Anda di halaman 1dari 25

Energi Pasang Surut

A. Pengertian Energi Pasang Surut

Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pasang surut air laut dan
menjadikannya energi dalam bentuk lain, terutama listrik. Energi pasang surut merupakan
salah satu jenis energi terbarukan yang relatif lebih mudah diprediksi jumlahnya
dibandingkan energi angin dan energi surya. Pemanfaatannya saat ini belum luas karena
tingginya biaya awal dan terbatasnya lokasi yang memiliki pasang surut yang mencukupi.
Penelitian dan pengembangan lebih lanjut terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
batas kritis energi yang dihasilkannya sehingga didapatkan berbagai metode untuk
mengekstraksi energi jenis ini.

Dalam sejarahnya, energi pasang surut telah digunakan di Eropa dan pantai timur Amerika
Utara dalam bentuk turbin, mengubahnya menjadi energi mekanik dan digunakan untuk
menggiling gandum. Baru pada abad ke 19, proses ini digunakan untuk menghasilkan listrik.
Pembangkit listrik tenaga pasang surut skala besar pertama di dunia adalah Rance Tidal Power
Station yang dibangun di Prancis dan mulai beroperasi sejak tahun 1966.

Air laut merupakan fluida dengan massa jenis yang lebih tinggi, hingga 800 kali udara.
Selain itu, sifat fenomena pasang surut yang dapat diprediksi berdasarkan wilayah diikuti
dengan pemantauan yang kontinu mampu menjaga pasokan energi listrik dari pembangkit
listrik jenis ini.

https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_pasang_surut

Apa itu Tidal Energy?

Energi pasang surut (Tidal Energy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja nya sama
dengan pembangkit listrik tenaga air,dimana air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan
mengahasilkan energi listrik.Energi diperoleh dari pemanfaatan variasi permukaan laut
terutama disebabkan oleh efek gravitasi bulan, dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan
menangkap energi yang terkandung dalam perpindahan massa air akibat pasang surut.
Listrik tenaga pasang surut adalah salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini, yang
memanfaatkan energi potensial kinetik dan gravitasi pada aliran pasang surut. Jika
dibandingkan dengan sumber-sumber energi terbarukan lainnya, aliran pasang surut
merupakan sumber energi yang relatif dapat diandalkan, pergerakan pasang surut dapat
diprediksi secara akurat dalam arah, waktu dan besarnya.

Jika dibandingkan dengan energi angin dan surya, energi tidal memiliki sejumlah keunggulan
antara lain: energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara gratis, tidak membutuhkan
bahan bakar, tidak menimbulkan efek rumah kaca, produksi listrik stabil karena pasang surut
air laut bisa diprediksi, lebih hemat ruang dan tidak membutuhkan teknologi konversi yang
rumit. Kelemahan energi ini diantaranya adalah membutuhkan alat konversi yang handal yang
mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras yang disebabkan antara lain oleh
tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.

Energi pasang surut diperkirakan sekitar 500 sampai 1000 m kWh pertahun. Pembangkit listrik
tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara
Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW.

Dua jenis energi pasang surut yang dapat dimanfaatkan:

1. Energi Kinetik: arus antara surut dan pasang surut bergelombang.

2. Energi Potensial: Selisih ketinggian antara pasang tinggi dan rendah.

Bagaimana Cara Kerja Turbin Bawah Air tersebut?


Cara kerja turbin tersebut sangat sederhana, ia bekerja seperti turbin angin, tetapi bilah-bilah
turbin tersebut digerakkan oleh arus air, bukannya oleh angin.

Diagram berikut menunjukkan bagaimana gaya tarik gravitasi bulan dan matahari
mempengaruhi pasang surut di Bumi. Besarnya tarik ini tergantung pada massa benda dan jarak
yang jauh. Bulan memiliki efek yang lebih besar di bumi walaupun memiliki massa kurang
dari matahari karena bulan jauh lebih dekat ke bumi. Gaya gravitasi bulan menyebabkan lautan
untuk tonjolan sepanjang sumbu yang mengarah langsung ke bulan. Rotasi bumi menyebabkan
naik turunnya gelombang.

Ketika matahari dan bulan berada di garis tarik gravitasi mereka di bumi menggabungkan dan
menyebabkan “musim semi” pasang. Ketika diposisikan dalam diagram pertama di atas, 90
satu sama lain, tarik gravitasi mereka masing-masing menarik air ke arah yang berbeda,
menyebabkan “perbani” pasang.

Periode rotasi bulan adalah sekitar 4 minggu, sementara satu rotasi bumi membutuhkan waktu
24 jam, ini menghasilkan siklus pasang surut sekitar 12,5 jam. Perilaku pasang surut mudah
ditebak dan ini berarti bahwa jika dimanfaatkan, energi pasang surut bisa menghasilkan tenaga
untuk periode waktu tertentu. Ini periode pembangkit listrik yang dapat digunakan untuk
mengimbangi pembangkit dari bentuk-bentuk lain seperti fosil atau nuklir yang memiliki
konsekuensi lingkungan. Meskipun hal ini berarti bahwa pasokan tidak akan memenuhi
permintaan, mengimbangi bentuk berbahaya dari generasi merupakan titik awal yang penting
untuk energi terbarukan.

Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut

 Tidal Fences: biasanya dibangun antara pulau-pulau kecil atau antara daratan dan pulau-
pulau. Putaran terjadi karena arus pasang surut untuk menghasilkan energi.

Teknologi Tidal Fence skala besar digunakan juga sebagai jem-batan penghubung antarpulau
di antara selat. Menggunakan instalasi yang hampir sama dengan Tidal Power namun terpisah
dengan turbin arus antara 5 sampai 8 knot (5.6 sampai 9 mil/jam) dapat dimanfaatkan energi
lebih besar dari pembangkit listrik tenaga angin karena densitas air 832 kali lebih besar dari
udara (5 knot arus = velositas angin 270 km/jam).

Skala besar pembangkit tenaga arus ini sepanjang 4 km telah dimulai dikerjakan di kepulauan
Dalupiri dan Samar, Filipina sekaligus membuat jembatan penghubung pada empat pulaunya.
Proyek ini disponsori oleh Blue Energy Power System-Canada yang telah mengomersialkan
diri dengan berbagai modul turbin dalam berbagai skala. Diestimasi energi yang nantinya
dihasilkan di Filipina ini maksimum sebesar 2200 MW dengan minimum rata-rata sebesar 1100
MW setiap hari. Hal ini didasarkan dengan kecepatan arus rata-rata sebesar 8 knots pada
kedalaman sekitar 40 meter. Modul turbin Davis yang dipakai dapat mengonversi listrik pada
lokasi tertentu seperti di sungai sebesar 5 kW sampai 500 kW sedangkan instalasi di laut bisa
menghasilkan 200 MW sampai 8000 MW.

 Barrage Tidal Plants: adalah jenis yang paling umum dari pembangkit pasang surut.
Menggunakan bendungan untuk menjebak air, dan ketika mencapai ketinggian yang sesuai
karena air pasang, air dilepaskan agar mengalir melalui turbin yang akan menggrakkan
generator listrik.

Teluk yang ujungnya sempit sangat cocok diterapkan. Ketika air pasang menghasilkan tingkat
air yang berbeda di dalam dan di luar dam, pintu-pintu air akan terbuka, air yang mengalir
melewati turbin akan menjalankan generator untuk menghasilkan listrik. Pemanfaatan energi
ini memerlukan daerah yang cukup luas untuk menampung air laut (reservoir area) dan
bangunan dam bisa dijadikan jembatan transportasi. Tidal Power dibedakan menjadi dua yaitu
kolam tunggal dan kolam ganda. Pada sistem pertama energi dimanfaatkan hanya di saat
periode air surut atau air naik. Sedangkan sistem kolam ganda memanfaat-kan aliran dalam
dua arah. Perbedaan tinggi antara permukaan air di kolam dan permukaan air laut pada instalasi
ini semakin tinggi semakin baik. Di Jepang, sistem ini telah mulai dikembangkan di Laut
Ariake, Kyushu yang memiliki variasi pasut tertinggi. Di muara sungai Severn, Inggris juga
telah mulai direncanakan instalasi berskala besar untuk 12 GW listrik.

 Tidal Turbines: Terlihat seperti turbin angin, sering tersusun dalam baris tapi berada di
dalam air. Arus pasang surut memutar turbin untuk menciptakan energi.

Teknologi ini berfungsi sangat baik pada arus pantai yang ber-gerak sekitar 3.6 dan 4.9 knots
(4 dan 5.5 mph). Pada kecepatan ini, Turbin arus berdiameter 15 meter dapat menghasilkan
energi sama dengan turbin angin yang berdiameter 60 meter. Lokasi ideal turbin arus pasut ini
tentunya dekat dengan pantai pada kedalaman antara 20-30 meter. Energi listrik yang
dihasilkan menurut Perusahaan Marine Current Turbine-Inggris adalah lebih besar dari 10 MW
per 1 km2, dan 42 lokasi yang berpotensi di Inggris telah teridentifikasi perusahaan ini. Lokasi
ideal lainnya yang dapat dikembangkan terdapat di Filipina, Cina dan tentunya Indonesia.

Penelitian pemanfaatan energi arus pasut sejak tahun 1920 te-lah dilakukan oleh beberapa ne-
gara seperti Perancis, Amerika Serikat, Rusia dan Kanada. Se-telah lebih dari 40 tahun, stasiun
Frances La Rance adalah satu-satunya industri Pembangkit Listrik Tenaga Arus Pasang Surut
dengan skala besar di dunia. Memproduksi 240 MW listrik lewat instalasi Tidal Power
melewati daerah estuari sungai Rance, dekat Saint Malo. Instalasi ini telah ada sejak 1966 dan
menyuplai 90 persen kebutuhan listrik wilayah itu. Di Rusia, Murmansk memanfaatkan 0,4
MW listrik dari jenis yang sama. Tidak jauh dari Indonesia, ada Australia yang
memanfaatkannya di Kimberly dan Cina sebesar 8 MW. Di Canada stasiun Annapolis Royal,
Nova Scotia telah memproduksi sekitar 20 MW listrik Tidal Turbine untuk keperluan
masyarakatnya. Di kota Hammerfest, Norwegia, listrik telah sukses dibangkitkan dengan
memanfaatkan arus pasang di pantai dan mencukupi sebagian kebutuhan listrik kota dengan
modul turbin Blades.
Generasi pertama Pembangkit Listrik Tidal:

- Tidal Fences

- Barriage style Tidal Power Plants

Generasi Kedua Pembangkit Listrik Tidal :

 Tidal Underwater Wind turbines

- Vertical Axis

- Horizontal Axis

 THAWT Device

Kekurangan Pembangkit Listrik Tidal Generasi Kedua adalah saat ini biaya yang dikeluarkan
masih mahal:

1. Mahal untuk membangun dan memelihara


2. Sebuah fasilitas1.085MW bisa membutuhkan biaya sebanyak 1,2 miliar dolar AS untuk
membangun dan menjalankan.

Transverse Horizontal Axis Water Turbine (THAWT):

THAWT ini telah diusulkan sebagai perangkat yang dapat dengan mudah ditingkatkan dan
membutuhkan lebih sedikit pondasi, bearings seals dan generator dari perangkat aliran aksial
yang lebih konvensional. Perangkat THAWT merupakan varian horizontal digunakan pada
turbin cross-flow Darrieus.

Sebuah partikel fluida melewatipertemuandua set bilahturbin cross-flow Darrieus. Salah satu
sisididepan turbin sebagai tempat masuk fluida, dan di sisi belakang sebagai tempat fluida
keluar.
Kelebihan dari perangkat ini adalah memungkinkan untuk membangun unit yang lebih panjang
sehingga kekakuan dan kekuatan dapat ditingkatkan, mengurangi biaya keseluruhan dari
pondasi, bantalan, seal, dan generator. Sebuah perangkat dengan skala penuh mungkin
memiliki diameter 10 - 20 m dan akan beroperasi di kedalaman aliran 20 - 50 m.Ukuran
THAWT tidak dibatasi oleh kedalaman air di mana peralatan tersebut ditempatkan.
Pembangkit listrik hingga 100 mw dapat dicapai dengan sebuah rangkaian yang hanya tersidiri
dari 10 perangkat THAWT.

Sebagai perbandingan, jika perangkat THAWT diperpanjang di wilayah yang sama saat ini
sebagai perangkat aliran aksial, maka:

 Generator yang dibutuhkan lebih sedikit,


 Primary Seal yg dibutuhkan lebih sedikit, dan
 Pondasi yang lebih sedikit.

Sehingga:

 Biaya modal menjadil lebih rendah,


 Menurunkan biaya pemeliharaan, dan
 Menurunkan biaya operasional

Potensi energi tidal di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Sekarang inilah saatnya bagi
Indonesia untuk mulai menggarap energi ini. Jika bangsa kita mampu memanfaatkan dan
menguasai teknologi pemanfaatan energi tidal, ada dua keuntungan yang bisa diperoleh yaitu,
pertama, keuntungan pemanfaatan energi tidal sebagai solusi pemenuhan kebutuhan energi
nasional dan, kedua, kita akan menjadi negara yang mampu menjual teknologi tidal yang
memberikan kontribusi terhadap devisa negara. Belajar dari India yang mampu menjadi salah
satu pemain teknologi turbin angin dunia (dengan produk turbin angin Suzlon), maka tujuan
yang kedua bukanlah hal yang terlalu muluk untuk kita wujudkan.

Sumber: Dari berbagai sumber

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PASANG SURUT (PLTPs)


1. LATAR BELAKANG
Salah satu potensi laut atau samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum
adalah potensi energi laut yang menghasilkan listrik. Negra yang melakukan penelitan dan
perkembangan potensi energi laut untuk menghasilkan listrik adalah inggris, Prancis, dan
jepang.
Laut merupakan sumber kehidupan yang bisa memberikan manfaat tersendiri di
berbagai aspek-aspek kehidupan misalnya saja kondisi pasang surut air laut yang dimafaatkan
untuk membangkitkan suatu energi listrik yang besar, sehingga bisa digunakan dalam
kehidupan kita yang sangat diperlukan sekali adanya listrik.
Secara umum, potensi energi laut yang dapat menghasilkan listrik dapat di bagi
kedalam 3 bentuk potensi energi, yaitu ombak atau gelombang (wave energy), energi pasang
surut (Tindal energy), dan hasil konversi energi panas laut(ocean thermal energy conversion).
Oleh kerena itu dengan adanya suatu ide-ide yang bisa membangkitkan suatu energi
listrik sangatlah diperlukan sekali. Dalam hal ini akan dibahas masalah pembangkit tenaga
listrik pasang surut baik dari alat pembangkitnya, bahan baku untuk memperlancar proses
pembangkitan maupun cara kerja dari pada pembangkit sehingga bisa membangkitkan energi
listrik.

2. PASANG SURUT
Pasang-surut (pasut) merupakan salah satu gejala alam yang tampak nyata di laut,
yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara teratur dan berulang-ulang) dari
seluruh partikel massa air laut dari permukaan sampai bagian terdalam dari dasar laut. Gerakan
tersebut disebabkan oleh pengaruh gravitasi (gaya tarik menarik) antara bumi dan bulan, bumi
dan matahari, atau bumi dengan bulan dan matahari. Pasang-surut laut merupakan hasil dari
gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal, yakni dorongan ke arah luar pusat rotasi. Hukum
gravitasi Newton menyatakan, bahwa semua massa benda tarik menarik satu sama lain dan
gaya ini tergantung pada besar massanya, serta jarak di antara massa tersebut. Gravitasi
bervariasi secara langsung dengan massa, tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Sejalan
dengan hukum di atas, dapat dipahami bahwa meskipun massa bulan lebih kecil dari massa
matahari tetapi jarak bulan ke bumi jauh lebih kecil, sehingga gaya tarik bulan terhadap bumi
pengaruhnya lebih besar dibanding matahari terhadap bumi. Kejadian yang sebenarnya dari
gerakan pasang air laut sangat berbelit-belit,sebab gerakan tersebut tergantung pula pada rotasi
bumi, angin, arus laut dan keadaan-keadaan lain yang bersifat setempat. Gaya tarik gravitasi
menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang
surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (WARDIYATMOKO &
BINTARTO,1994).
Pasang-surut purnama (spring tides) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada
dalam suatu garis lurus (matahari dan bulan dalam keadaan oposisi). Pada saat itu, akan
dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah, karena
kombinasi gaya tarik dari matahari dan bulan bekerja saling menguatkan. Pasang-surut
purnama ini terjadi dua kali setiap bulan, yakni pada saat bulan baru dan bulan purnama (full
moon). Sedangkan pasang-surut perbani (neap tides) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
membentuk sudut tegak lurus, yakni saat bulan membentuk sudut 90° dengan bumi. Pada saat
itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang-surut
perbani ini terjadi dua kali, yaitu pada saat bulan 1/4 dan 3/4 (WARDIYATMOKO &
BINTARTO, 1994).
Pasang-sumt laut dapat didefinisikan pula sebagai gelombang yang dibangkitkan oleh
adanya interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi
(High Water/RW) dan lembah gelombang disebut surut/pasang rendah (Low Water/LW).
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang-surut atau
tunggang pasut (tidal range) yang bisa mencapai beberapa meter hingga puluhan meter. Periode
pasang-surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya. Harga periode pasang-surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga
24 jam 50 menit (SETIAWAN, 2006).
Menurut WIBISONO (2005), sebenarnya hanya ada tiga tipe dasar pasang-surut yang
didasarkan pada periode dan keteraturannya, yaitu sebagai berikut:
1. Pasang-surut tipe harian tunggal (diurnal type): yakni bila dalam waktu 24 jam terdapat 1 kali
pasang dan 1 kali surut.
2. Pasang-surut tipe tengah harian/ harian ganda (semi diurnal type): yakni bila dalam waktu 24
jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali surut.
3. Pasang-surut tipe campuran (mixed tides): yakni bila dalam waktu 24 jam terdapat bentuk
campuran yang condong ke tipe harian tunggal atau condong ke tipe harian ganda.
Tipe pasang-surut ini penting diketahui untuk studi lingkungan, mengingat bila di
suatu lokasi dengan tipe pasang-surut harian tunggal atau campuran condong harian tunggal
terjadi pencemaran, maka dalam waktu kurang dari 24 jam, pencemar diharapkan akan tersapu
bersih dari lokasi. Namun pencemar akan pindah ke lokasi lain, bila tidak segera dilakukan
clean up. Berbeda dengan lokasi dengan tipe harian ganda, atau tipe campuran condong harian
ganda, maka pencemar tidak akan segera tergelontor keluar. Dalam sebulan, variasi harian dari
rentang pasang-surut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang-surut
juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Pasang-surut (pasut) di
berbagai lokasi mempunyai ciri yang berbeda karena dipengaruhi oleh topografi dasar laut,
lebar selat, bentuk teluk dan sebagainya.
Di beberapa tempat, terdapat beda antara pasang tertinggi dan surut terendah (rentang
pasut), bahkan di Teluk Fundy (Kanada) bisa mencapai 20 meter. Proses terjadinya pasut
memang merupakan proses yang sangat kompleks, namun masih bisa diperhitungkan dan
diramalkan. Pasut dapat diramalkan karena sifatnya periodik, dan untuk meramalkan pasut,
diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasut.
Ramalan pasut untuk suatu lokasi tertentu kini dapat dibuat dengan ketepatan yang cukup
cermat (NONTJI, 2005).
Pasut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh
massa air yang bisa menimbulkan energi yang besar. Di perairan pantai, terutama di teluk atau
selat sempit, gerakan naik turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasut. Jika
muka air bergerak naik, maka arus mengalir masuk, sedangkan pada saat muka air bergerak
turun, arus mengalir ke luar. NONTJI (2005) mengatakan bahwa pengetahuan mengenai pasut
sangat diperlukan dalam pembangunan pelabuhan, bangunan di pantai dan lepas pantai, serta
dalam hal lain seperti pengelolaan dan budidaya di wilayah pesisir, pelayaran, peringatan dini
terhadap bencana banjir air pasang, pola umum gerakan massa air dan sebagainya. Namun yang
paling penting dari pasut adalah energinya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga
listrik.
http://meikieruputra.blogdetik.com/2012/11/03/tidal-energy-energi-pasang-surut
3. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PASANG SURUT (PLTPs)
Pembanglit listrik tenagan pasang surut pada dasarnya ada dua metode untuk
memanfaatkan energi pasang surut, yaitu Dam Pasang Surut (Tindal Barrages) dan Turbin
Lepas Pantai ( Offshore Turbines).
1. Dam Pasang Surut (Tindal Barrages)
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut ini merupakan pembangkit yang
menggunakan metode pembuatan dam pada hulu sungai yang berbuara ke laut yang
memanfaatkan pasang surut air laut sehingga dapat menggerakan turbin dan generator. Pada
metode ini merupakan penemuan pembangkit listrik terbarukan yang akan di jelaskan oleh
penulis dibawah ini.
2. Turbin Lepas Pantai ( Offshore Turbines).
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai
pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode
pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil
daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat
dipasang di lebih banyak tempat.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue
Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines (MCT)
dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga dimensi dari ketiga jenis turbin tersebut ditampilkan
dalam gambar 1.

Gambar 1. Turbin Lepas Pantai ( Offshore Turbines).


Picture credit: (1) marineturbines.com, (2) swanturbines.co.uk, (3) & (4) bluenergy.com.
Gambar sebelah kiri (1): Seagen Tidal Turbines buatan MCT. Gambar tengah (2): Tidal
Stream Turbines buatan Swan Turbines. Gambar kanan atas (3): Davis Hydro Turbines dari
Blue Energy. Gambar kanan bawah (4): skema komponen Davis Hydro Turbines milik Blue
Energy.
Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di
bawah laut. Dua buah baling dengan diameter 15-20 meter memutar rotor yang menggerakkan
generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kedua baling tersebut
dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang
diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya,
dan dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi
menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diatur antara
10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-baling kapal laut bisa berkisar hingga
sepuluh kalinya).
Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan Turbines memiliki
beberapa perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung terhubung dengan generator listrik tanpa
melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan teknis
pada alat. Perbedaan kedua yaitu, daripada melakukan pemboran turbin ke dasar laut ST
menggunakan pemberat secara gravitasi (berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di
dasar laut.
Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines milik Blue
Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis turbines). Turbin ini juga
dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat disusun dalam satu baris bertumpuk
membentuk pagar pasang surut (tidal fence) untuk mencukupi kebutuhan listrik dalam skala
besar.
Pada kali ini penulis akan membahan menggunakan metode Dam Pasang Surut (Tindal
Barrages) karena metode ini sangat umum digunakan oleh negara yang berpotensi untuk
pembangkit listrik terbarukan ini.

A. Prinsip kerja PLTPs Tindal Barrage


Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di
dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan
siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya
dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika
ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang
terdapat di dam. Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin
.

Gambar 2. Proses Masuknya Air Laut Pada Metode Tindal Barrages

Gambar 3. Keluarnya Air Laut dan Memutar Turbin Pada Metode Tindal Barrages
Apabila muka air laut (surut) sama tingginya dengan muka air dalam waduk maka
saluran air ke turbin ditutup. Sementara itu muka air laut (pasang) naik terus. Ketika tinggi
muka air laut mencapai kira-kira setengah tinggi air pasang maksimum, maka katup saluran air
ke turbin dibuka dan air laut masuk ke dalam waduk melalui saluran air ke turbin, dan
menjalankan turbin dan generator dalam hal tersebut tinggi muka air di dalam waduk akan
naik. Apabila muka air laut telah mencapai ketinggian maksimumnya tetapi masih lebih dari
muka air dalam waduk, turbin generator dan air dalam waduk menjadi sangat kecil.
Sehingga turbin generator tidak bekerja pada keadaan tersebut katup simpang (by pass
valve) yang menghubungkan laut dengan waduk dibuka, sehingga air laut lebih cepat masuk
mengisi waduk, ketika muka air laut dan air di dalam waduk sama tingginya, baik katup
simpang maupun katup saluran turbin ditutup. Pada keadaan tersebut tinggi muka air dalam
waduk tetap konstan sedangkan inggi muk air laut terus surut. Apabila pebedaan tinggi antara
permukaan air laut dan permukaan air dalam waduk sudah cukup besar maka turbin dijalankan
dengan membuka katup air ke turbin pada keadaan tersebut air mengalir dari waduk ke laut
melalui turbin sehingga turbin berputar dan permukaan air dalam waduk turun. Proses ini terus
berlangsung sampai tinggi air dalam waduk tidak cukup untuk menjalankan turbin, dan katup
simpang dibuka supaya air yang masih ada di dalam waduk cepat keluar mengalir ke laut.
Dalam keadaan tersebut air laut masih surut atau telah naik tetapi masih belum mencapai tinggi
turbin setelah waduk kosong atau ketika permukaan air laut dalam waduk sama tingginya
dengan muka air laut, katup simpang dan katup masuk turbin ditutup kembali.
Demikianlah proses tersebut terjadi berulang-ulang mengisi dan mengosongkan air
dalam waduk untuk menjalankan turbin generator dengan memanfaatkan proses air pasang dan
air surut. Pusat listrik tenaga pasang surut biasanya dibuat dengan waduk berukuran besar
supaya dapat dibuat secara ekonomis dengan menghasilkan listrik yang banyak.
Dari gambar di atas turbin yang digunakan adalah turbin air dua arah yang nantinya
untuk membangkitkan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut. Hal ini dapat dilakukan
selama 12,5 jam dalam /hari dengan periode 2 x sehari. Periode pengosongan waduk dilakukan
pada saat permukaan air laut mulai turun sehingga turbin dapat berputar 24 jam.

Turbin yang di sini ialah turbin dua arah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.Turbin Dua Arah


Namun jenis turbin paling cocok digunakan adalah jenis turbin dua arah yaitu turbin air
jenis “bulb” yang gambarnya seperti di bawah ini.
Gambar 4. Turbin Dua Arah jenis Bulb
( Sumber: Pengkajian sumber listrik alternatif dan mesin listrik alternatif )
Turbin-turbin ini putarannya lebih lambat dari kebutuhan putaran generator sehingga
dibutuhkan sistem percepatan putaran dalam bentuk “gear box” yang nantinya perputaran yang
dibutuhkan generator yang sesuai.
Untuk lebih jelasnya grafik dibawah ini yaitu grafik 1 akan menunjukkan urutan operasi
pembangkitan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut.

Grafik 1.
( Sumber : W. Arismunadar,Penggerak Mula )
Dalam grafik 1 untuk mengetahui debit air jatuh yang diperoleh dari operasi pompa
yang biasanya dilaksanakan pada saat terjadi beban puncak maka dapat diibuat grafik yang
mana dalam grafik itu menjelaskan urutan operasi turbin-pompa di La-Rance dalam grafik
tersebut terlukis garis tinggi permukaan air laut, berupa suatu sinusoida, yang titik tertinggi
berupa situasi pasang. Dengan garis-garis terputus dilukis tinggi permukaan ari dalam waduk.
Pada asasnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional terdapat persamaan, yaitu
kedua-duanya adalah tenaga air yang memanfaatkan gravitasi tinggi jatuh air untuk pembangkit
tenaga listrik.
Perbedaan-perbedaan utama secara garis besar adalah:
a) Pasang surut menyangkut arus air periodik dwi-arah dengan dua kali pasang dan dua kali surut
tiap hari.
b) Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan konstruksi yang lebih tahan korosi
daripada dimiliki material untuk air tawar.
c) Tinggi jatuh relatif sangat kecil (maksimal 11 meter) bila dibandingkan dengan terbanyak
instalasi-instalasi hidro lainnya.
Berdasarkan berbagai studi dan pengalaman, energi yang dapat dimanfaatkan adalah
sekitar 8 sampai 25 % dari seluruh energi teoretis yang ada. Proyek Pusat Listrik Tenaga Pasang
Surut La Rance di Prancis, yang merupakan sentral pertama yang besar, mempunyai efisiensi
sebesar 18 %, yang akan meningkat menjadi 24 % bila proyek itu telah dikembangkan
sepenuhnya.
Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut harus
memasang kapasitas pembangkitan listrik yang relatif lebih besar, dibanding dengan Pusat
Listrik Tenaga Air biasa. Di lain pihak Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut tidak tergantung
pada perubahan-perubahan musim sebagaimana halnya dengan sungai-sungai biasa.

Gambar 5. PLTPs La Rance, Brittany, Perancis


Daya terpasang instalasi pasang surut La Rance adalah 240 MW dan terdiri atas 24
mesin masing-masing berdaya 10 MW dan menurut keterangan, akan ditingkatkan menjadi
350 MW. Juga direncanakan sebuah Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut sebesar 2176 MW di
Bay of Fundy, Kanada, antara tahun 1980 dan 1990. Sebuah studi Argentina mempelajari
kemungkinan pembangunan sebuah instalasi pasang surut dengan daya terpasang 600 MW di
Golfo San Matias dan Golfo Neuvo dekat Semenanjung Valdes di pantai Atlantik.
Pasang surut di pantai Barat Laut Australia mencapai tinggi 11 meter, dan menurut
keterangan, mempunyai potensi teoretis sebesar 300.000 MW. Berikut ini adalah penjelasan
bangunan-bangunan utama proyek Kuala Rance yang diuraikan secara singkat.
Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara
sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun 1966 dan
berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi
secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan dua orang saja untuk pengoperasian pada akhir
pekan dan malam hari. PLTPs terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia,
Kanada dengan kapasitas hanya16 MW.
Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah mereka hanya
dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar
(surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun, karena waktu
operasinya dapat diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif, dapat digunakan pembangkit
listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang surut lagi.

B. Bagian-Bagian PLTPs Tindal Barrages


1. Bagian Pintu Air
Pintu air ini mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mempercepat pengosongan
dan pengisian waduk dalam waktu daur pengoperasian. Bagian bukaan pintu air itu lebarnya
15 meter dengan pintu putar berukuran 15 meter x 10 meter.
Keenam terusan jalan air dengan jumlah areal 900 m2 dapat melayani aliran air 5000
m3/detik. Bila perbedaan tingkatan (tinggi) antara laut dan kolam adalah 1 meter, bagian
bendungan dalam hal ini berbeda dan memperoleh tekanan air pada kedua belah arah yaitu air
melakukan tekanan dalam satu arah dan sebaliknya pula dari arah lain, dengan dua daur
pengoperasian.
Katup-katup dijalankan beberapa kali dalam sehari untuk mengisi dan mengosongkan
kolam dalam setiap siklus. Tidak seperti yang hanya terjadi beberapa kali saja dalam setahun
dengan katup-katup pintu air bendungan sungai.
2. Bagian Pengisian Batu
Pintu-pintu disambung dengan bagian yang diisi dengan batu-batuan, panjangnya 163,6
meter, hingga bendungan pembangkit tenaga. Kedua permukaan tanggul miring dengan
dinding dari beton dengan kemiringan 1 : 55. Penapisnya dilindungi dari gerak gelombang oleh
petak-petak batu karang yang besar.
3. Bangunan Pembangkitan Tenaga
Bangunan pembangkit tenaga yang mirip terowongan itu panjangnya 386 meter. Punya
tiga tegangan pantai, 24 pembangkit tenaga dan sebuah ruang pengendali, yang semuanya
berada di ruang mesin pembangkit tenaga listrik.
Dua dinding yang menghadapi air pasang diperkuat dengan tiang-tiang penyangga di
setiap 13,3 meter. Unit-unit pembangkit tenaga listrik, memiliki 24 pasang turbin generator
yang kapasitas masing-masingnya 10 mega-watt, tiga transformator dari 380 mega-volt-amper.
Dengan voltase penaik tegangan dari 3500 volt ke 225.000 volt. Tiga panel pengendali yang
mengatur masing-masing 8 buah turbin dan kabel-kabel minyak bertegangan tinggi 225.000
volt, yang menghubungkan transformator-transformator itu dengan sub-stasiun yang berada di
luar daerah pembangkitan.
Perangkat-perangkat turbin berkecepatan normal 94 putaran/menit, dengan kecepatan
tertinggi 380 putaran dalam satu menit. Turbinnya berdiameter 5,43 meter, generatornya
berdiameter 4,36 meter dan panjang perangkat itu secara keseluruhan 13,4 meter.
Turbin generator tersebut terdiri dari empat susun bilah daun yang dapat disetel sampai
siku 420051”. Dengan dorongan motor servo (motor putaran lambat). Penyaluran pada turbin
dapat diatur oleh 24 bilah baling-baling dalam bentuk bola diperkuat kedudukannya oleh 12
baling-baling serta diperkokoh oleh empat balok ganjaran.
Unit-unit itu akan menghasilkan tenaga sebanyak 537 mw/h dalam pergerakan air
pasang ke arah laut dan sebanyak 71,5 MW/H ketika air pasang bergerak ke arah kuala. Dari
jumlah tenaga sebanyak 608,5 MW/H tersebut, sebanyak 64,5 MW/H akan digunakan lagi
untuk menopang air laut waduk pada saat permukaan laut dan waduk hampir sejajar.
4. Coffer Dam
Dalam tahap awal dibuat dua bangunan pemagar (penutup) dalam rangka pembangunan
pintu air dan bendungan bergerak atau bagian pintu air. Pemagaran (penutup) kedua, yang
sebenarnya dari dua coffer dam; mulai dari dinding yang dibangun dari tepi kanan ke tepi pulau.
Pemagaran digunakan untuk menangani pelepasan air, air pasang pada tahap-tahap terakhir
dalam pembuatan coffer dam utama.
Penutupan di tepi kiri (pemagaran pintu air) terdiri dari dinding beton, yang membuat
areal yang tertutup kering hanya pada puncak air surut. Penutupan sebelah kanan terdiri dari
dua coffer dam kecil dengan bagian atasnya sedikit di atas tingkat permukaan air pasang
tertinggi dan berbentuk kotak yang diperkuat tiang-tiang dan lapisan yang diisi pasir.
Kotakan-kotakan itu terdiri dari lima belas silinder yang besar-besar berdiameter 19
meter dan tingginya antara 15 meter dan 20 meter, dihubungkan dengan lengkungan-
lengkungan tiang. Tetap ini bukanlah coffer dam yang utama. Dua coffer dam dibangun di
sebelah utara dan sebelah selatan. Coffer dan di sebelah utara panjangnya 600 meter, tinggi
atau yang bagian atasnya sedikit di atas tingkat permukaan air pasang tertinggi (14 meter),
memisahkan laut dengan kuala (Rance).
Coffer dam ini juga dibuat dengan cara yang sama dengan dua pemagaran yang lebih
dulu. Daerah tengah, yang panjangnya 360 meter yang terdiri dari 19 caisson. Caisson adalah
alat yang digunakan untuk turun ke dalam air, bentuknya seperti peti kotak terbalik.
C. Komponen Pembangkit Tenaga Lsitrik Energi Air Pasang Surut
Tujuh komponen utama sebuah Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Energi Air Pasang
Surut adalah:
1. Bangunan ruangan mesin
2. Tanggul (bendungan) untuk membentuk kolam
3. Pintu-pintu air untuk jalan air dari kolam ke laut atau sebaliknya
4. Turbin yang berputar oleh dorongan air pasang dan air surut.
5. Generator yang menghasilkan listrik 3.500 volt.
6. Panel penghubung.
7. Transformator step up dari 3.500 volt ke 150.000 volt.

D. Kerjasama Sistem Kolam Ganda


Bagan ini ditandai oleh dua kolam dengan tinggi yang berbeda dan dihubungkan
melalui turbin. Pintu air pada kolam yang tinggi tingkat airnya dan pada kolam yang rendah
tingkat airnya, menghubungkan kolam-kolam itu dengan laut. Yang pertama disebut pintu air
jalan masuk dan yang kedua pintu air jalan keluar.
Pengoperasian ini dilakukan dengan pintu air jalan masuk yang ditutup. Kolam atas
yang sudah penuh sebelumnya segera memindahkan airnya melalui turbin-turbin ke kolam
bawah. Tingkat permukaan air kolam atas turun, sedangkan tingkat permukaan kolam bawah
meningkat.
Pada saat permukaan air kolam atas mendekati ketinggian permukaan kolam bawah,
pintu air keluar pada kolam bawah segera dibuka, sehingga tingkat permukaan kolam bawah
mencapai tingkat paling rendah. Kemudian pintu jalan keluar ditutup dan waktunya diatur
bersamaan dengan datangnya masa naik air pasang dan bila tinggi air pasang dari laut sudah
menyamai tinggi permukaan air kolam atas. Maka pintu jalan air masuk pada kolam atas dibuka
sehingga tinggi permukan kolam atas mencapai titik tertinggi dan saat itu pintu air jalan masuk
ditutup. Setelah itu daur kedua yang sama pun dimulai. Dengan sistem ini masa putar (operasi)
pembangkitan dapat diatur lebih lama.
Syarat-syarat untuk memilih lokasi pembuatan pembangkit energi listrik pasang surut
ini adalah:
1. Tinggi air pasang pada lokasi harus memadai sepanjang tahun.
2. Kuala atau estu arium harus mempunyai geomorfologi yang dengan tanggul yang relatif
pendek dapat dikembangkan sebagai kolam penampung air.
3. Lokasi yang diusulkan tersebut tidak mempunyai endapan yang luar biasa jika membawa
endapan lumpur ke dalam laut diperlukan usaha untuk mengangkat endapan ke atas suatu
kolam penampungan.
4. Lokasi yang dipilih harus bebas dari serangan ombak besar.
5. Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga tidak timbul masalah akibat
pembendungan kuala, seperti perubahan pola air pasang surut.

E. Kesulitan Pada Pembangkitan Tenaga Air Pasang


Dari sejarah perkembangannya di atas terlihat bahwa manusia sudah agak terlambat
dalam mempergunakan tenaga air pasang surut. Ada sejumlah alasan yang meyebabkan
pembangkit tenaga listrik dengan penggerak tenaga air pasang surut. Pembangkit jenis ini
tertinggal pengembangannya dibandingkan dengan jenis pembangkitan tenaga listrik energi
lain. Beberapa alasannya itu adalah sebagai berikut:
a. Karena pembangkit listrik energi air pasang surut bergantung pada ketinggian yang berbeda
dari permukaan laut dan kolam penampung. Pola pengaturan ketinggian air dilakukan dengan
perluasan kolam atau jumlah kolam dan sistem putaran ganda (putaran dua arah) yang dapat
berfungsi pada saat pasang naik dan pasang surut.
b. Perbedaan tinggi air pasang terbatas hanya beberapa meter, bila baling-baling turbin atau pipa
turbin secara teknologi perkembangannya kurang baik terpaksa menggunakan cara
konvensional yaitu turbin tipe Koplan sebagai alternatifnya. Hal ini tidak cocok lagi mengingat
perkembangan teknologi yang dapat membolak-balikkan putaran turbin dan generator.
c. Jarak air pasang ialah perubahan ketinggian permukaan ari sehingga turbin harus bekerja pada
variasi jarak yang cukup besar dari ketinggian tekanan air. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi
stasiun pembangkit.
d. Lamanya perputaran tenaga listrik dalam sebuah pusat pembangkit listrik dengan energi air
pasang surut. Setiap hari merupakan alasan yang tepat untuk menentukan dasar tipe
pembangkitan, tetapi waktu terjadinya peristiwa tidak boleh berubah. Setiap hari terjadi
keterlambatan hampir mendekati satu jam. Jadi jika tenaga listrik generator pada suatu hari
bekerja dari pukul 10.00 siang sampai jam 3.00 sore hari berikutnya ia akan beroperasi dari
jam 11 siang sampai jam 4 sore dan begitu seterusnya.
Adanya perubahan ini mengakibatkan kesukaran dalam rencana persiapan operasi setiap
harinya dalam sentral pembangkitan listrik. Dengan bantuan program komputer halangan ini
baru dapat diatasi.
e. Air laut merupakan cairan yang mudah mengakibatkan pembangkit tenaga listrik akan
berkarat.
f. Diperlukan teknologi khusus untuk membangun konstruksi di dalam laut.
g. Pembangunan pembangkit tenaga listrik energi pasang surut ini dikhawatirkan mengganggu
manfaat alami teluk yang berfungsi juga sebagai daerah perikanan dan pelayaran.

F. Kelebihan Dan Kekurangan PLTPs


- Kelebihan
• Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
• Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
• Tidak membutuhkan bahan bakar.
• Biaya operasi rendah.
• Produksi listrik stabil.
• Pasang surut air laut dapat diprediksi.
• Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang besar.
- Kekurangan
• Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal,
dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu
maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
• Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak
masuk ataupun keluar.

Kesimpulan
Dari pembahasan bahwa sistem pembangkitan energi pasang surut turbin yang
digunakan adalah turbin air yang arah putarannya dalam dua arah. Disini kenapa dua arah?
Karena air mengalir melalui turbin dari waduk ke laut dan dari laut ke waduk.
Pemanfaatan energi pasang surut ini untuk memeroleh debit air yang banyak dalam
waduk sangat tergantung dari pada tinggi air pasang permukaan laut yang dipengaruhi oleh
fase bulan dan keberadaan laut dengan garis ekuator bumi. Semakin jauh laut dari garis ekuator
bumi maka air laut pasang akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya semakin dekat laut dari
garis ekuator bumi maka air laut pasang akan semakin rendah.
http://gitrio92agung.blogspot.co.id/2013/05/pembangkit-listrik-tenaga-pasang-surut.html

Tenaga pasang surut pada dasarnya adalah bentuk tenaga air yang menghasilkan daya listrik
melalui pemanfaatan dari aliran pasang surut. Listrik tenaga pasang surut walaupun memiliki
potensi besar masih belum banyak digunakan. Prinsip kerja dari tenaga pasang surut tidak terlalu
rumit: sekali air pasang datang, air akan disimpan dalam bendungan, dan ketika air surut, air di
bendungan akan disalurkan melalui pipa untuk menggerakkan turbin, yang kemudian
menghasilkan listrik.

Listrik tenaga pasang surut memiliki beberapa keunggulan. Pertama, tenaga pasang surut adalah
sumber energi terbarukan karena pasang surut di planet kita disebabkan oleh interaksi gaya
gravitasi antara Bulan dan Matahari, serta rotasi bumi, yang berarti bahwa listrik tenaga pasang
surut tidak akan habis selama paling tidak beberapa milyar tahun.

Satu keunggulan besar yang dimiliki tenaga pasang surut dibandingkan beberapa sumber energi
terbarukan lainnya (terutama energi angin) adalah bahwa tenaga pasang surut merupakan sumber
energi yang sangat handal. Hal ini dapat dipahami karena kita bisa memprediksi kapan air pasang
akan naik dan kemudian surut, karena pasang-surutnya air laut jauh lebih siklik daripada pola
cuaca yang acak.

Dan juga, listrik tenaga pasang surut tidak menghasilkan gas rumah kaca seperti bahan bakar
fosil, dan limbah berbahaya seperti ini juga dikhawatirkan akan terjadi pada penggunaan energi
nuklir. Waduk dan bendungan kecil yang diperlukan untuk memanfaatkan tenaga pasang surut
juga dapat memainkan peran yang sangat penting dalam melindungi kota-kota terdekat atau
pelabuhan dari gelombang berbahaya pada saat terjadi badai.

Listrik tenaga pasang surut merupakan sumber energi yang sangat efisien, dengan efisiensi 80%,
ini berarti bahwa efisiensi energi pasang surut hampir tiga kali lebih besar dari batubara dan
minyak bumi yang memiliki efisiensi 30%, dan juga secara signifikan lebih tinggi dari efisiensi
energi surya dan angin.

Kelemahan utama energi pasang surut adalah pembangkit listrik pasang surut sangat mahal untuk
dibangun, yang berarti listrik tenaga pasang surut masih tidak efektif dalam hal biaya bila
dibandingkan dengan pembangkit bahan bakar fosil. Meskipun begitu, pembangkit listrik pasang
surut dibangun hanya sekali dan biaya pemeliharaannya relatif rendah.

Dan pula, di kehidupan nyata energi pasang surut hanya dapat dilakukan di pantai dengan
diferensial pasang surut yang baik, artinya tidak banyak lokasi yang benar-benar cocok untuk jenis
pembangkit listrik tenaga pasang surut, dan juga hanya menghasilkan listrik selama ada
gelombang pasang yang rata-rata terjadi sekitar 10 jam setiap hari.

Listrik tenaga pasang surut juga dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan; turbin
pembangkit dapat mengganggu gerakan kapal dan hewan laut yang besar di sekitar kanal,
sedangkan bangunan pembangkit listrik tenaga pasang surut dapat mengganggu migrasi ikan di
lautan, dan bahkan membunuh populasi ikan ketika melewati turbin.

Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa tenaga pasang surut memiliki potensi besar, namun juga
terdapat beberapa kelemahan serius yang menghambat listrik tenaga pasang surut memiliki nilai
komersial tinggi. Masih perlu banyak pengembangan agar teknologi listrik tenaga pasang surut
menjadi efektif dalam hal biaya, karena potensi besar saja tidak cukup untuk membuat tenaga
pasang surut kompetitif dengan bahan bakar fosil yang dominan di saat ini.

http://www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energi-pasang.html

Anda mungkin juga menyukai