Anda di halaman 1dari 16

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

Klasifikasi dan Standarisasi Pelumasan

oleh

Nama : Edi Purwanto

NIM : 5201412073

Prodi : Pendidikan Teknik Mesin

Jurusan : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERESITAS NEGERI SEMARANG

2015
PELUMASAN

Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan

menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukanpermukaan yang bergesekan.

Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipkan diantara

dua permukaan yang bergerak secara relatife agar dapat mengurangi gesekan antar

permukaan tersebut. Teknik pelumasan ini sangat dibutuhkan dalam suatu industri terutama

dalam dunia permesinan yang sangat banyak terjadinya gesekan antara komponen-komponen

mesin dan banyaknya komponen mesin yang harus dijaga kondisinya agar umur dari suatu

komponen mesin tersebut lebih panjang dalam pemakaiannya.

Sedangkan pelumas sendiri memiliki beberapa fungsi penting sebagai berikut:

1. Mengurangi gesekan dan keausan Mengurangi gesekan dan keausan dilakukan dengan

memberikan lapisan (film) untuk menghindari kontak langsung bagian-bagian mesin yang

saling bergesekan sehingga melindungi permukaan logam yang bersinggungan baik yang

meluncur atau yang menggelinding dari keausan.

2. Memindahkan panas Panas yang timbul akibat pergesekan seperti pada bantalan-bantalan

atau roda gigi dapat dipindahkan oleh minyak pelumas asalkan terjadi aliran minyak yang

mencukupi.

3. Menjaga sistem agar tetap bersih Pelumas juga sebaiknya bisa mencegah terjadinya

fouling serpihan-serpihan yang dihasilkan dari proses mekanis, dari hasil degradasi

pelumas itu sendiri maupun dari hasil proses pembakaran.

4. Melindungi sistem Baik dari hasil degradasi pelumas atau akibat kontaminasi hasil

pembakaran, pelumas bisa bersifat asam dan menjadikan korosi pada logam.
Bahan dasar minyak pelumas adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses

pelumasan terutama pada komponen-komponen mesin yang bergerak. Bahan dasar minyak

pelumas dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Minyak pelumas mineral

Minyak Pelumas Mineral ini diperoleh dari hasil pengolahan bahan tambang dengan

cara penyulingan. Minyak ini memiliki harga relatif murah, bahan-bahannya tidak

mengandung racun, waktu pemakaiannya lama dan tidak merusak sekat.

2. Minyak pelumas alami

Minyak Pelumas Alami ini dibuat dari bahan dasar alami yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan seperti: kelapa sawit, kopra, jarak dan juga ada yang berasal dari lemak hewan.

3. Minyak pelumas sintetis

Minyak Pelumas Sintesis ini dapat dibuat dari minyak mineral atau alami yang sudah

ditambahkan bahan-bahan kimia. Selain minyak pelumas cair, ada juga minyak pelumas

setengah padat. Bahan pelumas ini disebut gemuk yang berasal dari minyak mineral yang

dipadatkan dengan sabun metalic.

Pada umumnya pelumas dibagi menjadi empat macam jenis yang berdasarkan dari

material pelumas tersebut.

1. Pelumas Cair (Liquid Lubricant)

Pelumas yang mencair pada suatu suhu ruangan dengan kandungan-kandungan yang

dimiliki didalamnya berupa zat cair, pelumas tersebut bisa dituangkan dari satu wadah ke

wadah lain.Pelumas ini tidak mempunyai bentuk melainkan akan mengisi bentuk wadahnya,

contoh, semua jenis oli adalah pelumas cair.


2. Pelumas Yang Semi Padat (Semi solid Lubricant)

Pelumas semi padat ciri khasnya adalah, akan menjadi cair manakala suhu naik, dan

sebaliknya akan menjadi kental jika temperatur turun. Contohnya, Gemuk (Grease).

3. Pelumas Padat (Solid Lubricant)

Pelumas padat seringkali berbentuk bubuk atau butiran-butiran.Umumnya pelumas ini

digunakan pada daerah yang sangat dingin dimana oli akan membeku, dan pada tempat yang

panas dimana oli akan terbakar.

4. Pelumas Gas (Gases)

Kedengarannya jenis pelumas ini asing bagi kita bahwa sebuah gas bisa digunakan

berfungsi sebagai pelumas, ingat bahwa tujuan utama pelumas adalah untuk memisahkan dua

buah benda yang berhadapan dan bergerak, contoh yang sering kita lihat adalah pada kunci

impact, disamping gas sebagai pengatur tenaga sebenarnya gas sebagai pemisah gigi didalam

kunci impact tersebut.

