Anda di halaman 1dari 32

Belajar Memprogram CNC Simulator "Cutviewer"

Pendahuluan
Cut Viewer adalah nama perangkat lunak yang merupakan paket media belajar,
untuk praktek pemrograman operasi kerja Computer Numerical Control (CNC). Dengan
bantuan perangkat lunak ini, proses pemahaman bahasa baku untuk memerintah mesin
akan jadi lebih cepat dan mudah. Berbagai perintah yang dibuat dan dinyatakan dalam
bentuk bahasa kode G dan kode M, akan diterjemahkan menjadi simulasi berbagai macam
gerakan alat potong pada mesin perkakas CNC, yang ditampilkan pada layar nonitor PC
secara grafis.. Pada tampilan pada layar monitor tersebut, akan nampak bagaimana
hubungan antara bahasa perintah dengan pelaksanaan operasi kerja mesin yang
bersangkutan.
Dengan bantuan perangkat lunak ini seseorang akan lebih mudah dan lebih cepat
memperoleh jawaban tentang :
 Atas dasar perintah apa, alat potong bergerak lurus dengan kecepatan maksimum ?.
 Atas dasar perintah apa, alat potong bergerak lurus atau lengkung dengan
kecepatan terprogram.
 Bagaimana bentuk benda kerja sebelum terjadi proses pemotongan, bagaimana
bentuk benda kerja selama proses pemotongan, dan bagaimana pula bentuknya setelah
selesai mengalami proses pemotongan ?.
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pemotongan ?.
 Berapa volume benda kerja sebelum mengalami proses pemotongan ?
 Berapa volume benda kerja sesudah mengalami proses pemotongan, dan sekaligus
berapa pula volume tatalnya ?
Untuk simulasi proses pemotongan benda kerja pada mesin bubut,
dipergunakan CutViewer Turn atau CutViewer Lathe. Sedang untuk simulasi proses
pemotongan benda kerja pada mesin frais dipergunakan Cut Viewer Mill. Secara spesifik,
dengan perangkat lunak tersebut, seseorang dapat membuat program dalam berbagai versi
yang sesuai dengan pilihannya. Antara lain bahasa baku menurut versi :
 Standard G code
 Sinumerik 840D
 Fanuc F0TA
 Fanuc F10TA
 Fanuc F11TA
 Okuma
 Heidenhain TNC

Cut Viewer Turn adalah suatu aplikasi aplikasi 32 bit, yang dapat dioperasikan
pada Windows 95/98/ME/NT/2000/XP. Dengan minimum persyaratan perangkat keras
prosesor Pentium, RAM – 32 MB, spasi hard disk 20 MB dan video graphic card paling tidak
2MB dari video RAM . Sebelum dioperasikan komputer di set pada Windows Color Pallete –
16 bit mode (65.535 warna) atau lebih.
CutViewer dapat menampilkan file-file kode G standar ISO. Selain itu juga dapat
menampilakn file .dll khusus yang memungkinkan untuk membaca standar kode G yang
lain.
CutViewer versi ini didukung oleh berbagai macam pahat bubut/alat
potong (tools) yang meliputi ;
 Pahat standar (standard tools)
 Pahat alur radius (botton tools)
 Pahat alur rata (grooving tools)
 Pahat ulir (threading tools)
 Mata bor (drilling tools)
Apabila anda membuka CutViewer dengan menekan/klik tombol nouse sebelah kiri pada
ikon :

, maka pada layar monitor akan nampak tampilan jendela kosong untuk gambar 2D dan 3D
seperti berikut ini :

Anda dapat menghilangkan bidang gambar untuk tampilan 3D atau


menampilakannya kembali dengan menekan tombol klik saat penunjuk mouse berada
pada View. Dengan menggunakan mode Setup anda dapat mengubah tampilan 2D/3D
dalam posisi vertical atau horizontal. Selain itu anda juga dapat mengubah posisi Edit
window yang tereletak di sebelah bawah, ke posisi lain yang sesuai dengan keinginan anda
(di atas, di kiri, di kanan atau kembali di bawah).
Sesudah CutViewer diaktifkan hanya item File-New, File-Open, dan Setup yang
tersedia. Untuk menampilkan suatu file, pilih Open File dan gerakkan ke arah direktori yang
dikehendaki.
Jika informasi tentang benda kerja dan alat potong belum ditambahkan pada baris-
baris perintah yang terdapat pada file NC, serangkaian menu dialog akan muncul dan
medorong anda untuk menetapkan informasi tersebut pada saat file bersangkutan dimuat.
CutViewer akan menyimpan file database setiap alat potong yang anda pilih pada direktori
CutViewer. File-file database alat-alat potong ini mempunyai sebay *.db2extension. Anda
dapat menyimpan dan mengembalikan alat-alat ptong ini untuk digunakan dalam semua
simulasi.
Apabila telah selesai jendela Editor akan menampilkan file NC dan gambar benda
kerja akan ditampilkan pada jendela-jendela pandangan 2D/3D. Gambar benda kerja dapat
ditampilan dalam model tanpa dibelah, dipotong seperempat bagian atau dipotong setengah
bagian. Tampilan pada 2D dapat diatur tampak potongan separo bagian sedang pada
tampilan 3D tanpa potongan. Tetapi jika anda menginginkan lain, penggan tian dapat
dilakukan dengan menekan tombol kanan mousepada posisi penunjuk pada sembarang
tempat. Maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

Perlu dimengerti, bahwa gambaran bentuk alat potong dan lintasan gerak alat
potong tersebut hanya akan ditunjukkan pada jendela pandangan 2D. Sebelum memulai
proses simulasi anda dapat memilih skala yang diinginkan, posisi dan mode bagian untuk
setiap pandangan melewati item-item popup menu (Zomming, Panning, Rotation,
Sectioning) …………………………
Tekan tombol “Run”
Ada dua mode simulasi :
1. Animated : Mensimulasikan secara grafis proses pemotongan benda kerja lewat
penampilan gambar bentuk benda kerja dan gerakan alat potong.
2. Turbo : Secara grafis hanya menampilkan lintasan alat potong dengan gambaran bentuk
alat potong. Gambar benda kerja akan muncul hanya setelah akhir file NC dicapai
atau operator menekan tombol “Step Forward”, “Pause” atau “Stop”.
Jika anda ingin membuat program NC secara langsung pada CutViewer, pilih item
menu “File  New”, kemudian pilih jenmis yang diinginkan, seperti Fanuc, Okuma, Traub,
Standard G-code, Siemens, dengan demikian dan file Noname.nc kosong akan di muat
pada jendela Edit. Sekarang anda dapat mengetik program. Untuk menyimpan program
baru pada disk pilih item menu “File  Save as”. Untuk mensimulasikan program baru,
pilih item menu “Run  Rebuild” atau tekan Ctrl + F9. Jika info tentang alat potong dan
benda kerja bermasalah, CutViewer akan menampilkan dialog yang sesuai dengan info
yang bermasalah.

Toolbar utama berisi tombol-tombol sebagai berikut :

(1) Open File


Tombol ikon ini berfungsi untuk membuka file NC dari folder atau dari jaringan. Tetapi
sebelumnya pilih kesesuaian “File of type” pada kotak kombo untuk
memerintah CutViewer menginterpretasikan bahasa mesin kode G.
(2) Step forward/backward
Tombol ikon ini berfungsi untuk mensimulasikan proses pemotongan dengan mode
langkah demi langkah. Jika tombol ini ditekan sekali, alat potong akan bergerak dari titik ke
titik, sesuai dengan arah anak panah tombol yang ditekan, gerak maju atau gerak
mundur.
(5) Pause
Tombol ikon ini berfungsi untuk menghentikan eksekusi untuk sementara.
(6) Stop
Tombol ikon ini
(7) Dynamic Zoom
Tombol ikon
(8) Zoom Window
(9) Zoom Fit
Dengan menekan tombol ini akan menampilkan seluruh gambar benda kerja
(10) Zoom Previous
Kembali ke Zoom sebelumnya
(11) Pan
Menggerakkan/menggeser tampilan gambar benda kerja pada jendela. Tekan
tombol “Pan”, kemudian arahkan penunjuk mouse pada gambar dan tekan tombol kiri,
gerakkan mousetersebut sambil tahan tekanan tangan pada tombol. Dengan demikian
tampilan gambar akan bergeser. Apabila posisi tampilan gambar yang diinginkan sudah
tercapai, lepaskan tekanan pada tombol.
(12) Rotate
Memutar gambar tampilan. Tekan tombol “Rotate”, kemudian arahkan
penunjuk mouse pada gambar dan tekan tombol kiri, gerakkan mouse tersebut sambil tahan
tekanan tangan pada tombol. Dengan demikian tampilan gambar akan berputar. Apabila
posisi tampilan gambar yang diinginkan sudah tercapai, lepaskan tekanan pada tombol.
Mode ini hanya tersedia pada tampilan 3D.
(13) Measurement
Menampilkan suatu alat untuk mel;akukan pengukuran terhadap benda kerja. Seluruh
pengukuran haya dapat dilakukan pada tampilan 2D.
(14) Setup

Penetapan bentuk benda kerja dan alat potong


Ketika perangkat lunak ini diaktifkan, secara otomatis akan mencari informasi
tentang ukuran benda kerja, geometri alat potong dan penempatan titik nol program secara
relatif terhadap titik nol benda kerja. Oleh karenanya, pada awal pembuatan program NC,
perlu ditambahkan beberapa baris perintah yang diperlukan untuk membuat bentuk dan
ukuran gambar.
Setiap file NC harus memuat tambahan baris-baris perintah khusus untuk persiapan
aktivitas proses simulasi pada layar monitor :
STOCK  perintah untuk menggambar benda kerja pada layar monitor
FROM  perintah untuk menetapkan koordinat posisi start/posisi awal dari alat potong
untuk proses simulasi
TOOL  perintah untuk menggambar alat potong pada layar monitor
Penetapan baris perintah untuk STOCK, FROM dan TOOL harus diawali dengan tanda titik
koma (;)
Jika bentuk gambar benda kerja silindris memiliki sebuah lubang, maka perin tah untuk
membuat gambar benda kerjanya adalah sebagai berikut :
;STOCK/L,D1,D2,Z
L - Panjang benda kerja
D1 – Diameter sisi luar benda kerja
D2 - Diameter lubang
z - Posisi titik nol program
Titik acuan benda kerja terletak pada titik tengah permukaan benda kerja sebelah kanan.
Titik 0 (nol) sumbu z menunjukkan posisi titik nol program secara relatif terhadap titik nol
benda kerja.

Jika benda kerja mempunyai bentuk lebih rumit ketimbang sekedar bentuk silinder, hal
tersebut dapat ditetapkan dengan urutan awalan baris-baris kode G dengan karakter seperti
yang digunakan pada pengendali CNC. Urutan perintah-petrintah tersebut harus
ditempatkan di antara perintah awal yang dinyatakan dengan STOCK/BEGIN dan perintah
akhir yang dinyatakan dengan STOCK END.
Sebagai contoh, jika benda kerja mempunyai bentuk seperti di bawah ini, dan titik-titik 1 – 7
mempunyai nilai Z dan X sebagai berikut :
1 – Z = 80 X = 20
2 – Z = 80 X = 40
3 – Z = 40 X = 40
4 – Z = 30 X = 60
5 – Z = 30 X = 85
6 – Z = 0 X = 85
7 – Z = 0 X = 20

Sebagai contoh, jika benda kerja mempunyai bentuk seperti yang ditunjukkan gambar di
atas, dan titik-titik 1 sampai 7 mempunyai harga Z dan X sebagai berikut :
;STOCK/BEGIN
;G1 Z80 X20
;Z80 X40
;Z40 X40
;G2 Z30 X60 R10
;G1 Z30 X85
;Z0 X85
;Z0 X20
;Z80 X20
;STOCK/END
Gambar benda kerja tersebut dapat disimpan dalam memori dengan item menu perintah :
“ File  Save Part as Stock” dan anda dapat melakukan operasi berikutnya dengan
mempergunakan gambar benda kerja ini. Sebagai contoh, jika anda mempunyai dua
program NC yang terpisah, yang satu program kerja pengasaran (rounghing), yang satu lagi
program pengerjaan akhir (finishing), anda dapat mengeksekusi program pengasaran
terlebih dahulu, kemudian disimpan dalam suatu file tertentu, dan kemudian
mempergunakan file yang pertama tersebut sebagai benda kerja awal untuk program NC
yang ke dua. Untuk membuat perintah penggambaran benda kerja yang berasal dari file
sebelumnya dilakukan dengan :
;STOCK/File, File Name, Orientation, Origin
File Name adalah nama file di mana benda kerja yang sudah mengalami proses
pemotongan disimpan.
ORIENTATION ANGKA +1 ATAU –1
Origin adalah posisi Z dari titik nol program relatif terhadap titik nol
Untuk penetapan berbagai macam alat potong ikuti petunjuk sebagai perikut :
Pahat bubut luar standar (Standard Outside Diameter Tool)

TOOL/STANDARD,BA,A,R,IC,ITP

Pahat bubut dfalam standar (Standar Inside Diameter Tool)

TOOL/STANDARD,BA,A,R,IC,ITP

Catatan : IC (Inside Circle) adalah diameter dasar ukuran pahat sisip (insert). IC adalah
istilah standar industri yang digunakan oleh seluruh pembuat pahat sisip (insert).
ITP (Imaginary Tool Point) adalah titik imajiner pada ujung alat potong yang merupakan titik
pertemuan garis vertikal dan horizontal yang menyinggung pinggir bibir pemotong. Titik ini
seribng digunakan untuk pemrograman lintasan alat potong.
Nilai titik alat potong imajiner menunjukkan posisi titik ujung alat potong imajiner dengan
memperhatikan titik pusat radius ujung alat potong seperti yang ditunjukkan gambar berikut :

ITP = 0 Jika titik pusat radius ujung alat potong digunakan untuk pemrograman lintasan alat
potong
Pahat bubut alur radius untuk sisi luar (Botton Outside Diameter
Tool):
TOOL/BUTTON,R,L,W,OA,ITP
OA=90 (orient angle)

Pahat bubut alur radius untuk sisi dalam (Botton Inside Diameter Tool) :
TOOL/BUTTON,R,L,W,OA,ITP
OA=270
Pahat bubut alur untuk sisi luar (Grooving Outside Diameter Tool) :
TOOL/GROOVE,R1,R2,L,W,A1,A2,OA,ITP
OA=90

Pahat bubut alur untuk sisi dalam (Grooving Inside Diameter Tool) :
TOOL/GROOVE,R1,R2,L,W,A1,A2,OA,ITP
OA=270
Untuk proses pembubutan bidang rata ujung benda kerja OA = 0
Catatan : Untuk menukar titik pengandalian (sudut potong kiri atau kanan), dilakukan
dengan menukar tanda nilai W
Pahat bubut ulir luar (Threading Outside Diameter Tool) :
TOOL/THREAD,A,L,W,OA

Pahat bubut ulir dalam (Threading Inside Diameter Tool) :


