PENGANTAR
A. Latar Belakang
Husain bin Abu Bakar Alaydrus Luar Batang sebagai orang Hadrami
2
tersebut juga terjadi di Jakarta karena posisinya sebagai kota pusat
jumlah orang Moor dari kampung ini karena jumlah imigran Hadrami
kepala dan wakil koloni Arab pada tahun 1844 di Jakarta. Pemerintah
3
koloni Arab. 8 Kapten dan letnan Arab tersebut bertugas menjalankan
4
Singapura dalam kekuasaan Inggris yang mengakibatkan kota tersebut
Singapura menjadi kota transit pertama kali bagi imigran Arab sebelum
yang ketiga adalah dibukanya terusan Suez pada tahun 1879 yang
Jakarta pada abad ke-19 terbentuk dari dari dua komunitas yaitu
5
kelompok Alawiyin 13 telah mendominasi peran ekonomi dan
6
Walaupun masyarakat Arab terbentuk dari berbagai komunitas
paruh kedua abad ke-19. Akibat dari proses itu, maka timbulah
serta pergerakan sosial dan politik. Dinamika sosial yang terjadi di atas
7
dalam dominasi peran sosial keagamaan, ekonomi dan politik yang
Pada masa pertengahan abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-
8
kehidupan masyarakat Arab pada pertengahan abad ke-19 menjadi
9
sahabat pemerintah Hindia Belanda ”, 22 “ seorang pengabdi
pemerintah kolonial Belanda yang amat setia ” dan “ seorang Arab yang
10
pusaran plemik dan permasalahan internal pada masyarakat Arab pada
tahun-tahun terakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Jakarta. Pada
masa abad ke-21 khususnya pada tahun 2014, nama Sayid Usman
pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pandangan Sayid
11
keagamaan masyarakat Arab karena lahir dari keluarga Arab dan lama
tersebut oleh Sayid Usman kemudian direkam dalam karya tulis ilmiah
12
Dengan pertimbangan dan berbagai alasan yang mendukung
Sayid Usman bin Yahya dari Timur Tengah ke Jakarta pada tahun
masa tersebut di atas, namun kurun waktu dari awal kelahiran Sayid
Usman pada awal abad ke-19 sampai tahun 1930-an akan menjadi
13
Usman bin Yahya terhadap dinamika kehidupan masyarakat Arab di
domisili Sayid Usman bin Yahya dan daerah koloni Arab terbesar di
pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang pada saat itu
14
masyarakat Arab di Jakarta pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20. 29
kehidupan masyarakat Arab di Jakarta pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20. Selain pengaruh pandangan Sayid Usman, tujuan lain dari
diketahui tidak hanya dari pandangan yang bersifat sosial politik saja,
15
penulisan sejarah yang baru khususnya tentang kajian-kajian
melingkari kehidupannya.
D. Tinjauan Pustaka
16
ilmiah keagamaan pada kitab maupun selebaran yang diterbitkan
17
kehidupan Sayid Usman dengan masyarakat Arab adalah artikel karya
bin Yahya dan berbagai peristiwa yang terjadi pada masyarakat Arab
yang didapatkan dari kitab Suluh Zaman karya Sayid Abdulah bin
18
Usman bin Yahya. Kitab biografi lainnya yang digunakan adalah kitab
Qamaruzaman karya Sayid Syech bin Alwi bin Usman bin Yahya yang
selebaran biografi yang berjudul Sirah dan Tarikh Sayid Usman bin
Yahya karya Sayid Ali Alaydrus yang diterbitkan pada tahun 1934 juga
Percetakan Sayid Usman, t.t.); Syekh bin Alwi bin Usman bin Yahya,
Qamarruzaman, (Weltevreden: Percetakan Sayid Usman, 1925 ); Sayid
Ali Alaydrus, Sirah dan Tarikh Sayid Usman bin Yahya, (Batavia
Centrum: t.p., 1934).
19
komunitas Hadrami di Jakarta pada tahun 1866 oleh LWC. Van den
Berg yang berjudul Le Hadhramout Et. Les Colonies Arabes yang sudah
pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang dihimpun oleh
Sayid Usman bin Yahya dan masyarakat Arab diantaranya seperti karya
20
Azra, Nico Kaptein, Mohammad Noupal, Karel Steenbrink, Aqib
penulisan ini. 36
21
tentang hal tersebut, penelitian ini juga menggunakan data-data dari
diantaranya adalah seperti karya Sayid Abu Bakar bin Ali bin Abu
dan abad ke-20. Sebuah karya manuskrip karya Sayid Umar bin Yahya
kabar dan majalah yang tercetak dengan bahasa Melayu, Belanda dan
Arab yang terbit antara tahun 1877 sampai dengan tahun 1930 yang
tersebut. 37
22
Sumber-sumber arsip dan dokumen pemerintah juga digunakan
E. Kerangka Konseptual
23
dan pandangan ideal pada masyarakat Arab di Jakarta pada paruh
kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kerangka konseptual yang
pertama yaitu untuk pendekatan cara melihat dan objek pandang Sayid
Arab di Jakarta.
dilakukan oleh individu tunggal yang dalam hal ini adalah Sayid
24
pertama, kajian teks dari kitab dan selebaran karya Sayid Usman dan
yang kedua adalah kajian konteks sejarah pada masa jabatan Sayid
25
Implikasi dari definisi realitas sosial di atas jika dihubungkan dengan
belum tentu harus bersifat empiris karena “ ada ” yang dianggap “ ada ”
belum tentu diketahui oleh panca indera , namun dapat pula “ ada ”
diartikan “ berarti yang ada di dunia ” baik secara empiris maupun
dalam pikiran kita. Lihat Heddy Shri Ahimsha-Putra, Paradigma Ilmu
Sosial-Budaya : Sebuah Pandangan, Makalah disampaikan pada Kuliah
Umum “ Paradigma Penelitian Ilmu-Ilmu Humaniora ” diselenggarakan
oleh Program Studi Linguistik, Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, di Bandung 7 Desember 2009, hlm. 15-16.
26
kemudian diteruskan menjadi titik pijak individu Arab yang
27
sosialisasi dan interaksi dalam masyarakat Arab telah menjadi objek
abad ke-19 dan awal abad ke-20. Untuk melihat bagaimana Sayid
28
Usman muncul, tumbuh dan berkembang. 46 Oleh karena itu, maka
dapat diketahui. 48
Sayid Usman adalah melihat status dan peran Sayid Usman sebagai
29
di Jakarta. Dalam pengertiannya, status merupakan kumpulan hak dan
identitas sosialnya.
30
solidaritas sosial. 52 Dengan pendekatan ashabiyah, maka diketahui
(Jakarta : Graffiti Press, 1985), hlm. 67. Pendapat Syed Farid Alatas
mengatakan bahwa masyarakat Arab khususnya komunitas Hadrami
pada periode kolonial bukan berdiri dari kebangsaannya (nationalism),
bahasa dan etnisitas, namun mereka berdiri berdasarkan sistem
kekeluargaan (kinsip) dan genealogi keturunan (nasab) yang dibangun
dari dasar utama yaitu ashabiyah. Lihat Ahmed Ibrahim Abu Shouk
and Hassan Ahmed Ibrahim, The Hadrami Diaspora in Southeast Asia:
Identty Maintenance or Assimillation ?, (Leiden : Brill, 2009), hlm. 2, 3.
Pengertian ashabiyah
53 menurut Khaldun muncul dalam
aplikasi yang berbeda dimana pada kalangan Arab Badui ashabiyah
hanya berfungsi sebatas pada persahabatan dan persekutuan,
sedangkan pada golongan non-Badui dipakai secara mutlak untuk
pencapaian kekuasaan dan kehormatan. Khaldun menambahkan pada
golongan non-Badui, genealogi keturunan (rumah nasab) dan
kehormatan pada hakikatnya digunakan oleh orang-orang yang
menggunakan ashabiyah yang dimaknai sebagai fanatism. Ashabiyah
atau fanatism merupakan modal untuk melindungi, mempertahankan
31
kekuatan dan larangan yang timbul akibat eratnya hubungan
pada umumnya. 54
pada waktu itu. Menurut Max Webber, pandangan tipe ideal adalah
32
memandang tahu persis posisi sudut pandang yang mengkonstruksikan
lebih luas. 55
bentuk dan isi tipe idealnya pandangan Sayid Usman bin Yahya
dan awal abad ke-20. Untuk melihat pandangan Sayid Usman menjadi
sebuah pandangan tipe ideal, maka gejala yang dilihatnya sama dengan
yang terdapat dalam gejala yang empirik yang tidak dapat dihindari
Tentang tipe ideal (ideal type) seperti yang digagas oleh Max
55
Webber dapat dilihat pada karya Pip Jones, Pengantar teori-Teori Sosial :
Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modernisme, (terj.) (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2009), hlm. 118.
33
kontruksi pandangan Sayid Usman pada tingkatan yang berbeda
34
sosial dan pandangan ideal Sayid Usman terhadap kehidupan
Jakarta dan kritik ideologi jihad oleh Sayid Usman. Sehingga penelitian
maka pandangan Sayid Usman atas realitas sosial dan pandangan ideal
35
dalam penelitian ini. Pengumpulan data kualitatif yang berkaitan
Usman yang asli maupun yang sudah diterbitkan ulang pada abad ke-
20 dan abad ke-21, salinan surat kematian Sayid Usman dan katalog
Sayid Usman yang ditulis oleh anak dan cucu-cucunya. Penelitian yang
36
dilakukan pada keluarga Sayid Usman dan para muridnya di Jakarta
melalui email.
Sahab dan Ali Yahya. Dari mereka didapatkan data seperti manuskrip,
Alawiyah dan Darul Aitam. Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan
37
Pencarian data-data penting lainnya sebagai sumber pendukung
serta karya tulis penting tentang Sayid Usman dan masyarakat Arab
38
Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,
Arab di awal abad ke-20 yang didapatkan di Nationaal Archief (NA) , Den
39
G. Sistematika Penulisan
pemahaman dalam penelitian ini, maka penulisan tesis ini akan dibagi
atas tujuh bab. Pada bab pertama tesis ini berisikan tentang pengantar
40
dirinya dalam pengajaran di masjid, penulisan karya ilmiah keagamaan
sosial keagamaan masyarakat Arab sampai akhir abad ke-19 yang telah
mobilitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat Arab pada awal abad
hubungan individu dan sosial yang terjadi dalam masyarakat Arab serta
sampai akhir abad ke -19. Yang terakhir adalah peran Sayid Usman di
tengah perubahan sosial masyarakat Arab itu sendiri sampai pada abad
ke-19.
kehidupan masyarakat Arab pada abad ke-20 berdasar apa yang dilihat
41
sekolah Arab, media cetak dan polemik sosial yang terjadi akibat
masyarakat Arab pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20.
seperti perubahan sosial keagamaan yang terjadi sampai akhir abad ke-
42