Anda di halaman 1dari 33

GEOLOGI

Blog Seorang Mahasiswa Geologi


Saturday, April 13, 2013

BATUAN BEKU
A. PENGERTIAN BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api")
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental
yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500 o–
2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak
bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan
yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan
lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile
(non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai
dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa
tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan
penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun
suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalam
mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui
karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral
batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak
akan lepas dari.

B. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK (TEMPAT


TERJADINYA)
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari
batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal
sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik
batuan beku adalah sebagai berikut :

1. Batuan Beku Intrusif


Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut
batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif
mempunyai karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat lambat
(dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal
yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku
intrusif.
Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya.
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua
yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di
sekitarnya disebut diskordan. yaitu:
a) Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan
batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan
massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk
batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan
250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di
lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak
ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit
dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang
diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas
secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang
naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna
magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-
fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua
magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen
batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.
b) Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock
merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
c) Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.
d) Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang
menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya
kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya
disebut konkordan diantaranya adalah :
a) Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya
sejajar.
b) Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,
membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan
Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya
eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
c) Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.

2. Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini
yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk
mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.
Struktur ini diantaranya:
a) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai
lapisan.
b) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
c) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.
d) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
e) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh
mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
f) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.

C. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA


Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang
membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan
beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2,
Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase
setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan
pembentukan meineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis
magma asal, pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman
magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia
batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi
kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan beku
yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai
komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa
harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun
begitu sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada susunan
kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya
lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan
kandungan kimia oksida
Contohnya pada tabel berikut ini :
OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT
SiO2 72,08 51,86 48,36 43,54
TiO2 0,37 1,50 1,32 0,81
Al2O3 13,86 16,40 16,84 3,99
Fe2O3 0,86 2,73 2,55 2,51
FeO 1,72 6,97 7,92 9,8
MnO 0,06 0,18 0,18 0,21
MgO 0,52 6,21 8,06 34,02
CaO 1,33 3,40 11,07 3,46
Na2O 3,08 3,36 2,26 0,56
K2O 0,46 1,33 0,56 0,25
H2O+ 0,53 0,80 0,64 0,76
P2O5 0,18 0,35 0,24 0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat
pada tabel di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan
presentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida
SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun
ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan
granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan
peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan
intrusinya, asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat
terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar
butir dari setiap jenis mineral.

Batuan Intrusi Batuan Ekstrusi


Granit Riolit
Syenit Trahkit
Diorit Andesit
Tonalit Dasit
Monsonit Latit
Gabro Basal
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida
tertentu dalam batuan seperti kandungan silika dan kandungan mineral
mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di
bawah :

Nama Batuan Kandungan Silika


Batuan Asam Lebih besar 66 %
Batuan Menengah 52 – 66 %
Batuan basa 45 – 52 %
Batuan Ultra basa Lebih kecil 15 %

Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di


bawah:
Nama Batuan Kandungan Silika
Leucocratic 0 – 33 %
Mesocratic 34 – 66 %
Melanocratic 67 – 100 %
Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :
A. Batuan Felsik : Dominan felsik mineral, biasanya
berwarna cerah.
B. Batuan Mafik : Dominan mineral mafik, biasanya
berwarna gelap.
C. Batuan Ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa
aspek yang sangat erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku,
seperti untuk mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama
perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman zona Benioff.

D. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI


Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka
sebagian besar batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan
itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa,
plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan
untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat
mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia.
Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi
pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti
akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan
arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur
afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis,
tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat
dibagi menjadi:
a) Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat
pembesar.
b) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak
dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi


beberapa keluarga atau kelompok yaitu :

 keluarga granit –riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa,


alkali felsparnya melebihi plagioklas.
 keluarga granodiorit –qz latit: felsik, mineral utama kuarsa,
Na Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak
dari K Felspar
 keluarga syenit –trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa
atau foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi
Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir
 keluarga monzonit –latit: felsik hingga intermediet, kuarsa
atau foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau
melebihi K-Felspar
 keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid,
K-Felspar melebihi plagioklas
 keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral
utama kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
 keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit
K-Felspar, plagioklas melimpah
 keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama
plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
 keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik,
mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa
melimpah ataupun tidak hadir
 keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik
(ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.
E. WARNA BATUAN
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis
magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan
beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa,
potash feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai
hitam umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik
dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam
kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun
dominan adalah mineral-mineral mafik.