Sifat-sifat Dasar Minyak Pelumas Sifat-sifat dasar minyak pelumas yang perlu

diperhatikan dalam pemakaian minyak pelumas antara lain:

Viskositas Minyak Pelumas Viskositas adalah sifat yang sangat penting dalam minyak

pelumas. Viskositas minyak pelumas menunjukkan kemampuan dan kemudahan minyak

pelumas mengalir. Tantangan minyak pelumas adalah mengalir dengan mudah pada waktu

start serta memberikan perlindungan yang baik terhadap komponen-komponen mesin yang

bergerak terutama pada temperatur operasiyang relatif tinggi.

Klasifikasi minyak pelumas berdasarkan indeks kekentalannya adalah sebagai berikut:

1. High Viscosity Index (HVI) atau Indeks kekentalan tinggi yaitu indeks kekentalan (VI) =

80 – 100
2. Medium Viscosity Index (MVI) atau indeks kekentalan sedang yaitu VI = 30 – 79

3. Low Viscosity Index (LVI) atau indeks kekentalan rendah yaitu VI = 0 – 29

Viskositas minyak pelumas diukur pada suhu tertentu untuk menentukan kemampuan

pelumas mengalir melalui alat viskosimeter standar. Terdapat 4 klasifikasi viskositas utama

yaitu :

1. ISO VG yaitu alat dalam centistokes (cSt) pada suhu 40ºC

2. AGMA (American Gear Manufacturers Association).

3. SAE (Society of Automotive Engineers, misal SAE 30

4. Saybolt, unit ini sering dipakai oleh beragam produsen minyak untuk menetukan viskositas

pada 100ºF atau 210ºF.

Minyak pelumas viskositas rendah berarti minyak tersebut encer, sehingga lapisan

minyaknya tipis dan mudah mengalir. Sedangkan minyak viskositas tinggi berarti minyak

tersebut kental, lapisannya sangat tebal dan sulit mengalir tetapi tahan terhadap beban berat.

Viskositas ini dapat bertubah karena kontaminan, perubahan temperatur dan tekanan.

Jenis minyak pelumas ditentukan menurut kekentalannya menurut angka indeks yang

disebut SAE (Society of Automotive Engineers) yang terdapat di USA, antara lain:

(1) SAE 10, keadaanya encer dan digunakan untuk minyak pembersih. SAE 20, keadaannya

encer digunakan untuk mengisi bak kopling.

(2) SAE 30, 40, 50, memiliki kekentalan sedang dan biasnya digunakan untuk mesin-mesin

motor atau mobil.

(3) SAE 70, keadaannya sangat kental dan dipakai untuk bak percepatan.
(4) SAE 90, 140, keadaanya paling kental dan banyak digunakan untuk oli gardan.

Angka SAE dalam penggunaan tiap mesin perlu diperhatikan,

karenapenggunaan oli mesin dengan angka SAE yang tidak sesuai dapat

mempengaruhikemampuan kerja dan usia mesin itu sendiri.

2). Indeks Viskositas

Indeks viskositas merupakan konstanta yang menunjukan pengaruhtemperatur

terhadap viskositas. Indeks viskositas besar berarti pengaruhtemperatur terhadap perubahan

viskositas rendah atau stabil viskositas kecil berarti pengaruh temperatur terhadap viskositas

tinggi.

3) Titik Nyala Minyak Pelumas

Titik nyala minyak pelumas adalah suhu dimana uap dipermukaan minyak pelumas

itu mulai dapat terbakar. Titik nyala merupakan temperaturminyak pelumas menguap

bercampur udara dan terbakar. Minyak pelumas dengan titik nyala rendah menunjukkan

banyak komponen-komponen yang rendah. Minyak pelumas yang baik memerlukan titik

nyala yang tinggi karena jika rendah akan terbakar ketika melumasi mesin.

4) Titik Tuang Minyak Pelumas

Titik tuang minyak pelumas merupakan kemampuan minyak pelumas dalam mengisi

celah-celah yang akan dilumasi. Pada keadaan suhu rendah minyak pelumas tidak dapat

mengalir karena pengaruh densitas. Kondisi ini juga mempengaruhi ketebalan lapisan minyak

pelumas. Diharapkan dalam segalakeadaan bagian permukaan yang saling bergesekan dapat

terlumasi.
Sifat ini sangat penting uintuk melindungi permukaan pada saat mulai bergerak yaitu

pada saat minyak pelumas belum cukup banyak saat pompa minyak belum bekerja

sebagaimana mestinya. Titik tuang merupakan temperatur terendah pada saat yang sama

minyak tidak mengalami kesulitan dapat dituang dari kontainer atau wadah.

5) Kestabilan Minyak Pelumas

Kestabilan minyak pelumas dimaksudkan tidak terjadi perubahan komponen-

komponen pada waktu disimpan lama. Komponen-komponen yang menyebabkan tidak stabil

biasanya senyawa tak jenuh karena bersifat mudah teroksidasi, sehingga menyebabkan

terjadinya gumpalan-gumpalan pada minyak pelumas.

6) Nilai Karbon pada Minyak Pelumas

Nilai karbon pada minyak pelumas menjelaskan jumlah karbon yang terbentuk pada

saat dipanaskan pada suhu tinggi. Semakin banyak jumlah karbon yang terbentuk dari hasil

pembakaran, menandakan minyak pelumas tersebut kurang baik. Hal ini disebabkan

banyaknya karbon hasil pembakaran menyebabkan terhambatnya saluran pelumasan dan

dapat berakibat kemacetan pada komponen-komponen yang bergerak. Minyak pelumas yang

baik adalah minyak pelumas yang sedikit terjadinya pembentukan karbonnya.

7) Daya Emulsi Minyak Pelumas

Daya emulsi minyak pelumas merupakan suatu kemampuan minyak pelumas untuk

memisahkan diri (tidak tercampur) dengan air. Semakin tinggi daya emulsi semakin baik

kualitas minyak pelumas.


Klasifikasi Minyak Pelumas Macam dan jenis miyak pelumas dapat digolongkan

berdasarkan:

1). Standar Asosiasi SAE (Society of Automative Engineers) mengklasifikasikan

minyakpelumas menurut tingkat kekentalannya (viskositas) pada temperatur 40º C,

100ºC dan beberapa temperatur rendah (dibawah 0ºC). Minyak pelumas dengan SAE

20W-50 berarti minyak pelumas tersebut mudah mengalir dan tertuang seperti pelumas

encer dengan tingkat kekentalan SAE 20W pada temperatur rendah, namun

kekentalannya tetap terjaga seperti tingkat kekentalan SAE 50 pada temperatur operasi

mesin yang relatif tinggi.

Klasifikasi Kekentalan (Viskositas) Minyak Lumas Roda Gigi Transmisi Manual dan

Gardan Kekentalan (Viskositas) minyak lumas roda gigi/transmisi manual yang beredar di

Indonesia harus memenuhi klasiifikasi kekentalan viskositas menurut SAE, sebagaimana

tercantum pada tabel 2.5.


Pengujian dengan metode ASTM D 2983, tidak dilakukan untuk suhu dibawah - 40 °

C Pada kedua tabel di atas terdapat dua seni kekentalan yang mana satu mengandung letter W

dan yang lainnya tidak. Dimana minyak pelumas yang mengandung letter W (winter) ini

ditunjukkan sebagai minyak pelumas yang dimaksudkan untuk kemudahan dalam

menghidupkan mesin selama kondisi cuaca dingin.

2). API (American Petrolium Instute) membuat klasifikasi untuk menunjukkan kinerja

minyak pelumas berdasarkan atas penggunaan dan beban. Motor bensin diberi kode S

(singkatan dari Service atau Spark). Huruf awal tersebut diikuti dengan huruf alphabet yang

dimulai berurutan dengan huruf Auntuk spesifikasi minyak pelumas awal (SA). Tingkat

kinerja minyak pelumas mesin bensin terakhir saat ini adalah SL.

API (American Petroleum Instute), ASTM (American Society for Testingand

Materials) dan SAE (Society of Automative Engineers) membentuk sistem klasifikasi

pelumas API sebagai usaha bersama. Sistem klasifikasi itu merupakan metode

mengklasifikasikan minyak pelumas menurut sifat-sifat kinerjanya serta berkaitan dengan

jenis tugas yang dimaksud.


Klasifikasi API Service ini dibagi 2 yaitu direkomendasikan untuk pelumas otomotif

dalam hal ini mesin bensin yang pengapiannya menggunakan busi disebut seri “S” atauSpark

Ignition dan untuk mesin diesel disebut seri “C” atau Compression Ignition.

API SERVICE S

Dalam klasifikasi ini meliputi kontrol deposit, oil oxidation, wear, rust and corrosion.

Sekarang ini hanya ada 4 (empat) klasifikasi API “S” yang masih ada yaitu SH, SJ, SL dan

SM. Kalaupun ada klasifikasi pelumas yang baru maka tinggal menambahkan ke huruf abjad

yang lebih tinggi.

SH = untuk Gasoline Engine Maintenance Service 1994

Pertama klasifikasi ini direkomendasikan untuk mesin kendaraan bensin yang dibuat tahun

1994 ( yang dimaksud disini adalah tahun teknologi mesin ) Pelumas dalam kategori ini

melebihi persyaratan kinerja dari API Service SG sehingga dapat digunakan pada mesin yang

direkomendasikan pabrikan untuk menggunakan pelumas API Service SG ataupun kategori

dibawahnya.

SJ = untuk Gasoline Engine Maintenance Service 1996

Direkomendasikan dengan tugas khusus untuk mesin kendaraan bensin yang menggunakan

teknologi mesin tahun 1996. Pada kenyataan nya sampai saat ini masih banyak kendaraan

yang diproduksi hingga tahun 2006 masih menggunakan teknologi mesin tahun 1996. Oleh

karena itu masih sering kita jumpai pabrikan kendaraan keluaran tahun 2006 masih

merekomendasikan pelumas yang memenuhi persyaratan API Service SJ. Pelumas dalam

kategori ini melebihi persyaratan kinerja dari API Service SH sehingga dapat digunakan pada

mesin yang direkomendasikan pabrikan untuk menggunakan pelumas API Service SH

ataupun kategori dibawahnya.


SL = untuk Gasoline Engine Maintenance Service 2001

Direkomendasikan dengan tugas khusus untuk mesin kendaraan bensin yang menggunakan

teknologi mesin tahun 2001. Pelumas yang memenuhi persyaratan API Service SL dapat

dipergunakan dimana API Service SL dan kategori di bawahnya direkomendasikan oleh

pabrikan mesin.

SM = Didesain untuk semua mesin otomotif yang digunakan sekarang ini sehingga

bisa digunakan pada mesin yang menpersyaratkan pelumas dengan kategori di bawahnya (

SL / SJ / SH ).

API SERVICE C

Sistem klasifikasi ini hanya ada 4 kategori yang masih digunakan pabrikan dewasa ini

yaitu CF , CG , CH dan CI. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing klasifikasi:

1. CF = untuk mesin diesel injeksi tak langsung . Untuk selanjutnya dibagi lagi menjadi CF-2

dan CF-4. API Service CF-2 adalah klasifikasi untuk mesin diesel 2 langkah sedangkan

API Service CF-4 untuk mesin diesel 4 langkah tugas berat.

2. CG-4 = merupakan pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan pada mesin diesel 4

langkah tugas berat dengan kecepatan tinggi . Pelumas dengan kategori ini dapat juga

digunakan pada mesin yang mensyaratkan API Service CF-4.

3. CH-4 = merupakan pelumas yang direkomendasikan untuk mesin 4 langkah dengan

kecepatan tinggi yang didesain untuk memenuhi standar emisi kendaraan yang dianjurkan.

Pelumas dengan kategori ini dapat digunakan juga menggantikan tugas pelumas dengan

API Service CF-4 atau CG-4.

4. CI-4 = direkomendasikan untuk digunakan pada mesin diesel tugas berat. Specifikasi yang

diberikan menggambarkan bahwa pelumas tersebut dapat digunakan pada mesin diesel
putaran cepat dan memenuhi standar emisi gas buang yang ditetapkan pada tahun 2004.

Pelumas CI-4 memiliki tingkat kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan kategori di

bawahnya seperti CH-4, CG-4 dan CF-4.

API SERVICE UNTUK MESIN BENSIN 2 LANGKAH

Perlu diketahui mesin 2 langkah mempunyai sistem pelumasan yang berbeda dengan

mesin 4 langkah dikarenakan pelumasan silindernya berasal dari pelumas yang dicampur

dengan bensin sehingga membutuhkan pelumas yang seluruhnya harus terbakar dan dapat

melumasi silinder mesin dengan baik. Pelumas mesin 2 langkah diformulasikan sedemikian

rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pembentukan deposit atau kotoran di dalam silinder

dalam proses pembakaran pada silinder. Pada dasarnya terdapat 4 tingkatan untuk klasifikasi

API Service pada mesin 2 langkah yaitu TA, TB, TC dan TD. Namun perkembangan terakhir

hanya satu yang masih digunakan dan dianjurkan oleh pabrikan yaitu API Service TC agar

dapat mengatasi problem macetnya ring dan lecetnya silinder.

Klasifikasi ”S” service station/mesin pengapian busi :

(a).SA spesifikasi kuno (tidak digunakan lagi)

(b).SB digunakan untuk motor bensin dengan tugas ringan (jarang digunakan).

(c).SC digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1964-1967.

(d).SD digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1968-1790.

(e).SE digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1971 ke atas.

(f).SF digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1980 ke atas.

(g).SG digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke atas.


(h).SH digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke atas.

(i).SJ digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke atas.

(j).SL digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 2001 ke atas.

Minyak pelumas untuk motor diesel diberi kode C (commercial atau compression)

dengan diikuti isecara alphabetis.

(a) CA digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).

(b) CB digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).

(c) CC digunakan untuk motor diesel dengan tugas sedang sampai berat.

(d) CD digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat yang dilengkapi dengan

”supercharger” atau ”turbocharger”.

(e) CD-II digunakan untuk motor diesel dua langkah.

(f) CE digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat dengan ”turbo/super charger” (tidak

digunakan lagi).

(g) CF digunakan untuk motor diesel buatan 1994 ke atas.

(h) CF-2 digunakan untuk motor diesel dua langkah.

(i) CF-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan tahun 1990

dan beroperasi dengan kecepatan tinggi.

(j) CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan tahun 1994

dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban berat.

(k) CH-4 digunakan untuk motor diesel kecepatan tinggi buatan tahun 1998 ke atas.
(l) CI-4 digunakan untuk motor diesel empat tugas berat yang memenuhi standar emisi gas

buang.

2. Standar Pabrik

Minyak pelumas selain dicantumkan standar pabriknya, juga dicantumkan standar

SAE dan API. Misalkan minyak pelumas Mesran F-1 dengan SAE 5W-50 adalah minyak

pelumas yang dipakai pada waktu musim dingin, ekuivalen dengan API CC-SE.

3) Peringkat Minyak Pelumas

Minyak pelumas dibedakan menurut peringkatnya menjadi :

(a) Minyak pelumas Peringkat Tunggal (single grade) Minyak pelumas ini mempunyai

karakteristik viskositas tunggal seperti minyak pelumas dengan SAE 10, SAE 20, SAE 30,

SAE 40, SAE 50 dansebagainya. Minyak pelumas ini digunakan untuk peralatan mesin yang

rentangtemperatur lingkungan operasinya relatif pendek.

(b) Minyak Pelumas Peringkat Ganda (multi grade) Minyak pelumas ini mempunyai

karakteristik viskositas ganda sepertiminyak pelumas dengan SAE 10W-30, SAE 15W-40,

dan sebagainya. Minyakpelumas ini digunakan untuk mesin dengan rentang suhu operasi

lingkungan relatif panjang.

3). JASO (Japan Automobile Standard Organization) adalah sebuah organisasi yang

menetapkan standar otomotif di Jepang, analog dengan Society of Automotive

Engineers (SAE) di Amerika Serikat. JASO juga menetapkan standar untuk nilai minyak;

nilai tertinggi untuk mesin dua-stroke menjadi JASO FD, dan JASO MA untuk mesin empat-

stroke (motor).
Spesifikasi untuk JASO dibedakan antara jenis kendaraan 2 langkah dan 4 langkah.

Terdapat 3 tingkat performance untuk pelumas mesin 2 langkah antara lain FA, FB dan FC

sedangkan untuk mesin 4 langkah terdapat 2 tingkatan yaitu MA dan MB. Pada awalnya

semua mesin 4 langkah menggunakan pelumas dengan JASO MA, seiring dengan kebijakan

ekonomis bahan bakar menyebabkan pelumas harus mengandung aditif friction modifier.

Dengan adanya aditif ini menyebabkan kopling pada sepeda motor yang menggunakan jenis

kopling basah sering menjadi slip dan pada akhirnya menyebabkan motor kehilangan tenaga.

Karena itulah untuk memenuhi kebutuhan mesin yang menggunakan kopling basah maka

JASO menetapkan spesifikasi khusus yaitu JASO MB.

Hubungan SAE dengan sifat pelumas yaitu:

1. Lebih stabil pada temperatur tinggi.

2. Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin

3. Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin.

4. Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang

berakibat kerusakan mesin.

5. Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis

dan efisien.

6. Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin.

7. Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak.

Hubungan API dengan sifat pelumas yaitu:

1. Kekentalan ganda yang sangat stabil sehingga mesin dapat memberikan kinerja optimal

selama start up dan operasi pada suhu tinggi.

2. Ketahanan yang sangat tinggi terhadap oksidasi dan panas sehingga mampu

memperpanjang umur pemakaian pelumas.


3. Tingkat penguapan yang rendah sehingga pemakaian pelumas akan lebih irit.

4. Mencegah pembentukan deposit pada piston sehingga mesin tetap handal.

5. Menjaga kebersihan mesin sehingga mesin beroperasi secara optimal.

6. Memberikan perlindungan maksimal dari keausan dan kontaminan lain.

Anda mungkin juga menyukai