TOOL/THREAD,A,L,W,OA
Mata bor (drill) :
TOOL/DRILL,D,A,L

*Cataan : Anda dapat memasukkan alat potong baru ke dalam file NC pada posisi yang
diinginkan. Untuk menemukan dialog penetapan alat potong pilih “Insert Tool
definition” pada konteks teretentu saat anda mengedit program. Setwelah garis alat potong
dimasukkan, anda dapat memilih item menu “Run” –“Rebuild” atau tekan Ctrl-F9 agar
supaya terjadi perubahan.
Anda dapat menambahkan alat potong baru ke database alat potong. Caranya sederhana,
tekan/klik tombol “Add tool to DB” pada tampilan dialog penetapan alat potong. Sesudah itu
anda dapat menemukan alat potong tersebut dari database dengan menekan/klik
tombol “Get Tool from DB”
Anda dapat menentukan tampilan warna untuk setiap alat potong dengan menggunakan
perintah :
COLOR,R,G,B
Perintah ini harus mengikuti perintah untuk alat potong
R – menetatapkan intensitas warna merah
G - menetatapkan intensitas warna hijau
B - menetatapkan intensitas warna biru
Intensitas untuk setiap penetapan ada rentang pilihan dari 0 sampai 255.
Jika tiga intensitas seluruhnya ditetapkan sama dengan 0, maka warnanya adalah hitam
Jika tiga intensitas seluruhnya ditetapkan sama dengan 255, maka warnanya adah putih
Sebagai contoh, anda dapat mengetik sebagai berikut :
;COLOR ,0,255,0 – maka warna tampilannya adalah hijau
atau
;COLOR, 255,255,0 - warna tampilannya adalah kuning.
Catatan : CutViewer secara otomatis memasukkan garis warna, jika anda menggunakan
“dialog penetapan alat potong.” Anda dapat mengubah warna tampilan untuk setiap alat
potong dengan menekan tombol to assign display color pada mode “Setup” atau secara
langsung menggunakan kombinasi tombol “Ctrl-T.” Untuk mengubah warna, secara
gampang anda dapat memilih sel warna yang diinginkan pada kolom warna mode “Setup”
tersebut.
FROM/Z sart, X start
Baris perintah FROM merupakan titik start atau posisi awal dari alat potong seecara relatif
terhadap titik nol program. Sebagai contoh :
; FROM/0,60
Catatan : Simbol apapun yang berada di depan perintah ini, tidak akan berpengatruh
terhadap eksekusi program
Sebagai contoh anda dapat mengetiik sebagai berikut :
; FROM/0,120
atau
$FROM/0,120

EDITING

Anda dapat mengedit program NC pada jendela Edit, seperti halnya anda akan
mengedit sebuah file. Seluruh perubahan akan diterima hanya setalah anda memilih item
menu “Run”  “Rebuild” atau tekan Ctrl-F9 untuk menjalankan lagi program yang
bersangkutan.
Untuk program debugging anda dapat memilih item menu “Run”  “Run to Cursor” atau
tekan kunci F4…………………………………………………………
Dynamic Zoom

Zoom Window

Zoom Fit

Zoom Previous

View Rotation

View Panning

Setting
Dengan menggunakan tombol ‘Setup’ anda dapat mengubah parameter system :
Mode Simulasi :
1 Animated : Mensimulasikan secara grafis proses pemotongan benda kerja lewat
penampilan gambar bentuk benda kerja dan gerakan alat potong.
2 Turbo : Secara grafis hanya menampilkan lintasan alat potong dengan gambaran bentuk
alat potong. Gambar benda kerja akan muncul hanya setelah akhir file NC dicapai
atau operator menekan tombol “Step Forward”, “Pause” atau “Stop”.
Update 3D View after each motion: enables or disables the animation in 3D view. This item
is unavailable for Turbo mode.
Menggambar Alat potong : enables or disables the tool on screen image.
Draw Toolpath: enables or disables the toolpath on screen image.
Dwell (milliseconds): dwell at the every screen point of tool motion for slowing the on screen
tool speed
Check Rapid Collision: enables or disables the detection of Rapid Collision. If this option is
on then CutViwer graphically simulates any collision the tool has with the stock material
while under Rapid Traverse. Execution of the NC file will stop at the block of code where the
collision occurs and a special dialog box will also appear that will display the coordinates for
the current type of move in a from-to format and the buttons to define next actions. You may
continue execution, pause or stop it. If you press the “Ignore All” button then execution will
continue but without any Rapid Collison detections or in other words the option “Check
Rapid Collision” will be Off. That’s why don’t forget to turn “Check Rapid Collision” to On if
you want to have this feature beeing available for further simulations in the same session.
.
Arah Sumbu : Pengaturan orientasi sumbu X, Z pada padangan 2D.
Posisi jendela edit : pengaturan posisi Jendela Edit pada jendela programs utama.
Orientasi Jendela 2D – 3D : penyetelan orientasi vertical atau horizontal jemdela pandangan
2D-3D.
Warna : penyetelan palet warna.
*Catatan : Jika CutViewer memuat file NC, Note: When CutViewer loads NC file, it
creates a record in memory of any tool size or tool color statements that have been inserted
where the tools take effect. A different color statement can optionally follow each tool
definition.
If no color statements are found in the post, CutViewer uses the “Part color” shown in the
Setup dialog. Changes made to tool colors by means of the setup dialog will persist only if
there are no colors assigned in the NC file. A Ctrl-T key combination will directly launch the
tool color dialog.
Reloading the NC file (Rebuild – Ctrl-F9) will cause the program to use any colors added to
the editor buffer and override changes made in memory through the setup dialog. Once the
NC post is loaded into memory the tool colors can be changed in the setup and seen
immediately.
So, for a permanent color update we should add COLOR commands to the NC file.
Customizing
CutViewer uses a simple text file with an *.nci extension to configure CutViewer for specific
style of post. The nci file uses the same format the common .ini file. These files are kept in
the CutViewer install directory. The *.nci configuration file defines the extension filter and
description that appears in the combo-box in the open file window. The extension filter can
be used to limit viewing only those files for which the configuration file is correct.
The default configuration file called _gcode.nci may be found in the CutViewer directory. If
you have only one NC machine simply edit this file. If you start by editing the default file it
would be a good idea to save the original before editing.
Several sample *.nci files are provided with the program and can be used to view some
demo posts. Move any move any of these sample nci files to another directory to shorten
the list of choices in the file open combo-box.
Jika anda mempunyai beberapa mesin, membuat salinan _gcode.nci dibawah nama yang
berbeda pada direktori CutViewer dan mengedit filefile ini. Notpad atau WordPad dapat
digunakan untuk mengedit hal tersebut. Apabila menyimpan file-file ini, pastikan file tersebut
disimpan dengan Nama File.nci dan bukan dengan Nama File.nci.txt ( When saving these
files, make sure the file is saved as FileName.nci and not as FileName.nci.txt (Notepad is
notorious for this). ……………
Note: A backup of the default _gcode.nci is also found under the name _gcode.def.
To load an NC file into CutViewer you must select the correct configuration file from the
“Files of Type” combo-box in the file open dialog when you load a file.
MEMBUAT FILE NCI BARU
There are two required sections in this file:
[Common]
[Format]
NCI files are not case sensitive. Only the settings that are used by your program need to be
in the file.
Comments have been added above each setting in a different font to show that they are not
needed in the file.
Suatu contoh file nci nampak seperti berikut :
[Comments]
A description that, when seen in the combo=box, akan membantu menetapkan will help
describe what kind of post the configuration is for.
CNC=Fanuc FOTA
The extension filter, which is used by the open file window to filter the file list, should be the
same as what appears in you NC post filename.
FileExt=*.nc
Note: multiple extensions are allowed. Example: FileExt=*.nc;*.cnc
The character that the post uses before a line that tells the machine controller not to interpret
that line is,
Comment_chr=(
The word Inch or Metric, depending on which unit scheme will be used in the NC post file.
Units=metric
[Format]
The next 2 settings define the coordinate symbols
x_addr=X
z_addr=Z
The next 2 settings define the ratio X,Z value in NC file to actual value of X,Z
coordinates:
x_scale=2
Z_scale=1
i.e. if X address in NC file is the Diameter value then x_scale=2
if X address in NC file is the Radius value then x_scale=1
The next two settings define how arc centers are read when either G90 or G91 is active and
only apply to a G02/G03 line that has a center defined with I J K words but not when X Z R is
used.
IJKformat_abs=
IJKformat_incr=
Ada There are exactly 5 different string values that can be used with each:
I dan K adalah absolute
Center.
I dan K are incremental from the XZ end point of the arc
end-center.
I and K are incremental from the start point of the arc
center-start.
If the control expects that incremental centers are always a positive number an “abs” is
added.
abs(end-center)
abs(start-center)
If G90 active
Ijkformat_abs=
If G91 active
Ijkformat_incr=
Example:
IJkformat_abs=end-center
IJkformat_incr=abs(end-center)
Simbol kecepatan asutan
f_addr=F
Simbol RPM
s_addr=S
Simbol alat potong
tool_addr=T
The feed rate that above which rapid color is displayed and collision is expected if the cutter
has met material.
f_rapid=5000
Kode-g kompensasi alat potong
cutcom_left=G41
cutcom_right=G42
cutcom_off=G40
Please note that if your CAM system is posting profiles using the cutter centerline instead of
the part profile, each one of these should be set to “Gxx” so that they are ignored when
encountered.
Akhir program utama
prog_end=M30
Memanggil sub routine
sub_call=M98P
Begin sub definition
sub_begin=O
End sub definition
sub_end=M99
Sub repeat character
sub_repeat=L
contoh dari a _gcode.nci file :
[common]
CNC=Standard G-code
fileExt=*.nc
comment_chr=;
units=metric
[format]
x_scale=2
z_scale=1
f_scale=1
s_scale=1
IJkformat_abs=end-center
IJkformat_incr=abs(end-center)
x_addr=X
z_addr=Z
f_addr=F
s_addr=S
tool_addr=T
f_rapid=3000
cutcom_left=G41
cutcom_right=G42
cutcom_off=G40
prog_end=M30
sub_call=M98P
sub_begin=O
sub_end=M99
sub_repeat=L
Custom Control Conversion
Beberapa CNC mempunyai siklus operasi kerja dan fungsi khusus yang tidak dapat
ditetapkan via variable pada file CNC. Pada kasus ini pengguna harus mengembangkan
konverter yang dimiliki.
Jika ada baris seksi [format] pada file-nci.
user_convert=mycoverter.dll

then first of all CutViewer will try to call the procedure named User_convert_proc from
myconverter.dll file. User_convert_proc procedure has
2 parameters - input file name and output file name. These parameters
CutViewer passes to your procedure. If you write your programs on Delphi the declaration
for the procedure in DLL looks as follows:

Procedure user_convert_proc(infile,outfile:pchar);stdcall;

Input file is NC-file to be converted and output file is a result file with
standard G-codes. In other words CutViewer calls the procedure Procedure
user_convert_proc passing 2 parameters and expects that your procedure will
create output file with the name passed by "outfile" parameter and then
CutViewer handles this file as usual. There is one rule for output file.
Every line in this file should be prefixed by number and "#" symbol.
Contoh :
.....................

10# G01 X1 Y1
11# G00 Z5
14# T1
15# G01 X1 Y0.5 F2
............................
Angka sebelum simbol "#" mempunyai arti bahwa baris yang mutakhir pada file output
berhubungan dengan baris pada file input dengan indeks ditetapkan oleh angka ini (baris
pertama pada file input mempunyai indeks 1).
Penjelasan selanjutnya :
Kita harus mengubah file CNC untuk hipotetis CNC yang memiliki format sebagai berikut :
TOOLNO, 1
SPINDLE, 500
RAPID
GOTO/X=1,Y=2,Z=5
FEEDRATE, 20
GOTO/X=1,Y=2,Z=1
FINI

Pada file input ini, prosedur yang kita buat sesuai dengan file output kode-G standar sebagai
berikut :
1# T1
4# G00 X1 Y2 Z5 S500
6# G01 Z1 F20
7# M02
Anda melihat bahwa angka sebelum # adalah indeks baris yang sesuai dengan file input.
CutViewer needs this index to provide correct cursor navigation in the edit window during
step-by-step mode because the first file will be loaded into the edit window but in fact
internally CutViewer works with the second file.

The algorithm how to convert input file into output file or in other words
the program code inside the procedure is your responsibility and of course
this file in details can be different for different developers. For example
you can create the following output file in our case:

1# T1
2# S500
4# G00 X1 Y2 Z5
5# F20
6# G01 X1 Y2 Z1
7# M02

Anda dapat juga membuat exe file sebagai pengganti DLL dan baris file NCI pada kasus ini
adalah seperti berikut :

user_convert=myconverter.exe

Pada kasus ini pertama kali CutViewer menjalankanmyconverter.exe file dan


langsung melewati 2 parameter baris perintah (nama file input dan output). Program anda
harus menerima parameter-parameter tersebut dan menciptakan file output yang sesuai.
Supported codes for Fanuc F0TA and F10TA, F11TA
Anda dapat menemukan contoh program NC untuk Fanuc sesudah CutViewer Turn
diinstalasi pada folder “FANUC F0TA Samples” dan “FANUC F11TA Samples” Perlu
diperhatikan, bahwa seluruh contoh-contoh tersebut menggunakan system satuan metrik.
Jika program NC yang anda miliki menggunakan sistem satuan inchi, lakukanlah perubahan
veriabel sistem satuan pada file fanuc.nci dan fanuc1.nci sebagai berikut :
Units=inch
Anda juga perlu memperhatikan beberapa perbedaan pada penetapan siklus untuk system
pengendalian Fanuc F0TA and F10TA, F11TA.
G71 – PENGURANGAN UKURAN BENDA KERJA DALAM ARAH
MEMANJANG
Kode ini digunakan untuk mengerjakan operasi pembubutan tirus atau radius. Dengan kode
ini program menjadi sangat sederhana. Anda hanya menulis program untuk bentuk akhir
dari benda kerja. Dan program dieksekusi pada kedalaman yang diambil pada arah sumbu
X. Keseluruhan bentuk benda kerja dicapai dalam tahapan-tahapan yang ditetapkan dalam
bentuk kedalaman pemotongan. Hal tersebut seperti yang ditunjukkan dalam contoh
beruikut ini :
FOTA :
G71 U(d) R(e)
G71 P__ Q__ U(u) W(w) S__ F__
F10TA, F11TA:
G71 P__ Q__ U(u) W(w) D___ S__ F__
Di sini :
U(d) = Kedalaman pemotongan (nilai radius untuk pelatihan adalah adalah 0,5mm).
R(e) = Jumlah gerak pembebasan (sesudah kedalaman pemotongan, gerak ini akan
kembali pada lintasan gerak alat potong pada sumbu X + arah pada sudut
45°)
P = Nomer blok awal untuk program bentuk benda kerja yang dikehendaki.
Q = Nomer blok akhir untuk program bentruk benda kerja yang dikehendaki.1
U(u) = Gerak pengerjaan akhir (finishing) yang diijinkan pada arah sumbu X.
W(w) = Gerak pengerjaan akhir (finishing) yang diijinkan pada arah sumbu Z. Pada
siklus ini harus 0.
S = Kecepatan putaran mesin
F = Kecepatan asutan.
G72 – PENGURANGAN UKURAN BENDA KERJA PADA ARAH MELINTANG
Siklus ini sama dengan G71. Perbedaannya hanya pada operasi gerak pemotongannya
dilakukan sejajar terhadap sumbu X, sedangkan kedalaman pemotongannya diukur pada
atrah sumbu Z.

Format
FOTA :
G72 W(d) R(e)
G72 P__ Q__ U(u) W(w) F__
F10TA, F11TA:
G72 P__ Q__ U(u) W(w) D___ F__
Here ,
W(d) = Kedalaman pemotongan (Untuk mesin pelatihan adalah 1mm)
R(e) = Escaping amount ( After depth of cut, this is the return path
for the tool in X + Direction)
P = Starting block no. of the program for the required shape
Q = Final block no. of the program for the required shape
U(u) = Pengerjaan akhir (finishing) yang diijinkan pada arah sumbu X.
W(w) = Pengerjaan akhir (finishing) yang diijinkan pada arah sumbu Z.
F = Kecepatan asutan.
G73 PATTERN REPEATING CYCLE
This cycle allows cutting a fixed pattern repeatedly, with a pattern being displaced bit by bit.

Format
FOTA :
G73 U(i) W(k) R(d)
G73 P__ Q__ U(u) W(w) F__
F10TA, F11TA:
G73 I__ K__ D__ P__ Q__ U(u) W(w) F__
Where ,
U(i) = Jarak pembebasan pada arah sumbu X.
U(i) = (Job. Diameter - Min.Diameter pada program) / 2
W(k) = Jarak pembebasan pada arah sumbu X.
R(d) = No. of divisions for the pattern. R=(U(i) / Max. Depth of Cut)+1
P = Starting block no. of the program for the required shape
Q = Final block no. of the program for the required shape
U(u) = Proses pengerjaan akhir yang diijinkan pada arah sumbu X.
W(w) = Proses pengerjaan akhir yang diijinkan pada arah sumbu Z.
F = Kecepatan asutan untuk proses pemotongan..
G70 - FINISHING CYCLE
Sesudah operasi kerja pengasaran , siklus ini digunakan untuk mencapai ukuran akhir After
roughing operation this cycle is used to achieve the final dimensions.
Finish allowance has to be kept before starting this cycle. The tool path is same as the
roughing operation.