F. STRUKTUR BATUAN
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan
yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu
pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada
batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah:
1. Masif : Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-
lubang gas
2. Jointing : Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-
retakan. Kenapakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
3. Vesikular : Dicirikandengan adanya lubang-lubang
gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
· Skoriaan : Bila lubang-lubang gas tidak saling
berhubungan.
· Pumisan : Bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
· Aliran : Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal
maupun lubang gas.
4. Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.

G. TEKSTUR BATUAN BEKU


Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran
butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi,
maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
~ Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua
berbentuk kristal-kristal.
~ Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian
lagi berupa mineral gelas.
~ Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.

Ukuran kristal.
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah
dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi
pada batuan.

Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi
menjadi beberapa
macam yaitu:
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran
kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2 :
~ Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata
telanjang.
~ Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata
telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini
dapat dibagi lagi menjadi :
~ Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang
kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang.
~ Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat
dikenali dengan mata telanjang.
c) Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur
gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.
Bentuk Butir
a) Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang
kristal yang sempurna.
b) Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian
bidang kristal yang sempurna.
c) Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang
kristal yang tidak sempurna.

Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :


1. Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku
asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
2. Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya
batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya
hampir sama banyak.
3. Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah
batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-
mineral mafik.
4. Ultrabasa (Ultramafik )
Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat
dimna tersusun oleh mineral – mineral mafic seperti olivin.

H. KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi
4 yaitu:
a) Kelompok Granit –Riolit Berasal dari magma yang bersifat
asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas
Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang
kecil.
b) Kelompok Diorit – Andesit Berasal dari magma yang bersifat
intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas,
Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil.
c) Kelompok Gabro – Basalt Tersusun dari magma yang bersifat
basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan
hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral
lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

I. DISKRIPSI BATUAN BEKU


1. Kelompok Granit
a) Phanertik
Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa
disebut batolit, kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan
kedalaman dari batuan ini tidak diketahui besarnya. Granit ini berbutir
sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih dengan abu-abu
dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan
equiganular. Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit
kelompok ini memiliki tekstur porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita
akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh granit.
Struktur yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang
terbagi dalam tiga kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk
kubus, kedua diakibatkan oleh proses konsolidasi dan ketiga akibat
proses pelapukan. Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk tidak
beraturan yang bisaanya ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk
sempurna. Struktur lain yang basa adalah struktur orbikular dan
rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga,
yaitu:
· Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas
dan mikraklian, plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali
andesin, biotit.
· Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri
dari zirkon, apatit, rutil sphen dan oksida besi.
· Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak
berpindah tempat, didalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang
kemudian diikuti oleh proses pelapukan .
Kandungan mineralogi dan presentase tiap mineral

Mineral 1 2
Kuarea 10 – 40% 25%
Potasium 80 – 60% 40%
Soda plaglokirs 0 – 359% 26%
Hombende 10 – 35% 1%
Blotit 6%
Magnetit 2%
Limenit 1%

Pengamatan secara petrograpi dari batuan kelompok granit, seperti


terlihat pada foto 1 halaman 113 dimana nama batuan itu adalah granit
dengan mineral utamanya adalah plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan
muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan tekstur mosaish. Foto
2halaman 113dari batuan kuarsa monzonit, dimana mineral bertekstur
equigranuiar terdiri dari plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende yang
mulai berubah menjadi klorit terutama pada bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini.
Komposisi kimia dari batuan granit.

Senyawa 1 2 3
Kimia
SiO2 73,86 70,18 72,70
TiO2 0,20 0,39 0,26
AI2 O3 13,75 14,47 13,39
Fe2O3 0,78 1,57 1,25
FeO 1,13 1,78 0,20
MnO 0,05 0,12 0,09
MgO 0,26 0,88 0,30
CaO 0,72 1,99 1,89
Na2O 3,51 3,48 2,00
K2O 5,13 4,11 3,94
H2O+ 0,47 0,84 0,01
P2O5 0,14 0,19

b) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan
batuan instrusi yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini
berupa aliran dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang
luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan, karena
peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara
yang kasar (penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan
masa dasar yang berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan.
Tekstur aliran dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan bumi
dan kemudian menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya
diobsidian yang berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari
kuarsa, potassium feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari
jenis oligloklas sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan
horiblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit.
Sedangkan mineral sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan
mineral/eromagnesia.
Komposisi kimia batuan riolit

