Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai “low

back”.Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh

tulang sakrum dan otot-otot sekitarnya.Tulang belakang lumbal sebagai unit

struktural dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut mekanika.

Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia.

Fungsi penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan, dan

melindungi beberapa organ penting.

Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low

Back Pain” akibat proses degeneratif. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat

urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya

sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh

sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas

membungkuk (sholat, mencangkul).Penderita mayoritas melakukan suatu aktifitas

mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.

Hernia nucleus Pulposus (HNP) mempunyai banyak sinonim antara lain :

hernia diskus intervertebralis, rupture disk, slipped disk, dan sebagainya. HNP

merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung bawah (NPB) yang

penting.Pervalensinya berkisar antara 1-2% darii populasi.HNP lumbalis paling

sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5. Biasanya NPB oleh

1
karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan

pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Hernia NucleusPulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus

fibrosus dari diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture

annulus fibrosus dengan tekanan dari nucleus pulposus yang menyebabkan

kompresipada element saraf. Pada umumnya HNP pada lumbal sering terjadi

pada L4-L5 dan L5-S1.Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve

L4, L5, danS1.Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar

ketungkai. Kebas dan nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering

dirasakan penderita HNP. Weakness pada grup otot tertentu namun jarang

terjadi pada banyak grup otot (Lotkedkk, 2008).

Gambar 6. Ilustrasi HNP

2.2. Epidemiologi

Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi.HNP lumbalis paling

sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5. Biasanya nyeri

3
pinggang bawah (NPB) oleh karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu

kira-kira 6 minggu.

HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak

padadekade ke-4 dan ke-5.HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan

pekerjaan yangbanyak membungkuk dan mengangkat.Karena ligamentum

longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya,

maka protrusi discus cenderung terjadi ke arah postero lateral, dengan kompresi

radiks saraf.

2.3. Etiologi

Penyebab dari HerniaNucleus Pulposus (HNP) biasanyadengan

meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang

lenturdantipisnya nucleus pulposus .Annulus fibrosus mengalami

perubahankarena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus

biasanya didaerah lumbal dapat menyembul atau pecah(MooredanAgur, 2013)

Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena

adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus

intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus.Pada

kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini

disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan

atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus kapsulnya

mendorong kearah medulla spinalis, atau mungkin rupture dan memungkinkan

4
nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau terhadap saraf spinal saat

muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).

Faktor resiko

1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan

riwayat trauma sebelumnya

2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah

raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok,

berat badan berlebih, batuk lama dan berulang

2.4. Anatomi dan Fsiologi

Tulang belakangadalah struktur lentur sejumlah tulang yang disebut

vertebra. Diantaratiap duaruas vertebraterdapat bantalan tulang rawan.Panjang

rangkaian vertebra pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67cm.

seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang

terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang.

Vertebra dikelompokkan dan dinilai sesuai dengan daerah yang

ditempatinya, tujuh vertebra cervikalis, dua belas vertebra thoracalis, lima

vertebra lumbalis, lima vertebra sacralis, dan empat vertebra koksigeus

(Pearce,2009). Susunan tulang vertebra terdiri dari: korpus, arcus, foramen

vertebrale, foramen intervertebrale, processus articularis superior dan inferior,

processus transfersus, spina, dan discus intervertebralis.

5
Gambar 2.2 Anatomi tulang vertebre anteriordan lateral.

Gambar 2.3 Lumbar vertebre

6
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior

yang terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, diskus intervertebralis

(sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan

posterior. dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus vertebrae

dibentuk oleh dua “kaki” atau pediculusdan dua lamina, serta didukung oleh

penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan

procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen

vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk

saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara

dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum

dan tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus

vertebrae yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang

disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis

anterior dan ligamentum longitudinalis posterior.

Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.

Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak

terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock

absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.

7
Gambar 2.4 Ligamen-ligamen yang terdapat pada vertebre

Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin

Cartilage Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus.Sifat setengah cair

dari nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat

mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan

ekstensi columna vertebralis.

Gambar 2.5 Nucleus Pulposus

Diskus intervetebralis, baik annulus fibrosus maupuan nucleus

pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang merupakan

bagian peka nyeri adalah :

8
 Lig. Longitudinale anterior

 Lig. Longitudinale posterior

 Corpus vertebra dan periosteumnya

 Articulatio zygoapophyseal

 Lig. Supraspinosum

 Fasia dan otot.

Sistem Saraf

Tiga puluh satu pasang saraf spinal (nervus spinalis) dilepaskan dari

medulla spinalis. Beberapa anak akar keluar dari permukaan dorsal dan

permukaan ventral medulla spinalis, dan bertaut untuk membentuk akar

ventral (radix anterior) dan akar dorsal (radix posterior). Dalam radix

posterior terdapat serabut aferen atau sensoris dari kulit, jaringan subkutan

dan profunda, dan sringkali dari visera. Radix anterior terdiri dari serabut

eferen atau motoris untuk otot kerangka. Pembagian nervus spinaladalah

sebagai berikut: 8pasang nervus cervicalis, 12 pasang nervus thoracius, 5

pasang nervus lumbalis, 5 pasangnervus sakralis, dan satu pasang nervus

coccygeus.

9
Gambar2.6
Plexus Lumbosacralis

2.5. Patofisiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :

1. Aliran darah ke discus berkurang

2. Beban berat

3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit

Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan

nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang

berada di canalis vertebralis menekan radiks.

10
Gambar 2.7 Ilustrasi HNP

Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang

terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini

akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan

menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang

bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan

dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya

dapat menimbulkan iskemia.

Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan

terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan

lesi primer pada sistem saraf.

11
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan.

Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya

nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.

Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan

peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan.Kemungkinan kedua,

penekanan mengenai serabut saraf.Pada kondisi ini terjadi perubahan

biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion

lainnya.Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat

peka terhadap rangsang mekanikal dan termal.Hal ini merupakan dasar

pemeriksaan Laseque.

Hernia Nukleus Pulposus terbagi dalam 4 grade berdasarkan keadaan

herniasinya, dimana ekstrusi dan sequestrasi merupakan hernia yang

sesungguhnya, yaitu:

1. Degenerasi diskus: Nukleus Pulposus mengalami kelemahan akibat

degenerasi yang berkaitan dengan usia; dan terdapat retakan dan robekan

pada annulus. Penonjolan belum terjadi.

2. Prolaps:Bentuk atau posisi dari diskus berubah dan terbentuknya

penonjolan kecil, penonjolan ini dapat mengenai medulla spinalis, dan

dapat menjadi precursor sebuah herniasi.

3. Ekstrusi:Nukleus pulposus menembus annulus fibrosus, namun masih

berada di dalam diskus.

4. Sequestrasi:Nukleus pulposus menembus annulus fibrosus dan keluar dari

diskus ke dalam canalis spinalis.

12
Gambar 2.8 Ilustrasi HNP

Gambar 2.9 Ilustrasi HNP

13
2.6. Gejala Klinis

Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung

bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagiatas HNP

sentral dan lateral. HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia

dan retensi urine.Sedangkan HNP lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan

nyeri tekan yang terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah area bokong

dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki

berkurang dan reflex achiller negative. Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan

nyeri tekan didapatkan dipunggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah

bagian lateral, dan didorsum pedis. Kelemahan m. gastrocnemius (plantar fleksi

pergelangan kaki), m.ekstensorhalusislongus (ekstensi ibu jari kaki). Gangguan

reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus lateralis dan bagian lateral pedis

(Setyanegaradkk, 2014).

Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP

dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah,

yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang,

sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang

terkena.Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan

sindroma kauda equina.

Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan

terpanjang pada tubuh.masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh,

saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang persendian

14
pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi

dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki.

Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa

menyebar sepanjang saraf sciatic menuju kaki.Sciatica terjadi sekitar 5% pada

orang Ischialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf Ischiadikus yang

mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya saraf ini

ada beberapa faktor, yaitu antara lain kontraksi atau radang otot-otot daerah

bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya Herniasi Nukleus

Pulposus (HNP), dan lain sebagainya.

Sciatica merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus

ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi.Nyeri

dirasakan seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti

ditembak.Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.Berjalan, berlari, menaiki

tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan

dengan menekuk punggung atau duduk.

Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgiaadalah :

 Nyeri punggung bawah.

 Nyeri daerah bokong.

 Rasa kaku/ tertarik pada punggung bawah.

15
 Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang

dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,

tergantung bagian saraf mana yang terjepit.

 Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,

terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.

 Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,

batuk, bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal.

 Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota

badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot

tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles

(APR).

 Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,

miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang

memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi

permanen.

 Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada

sisi yang sehat.

16
Gambar 2.10 Peta Dermatom

2.7. Diagnosa

Anamnesa

Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai

dari bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian atas).Hal ini

dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi tungkai bagian

belakang.

 Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke

tungkai bawah (sifat nyeri radikuler).

17
 Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang

berat.

 Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 – S1 (garis antara

dua krista iliaka).

 Nyeri Spontan

 Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri

bertambah hebat, sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang.

Pemeriksaan Motoris

 Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri

dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.

 Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.

Pemeriksaan Sensoris

 Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu

saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik

dengan menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang

terganggu dapat diketahui.

Tes-tes Khusus

1. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT)

Tungkai penderita diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut

90°.

2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian

medial dari ibu jari kaki (L5).

18
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu jari kaki

(L5), atau plantarfleksi (S1).

 Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit

 Tes plantarfleksi : penderita jalan diatas jari kaki

4. Tes reflex :Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks

antara L5 – S1 terkena.

5. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi,

setelah sendi coxae 90o dicoba untuk meluruskan sendi lutut.

Penunjang

 Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini

normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan

penyempitan sela invertebrata dan pembentukan osteofit.

 MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula

spinalis atau kauda ekuina.

 Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan

didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit

diskus.

 Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi

dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan

untuk menentukan tingkat protrusi diskus.

19
2.8. Penatalaksanaan

Terapi Konservatif

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki

kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung

secara keseluruhan.Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan

istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi

fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada

aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat

perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.

Terapi konservatif meliputi:

1. Tirah baring

Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan

intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama

akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk

kembali ke aktifitas biasa.

Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan

punggung, lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan

dari vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan

memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.

2. Medikamentosa

1. Analgetik dan NSAID

2. Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot

20
3. Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun

dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi

inflamasi.

4. Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis

3. Terapi fisik

 Traksi pelvis

Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak

terbukti bermanfaat.Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset

dan traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan

perbedaan dalam kecepatan penyembuhan.

 Diatermi/kompres panas/dingin

Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan

spasme otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin,

termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan

kompres panas maupun dingin.

 Korset lumbal

Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat

digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP

kronis.Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta

dapat mengurangi spasme.

 Latihan

21
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal

punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain

berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara

fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan

lunak.Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dan tendon

sehingga aliran darah semakin meningkat.

 Proper body mechanics

Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik

untuk mencegah terjadinya cedera maupun nyeri.Beberapa prinsip dalam

menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut:

 Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung

tegak dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.

 Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke

pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat

panggul dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri

tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri.

 Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan

menggeser posisi panggul.

 Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri

badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.

 Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti

hendak jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan

mengencangkan otot perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat

22
dengan cara meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan

diletakkan sedekat mungkin dengan dada.

 Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala,

punggung dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan.

 Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc

jongkok dengan wc duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak

membebani punggung saat bangkit.

Terapi Operatif

Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf

sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus

berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:

 Defisit neurologik memburuk.

 Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).

 Paresis otot tungkai bawah.

 Laminectomy

Laminectomy, yaitu tindakan operatif membuang lamina

vertebralis, dapat dilakukan sebagai dekompresi terhadap radix spinalis

yang tertekan atau terjepit oleh protrusi nukleus pulposus.

23
 Discectomy

Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat

untuk mengurangi tekanan terhadap nervus.Discectomy dilakukan

untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general

anesthesia.Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit.Akan

diajurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk

mengurangi resiko pengumpulan darah. Untuk sembuh total memakan

waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus

ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang

lebih ekstensif mungkin diperlukan dan mungkin memerlukan waktu

yang lebih lama untuk sembuh (recovery).

 Mikrodiskectomy

24
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur

memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat

kecil dengan menggunakan – ray dan chemonucleosis.

Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain)

ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang

menonjol.Prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy pada

kasus-kasus tertentu.

2.9. Edukasi

Larangan

Peregangan yang mendadak pada punggung.Jangan sekali-kali mengangkat

benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan

membungkuk.Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi

kambuhnya gejala setelah episode awal.

25
BENAR

26
Saran

Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat.Diantara kasur

dan tempat tidur harus dipasang papan atau “plywood” agar kasur jangan

melengkung.Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang

lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang.Penderita

27
diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada

sendi lutut.

Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa penderita tidak boleh

bangun untuk mandi dan makan.Namun untuk keperluan buang air kecil dan

besar orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur.Oleh karena buang

air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang

belakang lumbal lebih berat lagi.

Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan

nyeri.Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan

dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai, setelah nyeri sudah hilang latihan

gerakan sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.

Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat

dilakukan “pelvic traction”, alat-alat untuk itu sudah automatik.Cara “pelvic

traction”, sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak

menjemukan penderita.Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang

cukup lama bahkan terus-menerus.Latihan bisa dengan melakukan flexion

excersise dan abdominal excersise.

Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya

perbaikan.Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika,

maka orang sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset

pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke

mobilisasi penuh.

28
Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika serta nasehat untuk

jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap

membungkuk.Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri

radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang kembali dan “sakit

pinggang” yang lebih jelas mengarah ke lesi diskogenik

2.10. Prognosis

 Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi

konservatif.

 Sebagian kecil  berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.

 Pada pasien yang dioperasi : 90%  membaik terutama nyeri tungkai,

kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%

29
BAB IV

KESIMPULAN

Hernia Nukleus Pulposus yaitu keluarnya nukleus pulposus dari diskus

melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla

spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan

gangguan berupa nyei pinggang.

Mendiagnosis HNP di tegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik

pemeriksaan radiologi. MRI merupakan pilihan dari berbagai pemeriksaan radiologi

karena memiliki spesitifitas dan sensitivitas yang tinggi. Tidak seperti pada

pemeriksaan foto polos yang hanya dapat melihat komponen tulang vertebre saja

tetapi dari pemeriksaan foto polos dapat mencurigai kearah HNP dapat dilakukan

sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti myelografi, MRI.

30
Daftar Pustaka

1. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima. Jakarta :

PT Dian Rakyat. 87-95. 1999

2. Sidharta, Priguna. Sakit Neuromuskuloskeletal Dalam Praktek Umum. Jakarta

: PT Dian Rakyat. 182-212.

3. Purwanto ET. Hernia Nukleus Pulposus. Jakarta: Perdossi

4. Nuarta, Bagus. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III,

jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. 2004

5. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan

kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205

6. Shankar H., M.B.B.S., Scarlett A.J. M.D., Abram E. S. M.D. 2009.

Anatomyand Pathophysiology of Intervertebral Disc Disease. 67-75.

7. D. Scott Kreiner, MD. 2012. Clinical Guidelines for Diagnosis and Treatment

of Lumbar Disc Herniation with Radiculopathy

31

Anda mungkin juga menyukai