Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ine Shintya Dewi

Kelas : BK. 3C
NIM : 1601015043

A. Profil Buku
1. Judul Buku : SYBIL (Kisah Seorang Gadis 16 Kepribadian)
2. Tahun cetak buku : cetakan ke-12 tahun 2005.
3. Nama Penulis atau pengarang : Patrick Suraci, PH. D
4. Nama penerbit : Abandoned Ladder
5. Jumlah halaman : 551 Halaman
6. Tokoh : a. Sybil Isabel Dorsett = Tokoh utama yang merupakan sosok pemurung,
penakut, gugup dan cepat putus asa.
b. Dr. Wilbur = Seorang psikiater yang pintar, baik, sangat bersahabat dan hangat
kepada Sybil.
c. Mattie Dorsett = Ibu kandung Sybil yang mengidap Schizophrenia, kejam, dan
sangat suka mengunjing orang lain.
d. Willard Dorset = Ayah kandung Sybil yang tenang, percaya diri, pasif, sulit ditebak,
dan acuh tak acuh terhadap Sybil.
e. Teddy Reefes = Sahabat Sybil yang tinggal seapartemen dengan Sybil, penyayang
dan sangat perhatian kepada Sybil.

1
f. Victoria Antoinette Scharleau = Sosok kepribadian majemuk dari Sybil yang
cerdas, percaya diri dan penampilannya elegan.
g. Peggy Lousianna = Pribadi majemuk Sybil yang mudah marah, dan bersifat
kekanak-kanakan.. Peggy Ann, kembaran Peggy Lou, yang pemberani (identifikasi
dari sifat Sybil yang penakut), dan kekanak-kanakan.
h. Marcia Lynn Dorsett = Merupakan sosok yang sedih dan tertekan. Dia merasa
orang lain mencemoohnya. Dia tidak memiliki siapapun untuk menolongnya dan
dia merasa sendirian dan terjebak.
i. Marry Lucinda Sandres = wanita tua bertubuh mungkin yang keibuan, gemuk,
bijaksana, dan kontemplatif". Mary adalah kepribadian alternatif yang menyukai
seni dan puisi romantis. Dia berangan-angan memiliki keluarga ideal yang penuh
kasih sayang yang terpola berdasarkan kasih sayang yang diterimanya dari sang
nenek
j. Vanessa Gail = Gadis bertubuh tinggi dan ramping, berambut merah kastanye, mata
cokelat muda, dan memiliki wajah oval. Suaranya yang mendayu-dayu
menunjukkan bahwa dia adalah kepribadian yang glamor dan terpelajar. Dia mahir
bermain piano.
k. Mike Dorsett = Sosok identifikasi dari Kakek Sybil yang bersifat agresif, dan
sebagai tukang kayu.
l. Sid Dorset = Sosok identifikasi dari Ayah Sybil yang bersifat sangat hati-hati, dan
sebagai tukang bangunan.
m. Nancy Lou Ann = Sosok yang sangat gemar dengan bidang politik dan yakin
dengan kepercayaan Katolik.
n. Sybil Ann Dorsett = Sosok yang lemah, dan mengidap neurasthenia (gangguan
psikologis yang ditandai dengan kelelahan kronis dan kelemahan)
o. Ramon = Pria yang sangat penyayang terhadap keponakannya dana sangat
mencintai Sybil, namun Sybil menolak lamarannya untuk menikah

2
B. Resume Novel Sybil

Nama asli Sybil adalah Shirley Ardell Mason. Dia dilahirkan di Minnesota,
Amerika, pada tanggal 25 Januari 1923 dan meninggal pada usia 75 tahun. Tepatnya 26
Februari 1998. Keluarga Sybil merupakan salah satu orang terkaya di kotanya. Namun,
karena krisis ekonomi tahun 1929, mereka jatuh miskin. Latar belakang kedua orangtuanya
dari kalangan orang berada. Ayahnya merupakan keturunan pendiri kota tempat
tinggalnya, sedangkan ibunya merupakan anak seorang walikota. Sybil sendiri adalah anak
tunggal mereka (setelah sebelumnya pasangan ini mengalami keguguran)

Sebelum Sybil lahir, ibunya Hattie pernah keguguran sebanyak empat kali.
Sehingga Ibu Sybil merasa ragu-ragu untuk memiliki anak lagi. Dan ini mempengaruhi
kejiwaan Hattie. Pada saat Sybil masih di dalam kandungan, sang Ayah khawatir terhadap
kelahiran bayinya dan ia menyuruh Hattie untuk berdiam diri di rumah dan tidak
menunjukkan kehamilannya kepada tetangga-tetangganya. Pada saat Sybil lahir, beratnya
hanya 2,7 kg. Karena merasa malu, Willard menambahkan 1,5 ons saat mengumumkan
kelahiran anaknya tersebut. Willard menamakan Sybil Isabel Dorsett. Namun, ibunya
senang memanggilnya Peggy Louusiana. Ibunya tidak pernah mau merawat Sybil.
Sehingga yang mengurus Sybil adalah neneknya Marry Dorsett. Oleh karena itu Sybil lebih
dekat dengan neneknya dan sangat sedih ketika neneknya meninggal.
Dikisahkan Sybil dikeluarkan dari tempat ia kuliah dan tidak diizinkan untuk
kembali sebelum psikiater yang merawatnya menyatakan dia sembuh. Padahal sebenarnya,
Sybil sendiri tidak mengerti mengapa ia dikeluarkan dan dianjurkan untuk menemui
psikiater. Saat ia menemani Ibunya berobat ke rumah sakit, ia berjumpa dengan dr. Lynn
Thompson Hall, yaitu dokter yang biasa merawat ibunya yang saat itu sedang menderita
bengkak pada perutnya. Perjumpaan akhirnya berbuah manis, Sybil tidak menyangka
bahwa dr. Hall akan menanyai tentang dirinya, masalah apa yang dialaminya sehingga ia
tampak kurus sekali. Kemudian dr. Hall merujuknya ke psikiater yaitu dr. Wilbur.
Seusai dr. Hall membuat perjanjian dengan dr. Wilbur, akhirnya Sybil bertemu
dengan dr. Wilbur di klinik pribadinya. Pengobatan berjalan selama 3 tahun. Namun, suatu
hari Sybil berhalangan untuk datang pada hari jadwal konseling karena sakit. Lalu Sybil
meminta tolong Ibunya untuk menghubungi dr. Wilbur jika ia tidak bisa datang pada hari

3
konseling. Tetapi, tanpa sepengetahuan Sybil, ternyata ibunya tidak menghubungi dr.
Wilbur sedangkan Sybil menganggap telepon itu tersambung dengan dr. Wilbur. Sybil baru
mengetahui kenyataan sebenarnya, setelah ia datang djadwal berikutnya. Dan didapati
bahwa dr. Wilbur telah mengambil studi lanjutan di bidang psikoanalisis di New York.
Sybil menjadi putus asa dan merasa tidak memiliki harapan lagi untuk sembuh dari
penyakit psikologisnya tersebut. Namun, dengan kepercayaan diri dia mencoba
menghubungi pihak akademi untuk kembali melanjutkan perkuliahannya. Dan alangkah
gembiranya dia diterima kembali oleh pihak Universitas. Pada akhir semester ia dihubungi
oleh sang Ayah yang menyuruhnya untuk pulang ke rumah menjaga ibunya yang sedang
sakit.
Pada bulan Juli 1948 ibu Sybil meninggal dunia. Setelah meninggalnya sang Ibu,
Sybil melanjutkan perkuliahannya di akademi, tinggal bersama dan menjaga ayahnya.
Sybil berencana mengumpulkan uang secukupnya untuk pergi ke New York dan berharap
dapat menemui dr. Wilbur yang membuka praktek di sana. Pada musim panas 1954, Sybil
telah mengumpulkan uang yang cukup untuk biaya ke New York dengan tujuan
melanjutkan kuliahnya di Universitas Colombia dan kembali menjalani perawatan terapi
dengan dr. Wilbur. Sesampai di New York, Sybil tidak langsung menemui dr. Wilbur .
Karena Sybil merasa takut. Namun, akhirnya Sybil memutuskan untuk memberanikan diri
menghubungi dr. Wilbur . Dr. Wilbur menawarkan terapi psikoanalisis untuk mengobati
Sybil. Namun terapi ini tidak disetujui oleh Ayahnya karena bertolak belakang dengan
ajaran Katolik yang dianutnya. Di New York Sybil menyewa sebuah apartemen yang
ditinggalinya bersama Teddy sahabatnya. Teddy telah mengetahui Gangguan disosiasi
yang dialami oleh Sybil. Sebagai sahabat, Teddy sangat mengerti bagaimana sifat-sifat dari
ke-16 pribadi yang dimiliki oleh Sybil. Namun, diceritakan bahwa ternyata diam-diam
Teddy menyimpan perasaan suka sesama jenis terhadap Sybil.
Setelah waktu yang cukup lama muncul lah pribadi Sybil yang bernama Peggy
Lou. Peggy Lou merupakan kepribadian alternatif yang muncul di kantor Dr.Wilbur. Dia
menggambarkan dirinya memiliki rambut hitam berpoton ala Belanda. Disamping Peggy
Lou, ada juga kembarannya yaitu Peggy Ann yang merupakan pribadi lain dari Sybil yang
dapat menunjukkan keberanian yang tidak bisa ditunjukkan oleh Sybil. Setelah itu muncul
pribadi-pribadi lain seperti Vicky yang merupakan sosok impian Sybil yang sempurna.

4
Kemudian ada lagi pribadi lain yaitu Marcia yang pintar menulis, dan merupakan sosok
yang sedih dan tertekan. Dia merasa orang lain mencemoohnya. Dia tidak memiliki
siapapun untuk menolongnya dan dia merasa sendirian dan terjebak. Vanessa yang
digambarkan sebagai "seorang gadis bertubuh tinggi dan ramping, berambut merah
kastanye, mata vokelat muda, dan memiliki wajah oval yang ekspresif". Suaranya yang
mendayu-dayu menunjukkan bahwa dia adalah kepribadian yang glamor dan terpelajar.
Dia mahir bermain piano dan penuh semangat. Mary dideskripsikan dalam Sybil sebagai
"tipe wanita tua bertubuh mungkin yang keibuan, gemuk, bijaksana, dan kontemplatif".
Mary adalah kepribadian alternatif yang menyukai seni dan puisi romantis. Dia berangan-
angan memiliki keluarga ideal yang penuh kasih sayang yang terpola berdasarkan kasih
sayang yang diterimanya dari sang nenek. Helen yang ambisius, Clara yang menyukai
musik dan pelajaran Bahasa Inggris, Sybil Ann yang mengidap penyakit psikologis
neurasthania , Mike yang merupakan identifikasi Kakek Sybil yang agresif, Sid merupakan
identifikasi Ayah Sybil yang bersifat hati-hati, Nancy yang tertarik dengan politik,
Marjorie yang periang, Ruthie merupakan sosok bayi, dan terakhir The Bonde yang
menyukai kuliah. Ke-15 pribadi Sybil ini mengenal baik Sybil, tetapi Sybil sama sekali
tidak mengenal mereka. Sybil hanya merasa ada ”waktu yang hilang” dalam hidupnya yang
disebut fuga. Ke-15 pribadi yang lain tersebut sering berdialog dengan dr. Wilbur dan
menyatakan merasa kasihan dengan sosok Sybil yang pemurung, tidak bisa marah, ceria,
bahkan menangis sekalipun. Pribadi-pribadi yang lain tersebut telah menggantikan hari-
hari Sybil yang dianggap hilang. Contohnya saja ketika Peggy mengambil posisinya saat
Sybil dikelas 3. Peggy telah mampu menghafal perkalian, mampu menyanyi, dan ceria.
Namun semua orang disekitarnya kaget ketika mengetahui tiba-tiba Sybil yang pintar
perkalian, ceria mendadak berubah menjadi Sybil yang pemurung, dan penakut.
Kepribadian majemuk yang dialami Sybil membuat dr. Wilbur heran. Ada 16
pribadi yang berlainan dalam satu jasad. Dr. Wilbur mencoba menganalisis apa yang
menyebabkan Sybil menjadi pemurung, kurus, membenci tangan, membenci suara musik,
takut untuk memegang barang-barang yang terbuat dari kaca, dan tak menyukai wanita
yang berambut putih. Melalui pribadi-pribadi lain yang muncul itulah yang
mengungkapkan semuanya kepada dr. Wilbur. Melalui analisa dr. Wilbur ditemukan lah
penyebab terpecahnya kepribadian Sybil. Kepribadiannya sudah terpecah saat Sybil

5
berusia 2, 5 tahun. Ada beberapa penyebab mengapa Sybil sangat membenci tangan, suara
musik dan tidak menyukai wanita yang berambut putih. Ternyata pusat kebenciannya
tersebut ada pada sang Ibu. Mattie sama sekali tidak mengharapkan kelahiran Sybil, bahkan
pada saat Sybil lahir, dia mengatakan bahwa bayi ini begitu rapuh, aku takut dia nantinya
akan terpecah. Ternyata apa yang dtakuti oleh Mattie benar adanya. Mattie tidak pernah
melepaskan Sybil sendirian. Dan Sybil selalu menuruti apa yang Ibunya katakan. Ketika
Sybil memecahkan gelas kristal milik Neneknya, Mattie pun langsung menuduh Sybil yang
telah melakukannya. Walaupun sebenarnya bukan Sybil yang memecahkannya, melainkan
sepupunya. Mattie pun menghukum Sybil denga keji. Saat Sybil menangis, Mattie
mengikatnya di kaki piano dan kemudian Mattie memainkan musik dengan sangat keras
sambil tertawa terbahak-bahak. Dan yang paling memilukan adalah ketika Mattie
melakukan upacara pagi secara tertutup, yaitu membuka vagina Sybil dan memasukkan
berbagai macam alat-alat, seperti botol-botol kecil, lampu baterai, gagang pisau, sepatu dan
gesper. Ibunya mengatakan bahwa Sybil akan terbiasa dengan hal-hal seperti ini saat
dewasa nanti, dan inilah yang akan dikerjakan oleh lelaki dewasa yang akan menjadi
pasangan Sybil nantinya. Penyiksaan ini meyebabkan rahim Sybil rusak, dan dipastikan ia
tidak dapat memiliki anak.
Dalam perjalanan menuju pemulihan, Sybil berjumpa dengan sosok lelaki bernama
Ramon yang sangat mencintai Sybil. Begitu juga dengan Sybil, ia sangat mencintai Ramon.
Namun Sybil menolak saat Ramon mengajaknya untuk menikah, dikarenakan Sybil merasa
ia tidak bisa lagi menjadi wanita yang sempurna karena rahimnya telah rusak saat ia masih
kecil. Trauma-trauma masa lalu membuatnya takut untuk menjalani kehidupan rumah
tangga dengan pasangan lawan jenisnya. Setelah 11 tahun dr. Wilbur mengadakan
psikoanalisa terhadap Sybil, dr. Wilbur berusaha menyatukan pribadi-pribadi yang
terpecah tersebut melalui hipnosis. Dr. Wilbur menyamakan seluruh usia kepribadian Sybil
dengan usia Sybil sendiri yaitu 37 tahun. Sybil pun dipaksa untuk mengenal kepribadian
yang lain dan dapat menerima mereka dengan senang hati. Sebelumnya dr. Wilbur sempat
memberikan obat penenang Sodiumm Pentothal yang dapat mengurangi kecemasan dan
Sybil akan merasakan perasaan bahagia. Namun obat ini menyebabkan ketergantungan dan
oleh karena itu obat ini dihentikan untuk dikonsumsi oleh Sybil.

6
C. Analisis
Gangguan Identitas disosiatif pada umumnya disebabkan oleh trauma di masa
kanak-kanak (childhood umur 3 – 11 tahun) dan remaja (adolesence umur 12-18 tahun).
Sejak usia dini Shirley Mason mengembangkan mekanisme koping yang langka untuk
bertahan hidup. Sebagai seorang anak dia tidak mampu melawan kekerasan verbal dan fisik
dari ibunya yang menderita psikotik. Dia tidak bisa melarikan diri secara fisik, tapi bisa
melarikan diri secara mental.
Masa kanak-kanak Sybil penuh dengan trauma-trauma terhadap kejahatan yang
dilakukan oleh Ibunya. Pengalaman traumatis tersebut terjadi berulang kali sehingga
menyebabkan terbentuknya beberapa kepribadian pada diri Sybil. Dari traumanya ini,
kapan pun dia mengalami suatu peristiwa yang traumatis, dia mengembangkan
kemampuannya untuk melarikan diri dengan memecahkan dirinya menjadi kepribadian
lain yang tidak di miliki ibu yang jahat seperti ibunya.
Menurut teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, trauma masa
kanak-kanak merupakan kejadian yang paling berpeluang mengakibatkan gangguan
kepribadian seseorang, termasuk gangguan identitas disosiatif. Pada masa kanak-kanak, itu
merupakan awal dari terbentuk dan berkembangnya kepribadian seseorang. Saat terjadi
pengalaman traumatis yang kurang menyenangkan, maka individu megusahakan diri untuk
merepress ke alam bawah sadarnya. Namun, jika pengalaman tersebut tidak dapat diatasi,
maka akan memaksanya untuk menciptakan pribadi lain yang mampu menghadapi situasi
yang tidak mampu dihadapi oleh si individu.

7
D. KESIMPULAN
Kepribadian Sybil terpecah karena disebabkan oleh tindakan penganiayaan dan
pelecehan seksual oleh Ibunya, Ayahnya yang seharusnya menjadi pelindung namun
bersikap pasif dan terkesan tidak peduli dengan Sybil, dan Keyakinan agama yang fanatik
dari keluarganya, namun yang terlihat adalah kemunafikan. Pemberian obat-obatan pada
penderita gangguan identitas disosiatif membawa dampak yang kurang baik, karena
adanya efek ketergantungan terhadap obat.

Anda mungkin juga menyukai