Senyawa kimia
biO2 73,66
TiO2 0,22
Al2O2 13,46
Fe2O3 1,26
FeO 0,75
MnO 0,03
MgO 0,32
CaO 1,13
NaO 2,09
K2O 5,35
H2O 0,78
P2O5 0,07
Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan
kandungan dan persentase setiap senyawa oksida dari batuan riolit
secara umum kandungan dan persentase kimia dari batuan instrusi
maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
2. Kelompok Syenit
a) Phaneritik.
Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan
sebagai tubuh yang besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh
Gyenit bisa barasosiasi dengan granit sebagai fasies tipis. Tekstur yang
biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin, peneritik, dan batuan
plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit,
maka Gyenit memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini
disebabkan oleh berlimpahnya mineral alkali feldspar. Mineral utama
terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas
dari jenis albit – oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende
sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida
besidan apatit. Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari
feldspar yang kemudian membentuk variasi dari mineral lempung. Variasi
mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Komposisi mineralogy batuan gyenit

Mineral 1 2
Potasium 30 – 80% 72%
feldspar
Soda plagloklas 6 – 25% 12%
Mafik mineral 10 – 40%
Biotit 2%
Homblende 7%
Idino pirokrin 4%
ilmenit 2%
1%
Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10.
Dimana kandungan alkali (Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini
disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral potassium feldspar.
Komposisi kimia batuan syenit

Senayawa kimia 1
SiO2 61,86 59,41
TiO2 0,68 0,83
Al2O3 6,91 17,18
Fe2O4 2,32 2,19
FeO 2,63 2,83
MnC 0,11 0,08
MgO 0,96 2,02
CaO 2,34 4,06
Na2O 5,46 3,92
K2O 5,91 6,53
H2O+ 0,62 0,63
P2O5 0,19 0,38

b) Aphantit
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava
yang meliputi daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik
yang berteksrur poroiritik. Tekstur batuan seperti tekstur porpiritik
dengan fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa dasar. Sebagai
masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain
yang biasa terdapat adalah tekstur aliran. Struktur lain banyak terdapat
di batuan kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler biasanya terdapat di
atas permukaan dari suatu aliran. Komposisi mineral dari mineral utama
terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan mikrolin,
plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi dan
bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan
dan biasanya diletakkan di depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis
albithormblende, biotit, K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin,
nefelin dan mineral bijihnyamagnetit. Bila batuan tersusun mengandung
nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu
berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir
porpirl dalam sayatan tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K
feldspar dari jenis ortoklas berbentuk subhedral sampai euhadral. Kalsit
dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa berbentuk
ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur
dan hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini
berwarna nitara (opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit
yang berasal dari ortoklas atau plagioklas. Variasi senyawa kimia dari
batuan traki dapat dilihat pada tabel dibawah yaitu terdiri dari alkali trakit
dan calcalkali crakit.
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit

Senyawa kimia 1 2
SiO2 61,95 58,31
MO2 0,73 0,66
Al2O3 18,03 18,06
Fo2O3 2,33 2,54
FeO 1,61 2,02
MnO 0,13 0,14
MgO 0,63 2,07
CaO 1,89 4,26
Na2O 6,55 3,85
K2O 6,53 7,38
H2O 0,54 0,53
P2O5 0,18 0,20

3. Kelompok Diorit
a) Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila
aphanitik disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok
batuan asam dan kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia
ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok itu. Diorit
terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi
dengan yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik
dan banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk
euhedral. Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah
plagioklas dari jenis oligloklas – andesine dan homblende. Bia terdapat
mineral augit memberikan arah bahwa batuan itu sedikit bersifat basa,
sedangan mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam.
Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa
tidak terdapat sama sekali. Tabel dibawah ini memperlihatkan posisi
mineral dari batuan kelompok diorite
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite

Mineral Dient kuarsa Dorit


Kuarsa 20%% 2%
Andesine 56% 64%
Potassium 6% 3%
feldspar
Biotit 4% 5%
Amphibi 8% 12%
Pirokam 2% 11%
magnetit 2 2%
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol
seperti pada table 4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini
disebabkan pengaruh dari magma yang bersifat anam atau basa.
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit

Senyawa 1 2 3
kimia
Sio2 1,86 56,77 55,49
TiO2 1,60 0,84 0,91
Al2O3 16,40 16,67 18,46
Fe2O3 2,73 3,16 1,39
FeO 6,97 4,40 7,07
MnO 0,18 0,13 0,16
MgO 6,12 4,17 8,10
CaO 8,40 6,74 7,47
Na2O 3,36 3,39 4,09
K2O 1,33 2,12 1,60
H2O+ 0,80 1,36 2,13
P2O5 0,35 0,25 0,28

b) Aphantik
Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai
instrusi sekunder, seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada
umumnya bersifat andesit. Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik
dengan penokris yang euhedral, sedangkan massa dasar biasanya
mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam
porpiritik dimana plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel. Komposisi
mineralogy dari batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana pada
andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine Penokris
dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan
mikrolit plagioklas. Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak
berbeda dengan batuan diorite, seperti terlihat pada table diatas Hanya
beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh dari
magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik
terlihat pada foto 6 halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan
foto 7 halaman 116 dari batuan diorite, mineral penyusunnya ialah
plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan magnetit.
Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur
demikian disebut porpiritik. Mineral yang berukuran kasar atau , dari
plagioklas dari jenis andesin, dan homblende. Sedangkan sebagai matrik
ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini
terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang
mengelilingi fenokris plagioklas. Diasit (foto 9 halaman 117)
memperlihatkan mineral fenokrisnya dari plagioklas dan homblende,
sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit
olotit dimana matrik di sini sangat halus.
4. Kelompok Gabro
a) Phanerttih
Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan
biasanya sebagai batuan platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama
batuan berdasarkan mineral yang dikandungnya. Hal ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Tekstur yang biasa terdapat adalah tekstur
equigranular, holokristalin, phanentik, dan pegmatik. Dimana butiran
kristal berukuran kasar-kasar. Struktur yang berkembang pada umumnya
struktur masif dan sistem join. Struktur aliran terlihat dari mineral
feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di dalam sayatan tipis ada
hal yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur korona. Hal
ini di sebabkan perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari
pusat. Suatu contoh inti dari olivine mungkin sekelilingnya dari rim orto
piroksin, contoh yang lain inti aupit dan rim semakin keluar dari
homblende dan terluar ditempati oleh kiorit.
Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa
dimana persentase silika relative rendah, sedangkan persentase besi,
magnesium relative sangat tinggi, dan sodium dan potassium sangat
rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesa lebih banyak
mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan
sebelumnya.
Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya

Labradorit Plagioklas
Bytownit-Anortit
Piroksin Tanpa Dengan Tanpa Dengan
olivin olivin olivin olivin
Augit Orto Olivin Eukrit Olivin
gabro gabro eukrit
Augit dan Hipersten Olivin
ortopiroksen gabro hipersten
gabro
Ortopiroksen Norit Olivin Hipersten Olivin
norit eukrit hipersten
eukrit
Tanpa (anorthosit) troksolit (anorthosit) Allivalit
piroksen

Komposisi kimia dari batuan gabro

Senyawa kimia 1 2
Si O2 43,36 48,24
Ti O2 1,32 0,97
AL2 O3 6,84 17,88
Fe O3 2,55 3,16
FeO 7,92 5,90
MnO 0,18 0,13
MgO 3,06 7,51
CO 11,07 10,90
Na2O 2,26 2,55
K3O 0,56 0,89
Fl2O 0,04 1,54
P2 O5 0,24 0,28
Kandungan mineralogy seperti mineral plagioklas dari jenis labrodit,
anorditsedangkan yang terbanyak terdapat adalah dari jenis labracont.
Mineral fromagresia dari piroksen jenis orto piroksen maupunklino
piroksen (augit). Mineral olivine jarang sekali didapatkan dalam keadaan
segar. Pada umumnya telah mengalami alterral. Bila terdapat mineral ini
didalam batuan gabro maka penamaan batuan tersebut menjadi olivine
gabrro. Sebagai mineral penggiring dan seperti magnetit, ilmenit, apatit,
biotit, kromit, dan spinel dimana jumlah mineral-mineral tersebut sangat
kecil.
b) Aphanitik
Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian
besar terbentuk sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling
banyak terdapat berupa lembaran di permukaan bumi dan mendomonasi
dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic
belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai
200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft. Suatu
contoh sangat baik adalah lava dari gunung di Hawaii, dan contoh di
Indonesia adalah lava gunung galunggung. Tekstur yang banyak terdapat
pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur porpiritik
disusun dari Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan
sebagai masa dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat
di bawah mikroskop berupa penokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin
secara teratur. Struktur yang banyak terdapat pada saat sekarang adalah
sturktur aliran. Sebagai contoh lava dari gunung di hawai. Permukaan
pada aliran lava sering di temukan struktur rongga (versikular). Struktur
meniang berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur bantal dari
lava dimana pendinginannya terdapat di bawah permukaan air, struktur
ini berbentuk lava sub spheroldal.
Komposisi kimiawi dari batuan basal

Senyawa kimia 1 2
Si C2 50,33 49,43
TO2 2,03 1,00
Al2O3 14,01 18,85
Fe2O3 2,88 1,58
FeO 9,00 8,08
MnO 0,18 0,18
MgO 6,84 5,93
CaO 10,42 10,14
Na2O 2,23 3,60
K2O 0,84 0,99
H2O 0,91 0,58
P2O5 0,23 0,20
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau
tanpa olivine Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar
mikrokristalin. Panokris terjadi dari mineral augit, hipersten,hornblende,
sedikit liolit, kadang-kadang olivin dan terbanyak plagioklas. Sebgai
mineral pengirignya terdiri dari magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat
mudah terkena alterasi dengan sedikit uap air dan air panas di daerah
vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari mineral magnetit (mineral
bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral olivine.
Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro
seperti terlihat pada foto 10 dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang
disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari jenis labra. Sedangkan
mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan mineral yang khas
untuk batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine mudah sekali
terubah menjadi oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai mineral
ubahannya ialah klorit, oksida besi yang berwarna coklat dan serpantin.
Batuan ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan norit (foto
12) ,disusun oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral,
norit, plagioklas klasik. Sebagai mineral pendampingnya dari mineral bijih
yaitu magnetit dan pirit yang berbentuk subhedral sampai anhedral.
Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit dan klorit sedangkan dari
mineral felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13) memperlihatkan
fotomikrograp denhan mineral-mineral penyusunnya ialah plagioklas dari
jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit, dimana mineral yang disebut
diatas sebagai fenokris dengan bentuk subhedral euhedral. Sebagai
mineral penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin terutama
bagian tepi atau sekeliling mineral tersebut dan juga piroksin yang
berbentuk mikro.

J. CONTOH BATUAN BEKU


1) Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih,
kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi
warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan
tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit
merupakan batuan yang banyak terdapat di alam.Di Indonesia, granit
terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-
lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi,
galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.

2) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar
hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit
banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang
tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.
3) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan
Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
lain-lain.

4) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena
warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau
Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu,
dan Pemalang.
5) Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit,
mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit,
warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan
batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit
yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda,
sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin.
Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan,
konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran
banyak digunakan sebagai batu tempel.

6) Basal
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro,
mineralnya berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk lava maupun
piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur
lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya
berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian
permukaannya.

7) Batukaca (Obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun
kristal (metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-
tiba, dan banyak terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna
coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca).
Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan
semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak
digunakan untuk membuat mata lembing, mata panah, dan lain-lain.

8) Batu Apung

Batu Apung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas.
Dengan keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang
atau gelembung-gelembung pada lava yang telah membeku. Lubang-
lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur bentuknya.
Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di
Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau.
Demikian juga batuapung dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan
obsidian hingga gasnya keluar.

http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/04/batuan-beku_3785.html

