Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, dunia kesehatan di Indonesia selalu mengalami perkembangan
dalam hal pelayananya pada masyarakat. Seiring perkembangan teknologi dan
era globalisasi yang semakin bersaing dalam membangun dan mewujudkan
masyarakat agar tetap sehat serta hidup sejahtera. Membangun kerjasama dan
gotong-royong bersama-sama antara masyarakat dengan sesama tenaga
kesehatan tentu ikut menambah terciptanya suatu hubungan yang nantinya akan
menguntungkan bagi keduanya.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk praktek klinik yang
memungkinkan untuk memperoleh kesempatan untuk melaksanakan praktek
dimasyarakat. Kesempatan yang diperoleh dimanfaatkan untuk
mengaplikasikan teori yang diperoleh sebelumnya yaitu, melaksanakan asuhan
keperawatan pada komunitas maupun kelompok khusus meliputi upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, serta pemulihan
kesehatan.
Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan suatu ilmu demografi. Karena dalam
demografi mempelajari tentang berbagai masalah-masalah sosial dalam
kehidupan sehari-hari. Demografi merupakan ilmu yang mewadahi segala
bentuk susunan dan tatanan dan interaksi antara pribadi, keluarga, dan
masyarakat dalam proses kehidupan manusia dari mulai lahir hingga ajal tiba.
Jika dikaitkan dengan dunia keperawatan yang melayani masyarakat dan pasien
di Rumah Sakit tentu sangat jelas hubunganya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demografi?
2. Apa saja ruang lingkup demografi?
3. Apa saja tujuan dan manfaat dari demografi?
4. Apa saja variabel dari demografi?
5. Bagaimana ukuran-ukuran dasar demografi?
6. Bagaimana peran perawat dalam penggunanan demografi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian demografi
2. Untuk mengetahui ruang lingkup demografi
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari demografi
4. Untuk mengetahui variabel dari demografi
5. Untuk mengetahui ukuran-ukuran dasar demografi
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam penggunanan demografi

D. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui konsep dasar demografi dan mengetahui peran perawat
komunitas dalam penggunaan konsep demografi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demografi
Demografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan grafein yang berarti menulis. Jadi, demografi adalah tulisan-
tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini
dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam tulisannya yang
berjudul Elements de Statisque Humaine on Demographic Compares pada tahun
1885.
Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang
mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang
tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.

2
Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan
gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika.
Demografi mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku
perorangan.
Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut.
Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas
untuk mempelajari penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu :
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang
mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan
distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui
bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari
persoalan dan keadaaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan kata lain
segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan
tersebut seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu
keadaan dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin tertentu.

B. Ruang Lingkup Demografi


Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian, kelahiran, migrasi,
dan perwakinan dengan proses penduduk dan hukum pertumbuhan penduduk.
Sedangkan menurut A. Laundry (1937), demografi formal bersifat analitnik
matematik dan teknik-teknik sosiologikal. Demografi atau studi populasi adalah
penghubungan antara penduduk dan sistem sosial.

C. Tujuan dan Manfaat Demografi


Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat
tujuan pokok, yaitu:

3
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah
tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan
persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan
datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:

1. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan,


perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan
lain-lain yang dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika
mempertimbangkan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang
akan datang.
2. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
melihat perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup
rata-rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali
lamanya hidup sesorang di negara yang bersangkutan
4. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari
ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor
pertanian, industri dan jasa.

D. Variabel Demografi
Variabel utama demografi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap
perubahan komposisi penduduk seperti umur, jumlah, sebaran dan jenis
kelamin.
1. Kelahiran (fertilitas atau natalitas)
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyta dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain,
fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Sebaliknya,

4
fekunditas merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan
lawan arti kata sterilitas.
Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas, hanya berbeda ruang
ruang lingkupnya fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk. Sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Konsep – konsep yang terkait dengan fertilitas, antara lain sebagai berikut.

a. Lahir hidup (live birth). Menurut Perserikatan Bangsa – bangsa dan


WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan
lamanya di dalam kandungan, di mana bayi menunjukkan tanda –
tanda kehiduan, misalnya bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali
pusat dan gerakan – gerakan otot.
b. Lahir mati (still birth). Adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan
yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda –
tanda kehidupan.
c. Abortus. Adalah kematian bayi dalam kandungan dengan usia
kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada dua macam abortus, yaitu
disengaja (induced) dan tidak sengaja (spontaneous). Induced abortion
dapat dilakukan berdasarkan alasan medis, misalnya karena mempunyai
peyakit jantung yang berat, sehingga membahayakan jiwa ibu dan tidak
berdasarkan alasan medis.
d. Masa reproduksi (CHILDBEARING AGE), yaitu masa dimana wanita
mampu melahirkan, disebut juga usia subur (15-49 tahun)

Langkah – langkah yang harus dulakukan untuk mengetahui tingkat


fertilitas penduduk adalah sebagai berikut.

a. Registrasi data yang tersedia, seperti statistik kelairan (birth statistics),


kelemahannya:
1) Ketepatan definisi yang dignakan dan aplikasinya.
2) Kelengkapan (completeness) registrasi
3) Ketepatan lokasi tempat

5
4) Ketepatan pengelompokan kelahiran berdasar karakteristik ekonomi
atau demografi.

Untuk negara maju, kelemahan – kelemahan tersebut seagian besar


sudah teratasi. Sedangkan di negara yang sedang berkembang
kelemahan tersebut masih terasa, yang paling menonjol adalah
kelemahan dalam hal kelengkapan registrasi. Hal ini disebabkan oleh
penduduk, baik yang mempunyai anak maupun petugas registrasi tidak
menyadari pentingnya registrasi kelahiran dan tidak mengerti
bagaimana menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti tanggal
kelahirannya anaknya, usia ibunya, dan sebagainya.

b. Sensus data yang tersedia berupa hal – hal dibawah ini.


1) Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin.
2) Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup.
3) umlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu
(misalnya; 1 tahun yang lalu).
4) Data penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas
(misalnya penduduk usia kawin).
Kelemahan – kelemahan sensus adalah sebagai berikut.

1) Keterangan jumlah anak yang pernah dilahirkan sangat tergantung


pada daya ingat dari si ibu semakin tua usia ibu semakin besar
kemungkinan melupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Hal
ini dapat disebabkan anaknya mungkin sudah menikah, meninggal,
atau tinggal bersama dengan salah satu keluarganya di tempat lain.
2) Keterangan mengenai banyaknya anak yang lahir setahun yang
lalu bergantung pada ketepatan dalam memperkirakan jangka
waktu satu tahun sebelum sensus. Perkiraan jangka waktu ini bisa
terlalu panjang atau sebaliknya terlalu pendek.
3) Keterangan – keterangan penduduk yang dikaitkan dengan variabel
fertilitas juga mengundang kesalahan pelaporan usia oleh

6
penduduk, dan biasanya sering terjadi di negara yang sedang
berkembang.

c. Survei data yang tersedia berupa:


a. Sama dengan data yang tersedia dari sensus.
b. Keterangan tambahan mengenai fertilitas yang lebih terperinci.
c. Riwayat kelahiran (birth history atau pregnancy history), mulai
dari anak pertama hingga anak terakhir.
d. Status kehamilan (pregnancy status).
Kelemahan yang ditemui disensus juga berlaku di dalam survei, karena
kedua jenis sumber data tersebut berdasarkan informasi mengenai
kejadian kelahiran (birth event) yang sudah lampau.

Seperti halnya angka mortalitas, angka fertilitaspun diukur berdasarkan


pembagian jumlah kejadian (events) dengan penduduk yang menanggung
resik melahirkan (exposed risk). Walaupun demikian, ada beberapa
persoalan yang dihadapi dalam hal pengukuran fertilitas yang tidak
dijumpai dalam pengukuran mortalitas, yaitu:
1. Suatu angka (rate) menunjukkan ukuran untuk jangka waktu. Angka
fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu, pertama untuk jangka
waktu pendek biasanya 1 tahun, sedangkan pilihan kedua adalah jumlah
kelahiran selama masa reproduksi.
2. Suatu kelahiran melibatkan kedua rangtuanya, sehingga memungkinkan
timbulnya keinginan untuk mengukur fertilitas berdasarkan sifat – sifat
ibu, ayah, atau kedua orangtuanya. Namun, informasi yang
dikumpulkan biasanya hanya berhubungan dengan si ibu. Sehingga
dengan sendirinya pengukuan fertilitas hanya berdasarkan sifat – sifat
ibu saja. Walaupun demikian, cara yang digunakan untuk pengukuran
fertilitas terhadap wanita seperti yang telah disebutkan sebenarnya
dapat juga digunakan untuk mengukur fertilitas dari pria.

7
3. Penentuan penduduk yang exposed to risk di dalam pengukuran
fertilitas sangat sulit. Tidak setiap orang mempunyai resiko melahirkan.
Walaupun yang masih kanak – kanak dan yang tua bisa dengan mudah
dipisahkan, tetapi tidak semua wanita yang berumur diantara kedua
kelompok tersebut menanggung resiko melahirkan.
4. Sangat sulit membedakan live birth (lahir hidup) dan still birth (lahir
mati).
5. Melahirkan lebih dari satu kali adalah hal yang bisa terjadi pada
seorang istri. Oleh, karena itu ada unsur plihan antara melahirkan lagi
atau tidak. Pilihan ini bergantung pada bebarapa hal seperti pendidikan,
status sosial ekonomi, jumlah anak yang telah mereka miliki, dan lain –
lain.
2. Kematian (death/mortalitas)
Mortalitas salah satu di antara komponen demografi yang
mempengaruhi perubahan penduduk. Konsep yang terkait moralitas ada 3
keadaan vital yaitu :
a. Lahir hidup, yaitu peristwa keluarnnya hasil konsepsi dari rahim
seorang ibu secara lengkap
b. Mati, adlah keadaan menghilangnya semua tanda tanda kehidupan
secara permanen
c. Lahir mati, adalah peristiwa menghilangya semua tanda tanda
kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi itu di keluarkan
dari rahim ibunya.

Sumber Data Kematian

a. Sistem Registrasi Kematian


Di indonesia belum ada sistem registrasi vital yang bersifat nasional,
yang ada hanya bersifat lokal.
b. Sensus atau survei penduduk
Sensus merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk
mengumpulkan data penduduk. Data kematian yang di peroleh melalui
sensus dapat di golongkan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk langsung
dan tidak langsung.

8
3. Migrasi (perpindahan)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
disuatu lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi
suatu negara.
a. Jenis – jenis migrasi
1) Migrasi masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu
daerah tempat tujuan (area of destination).
2) Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar
dari suatu daerah asal (area of origin).
3) Migrasi netto (net migration), yaitu selisih antara jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi yang masuk lebih besar
daripada migrasi keluar, maka disebut migrasi netto positif, tapi
jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut
migrasi netto negatif.
4) Migrasi bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan
migrasi keluar.
5) Migrasi total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi
mencakup migrasi semasa hidup (life time migration) dan migrasi
pulang (return migration).
6) Migrasi internasional (international migration), yaitu perpindahan
penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang
merupakan masuknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi
(imigration) sedangkan jika migrasi itu keluarnya penduduk dari
suatu negara disebut emigrasi (emigration).
7) Migrasi semasa hidup (life time migration), adalah migrasi
berdasarkan tempat kelahiran, yaitu mereka yang pada waktu
pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda
dengan daerah, yaitu tempat kelahirannya.
8) Migrasi parsial (partial migration), yaitu jumlah migran ke suatu
daerah tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke suatu
daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran dari arus migrasi
antara dua daerah asal dan tujuan.

9
9) Arus migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya
perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam
jangka waktu tertentu.
10) Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proporsi penduduk
yang berdiam di daerah kota disebabkan oleh proses perpindahan
penduduk ke kota atau akibat perluasan daerah kota.
11) Transmigrasi (transmigration/resettlement atau settlement), yaitu
perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah
lain yang ditetapkan di dalam wilayah republik indonesia guna
kepentingan pembangunan negara atau karena alasan – alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang
diatur undang – undang tansmigrasi dan undang – undang no. 3
tahun 1972.
b. Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Migrasi
1) Faktor pendorong migrasi
a) Makin berkurangnya sumber – sumber alam, yaitu menurunnya
permintaan atas barang –barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah, seperti : hasil tambang, bahan baku kayu, hasil
pertanian, industri, dan lain – lain
b) Menyempitnya lapangan pekerjaan seperti di desa dengan
masuknya teknologi (mesin – mesin) sebagai pengganti tenaga
manusia
c) Adanya tekanan – tekanan atau diskriminasi politik, agama, dan
suku di daerah asal.
d) Tidak cocok lagi dengan adat atau budaya di tempat asal
e) Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak
bisa mengembangkan karier pribadi.
f) Bencana alam
2) Faktor penarik migrasi
a) Adanya rasa superior di tempat baru atau kesempatan di
lapangan kerja yang cocok.
b) Kesempatan untuk mendapatkan pendapat yang lebih baik.
c) Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
d) Keadaan lingkungan dan hidup yang menyenangkan

10
e) Adanya ajakan orang yang diharapkan sebagai tempat
berlindung.
f) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar.

E. Ukuran-ukuran Dasar Demografi


1. Demografi Rate
Rate adalah angka yang memperlihatkan kemungkinan terjadinya
suatu kejadian atau penyakit tertentu dalam populasi dan waktu tertentu.
Atau bisa juga sebagai perbandingan antara kejadian dengan jumlah
penduduk yang memiliki risiko kejadian tersebut. Nilai rate ini dipakai
untuk menyatakan kecepatan kejadian dan dinamika tertentu dalam
masyarakat. Contohnya mortality rate, morbidity rate, dan natality rate.
2. Demografi Rasio
Rasio adalah perbandingan antara nomerator dan denominator
pada suatu waktu. Rasio juga bisa diartikan sebagai perbandingan antara
dua bilangan yang tidak saling tergantung yang digunakan untuk
menyatakan besarnya suatu kejadian.
Artinya, rasio menyatakan suatu jumlah dalam suatu perbandingan
terhadap jumlah yang lainnya. Besarnya rasio ini dapat dinyatakan
dalam bentuk persepuluh, perseratus, atau perseribu. Sebagai contoh,
rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-
laki dan penduduk perempuan yang berada di suatu wilayah pada suatu
waktu tertentu.

3. Demografi Proporsi
Proporsi adalah nilai perbandingan antara pembilang atau
numerator dengan penyebut atau denominator. Dalam hal ini, pembilang
termasuk bagian dari penyebut, dengan satuan %.
4. Demografi Rata-rata
Nilai rata-rata adalah ukuran nilai tengah yang didapat dari
penjumlahan semua nilai pengamatan yang ada, kemudian dibagi
dengan banyaknya pengamatan yang ada.
5. Demografi Frekuensi

11
Frekuensi adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak
aktivitas suatu kegiatan telah dilaksanakan pada suatu jangka waktu
tertentu.
6. Demografi Cakupan
Cakupan adalah ukuran yang menilai besarnya pencapaian dari
hasil pelaksanaan suatu terget kegiatan yang sebelumnya telah
ditentukan pada jangka waktu yang telah ditentukan.
7. Demografi Jumlah
Besarnya ukuran jumlah ini sering digunakan dalam analisis
demografi, misalnya, menurut hasil sementara Sensus Penduduk 2000,
jumlah penduduk Indonesia di tahun 2000 berjumlah 203,5 juta orang.
8. Demografi Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000 atau
10.000. Dalam rumus, dinyatakan dengan "k". Jika "k" ini dikalikan
dengan rasio , angka, atau proporsi maka akan mendapatkan hasil yang
lebih jelas maknanya.
9. Demografi Kohor
Kohor merupakan sekumpulan orang yang telah menjalani
peristiwa demografi secara bersama-sama. Misalnya, kohor kelahiran.
Kohor kelahiran adalah sekumpulan orang yang lahir di tahun yang
sama. Ukuran kohor adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung
suatu peristiwa demografi pada suatu kohor tertentu.

F. Peran Perawat dalam Penggunaan Demografi


1. Peran perawat dalam penggunaan demografi
Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu
masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan
terhadap penyakit melalui:
a. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,
keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi
intervensi yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta
kerjasama (partnership).
b. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh
masyarakat secara komprehensive.
2. Prinsip perawatan kesehatan masyarakat

12
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas.
b. Kerjasama
Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan
kesehatan.
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri.
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
3. Tatanan kerja perawat komunitas
a. Klinik rawat jalan
b. Kantor kesehatan
c. Kesehatan kerja
d. Sekolah
e. Rumah
f. Perkemahan
g. Institusi pemeliharaan kesehatan
h. Tempat pengungsian
4. Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai :
a. Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan
tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai
satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan
dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah : Perawat teregistrasi dan telah lulus
dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek

13
memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang
sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan
independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung
gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset,
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.

b. Perawat kesehatan sekolah


Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan
pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak
dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah
dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok
dan masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan
lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader.
c. Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of
Occupational Health Nursing)
Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat
di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi,
universitas dan lain-lain.

14
Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup
pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan
kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi
management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan
komunitas.

d. Perawat gerontology
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang
mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia
yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut
usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang
optimal.
Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam
memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut
perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga
kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan
asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk
memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan
meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang
bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan
managemen kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan
administrasi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaaan
perubahan-perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal ihwal yang
berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti
kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan
komposisi penduduk menurut jenis kelamin tertentu.
Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian, kelahiran, migrasi,
dan perwakinan dengan proses penduduk dan hukum pertumbuhan penduduk.
demografi formal bersifat analitnik matematik dan teknik-teknik sosiologikal.
Demografi atau studi populasi adalah penghubungan antara penduduk dan
sistem sosial.
Peran perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu
masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap
penyakit melalui: Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada
individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi
yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama (partnership), dan
memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat
secara komprehensive.

B. Saran
Untuk para perawat yang masuk dalam bidang demografi agar dapat
melakukan perananya sesuai dengan tujuan dasar dalam melakukan pekerjaanya
secara efisien.

16

Anda mungkin juga menyukai