Format : G70 P __ Q __
Here ,
P= blok awal siklus pengasaran.
Q= blok akhir siklus pengasaran.
Siklus ini digunakan sesudah kode-kode : G71,G72 & G73. Nilai pengerjaan
akhir (finishing) diambil dari kode-kode tersebut di atas.
G74 SIKLUS PENGEBORAN DENGAN GERAK MAJU MUNDUR ATAU
PEMBUATAN ALUR PADA ARAH SUMBU Z
Format
FOTA :
G74 R(e)
G74 X(U) Z(W) P__ Q__ R___ F__
Di mana ,
X = Komponen X untuk Titik akhir
Z = Komponen X untuk Titik akhir Z
U = Jumlah lintasan gerak dari titik ke titik pada arah sumbu X dari Titik awal ke
Titik akhir
W = Jumlah lintasan gerak dari titik ke titik pada arah sumbu Z dari Titik awal ke
Titik akhir
R(e) = Jumlah gerak pembebasan (gerak lintasan penarikan kembali mata bor pada
arah Z+ sesudah mengebor kedalaman tertentu)
for the tool in Z + Direction)
P = Jumlah gerakan pada sumbu X
Q = Kedalaman pemotongan
R = Escaping amount of the tool at the cutting depth
F = Kecepatan asutan untuk proses pemotongan.
F10TA, F11TA:
G74 X(U) Z(W) I__ K__ D__ F__
Di mana ,
X = Komponen X untuk Titik akhir
Z = Komponen Z untuk Titik akhir
U = Incremental amount in X direction from Start point to End point
W = Incremental amount in Z direction from Start point to End point
I = Movement amount in X axis
K = Depth of cut
D = Escaping amount of the tool at the cutting depth
F = Feed-rate for cutting.
G75 PEMBUBUTAN ALUR PADA SUMBU X
Format
FOTA :
G75 R(e)
G75 X(U) Z(W) P__ Q__ R___ F__
Where ,
X = Komponen X untuk Titik akhir
Z = Komponen Z untuk Titik akhir
U = Incremental amount in X direction from Start point to End point
W = Incremental amount in Z direction from Start point to End point
R(e) = Escaping amount ( After depth of cut, this is the return path
for the tool in X + Direction)……………………………………………….
P = Kedalaman pemotongan
Q = Jumlah gerakan pada sumbu X
R = Escaping amount of the tool at the cutting depth………………………
F = Kecepatan asutan untuk proses pemotongan .
F10TA, F11TA:
G75 X(U) Z(W) I__ K__ D__ F__
Where ,
X = Komponen X untuk Titik akhir
Z = Komponen Z untuk Titik akhir
U = Jumlah incremental pada arah sumbu X dari Titik awal ke Titik akhir
W = Jumlah incremental pada arah sumbu X dari Titik awal ke Titik akhir
I = Kedalaman pemotongan
K = Jumlah gerakan pada sumbu Z is
D = Escaping amount of the tool at the cutting depth……………………………………
F = Kecepatan asutan
G76 SIKLUS PEMOTONGAN ULIR MAJEMUK
Format
FOTA :
G76 P___ Q__ R__
G76 X__ Z__ P__ Q__ F__
Di mana blok pertama :
X = Diameter untuk pemotongan akhir
Z = Komponen Z dari titik akhir
P = Tiga dari angka 2 digit dalam format aabbcc, di mana :
aa adalah metoda pemotongan.
bb adalah suatu angka yang menunjukkan berapa kali proses pemotongan ulir
cc adalah sudut ulir
Q,R = Jumlah pemotongan akhir :
Blok ke dua :
I = Perbedaan radius ulirfference of thread radius
P = Tinggi ulir
Q = Jumlah pemotongan pertama
F = Kisar ulir
A = Sudut ulir
F10TA, F11TA:
G76 X__ Z__ I__ K__ D__ F__ A__ P__
Di mana,
X = Diameter untuk pemotongan akhir
Z = Komponen Z untuk titik akhir
I = Perbedaan dari radius ulir
K= Ketinggian ulir
D= Jumlah pemotongan pertama
F= Kisar ulir
A= Sudut ulir
P = Metoda pemotongan
G92 THREAD CUTTING CANNED CYCLE

Siklus pemotongan ini cocok untuk operasi pemotongan ulir luar. Siklus ini sama dengan
G32 kecuali : pada G92 alat potong dikembalikan pada posisi
awal..
Format : G92 X___ Z___ F__
Di mana,
X = Diameter nominal ulir
Z = Panjang ulir
F = Kisar ulir
Pendukung kode G yang lain
G32 PEMOTONGAN ULIR
Format : G32 X(U)___ Z(W)___ F__
G90 SIKLUS PEMBUBUTAN DIAMETER LUAR/DIAMETER DALAM
Format : G90 X___ Z___ F__
G94 SIKLUS PEMBUBTABN MUKA UJUNG BENDA KERJA
Format : G94 X___ Z___ F__
G50 INCREMENTAL DATUM SHIFT
Format : G50 U___ W___
MEMANGGIL SUBPROGRAM
Jika sebuah program berisi urutan tetap yang sudah tertentu/berisi pola pengulangan, maka
urutan program urutan pola ini dapat dimasukkan memori sebagai sebuah subprogram,
dengan tujuan untuk memudahkan pemrograman. Suatu subprogramdapat dipanggil oleh
subprogam lain. Jika program utama memanggil subprogram, hal tersebut dapat dianggap
memanggil suatu subprogram “satu putaran”
Jika suatu perintah pemanggilan suatu subpropgram ditemukan dalam program utama,
maka system pengendalian akan dilakukan oleh subprogram. Dan sistem pengendalian
kembali ke program utama jika perintah pengembalian M99 di ada pada program.
Format : M98 P__ O__
Di mana ,
P = pengulangan subroutine .
O = label subroutine (numerical).

CutViewer Mill adalah sistem perangkat lunak yang gampang digunakan untuk
mensimulasikan operasi NC pada proses operasi pemotongan benda kerja pada pengefraisan
dan pengeboran(milling & drilling) pada lingkungan system persumbuan 2, 2-1/2 and 3.
CutViewer adalah FAST. CutViewer dapat meng-edit file NC tanpa keberadaan mode
simulasi , menghasilkan koreksi dan verifikasi terhadap waktu proses pada mesin yang
sesungguhnya.
CutViewer adalah suatu aplikasi 32-bit, yang diopersikan pada Windows
95/98/ME/NT/2000 dan system operasi Windows yang lebih mutakhir, termasuk Windows
XP. Syaratnya, perangkat kerasnya minimum menggunakan Petium dengan RAM 2 Meg dan
spasi bebas pada hardisk 10 Megabyte.
Versi ini menerima masukan :
 File kode-G
 File CLS(UNIGRAPHICS)
 Teks APT
PENTING : Untuk pengguna UNIGRAPHICS : sebelum file-CLS pengaturan generasi
MANUFACTURING pilih :
Preferences--->GeneralCAM--->CLSFdecimals--->7---> Ok
Versi ini dapat diterapkan untuk perangkat keras NC spesifik. Perubahan dari satu format ke
format yang lain hanya perubahan yang meliputi file konfigurasi.
CutViewer versi ini didukung oleh berbagai macam pahat/alat potong (tools) yang meliputi ;
 Pisau frais ujung radius (Ball End Mill)
 Pisau frais sudut radius (Bull End mill Mill)
 Pisau frais ujung datar (Flat End Mill)
 Pisau frais tirus (Tapered Mills)
 Pisau frais chamfer (Chamfer Tools)
 Mata Bor (Drills)
 Bor senter (Center Drills)
Pisau frais ujung radius dapat digunakan dengan titik pengendalian terletak pada permukaan
bibir potong radius atau pada titik pusat radius.
Tool and stock definition
Begitu CutViewer memuat suatu file NC, sistemnya akan mencari informasi tentang
ukuran benda kerja , geometri alat potong dan penempatan titik program relatif terhadap
titik acuan benda kerja. Hal ini memerlukan beberapa baris perintah tambahan pada file NC.
Jika baris-baris perintah ini tidak ditambahkan pada file NC, CutViewer akan menampilkan
dialog singkat untuk menetapkan informasi yang diperlukan.
Jika anda lebih suka memasukkan baris-baris perintah secara manual, ikuti petunjuk sebagai
berikut :
Setiap file NC harus berisi baris-baris perintah tambahan : STOCK, FROM,
dan TOOL.
STOCK adalah perintah untuk menggambar benda kerja pada layar monitor.
FROM adalah perintah untuk menetapkan posisi awal alat potong.
TOOL adalah perintah untuk menetapkan geometris alat potong pada layar monitor.
Penetapan tampilan alat potong dan benda kerja pada layar monitor harus
diawali dengan tanda titik-koma (;)Tool and Stock definition lines should be prefixed with
a semicolon, tanda kurung kiri left atau karakter lain pada sistem pengendalian CNC milik
anda yang digunakan untuk menampilkan baris komentar.
.
Benda kerja dapat berbentuk balok atau silinder dengan suatu lubang.
Format baris perintah untuk suatu blok perintah ditetapkan sebagai berikut :
a) ;STOCK/BLOCK, Panjang, Lebar, Tinggi, Titik acuan benda kerja pada sumbu X,
Titik acuan benda kerja pada sumbu Y, Titik acuan benda kerja pada sumbu Z,.
Tiga variable pertama adalah ukuran benda kerja , diberikan dalam angka-angka posistif
yang merepresentasikan ukuran aktual dari benda kerja. Titik acuan benda kerja ada pada
sudut kiri bawah dalam sisi pandang secara isometris .
Titik acuan juga diidentifikasi oleh potongan sumbu warna kuning, biru dan merah, pada saat
tombol untuk memutar tampilan benda ditekan. .
Tiga angka terakhir menunjukkan posisi sumbu x, y, z titik acuan program terhadap titik
acuan benda kerja. Penetapan ini lebih menunjukkan sistem pengendalian, ketimbang sekedar
menetapkan z=0 pada permukaan atas balok, oleh karenanya hal ini memerlukan perhatian
lebih serius.
Sebagai contoh, jika benda kerja mempunyai ukuran panjang 100 mm, lebar 70 mm, tinggi
30 mm dan posisi titik nol program terletak pada tengah-tengah permukaan atas benda kerja :
;STOCK/BLOCK,100,70,30,50,35,30
Similarly, a 6"x4"x1" stock with a program origin at the center of the top surface is written
as:……………………………………………………………………..
;STOCK/BLOCK,6,4,1,3,2,1
Jika benda kerja berbentuk silinder dengan suatu lubang :
;STOCK/CYLINDER, Diameter Luar, Diameter Dalam, Tinggi, Titik acuan benda kerja pada
sumbu X, Titik acuan benda kerja pada sumbu Y, Titik acuan benda kerja pada sumbu Z.
Pada kemungkinan parameter ke dua adalah 0. Diameter dan Tinggi menampilkan
pengukuran aktual pada silinder. Titik acuan benda kerja (origin) pada tengah-tengah silinder
bagian bawah.
Sebagai contoh, jika sebuah silinder mempunyai diameter 100 mm, tinggi 30 mm dan titik
acuan program (origin) pada titik pusat permukaan bagian bawah
: ;STOCK/CYLINDER,100,0,30,0,0,0
Jika titik acuan program pada tengah-tengah permukaan bagian atas :
;STOCK/CYLINDER,100,0,30,0,0,30
Jika silinder mempunyai lubang berdiameter 40 mm :
;STOCK/CYLINDER,100,40,30,0,0,30
b) ;FROM/X start, Y start, Z start
Baris FROM merupakan posisi awal (home position) dari alat potong secara relatif terhadap
titik acuan program. Sebagai contoh dengan menggunakan benda kerja tersebut di atas dan
posisi alat potong menunjukkan 10mm di atas, maka perintahnya : ;FROM/0,0,10
Contoh pada satuan inchi, jika posisi pertama dari alat potong adalah, .1" above the origin:
;FROM/0,0,.1
c) Baris TOOL merupakan geometri alat potong.
Format baris untuk alat potong mesin frais (milling) ditetapkan sebagai berikut :
;TOOL/MILL, Diameter, Radius sudut, Tinggi alat potong, Sudut taper.
*Catatan : untuk Tool/Mill: Radius sudut akan mengindikasikan jenis alat potong yang
dipergunakan. Di mana ‘r’ adalah sudut radius yang ditetapkan dan ‘D’ adalah diameter alat
potong.

r = 0 untuk pisau frais ujung datar (flat end mill)  (Fig.1)


r < D/2 untuk for (bull end mill)  (fig.2)
r = D/2 untuk pisau frais ujung radius (ball end mill) : jika titik kendali pada ujung mata
potong  (Fig.3)
r = -D/2 for untuk pisau frais ujung radius (ball end mill) : jika titik kendali pada titik pusat
radius  (Fig.4)
Berikut ini adalah contoh-contoh untuk pengaturan berbagai macam alat potong :
;TOOL/MILL,20,0,80,0 ;TOOL/MILL,1,0,1.5 - flat end mill
;TOOL/MILL,20,10,80,0 ;TOOL/MILL,1,.5,2 - ball mill (control point is the tool tip)
;TOOL/MILL,20,-10,80,0 ;TOOL/MILL,1,-.5,2 - ball mill (control point is the center of the
ball)
;TOOL/MILL,20,3,80,0 ;TOOL/MILL,1,.125,1 - bull mill
Format baris perintah untuk pisau chamfer adalah sebagai berikut :
;TOOL/CHAMFER, Diameter, Sudut titik ujung, Tinggi alat potong

Format garis perintah untuk bor senter (center drill) adalah sebagai berikut :
;TOOL/CDRILL, D1, A1, L, D2, A2, H (lihat gambar dibawah ini).