TINGGALKAN KOMENTAR
MARMER/BATU GAMPING
Batugamping/marmer tersusun mineral kalsit (CaCO3), terjadi secara organik, mekanik atau kimia. Bahan galian ini
terdapat di Kecamatan Bastem tepatnya di Desa Pantilang, Rantedaang, Langkede dan di daerah Rambebeang,To’dao
Kecamatan Walenrang Barat. Batuan ini mengalami metamorfisme, kenampakan secara fisik warna abu-abu
kehitaman, banyak menggandung fosil foraminifera besar, terdapat urat-urat kalsit, bersifat kompak dan dibeberapa
tempat dijumpai kekar-kekar. Kecamatan Bastem diperkirakan memiliki cadangan terkira >500.000 m 3 yang tersingkap
di permukaan. Penggunaan batugamping/marmer ini tergantung pada sifat fisiknya, sedangkan untuk bahan baku
industri ditentukan oleh sifat-sifat kimianya. Biasanya digunakan untuk bangunan seperti ubin lantai, dinding (interior
dan eksterior), papan nama, dekorasi atau hiasan, monument, prabot rumah tangga seperti meja, kap lampu dan
sebagainya.
KUARSIT (SiO2)
Kuarsit merupakan batuan malihan yang berasal dari batupasir kuarsa greywacke, arkose, jasper, flint atau batuan
silica lainnya. Secara fisik umumnya berwarna putih hingga abu-abu namun dapat berwarna lain tergantung mineral
pengotornya seperti biotit, grafit atau magnetit. Kuarsit terdapat di Buntu Batu Bulan, Desa Tombang, Kecamatan
Walenrang. Kenampakan secara fisik berwarna putih kecoklatan, kelabu, kecoklatan hingga coklat, tekstur granoblastik,
ketebalan rata-rata 93 meter, terdapat diketinggian >300 m.dpl.sumberdaya bahan galian ini dibagi menjadi 3 kategori
berdasarkan karakternya menjadi sumber daya kuarsit I dengan cadangan sebesar 26.248.320 ton, sumberdaya kuarsit
II dengan kondisi telah terpecah-pecah oleh struktur memiliki cadangan 844.200 ton, dan Sumberdaya Kuarsit III yang
bersifat sisipan dalam formasi Latimojong dengan cadangan 1.424 ton. Sehingga total cadangan terkira adalah
27.093.944 ton. Kuarsit umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan bata refraktori, bahan abrasive (penggosok),
industry gelas dan keramik, serta untuk bahan bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding.
ANDESIT
Andesit merupakan batuan beku luar yang terjadi akibat pembekuan magma intermedier sampai basah dipermukaan
bumi. Batuan ini bertekstur porfiritik sampai afanitik, umumnya berwarna abu-abu sampai hitam, kuat tekanan antara
600-2400 kg/cm2. Keterdapatannya dalam bentuk sill tersingkap pada tebing jalan daerah Marangka. Penyebarannya
terutama di daerah Marangka dan Buntu Lemo dengan ketebalan sekitar 2-5 meter. Kegunaan andesit terutama untuk
bahan bangunan (agregat) dan batuhias (ornament stone).
BATUSABAK
Batusabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau serpih yang telah mengalami metamorfosa
regional, bercirikan adanya bidang belah (cleavage) paralel/sejajar yang berkembang baik disebabkan oleh
rekristalisasi atau pembentukan mineral mika. Ahli-ahli geologi dimasukkan kedalam jenis batuan metamorf atau batuan
yang mengalami malihan. Batuan ini awalnya berasal dari batuan sedimen dari jenis lempung, karena mengalami
pembebanan maka terjadi proses metamorfisme. Batusabak terdapat di daerah Bone Posi sampai Ulu Salu,
Kecamatan Latimojong bagian timur. Kegunaan dari batusabak ini antara lain sebagai bahan campuran dalam industri
semen, papa tulis dan panelinstrumen listrik, atap rumah, bagian atas meja billyard dan sebagaimanya.
ZEOLIT
Zeolit merupakan senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali yang merupakan kelompok mineral yang terdiri
dari beberapa jenis (species). Endapan zeolit biasanya terdapat dalam batuan sedimen piroklastik berbutir halus
dengan komposisi riolitik. Endapan zeolit terdapat di Buntu Ketok, Desa Kaili, Kecamatan Suli. Zeolit merupakan hasil
alterasi hidrotermal dari batuan vulkaniklastik sebagai batuan asal. Kenampakan dilapangan memperlihatkan warna
hijau, lapuk berwarna abu-abu kehijauan. Luas penyebaran diperkirakan sebatas Buntu Ketok dengan ketebalan
berdasarkan selisih kontur sekitar 50 meter dan cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan zeolit sangat luas
seperti bahan bangunan dan ornamen, semen puzzolan, bahan agregat ringan, bahan pengembang dan pengisi tapal
