Anda di halaman 1dari 2

Adapun perubahan-perubahan yang fisiologis yang terjadi pada kala pembukaan adalah :

 Adanya kontraksi dari uterus pada otot-otot uterus.


Kontraksi uterus terjadi karena uterus terdiri dari otot-otot polos yang gerakannya dibawah pengawasan urat sraf
terutama apabila ada rangsangan. Di waktu persalinan, rangsangan bukan hanya karena membesarnya atau
meregangnya uterus saja tetapi juga karena pengaruh hormon piton yang dikeluarkan oleh hipofise posterior.
Kontraksi otot-otot uterus yang berlangsung lama, akan banyak menekan pembuluh-pembuluh darah dalam dinding
uterus yang akan mengganggu peredaran zat-zat asam yang sangat dibutuhkan untuk fetus. Tiap kontraksi dimulai
dari bagian fundus uteri, kemudian dibawa menjadi lebih kuat dan terjadi lebih lama pada bagian fundus uteri sendiri.
Kontraksi uterus bagian bawah lebih lembek karena bertujuan untuk membuka serviks agar terjadi pembukaan jalan
keluar.
 Adanya Pembentukan segmen atas dan segmen bawah rahim
Pada akhir kehamilan uterus atau rahim menjadi 2 bagian yaitu segmen atas rahim dan segmen bawah. Segmen atas
uterus ialah uterus dengan otot-otot yang lebih tebal dan sifatnya kontakrif karena terdapat banyak otot-otot serong
dan memanjang. Segmen atas ini mulai daerah fundus uteri dari vawah sampai istimust uteri, yaitu batas korpus dan
serviks uteri dalam keadaan tidak hamil.

Bagian bawah ialah dari istimust uteri sampai ke serviks, di sini otot-ototnya lebih tipis dan bersifat elastis. Pada waktu
permulaan persalinan otot-otot memanjang di uterus segmen atas berkontraksi menarik otot-otot dari segmen bawah
rahim, sehingga otot-otot berelastis, dalam keadaan demikian ditambah dengan adanya kekuatan desakan anak yang
disebabkan kontraksi uterus segmen atas pula, maka uterus segmen bawah ini memungkinkan anak dapat melewatinya
kemudian dikeluarkan melaluiu jalan lahir.
 Adanya Perkembangan Retaksi Ring
Retaksi ring atau Bandl’s Ring adalah batas pinggiran antara uterus segmen bawah yang otot-ototnya tebal dan uterus
segmen bawah yang otot-ototnya tipis. Pinggiran atau batas ini akan terjadi pada tiap-tiap persalinan, tetapi tidak akan
tampak dari luar bila persalinan berlangsung biasa. Apabila ronjolan retraksi ring tampak dari luar itu disebabkan
karena anak tidak dapat turun ke dasar panggul, karena uterus segmen bawah harus meregang agar dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan anak dari uterus segmen bawah terus-menerus meregang. Bahawa yang timbul
akibat uterus segmen bawah yang meregang terus-menerus adalah terjadinya uterus rupture.
 Adannya Penarikan Serviks
Dimulainya persalinan maka jaringan-jaringan otot yang mengelilingi segmen atas, karenanya serviks menjadi pendek
dan menjadi bagian dari uterus segmen bawah. Apabila telah terjadi penarikan serviks ke atas oleh uterus segmen atas,
berarti proses persalinan sedang berlangsung dan berusaha membuka jalan serta mengeluarkan anak dari dalam uterus.
 Adanya Pembukaan Ortium Uteri Internum dan Externum
Pembukaan pada kala ini disebabkan oleh membesarnya ostium uteri externum karena otot-otot yang melingkar di
sekitar ostium meregang yang memungkinkan saluran menjadi lebih besar dan cukup dilalui oleh kepala janin.
Mekanisme pembukaan ostium diperkirakan karena tarikan ke atas otot-otot uterus segmen atas yang menarik tepi
bagian yang lunak, yaitu ostium menjadi lebih besar dan juga disebabkan oleh tekanan isi uterus kepala ostium,
terutama oleh kappa anak dan kantong ketuban.
 Adanya Show au Pengeluaran dari vulva
Show adalah pengeluaran dari vulva yang menjadi tanda bahwa persalinan telah mulai. Pengeluaran dari vulva ini
merupakan lender yang bercampur darah, biasanya dikeluarkan beberapa jam setelah persalinan dimulai. Lendir yang
dikeuarkan itu berasal dari serviks, yaitu lender yang dibentuk dalam masa hamil untuik mengisi serviks karena adanya
tarikan serviks ke atas maka lender tersebut dikeluarkan sedangkan darah berasal dari deciduas vera karena pelepasan
selaput khorium, dan disebabkoan oleh pemecahan pembuluh-pembuluh darah dan adanya tarikan serviks ke atas
karena pembukaan.

 Adanya Tonjolan Kantong Ketuban


Apabila uterus segmen bawah meregang maka selaput khorium yang menempel di daerah itu akan terlepas dan karena
bertambahnya tekanan dalam uterus maka khorium yang terlepas dari ini akan membentuk kantong yang berisi cairan
dan menonjol ke ostium uteri internum yang telah terbuka. Kantong ketuban tersebut akan masuk ke dalam ostium
uteri yang telah terbuka walaupun pembukaan masih kecil.

Nyeri Persalinan
a. Pengertian Nyeri Persalinan
Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang actual maupun potensial (Brunner & Suddart, 2001).

Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan serviks serta
iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen local mengalami deficit) akibat kontraksi arteri
mometrium (Bobaus, 2004).

b. Patofisiologi Nyeri Persalinan


Dalam nyeri persalinan, sistem saraf otonom dan terutama komponen sismpatis yang berperan dalam
sensori. Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos dan visera misalnya uterus dan dapat dikenal
sebagai sistem saraf involunter karena organ ini berfungsi tanpa kontrol kesadaran. Terdapat dua
komponen yang berbeda, yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem ini bekerja secara sinergis ketika
mensyarati organ yang sama. Tetapi juga bekerja sendiri-sendiri, misalnya saraf simpatis menyuplai uterus
dan membentuk bagian yang sangat penting dan neuroanatomi nyeri persalinan.

Sistem saraf otonom menunjukkan bahwa baik komponen simpatis dan parasimpatis menyuplai sebagian
besar organ abdomen dan pelris, termasuk uterus. Secara anatomi, oto polos uterus disuplai sebagian
besar oleh serat-c yang tidak bermielin dan sebagian oleh serat A-delta kecil yang bermielin.

Serat nosiseptis dalam uterus dan serviks melewati pleksus uterine dan servikalis dan kemudian (secara
berurutan) melewati pleksus pelvikus, nervus hipogastriseus medius, nervus hipogastriseus superior dan
kemudian menuju rantai simoatis lumbalis. Dari sini, serat nosiseptif melewati rantai torasikurt bagian
bawah dan meninggalkannya dengan berjalan melalui rami komunikates albus yang berkaitan dengan
nervus spenalis T10, T11, T12 dan L1. Akhirnya serat nonseptif berjalan melalui saraf-saraf spinalis dan
berkaitan dengan neuron kornudorsalis.

Serat nosiseptif dari pesinemum melalui nervus pudendus dan masuk ke dalam modulla spinalis melalui
raidus posterior S2, S3, S4. Selain itu, segmen lumbalis bagian bawah dan sakralis bagian atas menyuplai
saraf menuju struktur relvis yang terlibat dalam nyeri persalinan.

Selama kala I persalinan, intensitas nyeri selama kala ini disebabkan oleh kekuatan kontraksi dan tekanan
yang diakibatkan. Tekanan yang dimaksud adalah tekanan cairan amnion lebih dari 15 mmhg. Di atas
tonus yang dibutuhkan untuk meregangkan segmen bawah uterus dan serviks sehingga timbul nyeri.
Dengan demikian, makin tinggi tekanan cairan amnion, makin besar distensi sehingga menyebabkan nyeri
yang lebih kuat (Caldeyro-Barcia dan Paseiro, 1960).

Anda mungkin juga menyukai