Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai
pihakbaik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih
pentinglagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya
cukuptinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri
(semiindustrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus
semiindustri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan
output,sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan
industri tersebutsangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan
telah menjadi topikhangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk
Buyat di Sulawesi Utarayang berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit
yang menyerang pendudukyang tinggal di sekitar teluk tersebut.Para pelaku industri
kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yangmenghasilkan berbagai
jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkunganhidup sangatlah tidak
baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagimasyarakat umum,
limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangatmerugikan bagi
lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidakdiolah dengan
baik untuk menjadikannya bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Padat.
2. Apa saja Masalah Lingkungan yang disebabkan oleh Limbah Padat.
3. Masalah Apa saja yang di Timbulkan oleh Limbah Padat.
C. Tujuan

1
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbahpadat adalah agar
terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna
kembali dan memiliki nilai yang ekonomis.

2
BAB II

PENDAHULUAN

1. Pengertian Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999 Jo. PP 85/199 , Limbah
didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.
Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering
dibuang manusia ke lingkungan. Jumlah limbah yang dihasilkan manusia terus
meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta
perekonomian manusia. Ketika limbah mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu ,
limbah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan.

1.1. Pengelompokkan Limbah


Limbah pada intinya adalah hasil samping dari aktivitas manusia atau alam , yang
mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Sumber limbah dari proses-proses
alam , antara lain pembusukan bahan organic secara alami , aktivitas gunung berapi ,
banjir , tanah longsor dan berbagai aktivitas alam lainnya.

Sumber limbah dari aktivitas manusia , misalnya :


1. Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industry dan kendaraan
bermotor.
2. Pengelolahan bahan tambang mineral dan minyak bumi.
3. Proses pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.

Diantara kedua sumber pencemaran lingkungan tersebut , yang relatif dapat


dikendalikan adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Faktor-faktor
pendorong aktivitas manusia yang menghasilkan limbah antara lain :

1. Industrialisasi (Limbah pabrik , pertambangan , transportasi)


2. Modernlisasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia
3. Urbanisasi (pembukaan hutan untuk pemungkiman , sarana transportasi dan
penimbunan sampah) ; dan

3
4. Pertambahan penduduk yang pesat (meningkatkan kebutuhan tempat
tinggal)

Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia di alam dapat dibedakan menjadi
limbah organik dan limbah aroganik (berdasarkan jenis senyawa). Setiap limbah
mempunyai karakter yang berbeda. Berdasarkan bentuk atau wujudnya , limbah
dapat dibedakan menjadi limbah padat , cair dan gas.
2. Pengertian Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari
kegiatan domestik dan industri.
1. Limbah Domestik
Limbah domestik biasanya dalam bentuk limbah padat rumah tangga, limbah
padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta tempat-
tempat umum.

2. Limbah Industri
Sumber-sumber dari limbah industri meliputi pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging.
Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau
di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu.
Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama , permukaan tanah
menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan
bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim
kemarau. Selain itu , timbunan limbah padat tersebut akan mengering dan
mengundang bahaya kebakaran.

Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok , yaitu :

Sampah organik mudah busuk (garbage) , yaitu limbah padat semi basah , berupa
bahan-bahan organik yang mudah busuk.

4
1.) Sampah anorganik dan organic tak membusuk (rubbish) , yaitu limbah
padat anorganik atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme , sehingga sulit membusuk , misalnya kertas , plastic , kaca
dan logam.
2.) Sampah abu (ashes) , yaitu limbah padat yang berupa abu , biasanya hasil
pembakaran.
3.) Sampah bingkai binatang (dead animal) , yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang.
4.) Sampah sampuan (street sweeping) , yaitu limbah padat hasil sapuan
jalanan yang berbagai sampah tersebar di jalanan
5.) Sampah industri (industrial waste) , semua limbah padat buangan industri.

Limbah padat di dalam air dapat bersifat organik, anorganik bahkan


radioktif.Menurut sifatnya, polutan jenis ini dapat berupa bahan yang dihancurkan
oleh organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang tidak dapat
dihancurkan (nondegradable compound). Bahan-bahan yang tidak dapat
dihancurkan oleh organisme ini biasanya mengalami akumulasi dan komponen-
komponen lingkungan dan akan menimbulkan gangguan kesehatan.

Limbah padat organik biasanya mengandung berbagai mikroorganisme yang mampu


melakukan proses pengomposan. Ketika limbah organik dipaparkan di udara dan
kandungan airnya sesuai, maka mikroorganisme mulai bekerja. Selain oksigen dari udara
dan air, mikroorganisme memerlukan pasokan makan yang mengandung karbon dan
unsur hara seperti nitrogen, fosfor dan kalium untuk pertumbuhan dan reproduksi
mereka. Kebutuhan makanan tersebut disediakan oleh limbah organik . Mikroorganisme
kemudian melepaskan karbondioksida, air dan energi dan berkembang biak.

Beberapa limbah padat antara lain logam, kaca, plastik, kayu, kertas, kain.
1. Logam berat
Pencemaran lingkungan oleh logam berat telah banyak terjadi terutama setelah
diketahui adanya kasus keracunan raksa (Hg) yang dikenal dengan istilah
“Minamata disease” yang menyebabkan paralysis (hilangnya kemampuan utuk
bergerak karena kerusakan saraf) pada nelayan-nelayan di teluk Minamata dan

5
sungai Jintsu di negara jepang. Dua penyebab utama sehingga logam berat
menjadi pencemar yang berbahaya yaitu, pertama logam berat yang tidak dapat
dihancurkan oleh organisme hidup di lingkungan dan yang ke dua logam berat
diakumulasikan di komponen-komponen lingkungan, terutama pada dasar
sedimen sungai dan danau dengan membentuk komponen bersama bahan
organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.

Pada umumnya terdapat 5 sumber logam berat bagi perairan air tawar sebai berikut
:
1. Geological weathering; sumber ini merupakan background level.
2. Industri logam; pada waktu penambangan logam, partikel logam yang
terbentuk hanya
sebagian yang tersaring oleh system pemurnian sehingga sebagian besar
logam dibuang ke lingkungan.
3. Pemakaian bahan logam; misalnya pemakaian garam kromium pada pabrik
kulit, bahan tembaga untuk alat proteksi dan tetraetillead (TEL) sebagian
bahan antiletusan pada bahan bakar mesin.
4. Logam berat yang berasal dari buangan kotoran hewan dan manusia.
5. Pencucian bahan logam dari sampah; sumber ini banyak sekali memengaruhi
kualitas air terutama dari buangan padat.

Beberapa logam berat seperti tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibden (Mb),
kromium (Cr) dan kobalt (Co) adalah logam pencemar.

a. Raksa (Hg)
Raksa (Hg) dengan nama lain Hydrargyrum adalah logam alami satu-satunya yang
pada suhu kamar bewujud cair. Raksa dapat bersenyawa dengan karbon
membentuk senyawa organoraksa. Organoraksa yang paling umum adalah
metilraksa., terutama yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan di
tanah. Apabila bakteri tersebut temakan oeh ikan, maka konsentrasi raksa dalam
tubuh ikan cenderung tinggi. Makhluk hidup dengan kadar raksayang tinggi akan
mengalami paralisa (kehilangan kemampuan bergerak karena kerusakan saraf).
Kejadian yang terkenal adalah bencana teluk Minamata, jepang dan kasus

6
pencemaran merkuri di sekitar telik buyut, Kabupaten Minahasa Selatan,
Sulawesi utara yang telah meneteskan pro dan kontra antara pemerintah dengan
masyarakat pemerintah lingkungan.
b. Kadmium (Cd)
Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi. Penyebab cadmium biasanya
bersama dengan seng (Zn) manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium melalui
pencemaran makanan dan pernapasan. Gangguan kesehatan akibat kadmium
bisa terjadi akut atau kronis. Ciri-ciri keracunan kadmium adala sesak napas, sakit
kepala, menggigil dan jika melalui pernapasan bisa menyebabkan pleuneria.
Kadmium berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh pada
manusia dalam jangka waktu yang panjang dan dapat terakumulasi dalam tubuh,
khususnya pada hati dan ginjal. Logam berat ini berat ini bergabung bersama
timbale dan raksa sebagai the big threeheavy metal yang memiliki tingkat bahaya
tertinggi pada kesehatan manusia.
c. Timbal hitam (Pb)
Timbal hitam (plumbum) banyak terdapat di kerak bumi. Timpal dalam industri
dugunakan sebagai bahan pelapis untuk barang kerajinan dari tanah, sel bateri
basah (accu), campuran BBM dan sekarang banyak digunakan untuk pelapis pta-
pita karena resisten terhadap bahan korosif. Keracunan timbale dapat
diakibatkan oleh pengisapan bagian kecil dari asap atau debu dari kendaraan
bermotor dan pabrik yang kemudian di serap oleh aliran darah dan terakumulasi
di sumsung tulang. Terkontaminasi bahan ini bisa menyebabkan sakit pada sendi,
kepala, anemia dan terjadi paralisis pada urat saraf.
d. Kromium (Cr)
Kromium berwarna putih perak, lembek (jika dalam keadaan murni) dengan titik
leleh kurang lebih dari ± 1900 0C dan titik didihnya ± 2690 0C . Logam ini sangat
tahan terhadap korosi. Manfaat utama dari logam ini adalah sebagai pelapis besi
dan baja. Jika kintak dengan kulik, senyawa kromium dapat mengakibatkan iritasi
pada kulit (bisul bernanah) yang sukar sembuh. Jika masuk kedalam tubuh
melalui pernapasan bisa membuat iritasi dan gangguan saluran pernapasan
seperti melubangi tulang hidung, kanker paru-paru dan asma. Dalam air,
kandungan kromium yang masuk kedalam tubuh melalui jaringan makanan bisa

7
menyerang ginja dan hati. Efek lainnya adalah tulang kropos, anemia dan kanker
prostat.
e. Seng (Zn)
Seng (zink) adalah logam lunak. Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis besi
dan kuningan, media pembungkus produk industri. Seng tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia, tetapi seng klorida bila mengenai kulit atau mata dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan diare.
1.) Kaca
Kaca dibuat dari pasir kuarsa dan batu gamping. Dalam kehidupan sehari-hari
kaca digunakan dalam bentuk lembaran untuk arsitektur, botol dan berbagai
peralatan rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik dan sanitasi. Kaca
tidak dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia. Kaca dapat didaur
ulang menjadi stoples daur ulang dan barang-barang kerajinan bernilai tinggi.

2.) Plastik
Plastik adalah bahan polimer sintetis yang murah, kuat, mudah di peroleh dan
tahan lama. Dalam kehidupan sehari-hari di buat dan digunakan dalam bentu
botol, lembaran pembungkus atau kemasan bahan arsitektur, komponen
kendaraan, eletronik, furniture, peralatan rumah tangga dan sanitasi. Secara
kimia plastik sedikit berbahaya bagi manusia, karena plastik tidak dapat
membusuk tetapi dapat didaur ulang menjadi kursi taman, tiang pagar, sepatu
boot atau peralatan rumah tangga lainnya.

3.) Kertas
Dalam kehidupan sehari-hari kertas digunakan dalam bentuk karton, lembaran
kertas untuk stasionery ( media tulis menulis dan media cetak), pembungkus dan
sanitasi. Kertas tidak berbahaya bagi manusia, karena kertas dapat membusuk.
Kertas dapat didaur ulang karena terbuat dari pulp (bubur kertas) serat alami.
Kertas daur ulang dapat dugunakan untuk berbagai keperluan, misalnya
kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tinggi.

4.) Kain

8
Dalam kehidupan sehari-hari, kain digunakan dalam bentuk lembaran-lembaran
untuk media lukis, sanitasi, busana, mebel, tenda dan lain-lain. Kain ada dua
macam, kain yang terbuat dari benang alami (kapas, sutra, wool) dan kain yang
terbuat dari benang sintetis (tetron). Kain dan bahan alami bisa membusuk dan
tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintesis sulit bahkan
tidak dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari
bahan sintetis sulit bahkan tidak dapat membusuk. Kain dapat didaur ulang
menjadi kain pel, atau diurai benangnya untuk bahan pengisi sofa, boneka, kursi
dan sumbu kompor.

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar dengan adanya limbah padat dalam lingkungan
hidup maka dapat menimbulkan pencemeran sebagai berikut :
Timbulnya gas beracun seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3),
methan (CH4), CO2 dan sebagainya gas ini akan timbul jika limbah ditimbun dan
membusuk karna adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau,
terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana
aerob atau anaerob.

1. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara. Dalam sampah yang di tumpuk ,


akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2 S, NH3 dan methana yang jika melebihi
NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat
mengakibatkan mabuk dan pusing.
2. Penurunan kualitas air. Karena limbah padat biasanya langsung di buang dalam
perairan atau bersama-sama air limbah, maka akan menyebabkan air keruh dan
rasa dari air pun berubah.
3. Kerusakan permukaan tanah.

Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya ,


system pengelolahan dilakukan menurut :

1. Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.


2. Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.
3. Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.

9
Secara garis besar , limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Limbah padat yang mudah terbakar


2. Limbah padat yang sukar terbakar
3. Limbah padat yang mudah membusuk
4. Limbah padat yang berupa debu
5. Lumpur
6. Limbah padat yang dapat didaur ulang
7. Limbah radioaktif
8. Limbah padat yang dapat menimbulkan penyakit
9. Bongkaran bangunan

Cara pengolahan limbah padat


Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik
pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi
mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat
ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country).
Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih
diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap
eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus
pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa,
misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya
bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut.

Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang


menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup
sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat
umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi
lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik
untuk menjadikannya bermanfaat.

10
Pengolahan Limbah Padat

Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu :

1. Limbah padat tanpa pengolahan


Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun & biasa langsung
dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA berbahaya.
2. Limbah padat dengan pengolahan
Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun & harus berbahaya diolah
sebelum dibuang ke tempat tertentu.
Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada
pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan,
penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-
alat pengolahan air limbah , seperti pasir , kayu , sampah , plastik dan lain-lain.
2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-
artikel padat organik dan organik melalui proses fisika , yakni sedimentasi dan
flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan
partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).
3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk
menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air
limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed
film , suspended film dan lagoon system.

4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)


Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme
penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.
5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)

11
Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai
dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor
ataupun amonia dari air limbah.
Ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah padat :
a. Jumlah limbah
 Sedikit : mudah ditangani sendiri.
 Banyak : membutuhkan penanganan khusus.
b. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik : mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana
pengangkutan & pilihan pengolahan.
Sifat kimia : sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari
lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
1. Karena lingkungan ada yang peka/tidak peka terhadap pencemaran perlu di
perhatikan :
2. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
3. Unsur yang akan terkena
4. Tingkat pencemaran yang akan timbul
Tujuan akhir dari pengolahan. Adapun tujuan akhirnya , yang terdiri atas dua yaitu :
Bersifat ekonomi & Bersifat non-ekonomis

Tujuan pengelolaan yang bersifat ekonomis adalah : Meningkatkan efisiensi pabrik secara
menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur
ulang/dimanfaatkan lain.
Tujuan pengelolaan yang bersifat non-ekonomis adalah : Untuk mencegah pencemaran
dan kerusakan lingkungan mekanisme pengelolaan limbah.

Ada empat proses pengelolaan Limbah Padat yaitu :


1. Pemisahan

12
Karena limbah padat terdiri dari : ukuran yang berbeda-beda dan kandungan
bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu supaya peralatan pengolahan
menjadi awet. Pemisahan ada 3 sistem , yaitu:
System Balistik adalah system pemisahan untuk mendapatkan keserangan
ukuran/berat/volume.
System Gravitasi adalah system pemisahan berdasarkan gaya berat. Misalnya :
– Barang yang ringan/terapung
– Barang yang berat/tenggelam
System Magnetis adalah system pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang bersifat
magnet , akan langsung menempel. Misalnya , untuk memisahkan campuran logam
dan non logam.
2. Penyusutan Ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil , supaya
pengelolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk ,
sampah kota , buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya supaya hasil
pengomposan baik.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
terbagi menjadi dua , yaitu :
1. Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut , tidak boleh dilakukan sembarangan tempat dan
perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dibuang ke laut. Hal ini di sebabkan
oleh :
1.) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan
2.) Laut sebagai tempat rekreasi & lalu lintas kapal
3.) Laut menjadi dangkal
4.) Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya yang
dapat membunuh biota laut. (Misal : Limbah B3/ Limbah Radioaktif).

13
2. Pembuangan di darat (Canitary Landfill)
Untuk pembuangan limbah di darat , perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut :
1.) Pengaruh iklim , temperature dan angin
2.) Struktur tanah
3.) Jaraknya jauh dari pemungkiman
4.) Pengaruh terhadap sumber air , perkebunan , perikanan , peternakan , flora atau
fauna.
Jadi , pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
Pembuangan di darat/tanah
Pembuangan limbah di darat/tanah di bagi menjadi 3 , yaitu :
1.) Penebaran diatas tanah.
2.) Penimbunan/penumpukan.
3.) Pengisian tanah yang cekung (Landfill).
Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan
Masalah limbah, terutama limbah padat dewasa ini telah menjadi persoalan
tersendiri seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia peningkatan
produksi limbah baik yang berasal dari sektor pertambangan. Pertanian maupun
perkotaan (rumah tangga) harus dikelola ekstra hati-hati sehingga tidak
menimbulkan dampak lingkungan berkaitan dengan hal tersebut diatas maka
tantangan yang dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan sumber daya yang tinggi
dan kebutuhan untuk memproteksi lingkungan dari konsekuensi eksploitasi sumber
daya serta kebutuhan untuk konservasi merupakan hal yang harus dilakukan
sehingga dapat tercapai suatu kondisi yang seimbang dan berkelanjutan di dalam
pengelolaan sumber daya alam. Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri
rumah tangga di perkotaan dan limbah pertanian saat ini menjadi masalah yang
serius dan harus ditangani oleh pemerintah kota maupun oleh masyarakat itu
sendiri. Masalah penanganan limbah padat (sampah) di perkotaan telah membuat
dinas kebersihan kota semakin kewalahan didalam menangani dan mengelola
sampah sebagai industri dapat kita kaji permasalahan sampah yang ditangani oleh
dinas kebersihan DKI Jakarta. Apabila diasumsikan bahwa rata-rata sampah yang

14
dihasilkan per jiwa/hari sebanyak 2,5 kg , maka dengan jumlah penduduk Jakarta
yang mencapai 12 juta jiwa, maka dalam satu hari dan sebanyak 900.000 ton setiap
bulannya. Dengan jumlah volume tersebut , Sampah yang sangat besar ini tentunya
akan menimbulkan problem tersendiri bagi dinas kebersihan di dalam
pengelolaannya, baik dalam pengambilan dan pengumpulan sampah dari setiap
lokasi pembuangan yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta serta masalah
dalam pembuangan dan pengolahan dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA).
3. Metode Pengolahan Limbah Padat
Ada beberapa metode dalam proses pengolahan limbah padat yaitu dengan
memakai metode Landfills (pengurukan), Recycling (daur-ulang), Composting
(pengomposan), Incineration (penempatan bahan limbah), dan Marine di sposal
(membuang ke dalam laut). Di Amerika Serikat hampir 90% proses pengelolahan
limbah padat dilakukan dengan menggunakan metode landfills. Jenis yang umum
dipakai dalam pengolahan limbahpadat adalah dengan pengukuran secara open
dump. Pada metode open dump limbah ditumpuk sedikit demi sedikit untuk
mengendalikan polusi atau estetika. Limbah ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tersentuh atau dengan cara di bakar. Jenis pengolahan limbahsecara open
dump ini dapat menjadi sumber repolusi kesehatan , bencana dan degradasi
lingkungan. Oleh karena itu , harus ditinggalkan dan metode yang lebih baik serta
menjadi acuan adalah metode sanitari landfill.
Sanitari landfills adalah suatu metode pengolahan dan penempatan bahan limbah
diatas tanah dengan cara mengemasnya menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian
ditutup dengan suatu lapisan tanah penutup setiap hari . Pemadatan dan penutupan
lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau alat-alat berat. Limbah
padatditempatkan pada tempat yang telah disediakan kemudian dipadatkan atau
dibakar agar supaya volume limbahnya menjadi kecil sehingga lokasi pembuangan
limbah bisa berumur lebih panjang. Keuntungan metode ini adalah bekas lokasi
tempat pengolahan limbah yang telah ditutup dapat dijadikan sebagai lapangan golf.
Berikut adalah jenis kategori limbah padat berdasarkan hasil dari J. Cornelius dan
L.A. Burch (1968) :
 Perkotaan

15
Limbah yang berasal dari rumah tangga , limbah yang berasal dari areal bisnis
dan perdagangan , limbah yang berasal dari areal khusus.
 Industri
Limbah yang berasal dari pertambangan dan pemprosesan mineral , limbah
yang berasal manufaktur , limbah yang berasal dari industry petrokimia dan
pengilangan minyak bumi , limbah yang berasal dari pemprosesan makanan
(pengemasan daging , buah-buah dan sebagainya)
 Pertanian
Limbah yang berasal dari peternakan , limbah tanaman buah-buahan dan
kacang-kacangan , limbah yang berasal dari hasil panen tanaman.

1. metode pengolahan
Sanitari landfills melibatkan pekerjaan pemisahan (spreading), kompaksi
(compacting), dan menutup/menimbun lubang (covering the fill). Ada 2 metode
yang umum dipakai yaitu : area sanitariy landfill dan trench sanitary landfill.
Pada metode area sanitary landfill , Limbah padat ditempatkan diatas bahan dan
bulldozer berfungsi meratakan dan memadatkan limbah tersebut kemudian
limbah ditutupi dengan satu lapisan tanah yang kemudian dipadatkan. Di tempat-
tempat yang morfologinya berbentuk lembah , metode ini dilakukan dengan cara
tanah penutup diambil dari sekitar lerengnya.
Pada metode trench sanitariy landfill , suatu paritan dibuat diatas permukaan
tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya. Limbah padat diratakan
menjadi lapisan-lapisan tipis , kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah
yang berasal dari hasil galian. Metode trench sanitary landfill lebih baik
dibandingkan dengan metode area sanitary landfill, terlebih-lebih bila permukaan
air tanah berada jauh dari permukaan tanah.
2. Potensi Pencemaran
Sanitari landfills dapat mengakibatkan polusi baik yang berupa solid pollution dan
visual pollution.
Solid Pollution adalah polusi yang terjadi sebagai akibat dari material limbah
padat yang tersingkap secara luas sebagai akibat dari tiupan angin yang sangat
kencang atau karena terkikis oleh hujan badai dan terjadinya endapan debris yang
16
diendapkan dekat dengan muka air tanah.Visual pollution terjadi terutama pada
pengolahan limbah dengan sistem open dump yang tidak sempurna sehingga
pemandangan menjadi terkesan jorok.

17
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan
sebagian besar dalam kondisi yang kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat
kita jumpai di berbagai belahan bumi , terutama di tempat-tempat dimana
eksploitasi sumber daya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian
lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab. Masalah degradasi
lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan
malasah ketersediaan dan kebutuhan sumber daya alam bagi manusia yang
ada di planet Bumi merupakan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian
dari ilmu geologi khususnya geologi lingkungan.
2. Saran
Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasannya masyarakat
harus mampu memilah dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan
kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis. Yang paling
utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan
masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. Penulis mengajak kita semua ,
mari mulai dari sekarang tanamkanlah perilaku hidup sehat kita dalam
kehidupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalahkita.com/21/makalah-tentang-limbah-padat.html
http://contohmakalah.web.id/2012/06/makalah-tentang-pengelolaan-limbah-
padat/
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimialingkungan/pencemaran_lingkungan/limbah-padat-
atau-sampah/

18

Anda mungkin juga menyukai