GANGGUAN PANIK
Disusun oleh:
Abyanka Rayhan Fuadi
1610221134
Pembimbing:
dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)
dr. Tribowo T.Ginting, Sp.KJ (K)
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik RSUP Persahabatan untuk kontrol
rutin karena obat sudah habis. Pasien datang dengan keluhan sering
merasa panik yang sudah dirasakan semenjak tahun 2009.
Pasien memiliki 7 orang anak dan 2 cucu. Dua anak tertua pasien
sudah berkeluarga dan memiliki anak dan selebihnya anak yang sedang
kuliah dan ada yang tinggal dengan pasien. Hubungan pasien dengan
keluarga baik. Pasien tinggal di Kab. Bekasi bersama anak dan istri nya
di rumah sendiri. Pasien merupakan anak ke-1 dari 4 bersaudara, dan
hubungan pasien dengan saudara-saudaranya baik. Pasien berobat tidak
menggunakan BPJS dengan alasan belum ada waktu untuk
mengurusnya.
Dari riwayat lahir yang diceritakan oleh orang tua pasien, pasien
dilahirkan secara normal, tidak ditemukan adanya kelainan. Tumbuh
kembang berjalan baik. Pasien menyatakan dirinya tidak pernah tinggal
kelas. Pergaulan semasa sekolah baik, pasien dapat bergaul dan
memiliki banyak teman. Pasien juga dapat bersosialisasi dan bergaul
dengan baik di lingkungan sekitar. Pendidikan terakhir pasien adalah
Sarjana S1
Pasien tidak pernah merasa bahagia dan senang yang berlebihan
terhadap suatu hal dan juga mengaku tidak pernah merasa dirinya
kurang energi, kehilangan minat, atau merasa murung, juga tidak pernah
merasakan sedih yang mendalam. Pasien sehari-hari dapat mengurus
dirinya sendiri (makan dan mandi).
Saat dilakukan uji nilai, pasien dapat menjawab permasalah yang
diberikan dengan baik. “Bila ada anak kecil ingin menyebrang jalan,
Bapak akan melakukan apa?”, pasien mengatakan ia akan menolong
anak tersebut untuk menyebrang dan menyebrang bersama-sama. Pasien
juga dapat menjawab peribahasa “Tong kosong nyaring bunyinya”,
pasien mengatakan orang yang banyak bicara tapi tidak ada isinya.
Untuk menilai kognitif pasien diberikan pertanyaan hitung-hitungan
dimulai dari 90 – 7 pasien menjawab 83, lalu 83 – 7 pasien menjawab
76, lalu 76 – 7 pasien menjawab 69, sehingga dapat disimpulkan pasien
dapat menghitung dengan baik.
Orientasi pasien baik, pasien dapat menjawab bahwa anamnesis
dilakukan pagi hari, di RSUP Persahabatan Poliklinik Psikiatri, dan
sedang mengobrol dengan para dokter. Daya ingat jangka pendek pasien
baik, pasien dapat mengingat ia datang dengan rekan kerjanya
menggunakan mobil pribadi ke RS. Daya ingat segera baik, pasien dapat
menyebutkan dengan benar 3 benda yang disebutkan dokter seperti meja
– kursi – kertas. Untuk pengetahuan umum pasien ditanyakan nama
Presiden pertama Indonesia dan Ibukota Jepang, pasien dapat menjawab
dengan benar.
Pasien ditanyakan 3 harapan yang diinginkan saat ini dan pasien
menjawab harapan yang diinginkan saat ini yaitu ingin agar kembali
sehat, ingin melihat semua anaknya sukses dan berkeluarga, ingin
segera mendapat rezeki untung ke tanah suci.
E. Riwayat Keluarga
Dikeluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang
mempunyai keluhan atau riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
Hubungan pasien dengan anak dan istrinya baik, hubungan dengan
saudara juga baik.
B. Keadaan Afektif
Mood: biasa
Afek: luas
Keserasian: mood dan afek serasi
Empati: pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien
C. Intelektualitas
Taraf pendidikan, Pengetahuan umum, dan Kecerdasan
Pasien tamat SD sampai Sarjana S1. Selama sekolah tidak
pernah tinggal kelas.
Daya konsentrasi
Baik. Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dari awal
hingga akhir anamnesis. Dapat menjawab pertanyaan
berhitung, nama presiden, serta ibukota Jepang dengan baik.
Orientasi
o Orientasi waktu
Baik, mengetahui waktu saat ini dan masa lampau.
o Orientasi tempat
Baik, dapat mengetahui tempat saat ini.
o Orientasi personal
Baik, dapat mengetahui berbicara dengan siapa.
o Orientasi situas
Baik, dapat mengetahui sedang kontrol ke dokter.
Daya ingat
Daya ingat jangka pendek
Baik, karena pasien dapat mengingat bahwa pasien
datang ke RSUP Persahabatan dengan bersama rekan
kerja dengan menggunakan mobil pribadi.
Daya ingat jangka panjang
Baik, karena pasien dapat mengingat riwayat sekolah
pasien saat SD-Sarjana S1.
Daya ingat segera
Baik, karena pasien dapat mengingat dan mengulangi
3 nama benda yang disebutkan dokter.
Pikiran Abstrak
Baik, karena saat pasien ditanya tentang peribahasa “Tong
kosong nyaring bunyinya”, pasien dapat mengartikan
maksud dari peribahasa tersebut dengan baik.
Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus dirinya sendiri dan melakukan
aktifitas keseharian dengan baik.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi dan Ilusi
o Halusinasi auditorik (-)
o Halusinasi visual (-)
o Halusinasi olfktorik (-)
o Halusinasi gustatorik (-)
o Halusinasi taktil (-)
Depersonalisasi dan derealisasi
o Depersonalisasi: tidak terdapat depersonalisasi pada
pasien ini.
o Derealisasi: tidak terdapat derealisasi pada pasien ini.
E. Proses Pikir
Arus Pikir
o Produktivitas
Baik, pasien menjawab pertanyaan mengenai dirinya
secara spontan.
o Kontinuitas
Baik, pasien selalu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh dokter.
o Hendaya Bahasa
Tidak ada.
Isi Pikiran
o Preokupasi
Tidak ada.
o Gangguan Pikiran
Tidak ada.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pada saat dilakukan wawancara pasien tenang dan tidak
terdapat gerakan involunter.
G. Daya Nilai
Norma Sosial
Baik, pasien dapat bersosialisasi.
Uji Daya Nilai
Baik, saat pasien diberikan pertanyaan “apa yang akan
Bapak lakukan jika melihat anak kecil akan menyebrang
jalan?”, pasien menjawab ia akan menolong anak kecil
tersebut.
Penilaian Realitas
Tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas, karena
tidak terdapat halusinasi dan waham pada pasien.
B. Status Neurologis
Saraf kranial: dalam batas normal
Saraf motorik: dalam batas normal
Sensibilitas: dalam batas normal
Susunan saraf vegetatif: dalam batas normal
Fungsi luhur: dalam batas normal
Gangguan khusus: dalam batas normal
B. Diagnosia Aksis II
Dari anamnesis didapat tumbuh kembang pasien normal, pasien
dapat bersosialisasi dan memiliki banyak teman saat SD-Sarjana maka
pada pasien ini tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien
menyelesaikan sekolah SD –Sarjana dengan baik dan fungsi kognitif
baik, maka pasien tidak terdapat retardasi mental. Karena tidak ada
gangguan kepribadian dan retardasi mental, jadi aksis II tidak ada
diagnosis.
D. Diagnosis Aksis IV
Pasien mengalami keluhan sejak tahun 2009. Hubungan pasien
dengan keluarga cukup baik dan lingkungan baik. Kebutuhan ekonomi
cukup. Pasien tidak memiliki beban pikiran yang menyebabkan keluhan
pasien muncul dan mengganggu aktivitas. Aksis IV pada pasien ini
tidak ada diagnosis.
E. Diagnosis Aksis V
Pada pasien terdapat gejala minimal, berfungsi baik, maka pada
Aksis V didapatkan GAF scale 80-71.
IX. Prognosis
A. Prognosis ke arah baik
Pasien menyadari dirinya sakit
Pasien ingin cepat sembuh
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama
X. Terapi
A. Psikofarmaka
Xanax 1 x 2 mg tab pc
B. Psikoterapi
Edukasi mengenai penyakit pasien pasien.
Bila keluhan timbul kembali, kontrol ke dokter.
Harus minum obat teratur, kontrol bila muncul efek samping.
Terapi relaksasi seperti tarik nafas yang dalam dan
dihembuskan perlahan, otot-otot di lemaskan, mengurangi
pikiran-pikiran yang berat yang dapat menimbulkan
kecemasan atau panik.
Tidak memaksakan diri dan berhenti apabila serangan panik
muncul saat sedang berkendara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. FK UI. Jakarta. 2014.
2. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Kedua. Jakarta. 2013.
3. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan
Keempat. Jakarta. 2014.