Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setiap organisasi di bentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan apabila telah

tercapai, berubahlah dan di sebut dengan keberhasilan. Untukmencapai

keberhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa: kompetensi kepemimpinan,

kompetensi pekerja, dan budaya organisasi yang mampu memperkuat dan

memaksimumkan kompetensi.

Dengan demikian, kompetensi menjadi sangat berguna untuk membentu

organisasi menciptakan budaya kinerja yang tinggi. Kompetensi sangat

diperlukan dalam setiap proses sumber daya manusia, seleksi karyawan,

manajemen kinerja, perencanaan, dan sebagainya. Semakin banyak kompetensi

yang di pertimbangkan dalam proses sumber daya manusia, maka akan semakin

meningkat budaya organisasi.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui isi bab yang terkait dengan kompetensi yaitu:

a. Pengertian kompetensi
b. Model kompetensi

c. Tipe kompetensi

d. Kategori kompetensi

e. Tingkat kompetensi

f. Strata kompetensi

g. Manajemen sumber daya manusia yang berbasis kompetensi

h. Faktor yang mempengaruhi kompetensi

i. Mengetasi hambatan kompetensi


BAB II
ISI

2.1 Pengertian

Kompetensi adalah suatu kemempuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu

pekerjaanatau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung

dengan sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Demikian, kompetensi

menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang diberikan oleh profesionalisme

dalam bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting.

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat

yang memuaskan di tempat kerja termasuk diantaranya kemampuan seseorang untuk

mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan pengetahuan tersebut dalam situasi

yang baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati kompetensi juga menunjukkan

karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang memiliki atau dibutuhkan oleh

setiap individu yang kemampuan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab

mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam pekerjaan

mereka.

Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada

berbagai tingkat dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mengidentifikasi


karakteristik, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh individual yang

memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga

mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja.

Kompetensi merupakan karakteristik individual yang mendasari kinerja atau perilaku

di tempat kerja.

Oleh karena itu kompetensi merupakan karakteristik yang mendasar pada

setiap individu yang dihubungkan dengan kriteria yang direferensikan terhadap

kinerja yang unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau situasi.

Spencer dan spencer(1993:9) menyatakan bahwa kompetensi merupakan

landasan dasar karakteristik orang dan dikasihkan cara berperilaku atau berpikir,

menyamakan situasi, pendukung untuk periode waktu yang cukup lama.

Terdapat lima tipe karakteristik kompetensi yaitu sebagai berikut:

1. Motif adalah suatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang

yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong mengarahkan dan menulis

perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu

2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau

informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik

kompetensi seorang pilot tempur.

3. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra bali seseorang. Percaya diri

merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat akan berjalan hampir lihat

situasi adalah bagian dari konsep diri seseorang.


4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.

Pengetahuan adalah kompetensi yang komplit. Skor pada tes pengetahuan

sering gagal memprediksi prestasi kerja karena gagal mengukur pengetahuan

dan keterampilan dengan cara yang sebenarnya digunakan dalam pekerjaan.

5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental

tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berpikir

analitis dan konseptual

2.2 Model Kompetensi

Model kompetensi menjelaskan perilaku-perilaku terpenting yang di perlukan

untuk kinerja unggul dalam posisi , peran atau fungsi yang spesifik yang bisa terdiri

daribeberapa atau berbagai kompetensi

Kompetensi yang dimaksud misalnya akademik, pekerjaan dan sosisl seperti

dalam bidang komunikasi, pemecahan masalahberfikir kritis dan kreatif, computer,

belajar mandiri, kedisiplinan, perkembangan diri social, timework dan timeleder dan

sebagainya.

Model kompetensi dibedakan menjadi beberapa bagian menurut

kepentingannya menjadi model kompetensi untuk leadership, coordinator, expert, dan

support.
2.3 Tipe Kompetensi

1. planing competency, dikaitkan dengan tujuan, resiko, dan pengembang

tindakan

2. influence competency, memaksa melakukan tindakan tertentu, memberi

inspirasi.

3. Communication competency, berbicara, mendengar, komukasi non verbal

4. Interpersonal kompetensi, empati, negosiasi, manajemen konflik.

5. Kompetersi pemikir, berfikir strategis, analisis, komitmen terhadap tindakan.

6. Kompetensi organisasional,mengorganisasi sumber daya manusia

7. Kompetensi manajemen sumber daya manusia

8. Kompetensi leadership, kecakapan memosisikan diri, merencanakan masa

depan, mengelola masa depan

9. Kompetensi layanan konsumen, yang berkaitan dengan pelanggan

10. Kompetensi bisnis, manajemen finansial, terampil mengmbil keputusan bisnis

11. Kompetensi manajemen diri sendiri, percaya diri, dan sebagainya

12. Kompetensi operasional, yang berkaitan dengan mengerjakan tugas kantor.


2.4 Kategiri Kompetensi

Zwell (2000:25) memberikan lima kategiri kompetensi yang terdiri dari:

1. Taks achievement, berhibungan dengan kinerja baik.

2. Relationship, komunikasi ayng baik dengan orang lain.

3. Personal atribut, bagaimana berfiikir, belajar berkembang

4. Manajerial, pengeloolan, pengawasan, pengembangan orang

5. Leadership, kepemimpinan organisasi, dan orang untuk mencapai visi dan

tujuan organisasi.

Sementara spencer dan spencer (1993:19) menyusun menjadienam kluster

1. Achievement dan action, prestasi dan akurasi

2. Helping human servis, pemahaman interpersonal dan pelayanan pelanggan

3. Impack dan influence, pengaruh, kewaspadaan, mengembagnakan hubungan

baik.

4. Manajerial, pengarahan, ketegasan, kekuasaan berdasarkan posisi, teamwork

5. Kognitif, pemikiran analitis, konseptual, keahlian teknis

6. Personal effectiveness, pengendalian diri, percaya diri, fleksibelitas,

komitmen terhadap organisasi.


2.5 Tingkatan Kompetensi

1. Behavior tool

a. Knowledge, informasi yang di gunakan dalam bodang tertentu, misal

membedakan antara akuntan yang senior dan junior

b. Skill, kemampuan untuk melaukan sesuatu dengan baik. Misal

menerima karyawan dengan baik.

2. Image attribute

a. Social role, perilaku orang yang diperkuat olehkelompok atau

organisasi.

b. Self imege, merupaka pandangan terhadap diri sendiri

3. Personal characteristic

a. Traits, aspek tipikal berprilaku, misal menjadi pendengar yang baik,

b. Motive, mendorong perilaku seseorang dalam bidang tertentu.

2.6 Srata Kompetensi

Kompetensi dapat di pilah-pilah menurut stratanya yaitu:

1. Core kompetensi, berhubugnan dengan strategi organisasi sehingga harus di

miliki karyawan

2. Manajerial kompetensi, mencerminkan aktivitas manajerial dan kinerja

3. Kompetensi fungsional, menjelaskan tentang kemampuan tertentu yang di

perlukan
2.7 Manajemen Sumber Daya manusia yang berbasis kompetensi

Spencer dan spencer (1993:343) mengemukan beberapa bagian

1. Bagi eksekutuf

a. Berfikir strategi, memahami perubahan lingkungan dengan cepat

b. Change leadership, kemampunan untuk mengomunikasikan visi

strategi organisasi yang membuat respon adaptif, berkembang dan

diterma stakeholder.

c. Relationship manajement, membengun hubungan dengan baik antara

stakeholder didalam maupun di luar.

2. Bagi manajer

a. Feksibelitas, kemampuan manager untuk merubah struktur apabila di

perlukan

b. Implementasi perubahan, kemampuan kepemimpinan untuk

mengomunikasikan perubahan kepada bawahan

c. Inovasi keworausahaan, memunculkan produk baru

d. Memahami hubungan interpersonal, kemampuan memahami

hubungan antar pribadi

e. Memberdayakan, berbagi informasi, mengumpulkan gagasan

bawahan, mendorong pengembangan pekerja, delegasi tanggung

jawab penting, feedback

3. Bagi Pekerja

a. Fleksibelitas, melihat peluang, menarih berbagaitantangan


b. Motivasi berprestasi, dorongan untuk terus menerus berkualitas dan

berproduktivitas

c. Motivasi kerja dalam tekanan waktu, kombinasi dari fleksibilitas

motivasi berprestasi, resistensiterhadap stress.

2.8 Faktor yang mempengaruhi kompetensi

Zwell (2000: 56-57) berpendapat bahwa

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Setiap orang harus berfikir positif tentang dirinya maupun terhadap orang

lain, dan menunjukan diriuntuk berfikir kedepan.

2. Keterampilan

Memperbaiki kemampuan berbicara didepan umum dan menulis yang

keduanya bisa di perbaiki

3. Pengalaman

Bisa dengan cara berhubungan dengan organisasi besar

4. Karakteristik kepribadian

Merespon dan berinteraksi dengan kuat dengan lingkungannya

5. Motivasi

Dengan cara manajer memotovasi para pekerja sesuai dengan keadaan yang

berlaku

6. Isu emosional

Mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan.


7. Kemampuan intelektual

Mengacu pada memikiran yang kognitif yakni analitis, kritis dan sebagainya

8. Budaya organisasi

Budaya yang mempengaruhi proses manajemen smber daya manusia

2.9 Mengatasi Hambatan Kompetensi

1. Meningkatkan harapan

Menciptakan visi misi yang lebih tinggi dari yang sebelumnya

2. Mengidentifikasi hambatan

Bisa dengan mengerapkanteori swot

3. Memesukan mekanisme dukungan

Yaitu dengan memasukan toori teori solusi kedalam masalah yang kita hadapi
BAB III
KESIMPULAN

Setiap organisasi di bentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan apabila

telah tercapai, berubahlah dan di sebut dengan keberhasilan. Untukmencapai

keberhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa: kompetensi kepemimpinan,

kompetensi pekerja, dan budaya organisasi yang mampu memperkuat dan

memaksimumkan kompetensi.Dengan demikian, kompetensi menjadi sangat

berguna untuk membentu organisasi.


LAMPIRAN STUDI KASUS

STUDI KASUS

“Pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja mengajar khususnya di SMK

Negeri bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di kota Bandung.”

Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

pendidikan pada level mikro adalah kinerja mengajar guru. Tanpa denyut keterlibatan

aktif korps guru, kebijakan pembaruan pendidikan secanggih apa pun akan berakhir

sia-sia.

Kualitas kinerja mengajar guru salah satunya tercermin dari prestasi belajar

yang diraih siswa. Belum optimalnya prestasi belajar siswa akan mengakibatkan

lulusan kurang mampu menghadapi tuntutan jaman yang sering disoroti oleh

masyarakat pemakai lulusan tersebut. Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat

cepat akan membuat keadaan ini lebih parah jika tidak diantisipasi dengan cepat dan

tepat, karena akan memperlebar jurang pemisah antara yang seharusnya diketahui dan

yang diketahuinya. Implikasinya akan terjadi kesenjangan antara supply dan demand

tenaga kerja yang memberi dampak pada pengangguran. Dengan demikian

pemecahan masalah ini secara praktis akan berguna bagi peningkatan kualitas tenaga

kerja yang diharapkan oleh dunia usaha dalam menghadapi persaingan. Secara

normatif hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan amanat Undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15, yang menyebutkan

bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.


Belum optimalnya prestasi belajar siswa, yang menyebabkan rendahnya

kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kualitas guru yang

masih memprihatinkan. Hal ini didukung dengan fakta empirik yang menunjukkan

bahwa guru di Indonesia tidak memiliki kualitas sesuai standardisasi pendidikan

nasional (SPN), dari data statistik Human Development Index (HDI) terdapat 60%

guru SD, 40% SLTP, SMA 43%, SMK 34% dianggap belum layak untuk mengajar di

jenjang masing-masing. Selain itu, 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru

mengajar bukan bidang studinya. (http://www.surya.co.id)

Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia akan bermutu apabila masih

banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang studinya atau tidak memiliki

kualifikasi yang sesuai dengan bidang studinya.

Atas dasar hal tersebut kita akan menganalis bagaimana pengaruh kompetensi

guru terhadap kinerja mengajar khususnya di SMK Negeri bidang keahlian Bisnis

dan Manajemen di kota Bandung.

KAJIAN TEORI

1. Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja (Performance Management) adalah suatu upaya untuk

memperoleh hasil terbaik dari organisasi, kelompok dan individu melalui pemahaman

dan penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas tujuan -tujuan terencana,

standar dan persyaratan -persyaratan atribut atau kompetensi yang disetujui bersama

(Armstrong, 1998). Manajemen kinerja bersifat menyeluruh dan menjamah semua

elemen, unsur atau input yang harus didayagunakan oleh organisasi untuk
meningkatkan kinerja organisasi. Menurut Mathis dan Jackson (2002), sistem

manajemen kinerja berusaha mengid entifikasikan, mendorong, mengukur,

mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap kinerja karyawan.

