Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTEK PERAWATAN

Assembly/Disassembly Of Ball Bearing I

Oleh :

Kelompok 1

Adi Ivan Agustiawan (131234001)

Ahmad Riyan Fauzi (131234002)

Ahmad Saeful Dzikri (131234003)

Program Studi D4-Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin


Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung
Tujuan

Tujuan dari praktikum perawatan dengan judul “assembly/disassembly of


ball bearing I” adalah agar mahasiswa mengerti dan memahami tentang jenis dan
kode dari setiap bearing. Tidak hanya itu dalam praktikum ini mahasiswa juga
dituntut untuk dapat memasang dan melepas bearing dengan beberapa cara sesuai
prosedur pemasangan dan pelepasan bearing itu sendiri.

Landasan Teori

a. Pengertian

Bearing merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang


memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bearing yaitu untuk
menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami
gesekan yang berlebihan. Bearing harus cukup kuat untuk memungkinkan
poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

b. Fungsi

Berikut fungsi dari bearing :

1. Sebagai pendukung gerakan


2. Sebagai pengarah gerakan
3. Sebagai pemindah gerakan

Laporan Jenis dan Kode Bearing

Ukuran (μ) Clearance


No Kode Bantalan Jenis Bantalan
di do t Standar (μm)
1 FAG 22311E S Spherical Roller Bearing 55 120 43 40 - 65
2 NTN 1207 K Self-Aligning Ball Bearing 35 72 17 13 - 29
3 NTN 1207 K C3 Self-Aligning Ball Bearing 35 72 17 23 - 40
TIMKEN 6009 Single Row Deep Groove
4 45 75 16 6 - 23
2RS Ball Bearing
5 SKF 22211 EK Spherical Roller Bearing 55 100 25 40 - 65
TIMKEN Single Row Tapered Roller 17,2
6 30 62 30 - 24
Y30206M Bearing 5
TIMKEN NU218 One Row Cylindrical
7 90 160 30 50 – 85
EMA Roller Bearing
Single Row Deep Groove
8 NTN 6202Z 15 35 11 3 - 18
Ball Bearing
Single Row Deep Groove
9 TIMKEN 6301 RS 12 37 12 2 -18
Ball Bearing
TIMKEN 6210 Single Row Deep Groove
10 50 90 20 8 - 28
2RS Ball Bearing

Pemasangan dan Pelepasan Bearing

1. Pemasangan dan pelepasan bantalan pada poros secara konvensional


a. Alat yang digunakan

No Nama Alat Spesifikasi


1 Palu
2 Poros pejal Ø35 x 100mm
3 Ball bearing Timken 6207 2RS
4 Tabung peluncur Ø40 x 45mm
5 Tracker
6 Kunci pas 17

b. Data konstruksi

No Nama Komponen Ukuran (mm)


1 Diameter poros 35
2 Panjang poros 100
3  Kode Bantalan TIMKEN 6207 2RS
Single row deep groove ball
 Jenis Bantalan
bearing
 Diameter luar 72
 Diameter dalam 35
4 Standar radial clearance 6 – 20
5 Actual radial clearance
Tabung Peluncur (tabung
6
perantara)
 Diameter luar 40
 Diameter dalam 30
 Panjang 45

c. Pemasangan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan.
 Pastikan semua peralatan dalam kondisi bersih dan terhindar dari
partikel yang berukuran kecil terutama pada bearing maupun
poros.
 Saat bearing akan dipasangkan pada poros usahakan bearing
berada pada posisi satu sumbu terhadap poros.
 Gunakan tabung peluncur untuk menekan bearing agar terpasang
pada poros. Usahakan penekanan tabung peluncur merata pada
permukaan bearing.
 Pukul tabung peluncur dengan menggunakan palu sampai bearing
masuk dan berada diposisi yang diinginkan.
d. Pelepasan
 Untuk pelepasan bearing dari poros pertama siapkan tracker.
 Pasang tracker pada bearing. Usahakan pemasangan tracker
sejajar dengan bearing.
 Putar tracker dengan menggunakan kunci pas sampai bearing
terlepas dari poros.

2. Pemasangan dan pelepasan bantalan pada poros secara konvensional


a. Alat yang digunakan

No Nama Alat Spesifikasi


1 Palu
2 Poros berlubang
3 Ball bearing Timken 6207 2RS
4 Tabung peluncur Ø40 x 45mm
5 Tracker
6 Kunci pas 17

b. Data konstruksi

No Nama Komponen Ukuran (mm)


1 Diameter lubang 72
2 Panjang lubang 23
3  Kode Bantalan TIMKEN 6207 2RS
Single row deep groove ball
 Jenis Bantalan
bearing
 Diameter luar 72
 Diameter dalam 35
4 Standar radial clearance 6 – 20

c. Pemasangan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan.
 Pastikan semua peralatan dalam kondisi bersih dan terhindar dari
partikel yang berukuran kecil terutama pada bearing maupun
lubang.
 Saat bearing akan dipasangkan pada lubang usahakan bearing
berada pada posisi satu sumbu terhadap lubang.
 Gunakan tabung peluncur untuk menekan bearing agar terpasang
pada lubang. Usahakan penekanan tabung peluncur merata pada
permukaan bearing.
 Pukul tabung peluncur dengan menggunakan palu sampai bearing
masuk dan berada diposisi yang diinginkan.
d. Pelepasan
 Untuk pelepasan bearing dari lubang pertama siapkan tracker.
 Pasang tracker pada bearing. Usahakan pemasangan tracker
sejajar dengan bearing.
 Putar tracker dengan menggunakan kunci pas sampai bearing
terlepas dari lubang.

7 Pemasangan dan pelepasan bantalan pada poros dengan pemanasan


a. Alat yang digunakan

No Nama Alat Spesifikasi


1 Induction heater
2 Tracker
3 Ball bearing 7306K
4 Kunci pas 17

b. Data konstruksi

No Nama Komponen Ukuran (mm)


1 Diameter poros 30
2 Panjang poros 20
3  Kode Bantalan 7306K
Single row deep groove ball
 Jenis Bantalan
bearing
 Diameter luar 72
 Diameter dalam 30
4 Standar radial clearance 9 - 17
5 Temperatur pemanasan 110 0𝐶
6 Pelindung tangan

c. Pemasangan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan.
 Pastikan semua peralatan dalam kondisi bersih dan terhindar dari
partikel yang berukuran kecil terutama pada bearing maupun
poros.
 Panaskan bearing pada induction heater sampai mencapai suhu
110 0𝐶 .
 Setelah suhu tercapai kemudian lepaskan bearing dari induction
heater dengan menggunakan tangan yang terlebih dahulu
dilindungi dengan pelindung tangan.
 Pasangkan bearing terhadap poros. Usahakan pada saat
pemasangan posisi bearing dan poros sejajar garis sumbu.
 Tekan bearing dengan menggunakan tangan sampai bearing
berada diposisi yang diinginkan.

d. Pelepasan
 Untuk pelepasan bearing dari poros pertama siapkan tracker.
 Pasang tracker pada bearing. Usahakan pemasangan tracker
sejajar dengan bearing.
 Putar tracker dengan menggunakan kunci pas sampai bearing
terlepas dari poros.

Anda mungkin juga menyukai