Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL APPRAISAL

Nama : Wiseley Hong

NIM : 406152060

JUDUL JURNAL : Post-Operative Effects: Comparison of Total Intravenous

and Inhalational Anesthesia

Jurnal : Journal of Anesthesia & Clinical Research

Publikasi : 12 January 2012

Penulis : Davide Cattano, Fernando Gomez-Rivera, Carmen Seitan, Alfonso


Altamirano, Chirag Patel, Amber Luong, Martin Citardi, Samer Fakhri and Carin A.
Hagberg

1. Pendahuluan
– Latar Belakang

– Propofol merupakan obat hipnotik intravena yang umum digunakan dalam


total anestesi intravena karena efek antiemetik yang dimilikinya.
– Tujuan utama penelitian adalah membandingkan efek perioperative dari
total anestesi intravena menggunakan propofol dan anestesi inhalasi yaitu
sevoflurane pada jumlah hilangnya darah dan visualisasi daerah operasi
pada operasi sinus dengan endoskopi serta kualitas penyembuhan pasien
dengan mengevaluasi mual muntah pasca operasi, nyeri, penggunaan obat
narkotika, dan durasi pemulihan.
– Hipotesis Penelitian  Propofol memberikan efek nyeri dan mual muntah
yang lebih minimal selain itu memiliki durasi pemulihan yang lebih
singkat dibandingkan dengan penggunaan sevoflurane.
2. Metode Penelitian
– Populasi Penelitian
– Populasi Target
30 (tiga puluh) pasien
– Populasi Terjangkau
23 (dua puluh tiga) pasien

1
Kriteria Inklusi

 Usia 18 – 80 tahun
 Rhinosinusitis kronik
 ASA I – II
 Terindikasi untuk menjalani operasi sinus dengan endoskopi

Kriteria Eksklusi

Pasien dengan:
 Hamil, koagulopati, INR >1.3, partial thromboplastin time >50 detik,
penggunaan NSAID dalam 10 hari terakhir, hipertensi tidak
terkontrol dengan tekanan darah sistolik praoperatif sebesar 160
mmHg atau diastolik sebesar 90 mmHg atau mengkonsumsi obat 2
antihipertensi saat evaluasi praoperatif.

b. Desain Penelitian
 Desain penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental double-
blind.

– Desain penelitian dan pertanyaan penelitian sesuai karena penelitian ini


ingin membandingkan efek pasca operatif pada penggunaan obat
anesthesia propofol dengan obat inhalasi anesthesi yaitu sevoflurane.
 Bias visual yang dapat terjadi diminimalkan dengan pemberian lidocaine
0.5 mg/kg, infus propofol 250 mcg/kg/menit dan volume infus total
diberikan pada dosis induksi sebesar 2-3 mg/kg sebelum bolus pelumpuh
otot (rocuronium 0.5 mg/kg) terhadap kedua kelompok yaitu SR
(Sevoflurane/Remifentanil) dan PR (Propofol/Remifentanil). Infus
Remifentanil diberikan 0.4 mcg/kg/menit 1-2 menit sebelum infus
propofol. 100 ml 0.9% normal saline diberikan pada kelompok SR untuk
mengecoh operator. Sevoflurane 1-3% diberikan pada kelompok SR dan
infus propofol dihentikan.

c. Besar Sampel
• Besar Sampel : 23 orang
 data dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak statistik
Intercooled Stata version 9.2.
• Perbedaan
– Grup 1 : anestesi umum dengan Sevoflurane/Remifentanil  11 orang
– Grup 2 : anestesi umum dengan Propofol/Remifentanil  12 orang
• Persamaan
– Pada premedikasi diberikan dexamethasone dan midazolam.
– Kedua kelompok dimonitor oleh standarisasi ASA dengan EKG,
pengukuran tekanan darah non-invasif, pulse oksimetri dan suhu.

2
– Tekanan darah dicatat setiap 2 menit selama 10 menit pertama kemudian
dilanjutkan dengan pencatatan setiap 5 menit.
– Target rerata MAP sebesar 70-80 mmHg dengan pengaturan konsentrasi
propofol 100-150 mg dan Sevoflurane 1-3% disesuaikan dengan
keputusan ahli anestesi dan operator. Bila gagal, remifentanil diberikan
sebesar 0.05 mg/lg/menit.
– Level end-tidal CO2 dipantau secara terus-menerus dan diatur pada
konsentrasi 32-34 mmHg.

d. Pengambilan Data
 Variabel yang diukur :
– Variabel bebas : jenis obat anestesi
– Variabel tergantung : efek perioperative, kualitas penyembuhan
(mual muntah pasca operasi, nyeri), penggunaan obat narkotika, dan
durasi pemulihan.
 Cara pengukuran
– Demografi (umur, jenis kelamin)
– Profile medis (BB, TB, ASA, merokok, HIV)
– Tindakan operasi (Endoscopic Sinus Surgery)
– Obat-obatan (Remifentanil, Propofol, Sevoflurane, Lidocaine,
Normal Saline, Dexamethasone, Midazolam)
– Hemodinamik (Tekanan darah, RR, SpO2, nadi, MAP, end-tidal
CO2)
– Perioperative effect
– Waktu anesthesia, durasi operasi, durasi anestesi, VAS (visual
analog scale), lama rawat
– Efek samping (hypotension, nyeri, mual, muntah, sakit kepala,
gatal, pusing, retensio urin)
– Kepuasan pasien
 Validitas dan reliabilitas pengukuran
– Penelitian ini valid dan reliable dengan p value < 0.05 pada
eksperimental double-blinded

e. Pengolahan Data
• Uji statistik
– Menggunakan Intercooled Stata version 9.2 statistical software
– Analisis uji statistik dengan studi t-test
– p value < 0.05  statistically significant
– Parameter non analisis menggunakan Wilcoxon-Mann-Whitney U
test
3. Intervensi
 Semua pasien diberikan premedikasi dengan 2 mg midazolam secara IV.

3
 Pada kelompok SR di berikan dexamethasone dan midazolam sebagai
premedikasi + lidocaine 0.5 mg/kg + remifentanil 0.4 mcg/kg/menit + infus
propofol 250 mcg/kg/menit + rocuronium 0.5 mg/kg + sevoflurane 1-3% +
propofol dihentikan + intubasi + remifentanil 0.2 mcg/kg/menit didilusikan
dalam konsentrasi 4 mg per 100 ml + 1:100000 epinephrine: lidocaine 2%
at 1:1.
 Pada kelompok PR di berikan dexamethasone dan midazolam sebagai
premedikasi + lidocaine 0.5 mg/kg + remifentanil 0.4 mcg/kg/menit + infus
propofol 250 mcg/kg/menit + rocuronium 0.5 mg/kg + Normal Saline 0.9%
100 mL + infus propofol 100-150 mg + intubasi + remifentanil 0.2
mcg/kg/menit didilusikan dalam konsentrasi 4 mg per 100 ml + 1:100000
epinephrine: lidocaine 2% at 1:1.
 Bila VAS >6 sebelum meninggalkan ruang operasi, maka berikan
fentanyl 1 mcg/kg. Kemudian dalam PACU (post anesthesia recovery
unit) diberikan morphine 1-2 mg IV bolus setiap 5-10 menit dan
ondansetron 4 mg IV bolus diberikan bila VAS >4 atau atas permintaan
pasien.

4. Hasil Penelitian
Karakteristik Data
 Demografi, lama durasi operasi, dan lama durasi anestesi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini

 Nilai VAS untuk pengukuran nyeri menurut pasien dalam TIVA dengan
kelompok propofol (PR) dan kelompok sevoflurane (SR) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini

Terdapat 1 peserta yang tidak diikut sertakan dalam penilaian VAS akibat
dokumentasi yang tidak lengkap di PACU.

4
 Insidensi terjadinya mual pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel
dibawah ini

 Waktu pemulihan pada kedua kelompok dinyatakan dalam menit dapat dilihat
pada tabel dibawah ini

Makna statistik

I. Pada statistik Demografi:

 Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok terhadap usia, jenis
kelamin, durasi operasi, dan durasi anestesi.

II. Pada statistik penilaian nyeri:

 Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok.


 Hasil tes Wilcoxon-Mann-Whitney U untuk menganalisa skor nyeri : 82

III. Pada statistik insidensi terjadi mual:

 Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok.

IV. Pada statistik waktu pemulihan:

 Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok.


 p-value: 0.84

5. Analisis
Jenis statistik yang digunakan sudah sesuai dengan metode penelitian karena
yang digunakan adalah dengan tes Wilcoxon-Mann-Whitney U yang menganalisa
nilai analisis non parametrik dan studi t-test yang membandingkan variabel
kategorik numerik perbedaan rerata antar kedua kelompok.

5
6. Makna Klinis Hasil Penelitian
 Tidak terdapat perbedaan signifikan antara TIVA dengan propofol dan
anestesi inhalasi dengan sevofluran pada nyeri pasca operasi, mual dan
muntah, penggunaan obat narkotik, dan waktu pemulihan.
7. Sample Drop Out
Tidak ada sample drop out dalam penelitian ini

8. Pembahasan dan implikasi Klinis


 Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam rerata nyeri antar kedua
kelompok namun perlu diperhatikan bahwa didapatkannya dua kali lipat
nilai VAS pada kelompok SR mencapai >4 dibandingkan kelompok PR.
 Hasil penemuan VAS ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Anker-
Møller et al. yang menyatakan dalam dosis subhipnotik, propofol
mengurangi rasa nyeri dengan meningkatkan ambang nyeri.
 Efek pasca operatif antar kedua kelompok dapat dihiraukan.
 Propofol sebagai induksi awal memberikan efek anti emetik yang
berlangsung hingga pasca operasi.
 Waktu pemulihan kedua kelompok tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna.

9. Kesimpulan
• Saran
Dalam penelitian akan seharusnya terpenuhi jumlah sampel yang
dibutuhkan.
• Penelitian ini dapat lebih didalami kembali dengan memenuhi jumlah sampel
yang tidak terpenuhi sehingga dapat memberikan hasil perhitungan statistik
yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai