsum tulang dan
terutama sekitar usia 5 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki – laki daripada
anak perempuan. Umumnya leukemia pada anak – anak dengan keadaan kromosom
yang abnormal.
Pada anak kembar, bila salah satu anak menderita leukemia maka resiko dari
kembarannya jauh lebih besar daripada anak pada umumnya yaitu lebih dari 70% bila
anak yang pertama terdiagnosa kurang dari 1 tahun dan merupakan kembar
monokorionik.
LLA adalah bentuk leukemia yang paling lazim dijumpai pada anak yaitu
sekitar 85% dari seluruh leukemia pada anak, prevalensi menurun ketika berusia lebih
2
dari 10 tahun. Sedangkan AML hanya 17%, maka dapat disimpulkan pada anak lebih
sering terjadi leukemia akut yaitu 97% dari seluruh leukemia pada anak dimana
3. Etiologi Leukemia
Leukemia akut dan kronik pada awalnya dibedakan berdasarkan lama sakitnya
selama pemberian kemoterapi yang efektif, namun saat ini akut dan kronis dibedakan
berdasarkan jenis selnya dimana sel imatur ganas yang berproliferasi mengarah pada
leukemia akut dan bila terdapat lebih banyak sel matur maka diklasifikasikan
Pada anak – anak leukemia akut lebih sering terjadi dibandingkan kronik
dimana hanya sekitar 2%. Oleh karena itu, FAB mengklasifikasikan leukemia akut
L1: Sel – sel limfoblas kecil dengan sitoplasma sempit, anak inti tidak tampak
L2: Limfoblas lebih besar dengan sitoplasma lebih luas, kromatin lebih kasar,
L3: Limfoblas besar, sitoplasma basofilik dan bervakuol, anak inti banyak,
kromatin berbercak.
3
2. Leukemia Myeloid Akut
rods
rods
M4 : Myelomonoblastik
M5 : Monoblastik
M7 : Megakaryoblastik
transisional pre-B, sel pre-B dan sel pre-B muda. Klasifikasi ini berguna untuk
Leukemia kronik sangat jarang terjadi pada anak – anak, meskipun begitu
pada orang dewasa berusia 60 – 80 tahun, dan Leukemia Myeloid Kronik dimana
4
Klasifikasi Leukemia Myeloid Kronik5 :
5. Leukemia eosinofilik
3. EPIDEMIOLOGI
tahun, terutama sekitar usia 5 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki –
laki daripada anak perempuan. Umumnya leukemia pada anak – anak dengan
Pada anak kembar, bila salah satu anak menderita leukemia maka
resiko dari kembarannya jauh lebih besar daripada anak pada umumnya yaitu
lebih dari 70% bila anak yang pertama terdiagnosa kurang dari 1 tahun dan
lazim dijumpai pada anak yaitu sekitar 85% dari seluruh leukemia pada anak,
hanya 17%, maka dapat disimpulkan pada anak lebih sering terjadi leukemia
akut yaitu 97% dari seluruh leukemia pada anak dimana leukemia kronik
hanya 3%.1,3,5,6
5
Pada umumnya penyebab leukemia tidak dapat diketahui secara pasti,
dengan infeksi virus Epstein-Barr dimana terjadi mutasi dari sel progenitor
limfoid. Resiko memiliki keturunan leukemia pada ibu hamil ditentukan dari
4. Patogenesis Leukemia
Kelainan yang menjadi ciri khas sel leukemia adalah asal mula gugus selnya
akut dimulai dari sel tunggal yang berproliferasi secara klonal sampai mencapai
jumlah sel yang dapat terdeteksi. Meskipun etiologinya belum diketahui, namun
pada penelitian ditemukan bahwa penyebab (agent) nya dapat melakukan modifikasi
nukelus DNA dan kemampuan ini meningkat bila terdapat kelainan genetic tertentu
6
seperti translokasi, amplifikasi dan mutasi onkogen seluler sehingga terbentuklah
Transformasi sel pada LMA dapat terjadi pada berbagai jalur perkembangan
sel induk sehingga ekspresinya berupa perkembangan gugus sel tertentu dengan
akibat dapat terjadi berbagai jenis sel leukemia. Misalnya transformasi leukemia
terjadi pada sel induk pluripotent yang akan mengenai eritrosit dan trombosit, atau
translokasi atau delesi, yang menunjukkan prognosis dari pasien, dapat dijumpai
pada hampir semua penderita LLA.Dari semua kasus LLA, 85% berasal dari
progenitor sel B, 15% berasal dari progenitor sel T, sedangkan sekitar 1% berasal
Secara klinis presentasi dar LLA sangat bervariasi, tidak spesifik dan
intermiten. Selain itu juga disertai keluhan karena kegagalan sumsum tulang
seperti :
7
b. Neutropenia : malaise, ISPA dan infeksi lainnya
menoragia.
pucat dan lesu, perdarahan kulit dapat pula berupa purpura ataupun
ekimosis, perdarahan pada mukosa. Keluhan nyeri tulang dan sendi dapat
8
Timbulnya gejala dan tanda pada LMA adalah sama seperti pada
ALL yaitu karena penumpukan sumsum tulang akan sel – sel ganas
sumsum tulang ALL juga. Terdapat beberapa gejala pada LMA yang
tidak muncul pada LLA yaitu nodul subkutan, hipertrofi gusi karena
LMK dapat juga terjadi pada anak – anak dan neonatus.Etiologi dan
Ada 3 fase LMK : fase kronis, fase akselerasi, dan krisis blas. Fase
limfoblas. Saat dimulai fase blas, jumlah darah meningkat tajam dan
9
tidak terkontrol dengan obat lagi, biasanya pasien akan meninggal
6. Diagnosis Leukemia
leukemia sering tidak tampak pada darah perifer dalam pemeriksaan laboratorium
rutin, meskipun terlihat, sel leukemia tersebut sering dilaporkan sebagai limfosit
diagnosis.
menunjukkan derajat yang berat dan memerlukan terapi SSP dan sistemik.
mediastinum serta jumlah sel blas total >1000/mm3 setelah 1 minggu terapi, maka
kekurangan produksi sel darah yang normal sehingga terjadi anemia refrakter,
10
neutropenia dan trombositopenia. Pemeriksaan sumsum tulang tidak
hiperseluler, kadang hiposeluler yang akan menjadi leukemia akut. Kondisi ini
sendiri.3
7. Diagnosis Banding
Gejala klinis dan pemeriksaan fisik pada awal manifestasi leukemia sangat
tidak spesifik dan tidak khas sehingga banyak penyakit lain yang dapat dipikirkan
Onset akut dari petekie, ekimosis dan perdarahan dapat mengarah pada
idiopatik trombositopenia dengan trombosit yang berukuran besar tanpa ada tanda
tidak ada lesi osteolitik seperti pada leukemia. Biopsi atau aspirasi sumsum tulang
11
titer virus yang meningkat.Demam dengan onset akut dan limfadenopati pada
Leukemia pada anak sendiri harus dibedakan antara LLA, LMA, LMK
hingga mencapai diatas 50.000/mm3.Jika leukosit bukan merupakan sel blas yang
hemolysis berat, vaskulitis, obat – obatan dan adanya tumor yang metastasis ke
sumsum tulang.4
8. Tatalaksana Leukemia
Terapi leukemia limfositik akut dibagi menjadi beberapa fase3, diantaranya ialah:
12
1. Fase remisi induksi
2. Fase intensif
4. Rumatan
Pada fase induksi remisi, tujuannya ialah untuk eradikasi sel leukemik
dari sumsum tulang untuk mencapai remisi komplit yaitu saat sel leukemia tidak
lagi tampak secara morfologis. Terapi LLA dengan 3 macam obat : vinkristin
Hasilnya 98% penderita akan mengalami remisi komplit. Pasien dengan resiko
Fase intensif dilakukan setelah mencapai remisi komplit dimana sel blas
< 5% pada pemeriksaan sumsum tulang, trombosit > 100.000/mm3, Hb > 12 g/dl
fase ini ialah menghancurkan sisa limfoblas dengan cepat sebelum timbul
resisten hingga pasien mencapai kondisi sembuh. Fase induksi remisi dan
leukemia terjadi di saraf pusat, selain itu juga dilakukan pada pasien yang
metotreksat dosis sedang (500mg/m2) atau dosis tinggi (3-5 g/mm2). Pada pasien
dengan tanda klinis leukemia SSP perlu pengobatan dengan radiasi otak dan
13
medula spinalis.1,3
efektif, terutama pada kasus leukemia relaps yang tidak berespons dengan
leukemia.1,3
Pada LMA jarang diberikan terapi SSP karena jarang relaps pada saraf pusat.
Mengingat bahaya dari krisis blas, transplantasi sumsum tulang adalah satu –
14
menyebabkan mielosupresi sehingga kadang transfuse eritrosit dan trombosit
9. Komplikasi Leukemia
dan hiperfosfatemia yang dapat menjadi nefropati, atau gagal ginjal juga bisa
sebagai perdarahan pada kulit dan mukosa. Gangguan koagulasi yang lebih jauh
lebih dari 100.000/mm3.Ini ditemukan pada 9 – 13% dari LLA, 5 – 22% dari
LMA dan pada hampir semua anak dengan LMK fase kronik.Tindakan antisipasi
yang perlahan dan pemberian hidroksiurea pada LMA dan dexamethasone pada
15
oncology) karena komplikasinya yang mengancam jiwa, antara lain3 :
1. Sindroma leukostasis
agregat/trombi terutama pada otak dan paru – paru, lebih sering pada LMA
karena ukuran mieloblas lebih besar dari limfoblas dan sifatnya yang lebih
lisis tumor lebih sering terjadi pada LLA.Gagal ginjal dapat terjadi bila asam
urat serum lebih dari 20 mg/dl, perlu pemberian allopurinol, alkalinisasi urin
dihentikan bila pH urin > 7,5 karena bila berlebihan justru menciptakan
tumor, dapat diberikan insulin dan glukosa sebagai bahan pengikat fosfat.
Hiperkalemia > 7,5 mEq/L harus diatasi segera dengan kayesalate (1 g/kg
16
dicampur 50% sorbitol, per oral). Ini dapat terjadi dari lisis sel tumor atau
pemeriksaan EKG.3
faktor prognostic yang telah ditetapkan. Prognosis LLA semakin baik bila responsive
terhadap pengobatan dimana dalam pengobatan 1 minggu sel blas sudah tidak tampak
prognosis LLA adalah jumlah leukosit awal < 50.000/mm3, usia diantara 1 – 15
tahun, leukemia sel pre-B, jenis kelamin perempuan dan LLA hyperploid (>50
kromosom). Faktor prognostic yang memperburuk prognosis pada LMA ialah jumlah
induksi remisi yang lambat, usia < 2 tahun dan > 4 tahun dan leukemia
monoblastik.2,3
17
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : An.RH
No.MR : 01 00 08 77
Umur : 2 tahun 7 bulan
JenisKelamin : Perempuan
Sukubangsa :Indonesia
NamaIbu : Ny. TH
Tanggal pemeriksaan : 16 Desember 2017
Seorang pasien perempuan berumur 2 tahun 7 bulan dirawat di HCU Anak RSUP Dr.
Demam sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, hilang timbul,tidak tinggi,
Perut dirasakan semakin membesar sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
18
BAB warna dan konsistensi biasa
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat Kehamilan :
cm..
Bayi :
Asi : 0-24bulan
19
Buahbiskuit : 6-12bulan
Nasitim : 6-12bulan
Susuformula : 24-sekarang
Anak :
Daging :0-1x/minggu
Ikan :3-4x/minggu
Telur :2-3x/minggu
Sayur :2-3x/minggu
Buah :2-3x/minggu
Riwayat Imunisasi:
BCG : ada
DPT : ada
Polio : ada
Hepatitis : ada
Campak : ada
20
Booster : ada
Riwayat Riwayat
Pertumbuhan Umur ganguan Umur
dan perkembangan
Perkembanga n mental
Ketawan 1,5 bulan Isap jempol -
Miring 2 bulan Gigit kuku -
Tengkurap 3 bulan Sering mimpi -
Duduk 8 bulan Mengompol -
Merangkak 6 bulan Aktif sekali -
Berdiri 10 bulan Apatik -
Lari 11 bulan Membangkang -
Gigi pertama 7 bulan Ketakutan -
Bicara 18 bulan Pergaulan jelek -
Membaca - Kesukaran -
Prestasi -
belajar
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangannormal
disekolah
Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
1. - - -
2. - - -
21
Riwayat Perumahan dan Lingkungan
Buangairbesar : WCdidalamrumah
Sampah : Dibakar
Pemeriksaan fisik :
Nafas : 20 x/ menit
Suhu : 37,8oC
TinggiBadan : 88 cm
BeratBadan : 11 kg
BB/U : 84,61%
TB/U : 95,65%
22
BB/TB : 84,61%
pembesarantiroid
Thorax
Paru-paru
23
Perkusi : Sonor
Jantung
Abdomen
Perkusi :Timpani
Alatkelamin : A1M1P1
Ekstremitas :
24
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin
Hb : 3,0gr/dl
Trombosit : 39.000/mm3
Hitung jenis :
Basofil :0%
Eosinofil : 0%
N. Batang : 0%
N. Segmen : 0%
Limfosit : 33%
Monosit : 0%
Pemeriksan penunjang
25
- Retikulosit
- BMP
Tatalaksana :
- Istirahat
- ML TKTP1100 Kkal
- IVFD D5 ¼ NS 2x maintenance
- Allopurinol 3 x 40 mg
- Cefotaxim 2 x 50 mg
26
Tekanandarah : 100/600mmHg
Nadi :125 x/ menit
Nafas : 25 x/ menit
Suhu : 37,6oC
Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera Ikterik -/-
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah, lidah kotor (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, Faring tidak hiperemis
Paru :Bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : Reguler, bising (-), Gallop (-)
Abdomen : Distensi (-), nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, ptekie tidak ada
A: Leukemia Akut
P:Istirahat
ML TKTP 1100 Kkal
IVFD D5 ¼ NS 2x maintenance
Allopurinol 3 x 40 mg
Cefotaxim 2 x 50 mg
Transfusi PRC 2 X 50, 75 CC
Laboratorium : 18/12/2017
Hb : 4,3 gr/dl
Leukosit : 85.700 /mm3
Trombosit : 16.000/mm3
Hematokrit : 14%
GDS : 117 mg/dl
27
Ureum : 13 mg/dl
Kreatinin : 0,4 mg/dl
DC : 0/1/1/1/50/0
Blast : 47%
Kalsium : 8,6 mg/dl
Natrium : 139 Mmol/l
Kalium : 4,1 Mmol/l
Klorida serum : 105 Mmol/l
Alb/glo : 3,5/1,8
Asam urat : 1,6 mg/dl
Suhu : 37,6oC
Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera Ikterik -/-
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah, lidah kotor (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, Faring tidak hiperemis
Paru :Bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : Reguler, bising (-), Gallop (-)
28
Abdomen : Distensi (-), nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, ptekie tidak ada
A: Leukemia Akut
P:Istirahat
ML TKTP 1100 Kkal
IVFD D5 ¼ NS 2x maintenance
Allopurinol 3 x 40 mg
Cefotaxim 2 x 50 mg
Transfusi PRC 2 X 50, 75 CC
Laboratorium : 19/12/2017
Hb : 5,0 gr/dl
Leukosit : 9.480/mm3
Trombosit : 20.000/mm3
Hematokrit : 15%
DC : 0/0/0/1/85/0
GDS : 152 mg/dl
Ureum : 8 mg/dl
Kreatinin : 0,2 mg/dl
Kalsium : 8,2 mg/dl
Natrium : 139 Mmol/l
Kalium : 4,2 Mmol/l
Klorida serum : 107 Mmol/l
29
BAB III
DISKUSI
RSUP Dr. M. Djamil sejak tanggal 15 Oktober 2017 dengan keluhan pucat sejak 1
bulan sebelum masuk rumah sakit. Pucat merupakan salah satu tanda dari anemia
yang merupakan suatu kondisi dimana massa eritrosit dan/atau massa Hb yang
beredar dalam sirkulasi tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen.
dalam darah.
keganasan. Pada leukemia, anemia disebebkan oleh kegagalan sum-sum tulang dalam
memproduksi sel darah.Selain itu juga dapat ditemukan keadaan neutropenia dan
Pasein juga mengeluhkan demam sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit,
hilang timbul, tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat, tidak ada
kejang.Keluhan lain berupa manifestasi dari infiltrasi leukosit ke organ berupa nyeri
pada tulang yang hebat, arthralgia, limfadenopati, nyeri abdomen dan sindrom
bersifat intermiten.
30
Pada umumnya pemeriksaan fisik dijumpai adanya memar, petekie,
limfadenopati dan hepatosplenomegali. Pada inspeksi pasien akan tampak pucat dan
lesu, perdarahan kulit dapat pula berupa purpura ataupun ekimosis, perdarahan pada
limfadenopati dan hepatosplenomegali. Pada inspeksi pasien akan tampak pucat dan
lesu, perdarahan kulit dapat pula berupa purpura ataupun ekimosis, perdarahan pada
mukosa. Pada kasus ini ditemukan bintik kemerahan dibawah kulit sejak 1 bulan
Gejala klinis dan pemeriksaan fisik pada awal manifestasi leukemia sangat
tidak spesifik dan tidak khas sehingga banyak penyakit lain yang dapat dipikirkan
Onset akut dari petekie, ekimosis dan perdarahan dapat mengarah pada
idiopatik trombositopenia dengan trombosit yang berukuran besar tanpa ada tanda –
Pada kasus ini ditemukan kadar Hb 3,0 gr/dl, leukosit 164.610 /mm3,
trombosit 39.000/mm3. Baik pada leukemia atau anemia aplastic keduanya memiliki
dan tidak ada lesi osteolitik seperti pada leukemia. Biopsi atau aspirasi sumsum
31
DAFTAR PUSTAKA
4. Schwartz WM, Leukositosis dalam Pedoman Klinis Pediatri 2005 : 441 – 445
5. Hoffbrand VA, Pettit JE, Moss PAH, Leukemia Akut; Leukemia Mieloid
150 – 176
6. Hull D, Johnston DI, Leukemia Akut dalam Dasar – Dasar Pediatri Edisi 3
7. Green T, Franklin W, Tanz RR, Leukemia in Pediatrics Just the Facts 2005 :
376 – 377
32