PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tubuh, pelindung organ tubuh. Tulang juga memungkinkan gerakan dan dapat
tersebut bisa saja hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan yang
darah, otot dan persarafan. Dengan bertambahnya usia, angka kejadian fraktur
Sampai saat ini, fraktur femur makin sering dilaporkan dan masih tetap
orthopaedi dan geriatri telah berkembang, akan tetapi mortalitas dalam satu tahun
pasca trauma masih tetap tinggi, berkisar antara 10 sampai 20 persen. Sehingga
karena jika ada gangguan suplai darah ke kaput femur yang tidak dikontrol
nekrosis.1
Fraktur collum femur adalah tempat yang paling sering terkena fraktur
pada wanita usia lanjut. Ada beberapa variasi insidens terhadap rasial. Fraktur
1
collum femur lebih banyak pada population orang putih di Eropa dan Amerika
Utara. Insidensi meningkat dengan usia. Sebagian besar pasien adalah wanita
berusia delapan puluh atau sembilan puluhan, dan kaitannya dengan osteoporosis
demikian nyata sehingga insidensi fraktur leher femur digunakan sebagai ukuran
Namun hal ini bukan semata-mata akibat penuaan, fraktur cenderung terjadi
Fraktur collum femur juga dapat terjadi pada usia dewasa muda yang memiliki
aktivitas fisik yang berat. Sebaliknya, fraktur collum femur jarang terjadi pada
orang-orang negroid.3
B. TUJUAN
prognosis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochanter major, dan trochanter
minor. Caput membentuk kira-kira dua pertiga dari bulatan daan bersendi dengan
aceraulum os coxae untuk membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat
lekukan kecil yang disebut fovea capitis, untuk tempat melekatnya ligamentum
capitis femoris. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dari a. Obturatoria
dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui fovea capitis.
belakang, dan lateral serta membentuk sudut sekitar 125 derajat (pada perempuan
lebih kecil) dengan sumbu panjang corpus femoris. Besarnya sudut ini dapat
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada taut antara
tuberculum quadratum.
permukaan posteriornya mempunyai rigu, disebut linea aspera. Pada linea ini
atas dan bawah. Pinggir medial berlanjut ke distal sebagai crista supracondylaris
3
lateral melanjutkan diri ke distal sebagai crista ssupracondylaris lateralis. Pada
condylus bersatu dengan facies articuaris patella. Kedua condyli ikut serta dalam
mengakibatkan adanya rotasi internal dan eksternal pada fraktur femur. Linea
aspera (garis kasar pada bagian posterior dari corpus femoris) memperkuat
adductor brevis, vastus lateralis, vastus medialis, dan caput brevis m. biceps
menyebabkan deformitas apeks lateral pada fraktur femur. Caput medial dan
4
Gambar 1. Anatomi Tulang Femur
B. FISIOLOGI
pergerakan. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament,
Tulang adalah jaringan ikat yang keras, yang zat-zat intersekulernya keras,
terutama mengandung banyak mineral yang mengandung zat perekat dan zat
5
Sendi adalah pertemuan dua buah tulang atau beberapa tulang dari
kerangka, tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul
ini adalah suatu sifat penting bagi organisme, sebagian besar otot tubuh ini
melekat pada kerangka dalam suatu letak yang tertentu. Jadi otot, khususnya otot
kerangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara
sikap tubuh.18
C. DEFINISI
yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya yang biasanya disebabkan oleh
rudapaksa atau tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang.5
membengkok, memutar dan tarikan akibat trauma yang bersifat langsung maupun
tidak langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan
Tulang femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan terberat yang dimiliki
tubuh yang berfungsi penting untuk mobilisasi atau berjalan. Tulang femur terdiri
dari tiga bagian, yaitu corpus femoris atau diafisis, metafisis proksimal, dan distal
pada sisi medial dan gaya tarik pada sisi lateral. Struktur femur adalah struktur
6
tulang untuk berdiri dan berjalan, dan femur menumpu berbagai gaya selama
kontraksi, otot-otot besar mengelilingi femur dan menyerap sebagian besar gaya.3
bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian
intertrokanter.6
D. EPIDEMIOLOGI
dampak yang buruk, 5-10% fraktur stress terjadi dikarenakan fraktur pada collum
femur. Kelompok tertentu seperti atlet, termasuk pelari jarak jauh yang tiba-tiba
dari fraktur stres dibandingkan pria, kesalahan Pelatihan merupakan faktor risiko
yang paling umum, termasuk peningkatan mendadak dalam jumlah atau intensitas
penglihatan, penyakit neurologis, keseimbangan yang buruk, dan atrofi otot. Patah
tulang panggul yang umum dan sering mengenai pada populasi geriatri.7
fraktur collum femur di Amerika Serikat adalah 63,3 kasus per 100.000 orang-
tahun untuk perempuan dan 27,7 kasus per 100.000 orang-tahun untuk pria.8
7
Umur fraktur collum femur pada pasien usia lanjut terjadi paling umum setelah
jatuh ringan atau cedera memutar, dan mereka lebih sering terjadi pada wanita.
Selain itu, Joshi et al mencatat fraktur stres collum femoralis ipsilateral sebagai
Surabaya dapat dilihat bahwa sebagian besar penderita fraktur collum femur
berjenis kelamin laki laki. Hal ini besar kaitannya dengan sebagian besar
penyebab fraktur collum femur yang disebabkan oleh trauma, baik trauma karena
kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja. Dari usia penderita tidak
ditemukan adanya kelompok usia yang menonjol, namun yang jelas adalah
hampir semuanya dalam usia produktif sehingga penanganan yang optimal sangat
E. KLASIFIKASI
8
Gambar 2. Lokasi Fraktur Collum Femur
cenderung terjadi nekrosis avaskular kaput femur. Perdarahan kolum yang terletak
femoris lateralis melalui simpai sendi. Sumber pendarahan ini putus pada patah
tulang intraartikuler.
9
Gambar 3. Perdarahan Kolum dan Kaput Femur
Pendarahan oleh arteri di dalam ligamentum teres sangat terbatas dan dan
sering tidak berarti. Pada luksasi arteri ini robek. Epifisis dan daerah trokanter
cukup kaya perdarahannya, karena mendapat darah dari simpai sendi, periost, dan
Patah tulang collum femur yang terletak intraartikuler sukar sembuh karena
kokoh untuk waktu yang cukup lama. Semua patah tulang di daerah ini umumnya
tidak stabil sehingga tidak ada cara reposisi tertutup terhadap fraktur ini, kecuali
jenis fraktur yang impaksi, baik yang subservikal atau yang basal.
10
Gambar 4. Klasifikasi Menurut Garden
Tipe III : fraktur dengan garis fraktur 70˚ dengan bidang horizontal
11
Gambar 5. Klasifikasi Menurut Pauwel
F. ETIOLOGI
kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat:
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba – tiba dan
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang
terkena; jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya
12
Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada
tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak
melintang
terpisah
sampai terpisah
Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain,
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya
oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget).17
13
G. GAMBARAN KLINIK
sedangkan pada fraktur tanpa pergeseran deformitas tidak jelas terlihat. Tanpa
mengeluhkan nyeri bila mendapat pembebanan, nyeri tekan di inguinal dan nyeri
H. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Fisik
terjadinya fraktur.
14
a. Look/Inspeksi
7. Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan
b. Feel/Palpasi
oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang
hati-hati
15
4. Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri
anggota gerak yang terkena Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna
panjang tungkai
c. Movement/Pergerakan
aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami
nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar,
I. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
neurotmesis. Kelainan saraf yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena
J. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat kecurigaan akan adanya fraktur
fraktur, untuk melihat adakah kecurigaan keadaan patologis pada tulang, untuk
16
melihat benda asing—misalnya peluru, dan tentunya untuk menentukan teknik
posterior dan lateral; dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di
atas dan di bawah sendi yang mengalami fraktur; dua anggota gerak. Pada anak-
anak sebaiknya dilakukan foto pada ke dua anggota gerak terutama pada fraktur
K. PENATALAKSANAAN
indikasi yang sangat terbatas dan terapi operatif. Pengobatan operatif hampir
selalu dilakukan baik pada orang dewasa muda ataupun pada orang tua karena
perlu reduksi yang akurat dan stabil dan diperlukan mobilisasi yang cepat pada
orang tua untuk mencegah komplikasi. Jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu
pemasangan pin, pemasangan plate dan screw, dan artroplasti yang dilakukan
tulang collum femur dan pengobatan bedah,. Manninger et al, mempelajari dari
Budapest antara 1972 dan 1977. Mereka berkesimpulan bahwa nekrosis avaskular
head femur dapat secara signifikan dikurangi melalui tindakan bedah dengan
pengurangan dan fiksasi fraktur yang dilakukan dalam waktu enam jam setelah
trauma.13
17
Pengobatan operatif hampir selalu dilakukan pada penderita fraktur leher
Fraktur yang bergeser tidak akan menyatu tanpa fiksasi interna. Fraktur
yang terimpaksi dapat dibiarkan menyatu, tetapi selalu terdapat resiko pergeseran
pada fraktur-fraktur itu, sekalipun berada di tempat tidur; jadi fiksasi akan lebih
aman.
Prinsip terapi adalah reduksi yang tepat, fiksasi secara erat dan aktivitas
dini. Bila pasien dibawah anestesi, pinggul dan lutut difleksikan dan paha yang
dan lateral. Diperlukan reduksi yang tepat pada fraktur stadium III dan IV, fiksasi
pada fraktur yang tak tereduksi hanya mengundang kegagalan. Kalau fraktur
stadium III dan IV tidak dapat direduksi secara tertutup, dan pasien berumur
pendekatan anterolateral.
Tetapi, pada pasien tua (yang berusia lebih dari 70 tahun) cara ini jarang
diperbolehkan; kalau dua usaha yang cermat untuk melakukan reduksi tertutup
18
Sekali direduksi, fraktur dipertahankan dengan pen atau skrup berkanula
dinamis) yang ditempelkan pada batang femur. Insisi lateral digunakan untuk
membuka femur bagian atas. Kawat pemandu, yang disisipkan di bawah kendali
tepat. Dua sekrup berkanula sudah mencukupi; keduanya harus terletak sejajar dan
memanjang sampai plat tulang subkondral; pada foto lateral keduanya berada di
tengah-tengah pada kaput dan leher, tetapi pada foto anteroposterior sekrup distal
Bila tidak dilakukan operasi ini cara konservatif terbaik adalah langsung
penderita diharapkan bisa berjalan dengan sedikit rasa sakit yang dapat ditahan,
Sejak hari pertama pasien harus duduk di tempat tidur atau kursi. Dia dilatih
(dengan alat penopang atau alat berjalan) secepat mungkin. Secara teoritis,
idealnya adalah menunda penahanan beban, tetapi ini jarang dapat dipraktekkan.
Jenis-jenis operasi :
1. Pemasangan pin
Beberapa ahli mengusulkan bahwa prognosis untuk fraktur stadium III dan
IV tak dapat diramalkan sehingga penggantian prostetik selalu lebih baik. Karena
itu, kebijaksanaan kita adalah mencoba reduksi dan fiksasi pada semua pasien
19
yang berumur dibawah 75 tahun dan mempersiapkan penggantian untuk pasien
yang sangat tua dan sangat lemah dan pasien yang gagal menjalani reduksi
tertutup. Penggantian yang paling sedikit traumanya adalah prostesis femur atau
Penggantian pinggul total mungkin lebih baik kalau terapi telah tertunda selama
beberapa minggu dan dicurigai ada kerusakan asetabulum, atau pada pasien
2. Hemiartroplasti
3. Artroplasti total
2. Kalau reduksi atau fiksasi salah dan tidak terdapat tanda-tanda nekrosis,
sekrup itu pantas dibuang, fraktur direduksi, sekrup yang baru disisipkan
dengan bener dan juga menyisipkan cangkokan fibula pada fraktur itu;
3. Kalau kaput bersifat avaskular, kaput ini dapat diganti dengan prostesis
20
Pada pasien yang berusia lanjut, hanya dua proses yang harus dipertimbanagkan,
yaitu :
1. Kalau nyeri tidak hebat, pengankatan tumit dan penggunaan tongkat yang
2. Kalau nyerimya hebat, maka tak perduli apakah caput avaskular atau tidak,
kaput ini terbaik dibuang; kalau pasien cukup sehat, dilakukan pergantian
sendi total.
L. KOMPLIKASI
dekubitus
Nekrosis avaskular terjadi pada 30% penderita dengan fraktur yang disertai
pergeseran dan 10% pada fraktur tanpa pergeseran.tidak ada cara untuk
mendiagnosis hal ini pada saat terjadi fraktur. Beberapa minggu kemudian,
Baik fraktur itu menyatu atau tidak, kolapsnya kaput femoris akan
21
Penanganan nekrosis avaskular kaput femur dengan atau tanpa gagal
pertautan juga dengan eksisi kaput dan leher femur dan kemudian diganti
3. Nonunion
Lebih dari 1/3 penderita dengan fraktur leher femur tidak dapat mengalami
union terutama pada fraktur yang bergeser. Komplikasi lebih sering pada
vaskularisasi yang jelek, reduksi yang tidak adekuat, fiksasi yang tidak
Tulang di tempat fraktur remuk, fragmen terpecah dan paku atau sekrup
menjebol keluar dari tulang atau terjulur ke lateral. Pasien mengeluh nyeri,
4. Osteoartritis
6. Malunion.
8. Koksavara.14
22
M. PROGNOSIS
Fraktur collum femur juga dilaporkan sebagai salah satu jenis fraktur
dengan prognosis yang tidak terlalu baik, disebabkan oleh anatomi collum femur
itu sendiri, vaskularisasinya yang cenderung ikut mengalami cedera pada cedera
23
BAB III
KESIMPULAN
Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan
tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot,
adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma
langsung (kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih
femur. Fraktur collum femoris sering terjadi pada usia diatas 60 tahun dan lebih
sering terjadi pada wanita. Pada umumnya disebabkan oleh kerapuhan tulang
akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause. Tidak jarang
juga fraktur collum femoris ini terjadi akibat trauma kecil yaitu pada saat berjalan,
dimana gaya dari berat badan dibebankan pada satu tungkai yang diteruskan
dan terjadi secara spontan. Tanda dan gejala yang terdapat pada pasien dengan
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Staff Pengajar Bagian Ilmu Bedah FKUI Jakarta. Kumpulan kuliah ilmu bedah.
Saunders; 1995
3. Apley GA, Solomon L. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Edisi ke-
Advanced Trauma Life Support for Doctor. Chicago: ATLS Student Course
Manual.
fractures of the hip in patients 60 years of age and older between 2001 and 2010:
8. Koval KJ, Zuckerman JD. Hip fractures: I. Overview and evaluation and
2(3):141-149.
20(3):392-5.
10. Long Term Follow Up Evaluation Fibular Auto Strut Graft In Femoral Neck
25
11. Brinker. Review of Orthopaedic Trauma, Pennsylvania: Saunders Company,
2001. 53-63.
12. Weissleder, R., Wittenberg, J., Harisinghani, Mukesh G., Chen, John W.
13. Fractures of the Femoral Neck, t. Lein, p. Bula, j. Jeffries, k. Engler, f. Bonnaire,
14. Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi ke-3. Jakarta: Yarsif
Watampone; 2007
15. Leighton RK, Fractures of the Neck of the Femur. Rockwood and Green’s
1788
16. Nayagam S, Injuries of the Hip and Femur. Apley’s System of Orthopedic and
17. Anonim. Fraktur. In: Sjamsihidajat, Jong WD, editors. Dalam Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005.p.881.
18. Brigs T, Miles J, Aston W. 2010. Operative orthopaedics the Stanmore
guide. UK: Oxford University Press.
26