Anda di halaman 1dari 6

PROSES EKSTRAKSI METALLURGIS PT.

INCO
Oleh Dadan Iskandar
Teknik Industri Fakultas Teknik UNHAS
Pyrometallurgy yaitu proses meleburkan bijih menjadi metal dengan
memanfaatkan suhu yang tinggi untuk mendapatkan metalnya.
Secara umum proses pengolahan bijih nikel jalur pyrometallurgy dibagi dalam
beberapa tahap seperti berikut:.
1. Kominusi
2. Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa
terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap
kominusi untuk nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm
sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder
3. Drying
Drying atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadar moisture dalam
bijih. Biasanya kadar moisture dalam bijih sekitar 30-35 % dan diturunkan
dalam proses ini dengan rotary dryer menjadi sekitar 23% (tergantung desain
yang dibuat). Dalam rotary dryer ini, pengeringan dilakukan dengan cara
mengalirkan gas panas yang dihasilkan dari pembakaran pulverized coal dan
marine fuel dalam Hot Air Generator (HAG) secara Co-Current (searah) pada
temperature sampai 200 C.
4. Calcining
Tujuan utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam
bijih,air kristal yang biasa dijumpai adalah serpentine (3MgO.2SiO2.2H2O) dan
goethite (Fe2O3.H2O). Proses dekomposisi ini dilakukan dalam Rotary Kiln
dengan tempetatur sampai 850 oC menggunakan pulverized coal secara
Counter Current. Di samping menghilangkan air kristal, pada proses ini juga
biasanya didesain sudah terjadi reaksi reduksi dari NiO dan Fe2O3. Dalam
teknologi Krupp rent, semua reduksi dilakukan dalam rotary kiln dan
dihasilkan luppen. Sedangkan dalam technology Electric Furnace, hanya

1|Page
sekitar 20% NiO tereduksi secara tidak langsung dalam rotary kiln menjadi Ni
dan 80% Fe2O3 menjadi FeO sedangkan sisanya dilakukan dalam electric
furnace. Produk dari rotary kiln ini disebut dengan calcined ore dengan
kandungan moisture sekitar 2% dan siap dilebur dalam electric furnace.
5. Smelting
Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalam
rangkaian proses ini. Reaksi reduksi 80% terjadi secara langsung dan 20%
secara tidak langsung pada temperature sampai 1650 C.
6. Refining
Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/memperkecil
kandungan sulfur dalam crude Fe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi.
Dilakukannya proses ini berkaitan dengan kebutuhan proses lanjutan yaitu
digunakannya Fe-Ni sebagai umpan untuk pembuatan Baja dimana baja yang
bagus harus mengandung Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan kandungan
Sulfur pada Crude Fe-Ni masih sekitar 0,3% sehingga jika kandungan sulfur
tidak diturunkan maka pada proses pembuatan baja membutuhkan kerja
keras untuk menurunkan kandungan sulfur ini.

Deskripsi Sistem Pengolahan PT. INCO


Material ROM (Run of Mine) dimasukkan screening station (SS) menghasilkan
screening station product (SSP) yang disimpan dalam stockpile dalam keadaan basah.
SSP dikeringkan dalam Dryer Kiln menghasilkan Dryer Kiln Product (DKP) yang
disimpan di Dried Ore Storage (DOS) untuk diolah menjadi produk akhir.

Secara garis besar tahapan pengolahan adalah sebagai berikut :

 Pengeringan dalam tanur pengering (dryer kiln), untuk menurunkan


kadar air dalam bijih laterit dan memisahkan bijih yang berukuran + 25
mm dan –25 mm.

2|Page
(dryer kiln)

 Kalsinasi dan reduksi dalam tanur pereduksi (reduction kiln), untuk


menghilangkan kandungan air dari dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam dan sulfidasi.

(reduction kiln)

 Peleburan dalam tanur listrik (electric furnace), untuk melebur kalsin


hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak.

3|Page
(electric furnace)

 Pengkayaan dalam tanur pemurni (converter), untuk meningkatkan


kadar Ni dalam matte dari ±27% menjadi >75%.
 Granulasi dan pengemasan, untuk mengubah bentuk matte cair menjadi
butiran-butiran. Matte diangkut dengan ladel ke dalam tundish, dituang
perlahan-lahan sambil disemprot dengan air bertekanan tinggi.
 Nikel matte dingin yang berbentuk butiran-butiran halus ini, yang
kemudian dikeringkan dengan tanur pengering, disaring dan siap
dikemas dalam kantong dengan kapasitas 3 ton.

4|Page
(Diagram Pengolahan Nickel)

5|Page
Daftar Pustaka

Ahmad, Waheed., 2006. Laterit : Mine Geology at PT. International Nickel Indonesia.
PT. International Nickel Indonesia : Sorowako, South Sulawesi

Ahmad, Waheed., 2006. Laterite : Fundamental of Chemistry, Mineralogy,


Weathering Processes and Laterit Information. PT. International Nickel
Indonesia : Sorowako, South Sulawesi

Endang S., Bambang N. Widi, dkk., 1998, Laporan Eksplorasi Mineral Logam Mulia
& Logam Dasar di Daerah Wotu dan sekitarnya Kabupaten Luwu Propinsi
Sulawesi Selatan, Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung

Simanjuntak, T.O., Rusmana, E., Surono dan Supanjono, J.B., 1991, Geologi Lembar
Malili, Sulawesi, Puslitbang Geologi, Bandung

Widhiyatna D., 1997, Laporan Eksplorasi Geokimia Regional Bersistem daerah


Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan, Direktorat Sumber Daya Mineral,
Bandung

6|Page

Anda mungkin juga menyukai