Sistem manajemen kinerja yang efektif adalah sebuah proses yang membantu

organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendekny a, dengan

membantu manajer dan karyawan melakukan pekerjaannya dengan cara yang

semakin baik. (Bacal, 2001). Manajemen kinerja merupakan alat untuk mencapai

sukses yang dibutuhkan oleh organisasi, manajer dan karyawan.

2. Kinerja

Kinerja adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan (Mathis dan

Jackson, 2002). Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: a) Kuantitas

keluaran, b) Kualitas keluaran, c) Jangka waktu keluaran , d) Kehadiran di tempat

kerja, e) Sikap kooperatif.

Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga

(institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat

hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kine rja karyawan baik maka

kemungkinan besar kinerja perusahaan juga baik. Kinerja seorang karyawan akan

baik bila ia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja (karena gaji atau

diberi upah sesuai dengan perjanjian) dan mempunyai harapan (expectation) masa

depan lebih baik (Prawirosentono, 1999).

3. Dimensi Kinerja Mengajar Guru


Majid (2005:91) menjelaskan dalam konteks pembelajaran, guru berfungsi

sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, implementasi,

dan penilaian. Sebagai perencana, guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan

para siswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran,

dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang

telah dirumuskan. Sebagai pengimplementasi rencana pengajaran yang telah disusun,

guru hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada dan berusaha

“memoles” setiap situasi yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pada saat melaksanakan kegiatan

evaluasi, guru harus dapat menetapkan prosedur dan teknik evaluasi yang tepat. Jika

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada kegiatan perencanaan belum tercapai,

maka ia harus meninjau kembali serta rencana implementasinya dengan maksud

untuk melakukan perbaikan.

4. Kompetensi

Menurut Wijaya dan Rusyan (1994:8) kompetensi adalah kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi merujuk

kepada perfomance dan perbuatan yang rasional, untuk memenuhi versifikasi tertentu

di dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.

Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas

seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu

faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah

kemampuan yang diperlukan untuk Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja


Mengajar Guru ...(Ade Sobandi) 31 melakukan kegiatan mental sedangkan

kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas

yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

Spencer & Spencer (1993:9) mengatakan “Competency is underlying

characteristic of an individual that is causally related to criterionreferenced effective

and/or superior performance in a job or situation”. Jadi kompetensi adalah

karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan

atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu. Selanjutnya Spencer &

Spencer menjelaskan, kompetensi dikatakan underlying characteristic karena

karakteristik merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian

seseorang dan dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan. Dikatakan

causally related, karena kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan

kinerja. Dikatakan criterionreferenced, karena kompetensi itu benar-benar

memprediksi siapa-siapa saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria

atau standar tertentu.

Khusus berkaitan dengan kompetensi guru (teacher competency) Barloe

(Syah, 2004:229) mengemukakan The ability of a teacher to responsibly perform his

or her duties appropriately. Artinya, kompetensi guru merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajibankewajibannya secara bertanggung jawab

dan layak. Mulyasa (2007:26) mengemukakan kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spritual yang

secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup


penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Menurut Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

pengertian kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalannya”.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai

penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

HASIL ANALISIS KOMPETENSI GURU

Permasalahan yang ingin dijawab adalah ”Bagaimanakah gambaran

kompetensi guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) bidang keahlian

Bisnis dan Manajemen di kota Bandung?” Secara empirik kompetensi guru Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di kota

Bandung, berada pada kategori baik.

Hal ini menunjukkan guru SMK Negeri di Kota Bandung sebagai tenaga

pendidik yang tugas utamanya mengajar, telah memiliki karakteristik kepribadian

yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia.

Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang

baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai

sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/ perintahnya) dan “ditiru” (di

contoh sikap dan perilakunya).


Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak

didik. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan

pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau

penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih

kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat

menengah).

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru Pengaruh

Kompetensi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru dalam menggeluti profesinya

adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas

kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti

dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang

fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan

beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan

ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dimensi kemampuan

profesional memiliki skor rata-rata terendah, yaitu 3.87. Tugas utama guru adalah

menyampaikan materi pengajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat

memahami dengan baik materi pelajaran tersebut. Apabila kemampuan profesional

guru lemah dapat diduga proses dan hasil pendidikan akan kurang bermutu. Oleh

karena itu sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang guru untuk menguasai

kompetensi ini dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja: Kompetensi. 5th Ed. Pt. Rajagrafindo. Persaja,

Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai