Anda di halaman 1dari 10

Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi,

kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya
tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment
dan mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan.
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain
yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi,
transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun
kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat
terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.
 Batuan Sedimen Karbonat
Batuan yang berasal dari kumpulan cangkang moluska, alga, foraminifera atau cangkang
lainnya yang berkapur serta proses pengendapan batuan lain yang sudah terbentuk terlebih
dahulu. Batuan karbonat yang utama adalah gamping (limestone) dan dolomit. Jenis-jenis batuan
karbonat antara lain aragonit (CaCO3-ortorombik) yang sering berbentuk serabut, paling tidak
stabil diagenesanya berubah menjadi kalsit, aragonit sering dipergunakan untuk membuat
cangkang moluska. Kalsit (CaCO3-heksagonal) lebih stabil, rekristalasi aragonit-gamping
kebanyakan terdiri dari kalsit. (CaMg(CO3)2) mineral penting dalam batuan reservoar, kristal
sama dengan kalsit, umumnya hasil dolomitasi dari kalsit. Hight Mg Kalsit larutan padat dari
MgCO3 dalam kalsit dan Magnesti (MgCO3) adalah jenis batuan karbonat yang jarang terdapat.
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera.
Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih
dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras
sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.
Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
Batuan sedimen dapat diklasifikasikan juga menjadi empat macam, yaitu:
1. Batuan Sedimen Mekanik
2. Batuan Sedimen Organik
3. Batuan Sedimen Kimia
4. Batuan Sedimen Vulkanik
 Proses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir sedimen
tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari
luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam
cairan, terdapat dua macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan transportasi butir-
butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan pengendapan butir-butir
sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara
suspensi, sehingga butiran-butiran yang diendapkan merupakan butiran sedimen berbutir halus
(pasir hingga lempung). Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi 4,
yakni yang dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flows.
Arus turbidit dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama pengendpan oleh
arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di bagian bawah pengendapan dan semakin halus
ke bagian atas pengendapan. Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan
sorting yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya sedimennya membentuk
reverse grading. Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction. Sedangkan
debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka aliran dengan viskositas
tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari partikel mengecil dan akhirnya menghasilkan
endapan dengan sorting buruk.
Faktor-faktor yang penting yang mempengaruhi sedimentasi secara mekanik antara lain :
· Sumber material batuan sedimen :
Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-material asalnya.
Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan waktu dan jarak transportasi,
tergantung dari presentasi mineral-mineral stabil dan nonstabil.
· Lingkungan pengendapan :
Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga bagian yaitu: Lingkungan
Pengendapan Darat, Transisi dan Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana batuan yang
dibedakannya masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.
· Pengangkutan (transportasi) :
Media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun yang memiliki peranan yang
paling besar dalam sedimentasi adalah media air. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen seperti ukuran bentuk dan roundness.
Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap butir-butir sedimen akan memberi berbagai
macam bentuk dan sifat terhadap batuan sedimen.
· Pengendapan :
Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik daya
angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll.
· Kompaksi :
Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/gravitasi dari material-material sedimen sendiri,
sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori akan bermigrasi ke atas.
· Lithifikasi dan Sementasi :
Bila kompaksi meningkat terus menerus akan terjadi pengerasan terhadap material-material
sedimen. Sehingga meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi), yang disertai dengan sementasi
dimana material-material semen terikat oleh unsur-unsur/mineral yang mengisi pori-pori antara
butir sedimen.
· Replacement dan Rekristalisasi :
Proses replacement adalah proses penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan kimia hingga
terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan kembali mineral-mineral
dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang relatif rendah.
· Diagenesis :
Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur
maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika.

 Proses Sedimentasi Kimiawi


Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida menembus
atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi mineral pada batuan
tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini merupakn beberapa proses kimiawi
dari diagenesis batuan sedimen klastik,:
 Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.
 Cementation (Sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen dari
batuan,
 Semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.
 Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
 Recrystallization, perubahan struktur Kristal, namun kompsisi mineralnya tetap
sama.
 Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit
 .Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain yang
terbentuk dan menggantikan mineral tersebut
 compaction (kompaksi)
 bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup
Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut denga diagenesis.
Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut,:
- eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. dimana terjadi pembebanan,
yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya. Pada tahap ini proses
kompaksi mendominasi
- mesodiagenesis = -earlydiagenesis
-latelydiagenesis
Taham mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada tahap ini, kompaksi
yang sangat kuat disertai dnegan proses burial, menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang
memicu terjadinya dissolution. Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah proses
dissolution (pelarutan). sampai dengan proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila
setelah proses pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-
butiran sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). apabila kompaksi terus berlanjut,
hingga pada suhu 150 derajat celcius.. proses diagenesis akan berhenti dan digantikan menjadi
proses metamorfisme.
- telodiagenesis
sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam proses
pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi
susunan komposisi kimia batuan, sehingga memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian
mineral baru).
 Batuan Sedimen Organit atau Sedimen Asal Jasad
Batuan sedimen organik adalah batuan sedimen yang terbentuk karena proses biokimia dan
biomekanik, contohnya adalah pada sumber air yang banyak mengandung lumut. Batuan organik
ini dapat dibagi menjadi batuan organik gampingan, batuan organik yang mengandung silisium
dan batuan organik yang mengandung zat arang. Batuan sedimen yang mengandung zat arang
contohnya adalah batu bara, yang dapat terbentuk karena timbunan tumbuhan mangrove atau
gambut. Batuan sedimen organit adalah sedimen yang berasal dari sisa-sisa jasad hidup atau
dibuat oleh jasad hidup. Golongan sedimen ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sedimen
biomekanik dan sedimen biokimia. Sedimen Biomekanik adalah endapan sisa-sisa bagian tubuh
jasad hidup yang mengendap secara alami karena beratnya sendiri, misalnya batu gamping
kerang, batu gamping numilites, dan batu gamping berlapis. Sedimen Biokimia adalah
pengendapan unsur gamping dan silisium dengan batuan makhluk hidup. Contohnya, batu
gamping terumbu (rumah binatang karang) dan tanah diatomea (pengendapan unsur silisium
karena karbon dioksida (CO2) dalam air banyak diserap oleh ganggang diatomea).
 Batuan sedimen vulkanik
Batuan sedimen vulkanik adalah batuan yang terbentuk karena magma yang mengendap
dari udara, sedimen vulkanik ini meliputi bahan-bahan lepas seperti bom, lapili, pasir, serta debu
vulkanik.
 Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen Klastik; Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran
batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.
Dikelompokkan berdasarkan butir materialnya. Untuk itu diperlukan satu acuan butir komponen
materialnya, dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal sebagai skala Wenworth:
Boulder ≥ 256 mm
Cobble 64 – 256 mm
Pebble 4 – 64 mm
Granule 2 – 4 mm
Sand 1/16 – 2 mm
Silt 1/256 – 1/16 mm
Clay ≤ 1/256 mm
Tabel 1
Boulder dan Cobble dapat diartikan sebagai bongkah, pebble sama dengan kerakal,
granule seukuran dengan kerikil, sand sama dengan pasir, sedangkan silt dan clay adalah
lempung. Batuan sedimen klastik terdiri dari butiran-butiran. Butiran yang besar disebut fragmen
dan diikat oleh masa butiran-butiran yang lebih halus, matriks. Batuan sedimen klastik yang
dikelompokkan berdasarkan besar butir materialnya, sebagai konglomerat, batu pasir, serpih dan
batu lempung.

a. Konglomerat

Gambar I

Ciri-ciri :
• Berwarna kelabu keputihan
• Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap,
kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
Genesa :
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang
berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi
kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan
fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan
bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat
adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan
diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-
sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit.
Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka
macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-warni.
Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.
Kegunaan : Digunakan Sebagai pondasi bangunan.
b.Batu pasir
Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm. (
untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak menandakan
adanya mineral istimewa, tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung
mineral kuarsa. Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral
clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari matrix
kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah besar
digolongkan sebagai wacke atau graywacke.

Gambar II
Batu pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari delta delta
sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada
rekaman geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosil-fosil, sebab energi yang terdapat
pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya
fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan
karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan.
Butiran dari kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi
sama dengan kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi. Warna coklat dan belang pada
batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral mineral besi
b. Batu lempung

Gambar III
Genesa :
Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan
(sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan
(alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini
mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Kegunaan :
Lempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen Portland,
genteng, gerabah dan bata.

c. Batu serpih

Gambar IV

Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, berwarna abu-abu kehijauan, merah,
atau kuning. Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Berasal dari pelapukan batuan tanah liat.
 Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan Sedimen Non Klastik; Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi.
Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.
Batuan sedimen nonklastik yang banyak dijumpai adalah batu gamping atau (limestone)

Gambar V
Terdiri terutama dari mineral kalsium karbonat. CaCO3 yang terjadi akibat proses kimia
atau organik. Kalsium karbonat diambil oleh orgasme dari air dimana ia hidup untuk membuat
cangkangnya atau bagian yang keras. Setelah organismenya mati tertinggal cangkangnya atau
bagian yang kerasnya dan terkumpul didasar laut. Lama kelamaan membentuk endapan batu
gamping yang terdiri dari cangkang dan pecahan-pecahannya. Tebalnya sampai ratusan meter
dan beberapa kilometer persegi luasnya. Dalam air yang tenang, terendapkan kalsium karbonat
dengan kristal-kristal berbentuk jarum, beralaskan lumpur karbonat. Endapan ini setelah
mengalami kompaksi mengkristal kembali menjadi batu gamping kristalin, dengan kristal-kristal
sangat halus, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran sangat tinggi. Selain
batu gamping, dijumpai juga endapan garam dan Gypsum , keduanya merupakan hasil
penguapan. Garam terdiri dari mineral halit, komposisinya NaCl, dan Gypsum berkomposisi
CaSO4.2H2O. Keduanya terdapat sebagai lapisan-lapisan pada tempat yang terbatas.
http://hitamputih9.blogspot.co.id/2009/09/proses-sedimentasi.html
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-batuan-sedimen-jenis-jenis.html
http://adityaaaaaarizky.blogspot.co.id/2013/03/proses-terjadinya-sedimentasi.html
http://alfinaunnes.blogspot.co.id/2012/05/batuan-sedimen.html
http://atmantokukuh.blogspot.co.id/2012/11/batuan-sedimen-klastik-dan-nonklastik.html

Anda mungkin juga menyukai