d) ;COLOR,R,G,B
Anda dapat menetapkan tampilan warna untuk setiap alat potong. Hal tersebut harus
mengikuti perintah untuk alat potong.
R – menentukan intensitas warna merah (red)
G - menentukan intensitas warna hijau (green)
B - menentukan intensitas warna biru (blue)
Intensitas untuk setiap argumen dalam rentang 0 sampai 255
Jika seluruh tiga intensitas adalah nol, hasilnya warna hitam.
Jika seluruh tiga intensitas adalah 255, hasilnya warna putih
Sebagai contoh anda dapat mengetik sebagai berikut :
;COLOR,0,255,0 – Tampilan warna hijau
atau
;COLOR,255,255,0 – Tampilan warna kuning ;
Catatan : CutViewer akan memasukkan baris perintah warna jika anda menggunakan dialog
penetapan alat potong. Anda dapat mengubah tampilan warna untuk setiap alat
potong dengan menekan tombol “Click here to assign display color each tool” pada
mode “Setup” atau secara langsung menggunakan suatu kombinasi kunci sederhana “Ctrl-
T”. Untuk mengubah warna warna cara lain dengan cara meng”klik” pada sel kolom warna
yang sesuai..
Catatan : Simbol arahan apapun yang menyangkut hal tersbut di atas, tidak mempengaruhi
terhadap eksekusi program.
Sebagai contoh anda dapat mengetik sebagai berikut :
;FROM/120,0,0
atau
$FROM/120,0,0
Pemilihan Stock / Tool pada file CLS APT CLDATA (ASCII) :
Setiap file yang berisi informasi tentang gambar benda kerja harus dalam format sebagai
berikut :
PPRINT/BLOCK,d1,d2,d3,d4,d5,d6
atau
PPRINT/CYLINDER,d1,d2,d3,d4,d5,d6
d1,d2,d3,d4,d5,d6 – lihat bahasan kode G
Sebagai contoh :
PPRINT/BLOCK,100.,70.,30.,50.,35.,30.
Informasi tentang alat potong untuk file-file CLS :
TLDATA/MILL,D,r.... = mill
TLDATA/DRILL....... = drill
Informasi tentang alat potong untuk file-file CLDATA (ASCII) :
CUTTER/D,r
D – Diameter alat potong (tool diameter)
r - radius sudut (corner radius)
untuk alat potong ujung datar (flat mill) r = 0
untuk alat potong ujung radius (ball mill) r = D/2
Untuk menetapkan tampilan warna untuk setiap alat potong menggunakan perintah
: PPRINT/COLOR,R,G,B
Untuk contoh lebih lanjut mengacu pada file demo.
Customizing
Pada versi 2.2 ini , ada files- file konfigurasi dengan *.nci extension.
File-file ini dibuat untuk diterapkan pada format mesin CutViewer. Informasi yang
menyangkut tentang karakter komentar, symbol sumbu,skala pengukuran, format IJK untuk
G90/G91 gerak melingkar dan sebagainya dimuat pada *.nci file.
Jika file konfigurasi default dipanggil _gcode.nci dapat ditemukan pada
direktori CutViewer. Jika anda hanya mempunyai satu mesin NC akan sangat gampang
meng-edit file ini. Jika anda mulai dengan kegiatan mengedit file default hal tersbut akan ide
yang bagus untuk menyimpan acuan sebelum pengeditan..
Jika anda mempunyai beberapa mesin yang membuat salinan _gcode.nci di bawah
nama –nama yang berbeda pada direktori CutViewer dan file-file edit.
File-file ini dapat diedit dengan suatu editor teks standar, seperti NOTEPAD of WORDPAD.
Jika menyimpan file-file ini, pastikan bahwa suatu file disimpan sebagai FileName.nci dan
bukan pada FileName.nci.txt. Jika anda membuat beberapa file NCI anda akan melihat
sebuah daftar yang sesuai dengan ‘Jenis-jenis file’ pada dialog standard FileOpen.
Catatan : Suatu dukungan dari the default _gcode.nci juga ditemukan dibawah nama
_gcode.def.
Format file-nci adalah sebagai berikut :
[common]
CNC=text
Di mana text adalah jenis mesin NC. Informasi ini yang muncul pada jenis file dari File
Open
dialogexample:CNC=FANUC 3000
FileExt=ext
where ext is file extensions of the NC files
example:FileExt=*.nc;*.tap
comment_chr=chr
di mana chr adalah suatu karakter komentar
example:comment_chr=;
units=METRIC - Mengatur sistem satuan menggunakan satuan METRIK
atau
units=INCH - Mengatur sistem satuan menggunakan satuan INCH
[format]
x_addr=s1
y_addr=s2
z_addr=s3
x_scale=d1
y_scale=d2
z_scale=d3
di mana s1,s2,s3 adalah symbol untuk penetapan sumbu X,Y,Z
d1,d2,d3 adalah rasio nilai X,Y,Z pada file NC untuk nilai X,Y,Z
yang sebenarnya.
Contoh : x_addr=X
y_addr=Y
z_addr=Z
x_scale=1
y_scale=1
z_scale=1
f_addr=s1
s_addr=s2
f_scale=d1
s_scale=d2
s1,s2 adalah simbol untuk penetapan kecepatan asutan dan kecepatan putaram spindle.
d1,d2 adalah ratio F,S nilai pada file NC file untuk nilai F,S yang sebenarnya.

contoh : f_addr=F
s_addr=S
f_scale=1
s_scale=1
f_rapid=d
d adalah nilai kecepatan untuk gerakan cepat/rapid (G000)
contoh : f_rapid=2000
IJKFormat_abs="expression"
IJKFormat_incr="expression"
Di mana "expression" menetapkan format I,J,K untuk gerak melingkar untuk absolut
(G90) dan incremental (G91)
Berikut ini pernyataan yang digunakan.
center
end-center
center-start
abs(end-center)
abs(start-center)
example:IJformat_abs=center
IJformat_incr=end-center
(I and J are X,Y values of the arc center
for absolute mode(G90) and I,J are incremental and
describe the position of the end point of an arc
relatively to it's center for incremental (G91) mode.
cutcom_left=xx – kompensasi alat potong, kiri
cutcom_right=xx - kompensasi alat potong, kanan
cutcom_off=xx – membatalkan kompensasi alat potong
di mana xx adalah kode G yang sesuai
contoh :
cutcom_left=G41
cutcom_right=G42
cutcom_off=G40
Catatan : Nilai default kompensasi alat potong sama dengan radius alat potong.
Jika anda ingin menetapkan suatu nilai eksak, sisipkan baris file NC sebagai berikut :
;REGISTER/D
di mana D – nilai kompensasi alat potong
sebagai contoh :
;REGISTER/0.32
prog_end=s1
sub_call=s2
sub_begin=s3
sub_end=s4
sub_repeat=s5
s1 adalah perintah “akhir dari program utama”
s2 adalah perintah "memanggil subprogram"
s3 adalah perintah "memulai subprogram"
s4 adalah perintah "mengakhiri subprogram"
s5 adalah perintah yang menetapkan berapa kali subprogram akan dieksekusi.
Sebagai contoh :
prog_end=M30
sub_call=M98P
sub_begin=O
sub_end=M99
sub_repeat=L
example of a _gcode.nci file :
[common]
CNC=Standard G-code
fileExt=*.nc
comment_chr=;
units=metric
[format]
x_scale=1
y_scale=1
z_scale=1
f_scale=1
s_scale=1
IJkformat_abs=end-center
IJkformat_incr=abs(end-center)
x_addr=X
y_addr=Y
z_addr=Z
f_addr=F
s_addr=S
tool_addr=T
f_rapid=3000
cutcom_left=G41
cutcom_right=G42
cutcom_off=G40
prog_end=M30
sub_call=M98P
sub_begin=O
sub_end=M99
sub_repeat=L
Running CutViewer
Sebelum Before running CutViewer set the Windows Color Palette to 16-bit mode(65535
colors) or higher. After starting CutViewer only the “File-New”,”File-Open” and Setup
items are available. Choose FileOpen and select the NC file. After the file loads, the Edit
window will appear on the screen. The "Run" and the "Trace forward" buttons become
enabled. You may change the Edit window size/location or minimize it. Press the "Run"
button and an NC simulation will appear on the screen and the 'Trace back','Pause', 'Stop'
buttons become enabled.
'Trace forward/back' - switches to step-by-step mode. As this button is pressed repeatedly,
the tool moves incrementally forward or backward the amount of steps specified in Setup (by
default 1). When in Trace mode, the line being executed will be highlighted in the Edit
window and a separate dialog will display the current coordinates and cutting parameters.
This is helps in identifying the lines to edit. To cancel the incremental trace mode press the
'Run' button.
Note: you can simply press the 'Space' key instead of the 'Trace' button for step-by-step
motions and the 'Return' key to cancel the incremental trace mode.
'Pause' - suspends execution. While processing is paused, you may view the machined part,
apply zooming and measurements, as well change the Setup parameters and EDIT the code.
You may, for instance, change the mode of simulation, a color palette, the viewing rotation or
sectioning. The 'Run' button will restart simulation from the paused position with provision
for new parameters. You can also edit the file, but you have to select the "Running"-
"Rebuild" menu item or press Ctrl-F9 in order to implement the changes.
'Stop' Stops execution of the simulation. Unlike 'Pause', you cannot restart from the current
position after pressing 'Stop'. Pressing 'Run' following 'Stop' will start the simulation from
the beginning of the file. Also press 'Run' following 'Stop' if you want to restart process after
finish of the simulation.
To make the on screen cutter speed slower you can define 'Dwell' value (milliseconds) in
'Setup' mode and the process will be suspended for the specified dwell time at the end of
every tool motion.
To make the cutter move faster during processing simply press '+' key
and press the '-' key to slow it down. Press 'PgUp' key for the fastest cutter speed.
The 'ISO view', 'Top view' ... 'Rear View' buttons allow you to view the part from standard
angles. These buttons are available after the
simulation has finished or at any time after pressing 'Pause' or 'Stop'.
There are three modes of operation accessible through Setup:
1. Solid: Graphically simulates the material removal process by updating the stock solid
shape as the tool moves (by default).
2. Toolpath: Graphically updates only the toolpath with the tool image. The machined part
appears only when the user presses 'Pause' or 'Stop' button and then presses one of 'View'
buttons. This mode is faster then mode 1.
3. Background: Fastest mode without dynamically graphical output.
Switching between these modes is possible at any time after pressing
'Pause'.
Jika anda ingin membuat program NC baru secara langsung pada CutViewer pilih item
menu “File  New”, kemudian pilih jenis program CNC yang diinginkan, dan suatu file
emty Noname.nc akan dimuat ke jendela Edit. Saat ini anda dapat menulis/mengetik program.
Untuk menyimpan program baru ini ke disk, pilih item menu “File  Save As”. Untuk
mensimulasikan program baru tersebut pilih item menu “Run Rebuild, atau tekan
gabungan tombol Ctrl-F9. Jika informasi tentang alat potong dan benda kerja diabaikan,
maka CutViewer akan menampilkan dialog cepat atas informasi yang seharusnya ada.
Editing
Anda dapat memodifikasi suatu program NC pada jendela Edit seperti layaknya anda
akan mengedit suatu file. Seluruh perubahan akan diterima hanya setelah anda memilih item
menu "Running"-"Rebuild" atau menekan Ctrl-F9 untuk menjalankan kembali. Jika anda
berada pada mode “Trace”, anda harus menetapkan mode ini untuk menjalankankan program
lagi.
Untuk program debugging anda dapat memilih item menu “Run  Run to Cursor”
atau tekan tombol F4 pada key board. Perintah
For program debugging you can select the menu item "Running"-"Run to Cursor" or simply
press F4 key. The "Run to Cursor" command runs your program from the current point to the
line the cursor is on in the edit window and then switches to the "Trace" mode. For example,
if you are checking a big NC file you may select fast Toolpath or Background mode of
operation then select the desired line in the edit window and press F4. When the program
stops at selected line you can switch to the Solid mode and continue processing. You can
also use Ctrl-F4 after modifying the program. This would be the same as "Rebuild" and "Run
to Cursor", but before doing this you must terminate "Trace" mode by pressing the "Pause" or
"Stop" button.
You may also set breakpoints on lines in the NC file where you want the program execution
to pause during a run. Running to a breakpoint is similar to Running to a cursor position in
that the program runs until it reaches a certain line. However, unlike Run To Cursor, you can
have multiple breakpoints in your file. To set a breakpoint, select the line in the file where
you want the breakpoint set, then do one of the following:
a) Press F5
b) Choose Toggle Breakpoint from the Running menu
c) Choose Toggle Breakpoint from the Edit window context menu.
When you set a breakpoint, the line on which the breakpoint is set becomes highlighted.
View Rotation
For view rotation press the 'Rotation' button. To rotate the view, hold the left mouse button
down while moving the mouse. The outline of the stock block will appear and it will move or
rotate to indicate the changing stock orientation. When the view is in the desired position,
press the right mouse button to restore the image.
*Note: you can enact the "Rotation" command directly using a simple hot key without
pressing a button. Press the Alt key and click-drag with the left mouse button. When the view
is in the desired position, press the right mouse button to restore the image or press the Esc
key to cancel command.
View Panning
For view panning press the 'Panning' button. To pan the view, hold the left mouse button
down while moving the mouse. The outline of the stock block will appear and it will move to
indicate the changing stock position. When the view is in the desired position, press the right
mouse button to restore the image.
*Note: you can enact the "Panning" command directly using a simple hot key without
pressing a button. Press the Ctrl key and click-drag with the left mouse button. When the
view is in the desired position, press the right mouse button to restore the image or press the
Esc key to cancel command.
Sectioning
The part can be sectioned to see invisible elements. CutViewer supports two modes of
sectioning, "Parallel to Axis" and 'Through 2 points".
'Parallel to Axis" generates a sectioned part slicing it with a plane parallel to the Axis. Press
the "Parallel to Axis" button and an outline of one face appears (for ISO only the top
face). Place the cursor on the outline and while holding down the left mouse button move it
to the desired position. Repeat this for other edges if necessary. These edges can be
repositioned if desired. When you are satisfied with the positions of the sections, Press the
right mouse button and the sectioning operation will be completed.
"Through 2 points section"- allows you to cut away a portion of the part through any vertical
plane defined by two points. This option is available only on the Top and ISO views. Move
the cursor to the first position and press the left mouse button down. While holding the
button pull a "rubber band line" to the desired position. Release the mouse button and correct
the position of the points as necessary. When you are satisfied with the position of the
section line, move the cursor to the side of part you want to remove and press the right mouse
button. To restore the sectioned part press the "Unsectioning" button or choose the menu
item 'Section', 'Unsectioning'.
Zooming
To magnify or zoom in on a part, press the "Zoom Window" button and while holding down
the left mouse button select the desired window and then release the mouse
button. Magnifying may take from several seconds to several minutes for big NC program.
*Note: The resulting part will be sectioned because of memory restrictions and for faster
processing.
For restoring the source part press the "Zoom Previous" button.
Measurements
A tool has also been supplied for making measurements of the part. For making
measurements press the "Measure' button" and then press the appropriate
button. Measurements are only available only on the Top View except for calculation of
machining time and sections through vertical planes. To build sections through vertical
planes press the "Measure"-"Section" button and input explicit coordinates of the first and
second points and step value or move the cursor to the first position and press a left mouse
button down. While holding the button pull a "rubber band line" to the desired
position. Release the mouse button and correct the position of points as necessary. When
you are satisfied with the position of the section line, press the right mouse button and input a
step value in the dialog box. The section will appear on the screen. You can see real
coordinates in the X,Y,Z box by clicking at a point of the section. You may zoom in on a
section .You may also choose the 'coordinates' page and save X,Y,Z values in the file.
*Note: The values of PART and REMOVED VOLUMES are approximate and relate to
current display representation of part (taking into account all sections).
Starting with version 2.7, there is the "STL Compare" function. This function allows the user
to perform a check of the cut model to 3D CAD model in STL format. For making
comparison press the "STL Compare" button. The STL Compare dialog box appears. Load
the STL file. You can see the following fields and the buttons:
dx,dy,dz and xa,ya,za are used for setting the STL orientation relatively to the program
origin.
dx,dy,dz indicate the STL origin relatively to the program origin.
xa(ya,za) indicates the angle of STL rotation around the X(Y,Z)-axis. Press the "Show STL"
button to show STL model and to make certain of STL position and orientation.
InTol - the tolerance value for the gouges.
OutTol - the tolerance value for the uncut areas.
Press the "Start" button to begin the comparison.
The process is slow, especially for big STL files. The gouges will be displayed in Red, uncut
ares - in Yellow, and all area's within
tolerance - in Green colour. You can change the colours pressing the appropriate coloured
buttons and choosing desired colour.
Settings
Through the 'Setup' button you can change and save the following
system parameters:
Mode of operation:
1. Solid: Graphically simulates the material removal process by updating the stock solid
shape as the tool moves (by default).
2. Toolpath: Graphically updates only the toolpath with the tool image. The machined part
appears only when the user presses 'Pause' or 'Stop' button and then presses one of 'View'
buttons. This mode is much faster then mode 1.
3. Background: Fastest mode without dynamically graphical output.
Switching between these modes is possible at any time after pressing
'Pause'.
View: ISO, TOP, FRONT, LEFT, RIGHT, REAR
Tool View: enables or disables the tool on screen image.
View update step: determines step of updating the stock solid shape as the tool moves when
Solid mode is On.
Trace step: amount of motions for trace mode when the tool moves incrementally
Dwell(milliseconds):dwell at the end of every tool motion for slowing the on screen tool
speed
Warna : pengaturan warna palet.
 Catatan : anda dapat mengubah warna tampilan alat potong menggunakan cara sebagai
berikut :
Dengan kombinasi tombol tekan "Ctrl-T".
Untuk mengubah tampilan warna alat potong secara sedetrhana dapat dilakukan dengan meng
“klik” sel yang sesuai pada kolom warna.
Warna penampilan benda kerja bila terjadi tabrakan : Secara grafis akan disimulasikan
peristiwa tabrakan antara alat potong dengan benda kerja, apabila alat potong yang sedang
kontak langsung dengan benda kerja bergerak dibawah perintah G00 (Rapid Traverse) .
Eksekusi file NC akan berhenti pada blok kode di mana peristiwa tabrakan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai