Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas.

Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam proses

pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara

umum berlainan dengan auksin, giberellin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan

berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Di alam etilen akan berperan

apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan

dalam proses pematangan buah dalam fase klimaterik. Kadang pula dikenal dengan nama

ethene dan mampu diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi. Hormon etilen paling banyak

diproduksi oleh tamanan apel.

Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial

pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies

tumbuhan, dan tingkatan perkembangan. Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses:

 ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat

metionin kehilangan 3 gugus fosfat.


 Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase (ACC-sintase) kemudian memfasilitasi

produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).

 Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini

dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.

Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan buah. ACC

sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui bioteknologi untuk

memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap terjaga.


BAB II

PEMBAHASAN

Etilen telah digunakan sejak Mesir kuno, yang akan luka buah ara untuk merangsang

pematangan (melukai merangsang produksi etilen oleh jaringan tanaman). Orang Cina kuno

akan membakar dupa di kamar tertutup untuk meningkatkan pematangan pir. Pada tahun 1864,

ditemukan bahwa gas bocor dari lampu jalan menyebabkan pengerdilan pertumbuhan,

memutar tanaman, dan penebalan abnormal dari batang. Pada tahun 1901, seorang ilmuwan

Rusia bernama Dimitry Neljubow menunjukkan bahwa komponen aktif adalah etilen Keraguan

menemukan bahwa etilen merangsang absisi pada tahun 1917. Ia tidak sampai 1934 yang Gane

melaporkan bahwa tanaman mensintesis etilen. Pada tahun 1935, Crocker mengusulkan bahwa

etilen adalah hormon tanaman yang bertanggung jawab untuk pematangan buah serta penuaan

dari vegetatif jaringan.

Klimaterik merupakan suatu fase yang banyak sekali perubahan yang berlangsung.

Klimaterik juga diartikan sebagai suatu keadaan auto stimulation dalam buah sehingga buah

menjadi matang yang disertai dengan adanya peningkatan proses respirasi. Klimaterik

merupakan fase peralihan dari proses pertumbuhan menjadi layu, meningkatnya respirasi

tergantung pada jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesis protein dan RNA.

Dapat disimpulkan bahwa klimaterik adalah suatu periode mendadak yang unik bagi buah

tertentu dimana selama proses itu terjadi pembuatan etilen disertai dengan dimulainya proses

pematangan buah, buah menunjukkan peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan

buah, sehingga disebut buah klimaterik. Bila pola respirasi berbeda karena setelah CO2

dihasilkan tidak meningkat tetapi turun secara perlahan, buah tersebut digolongkan non

klimaterik. Berdasarkan sifat klimakteriknya, proses klimakterik dalam buah dapat dibagi

dalam 3 tahap yaitu klimakterik menaik, puncak klimakterik dan klimakterik menurun. Buah-
buah yang mengalami proses klimakterik diantaranya yaitu tomat, alpokat, mangga, pepaya,

peach dan pear karena buah-buahan tersebut menunjukkan adanya peningkatan CO2 yang

mendadak selama pematangan buah. Buah-buah yang mengalami pola berbeda dengan pola

diatas diantaranya yaitu ketimun, anggur, limau, semangka, jeruk, nenas dan arbei.

Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir buah. Buah dikemas

dalam bentuk belum masak saat diangkut pedagang buah. Setelah sampai untuk

diperdagangkan, buah tersebut diberikan etilen (diperam) sehingga cepat masak. Dalam

pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga

buah hanya memiliki xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau

merah. Pada aplikasi lain, etilen digunakan sebagai obat bius (anestesi).

Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung

dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan

proses pemasakan buah dimana ditandai dengan terjadinya perubahan warna, tekstur buah dan

bau pada buah atau terjadinya pemasakan buah. Kebanyakan buah tanda kematangan pertama

adalah hilangnya warna hijau. Kandungan klorofil buah yang sedang masak lambat laut

berkurang. Saat terjadi klimaterik klorofilase bertanggung jawab atas terjadinya penguraian

klorofil. Penguraian hidrolitik klorofilase yang memecah klorofil menjadi bagian vital dan inti

porfirin yang masih utuh, maka klorofilida yang bersangkutan tidak akan mengakibatkan

perubahan warna. Bagian profirin pada molekul klorofil dapat mengalami oksidasi atau

saturasi, sehingga warna akan hilang. Lunaknya buah disebabkan oleh adanya perombakan

photopektin yang tidak larut. Pematangan biasanya meningkatkan jumlah gula-gula sederhana

yang memberi rasa manis.

Proses pematangan buah meliputi dua proses yaitu :

1. Etilen mempengaruhi permeabilitas membran sehingga daya permeabilitas menjadi lebih

besar
2. Kandungan protein meningkat karena etilen telah merangsang sintesis protein. Protein yang

terbentuk terlibat dalam proses pematangan buah karena akan meningkatkan enzim yang

menyebabkan respirasi klimakterik.

Hipotesa antara hubungan etilen dan pematangan buah :

1. Pematangan diartikan sebagai perwujudan dari proses mulainya proses kelayuan dimanha

antar sel menjadi terganggu.

2. Pematangan diartikan sebagai fase akhir dari proses penguraian substrat dan merupakan

proses yang dibutuhkan oleh bahan untuk sintesis enzim spesifik dalam proses layu.

Fungsi lain etilen secara khusus adalah:

 Mengakhiri masa dormansi

 Merangsang pertumbuhan akar dan batang

 Pembentukan akar adventif

 Merangsang absisi buah dan daun

 Merangsang induksi bunga Bromiliad

 Induksi sel kelamin betina pada bunga

 Merangsang pemekaran bunga

Pengelompokkan pengaruh etilen dalam fisiologi tanaman antara lain mendukung

terbentuknya bulu-bulu akar, mendukung respirasi klimaterik dan pematangan buah,

menstimulasi perkecambahan, mendukung terjadinya abscission pada daun, mendukung

adanya flower fading dalam proses persarian anggrek, mendukung proses pembuangan pada

nenas, menghambat transportasi auksin secara basipetal dan lateral, mendukung epinast,

menghambat perpanjangan batang dan akar pada beberapa spesies tanaman walaupun etilen ini

dapat menstimulasi perpanjangan batang, koleoptil dan mesokotil pada tanaman tertentu,

menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan dengan

pertumbuhan secara longitudinal.


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membahas mekanisme kerja etilen, yaitu:

1. Jangka waktu yang diperlukan bagi etilen untuk menyelesaikan proses pematangan

2. Etilen mempunyai sifat-sifat yang sangat unik di dalam proses pematangan buah dan

dalam bagian tanaman lainnya

3. Dalam konsentrasi yang sangat rendah dapat memberikan rangsangan pada aktivitas

fisiologi

4. Sensitivitas jaringan tanaman terhadap etilen yang konsentrasinya sangat rendah yang

bervariasi sesuai dengan umurnya.

Sekarang ini hormon etilen sudah di produksi massal dan dapat ditemukan dimana saja

dalam kemasan. Hormon etilen juga digunakan dalam industri kimia.

 Oksidasi

Penggunaan etilen dalam produk kimia umumnya diolah dengan cara dioksidasi.

Salah satu hasil oksidasi yang paling berguna bagi manusia adalah deterjen dan

surfactant. Selain itu, oksidasi juga akan menghasilkan etolen glikol yang umumnya

digunakan dalam industri otomotif.

 Polimerasi

Setelah di proses menggunakan teknik kimia, etilen akan berubah menjadi polietilen.

Polietilen paling banyak digunakan sebagai bahan pembuat plastik seperti kantung

sampah dan tas belanja.


 Halogenasi dan hidrohalogenasi

Dalam produksi kimia, gas etilen akan diubah ke etilen dibromida, etilen klorida dan

etilen diklorida. Dari hasil pengolahan ini, masih banyak produk turunan lainnya yang

menggunakan bahan dasar gas etilen.

 Alkylation

Pengolahan secara kimiawi terhadap gas etilen selanjutnya berubah bentuk menjadi

etilbenzena. Produk ini umumnya digunakan untuk styrene seperti sterofoam yang

digunakan untuk pembungkus makanan.

Pengendalian pengaruh etilen untuk memperpanjang umur simpanan ada 4 teknik yaitu

1. Penghambatan biosintesis etilen

Penghambatan biosintesis etilen bekerja dengan menurunkan produksi etilen dari

normalnya di dalam buah. Senyawa penghambat menggangu kerja enzim yang

bertanggung jawab untuk memproduksi etilen. Aminoethoxyvinylglycine (AVG),


AOA NBD

amino oxy acetic acid (AOA), rhizobitoxine, 2,5-norborneadiene (NBD) dan silver

thiosulphate merupakan inhibitor etilen. Penghambat sintesis etilen kurang efektif

untuk menurunkan kerugian setelah panen sebab etilen eksogen dari sumber lain masih

dapat berpengaruh.

2. Pencegahan pengaruh etilen

Dengan menghalangi pembentukan sinyal etilen oleh penerima etilen, buah, tumbuhan,

bunga yang di panen tidak merespon etilen baik yangendogen maupun eksogen.

Penghalang tersebut meliputi senyawa 1-methylcyclopropene (1-MCP) dan silver


thiosulphate. Senyawa ini telah dipakai secara komersil untuk menghambat

penmatangan buah klimakterik seperti melon, pear, pisang, plum, apel dll

3. Penyerapan etilen

Penyerapan etilen bekerja dengan menghilangkan etilen bebas yang ada di sekeliling

produk. Senyawa penyerap etilen yang telah digunakan meliputi kalium permanganate

dan arang berbrom aktif.

KMnO4

4. Mengubah etilen

Mengubah etilen dapat dengan mengoksidasi menggunakan ozon. Pada oksidasi etilen

berubah menjadi etilen oksida.


BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah

1. Hormon etilen berperan dapat proses pematangan buah

2. Pengendalian pengaruh etilen untuk memperpanjang umur simpanan ada 4

teknik yaitu Penghambatan biosintesis etilen, Pencegahan pengaruh etilen,

Penyerapan etilen, Mengubah etilen.


Daftar Pustaka

Aman, M. 1989. FISIOLOGI PASCA PANEN. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kartasapoetra, 1994. ILMU PENGETAHUAN BAHAN PANGAN. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Pantastico, 1989. DASAR-DASAR MEMILIH BUAH. Penebar Swadaya, Jakarta.

Winarno, F.G. 1992. KIMIA PANGAN DAN GIZI. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai