PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran,
pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks
perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau
yang lain. Wijono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah
bagi pertumbuhan . Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka
salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi
kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan
modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung,
yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat
produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan
1
Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5. Hal 73
1
impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk
melihat perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya
transportasi dengan biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir.
Jika biaya produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya
produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara
importir.
B. Pokok Masalah
2
Ibid. Hal. 74
2
BAB II
LANDASAN TEORI
antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di
banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP.
Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur
Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara
lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan.
Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata
kenegara yang lainnya yang biasa disebut transfer of goods and services.
3
Perdagangan internasional melalui perpindahan modal melalui investasi asing dari
luar negeri kedalam negeri atau yang disebut dengan transfer of capital perdagangan
negara melalui devisa dan juga perlunya pengawasan mekanisme perpindahan tenaga kerja
.Perdagangan internasional yang dilakukan melalui perpindahan teknologi yaitu dengan cara
mendirikan pabrik-pabrik dinegara lain atau yang biasa kita sebut transfer of technology.
adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data ekonomi
1. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang relatif lebih sukar
2. sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda faktor-
ketergantungan ekonomi antar negara yang pada dasarnya dipengaruhi dan mempengaruhi
hubungan politik, sosial, budaya dan militer antar negara. Ekonomi internasional berkaitan
dengan perdagangan antar negara akan membahas tentang pola perdagngan internasional,
tarif, blok perdagangan, kebijakan ekonomi internasional, sistem moneter internasional dan
3
Kotabe, Masaaki, 1992. Global Sourcing Strategy: R & D,Manufactirung, and Marketing Interfaces. New
York: Quorum Books
4
Keegan, Warreen J, and Mark S. Green, 2000. Global MarketingManagement.. 6th Ed. New Jersey. Prentice
Hall Intenational. Hal 102
4
Kegiatan impor maupun ekspor semakin hari semakin digalakan oleh masing-masing
negara di dunia, hal ini menunjukan bahwa perdagangan internasional semakin penting bagi
setiap negara. Ada beberapa faktor yang mendorong perdagangan internasional antara lain :
1. Keinginan suatu bangsa untuk mengadakan perdagangan dengan bangsa lain, hal
ini dapat kelihatan melalui kegiatan ekonomi setiap negara dalam mempersiapkan
negara, yang nampak melalui kegiatan promosi, di indonesia sendiri kegiatan ini di
3. Adanya kelebihan produksi suatu barang di dalam negeri mendorong bangsa untuk
pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh
6. Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun
setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang
berbahagia meningkat.
5
7. Perbedaan ongkos produksi, untuk memproduksi barang tertentu antar satu negara
ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang
ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari
warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan
negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan.
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus
mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut
atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang
a. Teori Klasik
1. Merkantilis
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara
untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran
emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas
dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah).
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor,
5
Jepma and Andre Rhoen, 1996. International Trade: A BusinessPerspective. New York: Addison-Wesley
Longman Publishing.
6
juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup
rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh
sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan
kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih
bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih
banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi
2. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus
ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut.
Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa
menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain,
yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun
keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih
7
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi
Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi.
Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan
mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya
hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang
homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit
gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di
Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak
b. Teori Modern
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan
lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang
besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga
8
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa
nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat
diterangkan oleh teori absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran
klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai
kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat
digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna
yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara
barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak
ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis
ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan
sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat
subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan
untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai
mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:
ü Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik,
kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak
memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam
kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka
Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi
ü Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa
produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David
Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam
produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.
9
Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula
.harga pasaran. (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi
menukarkannya bilamana dinilai baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum
physiokrat. Istilah .harga alami. (natural price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan
istilah Cantillon .valeur intrinsique. (nilai intrinsik), Turgot .valeur fondamental. (harga
pokok), Say .prix reel. (harga real), Ricardo primery/natural/necessary price. (harga pokok)
dan Cairnes .normal price. (harga normal). .Harga pasaran. dapat berbeda dengan .harga
alami. di mana akan menyesuaikan dengan keadaan penawaran dan permintaan atas barang
yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanya peraturan
pemerintah yang dapat menghalangi penyesuaian harga alami dengan harga pasaran. Tetapi
bagaimanapun, harga alami akan menjadi acuan (pedoman) atas penetapan harga
dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara
yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya beredar
uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas
memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan
menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori perdagangan telah
mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki
keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs.
dari Ricardo, Inggris mulai kembali membuka perdagangannya dengan negara lain.
Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara
10
comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan.
Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu
negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya
perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta
Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat
berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut
dibandingkan Cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap
yang memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak
dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara.
Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat
terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-
masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau
11
2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut
teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu
titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan
biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan
berikut:
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
c. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
12
e. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
f. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum
masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan
teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage
menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam
(Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab
penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang
terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini
dikenal sebagai .The Proportional Factor Theory.. Selanjutnya negara-negara yang memiliki
faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan
negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang
13
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam Forum Pemimpin ASEAN disepakati untuk membentuk sebuah pasar tunggal
di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Kebijakan ini telah lama dirumuskan
sebagai sebuah program bersama di kawasan ASEAN. Diawali pada KTT ASEAN ke-2
tanggal 15 Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan disepakatinya Visi ASEAN
1. menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki daya
saing yang tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa dan investasi
yang bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan
tersebut.
Pada KTT ASEAN yang ke 9 di Bali, Indonesia pada tahun 2003, para Pemimpin
ekonomi dan social budaya yang dikenal dengan Bali Concord II. Untuk pembentukan Asean
Economic Community pada tahun 2015, ASEAN menyepakati perwujudan diarahkan pada
Masyarakat Ekonomi ASEAN dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta
bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di
wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
14
Asean ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke
negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat6
Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015, yaitu:
wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis
produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar,
dan tenaga kerja terlatih menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di
dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi
competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-
Commerce.
memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil
Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan
memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber
partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui
pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang
6
Donald A. Ball. 2000. Bisnis Internasional. Salemba Empat : Jakarta.
15
produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala
berbenah secara serius. Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2013
menyebutkan bahwa postur tenaga kerja Indonesia adalah pekerja lulusan Sekolah Dasar
(SD) ke bawah berjumlah sebesar 52 juta orang (46,93%) atau hampir setengah dari total
pekerja sebesar 110,8 juta orang. Kemudian pekerja lulusan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) sebesar 20,5 juta orang (18,5%), pekerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebesar 17,84 juta orang (16,1%). Jumlah paling rendah ditemui pada pekerja lulusan
universitas dengan jumlah 7,57 juta orang (6,83%) dan lulusan diploma sejumlah 2,92 juta
orang (2,63%).
tahun 2012, jumlah tenaga kerja Malaysia adalah 13,12 juta orang dengan postur sebesar 7,32
juta orang (55,79%) adalah lulusan sekolah menengah dan sejumlah 3,19 juta orang (24,37%)
adalah lulusan universitas dan diploma. Negara ASEAN lainnya seperti Singapura, menurut
data World Bank pada tahun 2012 memiliki jumlah tenaga kerja sebesar 3,22 juta orang
dengan pekerja lulusan sekolah menengah sebesar 49,9% dan lulusan universitas dan diploma
sebesar 29,4%. Dari data tersebut kita dapat melihat bahwa hampir dari separuh tenaga kerja
Indonesia (46,93%) adalah low skilled labour lulusan SD yang secara kontras dibandingkan
dengan Singapura dan Malaysia yang sekitar 80% tenaga kerjanya adalah lulusan sekolah
menengah dan perguruan tinggi. Hal ini menyiratkan ketidaksiapan Indonesia dalam pasar
bebas tenaga kerja di ASEAN jika AEC (Asean Economy Community) diberlakukan per 31
7
Rusdin, 2002. Bisnis Internasional: dalam Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Hal 122
16
Selama periode 2005-2010, total impor dari China meningkat sebesar 226,32 persen.
Komposisinya mencapai 20,32 persen dari total impor Indonesia. Data tersebut menunjukkan
sepanjang 2006-2008 tercatat 1.650 industri bangkrut karena tidak sanggup bersaing dengan
membanjirnya produk China di pasar dalam negeri. Akibatnya, sebanyak 140.584 tenaga
Bidang Pertanian yang telah terlebih dahulu mengalami liberalisasi juga menunjukkan
hasil serupa. Bahkan di negara agraris ini, usaha bidang pertanian justru tidak memberikan
harapan menjanjikan. Akibatnya banyak petani yang tidak mau lagi bertani. Dalam 10 tahun
terakhr jumlah petani terus menyusut. Menurut data BPS, jumlah petani pada 2003 lalu masih
mencapai 31,17 juta orang. Namun hingga pertengahan tahun 2013 ini, jumlahnya sudah
menurun menjadi 26,13 juta orang. Ini berarti dalam sepuluh tahun terakhir ada penurunan
jumlah petani sebesar 5,04 juta orang atau ada penurunan 1,75 persen per tahun.
penurunan dari 40,61 juta orang di tahun 2004 menjadi 39,96 juta orang pada 2013.
Sementara itu, persentasenya menurun dari 43,33 persen di 2004 menjadi 35,05 persen di
2013.
perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan
berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia.
Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas
komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu,
tekstil, dan barang elektronik. Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan banyaknya
barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam
8
http://kampusislami.com/masyarakat-ekonomi-asean-dan-permasalahannya-untuk-indonesia/
17
industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas.
Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia
sendiri.
Tantangan yang dihadapi Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya
bersifat internal di dalam negeri tetapi dengan sesama Negara ASEAN dan luar ASEAN
seperti China dan India. Berdasarkan kinerja ekspor 2004-2008, Indonesia berada diurutan
keempat setelah Singapura, Malaysia dan Thailand dan importer tertinggi setelah Singapura
dan Malaysia.
Ancaman yang diperkirakan lebih serius lagi datang dari China. Pada tahun 2008,
Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 3600 juta. Apabila kondisi daya saing Indonesia tak
segera diperbaiki, nilai defisit perdagangan dengan China akan semakin maningkat.9
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya
Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui
(human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu, kondisi
tersebut dapat memunculkan exploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat regulasi
yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar.
Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak
ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat
untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari
kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian
yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari
pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga
9
http://widday.blogspot.com/2014/06/makalah-kebijakan-perdagangan.html
18
menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko
ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan
Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada
Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana
merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada
2. Program ACI (Aku Cinta Indonesia).ACI (Aku Cinta Indonesia) merupakan salah
satu gerakan ‘Nation Branding’ bagian dari pengembangan ekonomi kreatif yang termasuk
dalam Inpres No.6 Tahun 2009 yang berisikan Program Ekonomi Kreatif bagi 27 Kementrian
Negara dan Pemda. Gerakan ini sendiri masih berjalan sampai sekarang dalam bentuk
kampanye nasional yang terus berjalan dalam berbagai produk dalam negeri seperti busana,
Indonesia, pihak Kadin mengadakan mengadakan beberapa program, antara lainnya adalah
‘Pameran Koperasi dan UKM Festival’ pada 5 Juni 2013 lalu yang diikuti oleh 463 KUKM.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan
19
juga sebagai stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha
Selain itu, persiapan Indonesia dari sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(KUKM) untuk menghadapi MEA 2015 adalah pembentukan Komite Nasional Persiapan
MEA 2015, yang berfungsi merumuskan langkah antisipasi serta melakukan sosialisasi
kepada masyarakat dan KUKM mengenai pemberlakuan MEA pada akhir 2015.
UKM untuk membantu pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN itu, antara lain
peningkatan wawasan pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi produksi dan
manajemen usaha, peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal, penciptaan iklim
Namun, salah satu faktor hambatan utama bagi sektor Koperasi dan UKM untuk
bersaing dalam era pasar bebas adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM
yang secara umum masih rendah. Oleh karena itu, pihak Kementrian Koperasi dan UKM
melakukan pembinaan dan pemberdayaan KUKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas
dan standar produk, agar mampu meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan produk-
pemberdayaan terhadap sektor industri kecil menengah (IKM) yang merupakan bagian dari
sektor UMKM. Penguatan IKM berperan penting dalam upaya pengentasan kemiskinan
melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang atau jasa untuk dieskpor.
Selain itu, koordinasi dan konsolidasi antar lembaga dan kementerian pun terus ditingkatkan
4. Perbaikan Infrastruktur
10
http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-ekonomi-internasional.html
20
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah
berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan,
Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan.
Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah
membangun sarana dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang
kelas rusak berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar
173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam Bappenas RI
Buku I, 2011:36).
ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-
2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk
pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi (TPK)
ditingkatkan melalui koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan
dan Kepolisian.
21
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
kebijakan bunuh diri yang dilakukan pemerintah. Selain kondisi perekonomian Negara yang
belum siap untuk bersaing, aktifitas tersebut banyak melanggar hukum Syara yang mengatur
aktifitas perdagangan.
industry dengan shahih. Banyak kebijakan Negara yang justru kontraproduktif dalam
BUMN yang strategis dan system pengelolaan SDA yang terlalu bergantung pada pihak
asing. Dalam kondisi yang seperti itu, sangat sulit untuk mewujudkan kemandirian ekonomi
yang berimplikasi pada ketergantungan terhadap pihak asing yang semakin menjadi-jadi.
Selain itu kedaulatan terancam, karena memungkinkan adanya intervensi asing dalam
pembuatan kebijakan.
kebijakan ekonomi yang berasal dari aktifitas politik sangat dipengaruhi oleh Ideologi apa
yang dianut oleh suatu Negara. Untuk konteks Indonesia, sangat wajar kalau kebijakan kita
seakan-akan disetir oleh kepentingan asing karena pada dasarnya Indonesia tidak menganut
Ideologi yang jelas. Indonesia hanya follower ideology kapitalisme yang bersifat pasif.
Akibatnya Indonesia hanya jadi lumbung eksploitasi bagi Negara-negara kapitalis aktif
ideology alternative untuk menggantikan kapitalisme. Yaitu ideology Islam. Islam mengatur
setiap aktifitas kehidupan kita, termasuk dalam masalah ekonomi seperti yang telah
22
dijelaskan sebelumnya. Hanya dengan Islam lah aktifitas kita akan diridhoi oleh Allah SWT
23
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Chales W. L., 2000. Global Business Today. New Jersey: PrenticeHall International.
Jepma and Andre Rhoen, 1996. International Trade: A BusinessPerspective. New York:
Keegan, Warreen J, and Mark S. Green, 2000. Global MarketingManagement.. 6th Ed. New
Kotabe, Masaaki, 1992. Global Sourcing Strategy: R & D,Manufactirung, and Marketing
Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5
http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-ekonomi-internasional.html
http://kampusislami.com/masyarakat-ekonomi-asean-dan-permasalahannya-untuk-indonesia/
http://sudetoll.blogspot.com/2012/06/trend-perdagangan-internasional.html
http://widday.blogspot.com/2014/06/makalah-kebijakan-perdagangan.html
24