gigi, bahan penjernih air limbah dan kolam ikan, makanan ternak, pemurni gas methan, gas alam dan gas bumi,
penyerap zat (logam)racun dan sebagainya.
BAZALT
Bazalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa dipermukaan atau
dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik
sehingga kehadiran mineral tidak terlihat (afanitik). Bazalt adalah umum ekstrusif batuan vulkanik, biasanya berwarna
abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu permukaan. Menurut definisi
resmi, basalt didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung volume, kurang dari 20% kuarsa dan
kurang dari 10% feldspathoid dan dimana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas. Basalt terdapat di Desa
Kadundung, Kecamatan Latimojong; Desa Marinding, Bonelemo, Tetekang, Kecamatan Bajo Barat; dan di Kecamatan
Larompong. Estimasi cadangan mencapai jutaan ton
GRANODIORIT
Granodiorit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk instrusinya berupa sill, korok atau
batholi, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit terdapat di
Kecamatan Bajo dan Kecamatan Latimojong. Cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan granit umumnya
sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone).
FILIT
Filit merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari
kelanjutan proses metamorfosisme dari slate. Batuan ini terdapat di Sungai Tabang sampai Buntu Lokosusu,
Kecamatan Latimojong bagian barat, estimasi cadangan mencapai jutaan ton. Kegunaan batuan ini umumnya untuk
dinding, mebel dan lantai.
RIJANG
Rijang terbentuk dari proses replacement terhadap batugamping oleh silica organic atau anorganik. Umumnya
berwarna kemerahan (merah hati). Rijang terdapat di Salu Mararing, Salu Tabang, Kecamatan Bastem di bagian barat
daya. Rijang berbutir sangat halus, kenampakan secara fisik berwarna kemerahan (segar), kecoklatan (lapuk), tekstur
nonklastik, struktur berlapis dengan arah/strike berarah barat laut (N35 0E) dan kedudukan perlapisan/dip batuan 180-
360. Komposisi batuan terdiri dari silika dan terdapat urat-urat (vein) kuarsa. Cadangan terkira mencapai jutaan ton.
Kegunaan rijang umumnya sebagai bahan batu setengah permata (ornamen).
GRANIT
Granit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk instrusinya berupa sill, korok ataupun
batholit. Warna batuan abu-abu sampai putih keabu-abuan. Granit terdapat di Buntu Paniki, Kecamatan Bastem;
Kecamatan Walenrang bagian tengah; dan Kecamatan Lamasi. Kenampakan secara fisik berwarna abu-abu (segar)
dan kekuningan (lapuk), tekstur holokristalin dengan komposisi penyusun mineral orthoklas dan kuarsa. Perkiraan
cadangan mencapai jutaan ton. Kegunaan granit umumnya sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone).
KLORITIK MUDSTON
Bahan galian ini terdapat di daerah Bone Posi, Kecamatan Latimojong. Kenampakan secara fisik berwarna hijau
mengkilat, struktur sekistose yang tersusun oleh mineral klorit, muscovite, lempung dan kuarsa. Estimasi cadangan
terkira mencapai jutaan ton.
LEMPUNG/CLAY.
Lempung terbentuk dengan proses hidrotermal terdapat pada zona ubahan argilik lanjut (hipogen) yang dicirikan oleh
sifat hidrolisis. Bahan galian lempung ini terdapat di Kecamatan Larompong; Kecamatan Suli; dan Kecamatan Bajo.
Kenampakan secara fisik berwarna abu-abu terang sampai abu-abu kecoklatan, bersifat plastis basah dan kaku bila
dalam keadaan kering. Estimasi cadangan terkira dapat mencapai jutaan ton. Kegunaan lempung untuk industri
keramik, plastik, cat dan sebagainya.
SIRTU
Sirtu merupakan singkapan pasir batu, karena komposisi butir yang tidak seragam. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir
batuan yang terendapkan di daerah relatif rendah. Keterdapatan sirtu di Kabupaten Luwu umumnya merupakan
endapan alluvial yang diendapkan disepanjang pinggiran sungai seperti: Salu Suso, Sungai Tembo’e, Sungai Suli,
Sungai Paremang, Sungai Lamasi dan Sungai Rongkong. Estimasi cadangan terkira dapat mencapai jutaan ton.
Kegunaan sirtu untuk bahan bangunan.
https://ekonomiluwu.wordpress.com/tag/granodiorit/

1. Awal Mula Batuan


1. Semua batuan pada mulanya dari magma
2. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000˚C
3. Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan
4. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air, tanah tumbuhan
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di
daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma
yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun
lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk
diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik
batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya
perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan
metamorf.

 Batuan Beku
Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari dalam bumi yang membeku.
Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :
Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
Batuan korok, membeku di daerah korok
Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida, mengandung
kwarsa berwarna keputih-putihan.
Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya
gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
1. Granit

Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang
membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis : sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar
sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
Batu bahan bangunan
Monumen
Jembatan
Jebagai dekorasi
Bahan tegel
dll.
2. Gabro
Proses Terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis :2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain : Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah
sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang
udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat
meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat
dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk
pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi
sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur
seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan,
dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan
menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran
besar.
3. Andesit

Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk
(membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis : 2,8 – 3 gram/cm3
Warna : agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit sering digunakan sebagai :
Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus
Punden berundak
Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat.
Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu
Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan
Andesit Polos.
4.Diorit
Proses terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil
peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur
lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua,
seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-
kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan
lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan
gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
5. Basalt

Proses Terbentuk : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat
permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik
sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : Gelap
Karakteristik lain : Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya
dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang
bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali
dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O.
Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt
tholeitik.
Manfaat : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan /
pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
6. Obsidian
Proses Terbentuk :Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca
daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit
kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Massa Jenis : 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua,
agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian
sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70%
silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan
termasuk batu mulia tanggung.
Manfaat :
Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin
Dijadikan kerajinan
Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di tiap
rumah.
7. Pumice (batu apung)

Proses Terbentuk : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.

Massa Jenis : dibawah 1 gram/cm3


Warna : Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas.
Manfaat : Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi
(filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi
dan lain-lain.
8. Diorit
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar
dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung
augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan
gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang
lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari
kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral
accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite
hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.

9. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya
feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.

9. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir
kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan
10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan
augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari
batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.

10. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar melalui
lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan dengan purnice.
Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.

11. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang banyak
mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abu-abu dan kuning
kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B. BATUAN SEDIMEN
https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-proses-terbentuknya/

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya
karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat)
meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi dalam
lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral
yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang
melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-
mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga
dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-
pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.

Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
dalam pembentukan batuan tersebut ;
 Komposisi mineral batuan asal
 Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
 Pengaruh gaya tektonik
 Pengaruh fluida

Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

 Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial
(berbeda) pada saat proses metamorfisme.
 Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral
dalam batuan tersebut.

Jenis-jenis Metamorfisme

1. Metamorfisme kontak/termal; metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau
ekstrusi lava.
2. Metamorfisme regional; metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang,
dan terjadi pada daerah yang luas.
3. Metamorfisme Dinamik; metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan
patahan lempeng.

Facies Metamorfisme

Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan


temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada batuan metamorf pada
umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau
kimia.
Dalam hubungannya, tekstur dan struktur batuan metamorf sangat dipengaruhi oleh tekanan dan
temperatur dalam proses metamorfisme. Dan dalam facies metamorfisme, tekanan dan temperatur
merupakan faktor dominan, dimana semakin tinggi derajat metamorfisme (facies berkembang), struktur
akan semakin berfoliasi dan mineral-mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar.

Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate
Slate merupakan batuan
metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung)
pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas
butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

 Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone


 Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
 Ukuran butir : Very fine grained
 Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
 Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
 Derajat metamorfisme : Rendah
 Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

https://geohazard009.wordpress.com/2009/12/09/batuan-metamorf/

3) Granit

Granit
o Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang
jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai
besar ataupun di dasar sungai.
o Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah
permukaan bumi
o Kegunaan : sbg bahan bangunan
6) Andesit

Andesit
o Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga
o Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk
(membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius.
o Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi

2) Batuan Sabak

Batu Sabak
o Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng
tipis
o Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
o Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan untuk
membuat atap rumah (semacam genting)

Anda mungkin juga menyukai